You are on page 1of 33

BAB 2.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau pesawat yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik, yaitu dengan cara merubah energi kimia dari bahan bakar menjadi energi panas, dan menggunakan energi tersebut untuk melakukan kerja mekanik. Energi termal diperoleh dari pembakaran bahan bakar pada masin itu sendiri. Jika ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini (proses pembakaran bahan bakar), maka motor bakar dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu: 1. motor pembakaran luar 2. motor pembakaran dalam Motor bakar otto termasuk mesin pembakaran dalam yang merupakan motor dengan konversi energi tak langsung. Artinya energi kimia dari bahan bakar dirubah melalui proses pembakar dalam silinder tertutup menjadi energi termis yang kemudian dirubah menjadi energi mekanis. Bahan bakar standar yang digunakan untuk motor bensin adalah isooktana (C8H18). 2.1.1 Motor pembakaran luar Pada motor pembakaran luar ini, proses pembakaran bahan bakar terjadi di luar mesin itu, sehingga untuk melaksanakan pembakaran digunakan mesin tersendiri. Panas dari hasil pembakaran bahan bakar tidak langsung diubah menjadi tenaga gerak, tetapi terlebih dulu melalui media penghantar, baru kemudian diubah menjadi tenaga mekanik. Misalnya pada ketel uap dan turbin uap. 2.1.2 Motor pembakaran dalam Pada motor pembakaran dalam, proses pembakaran bahan bakar terjadi di dalam mesin itu sendiri, sehingga panas dari hasil pembakaran langsung bisa

diubah menjadi tenaga mekanik. Misalnya : pada turbin gas, motor bakar torak dan mesin propulasi pancar gas. 2.1.3 Prinsip Kerja Motor Bensin Pada motor bensin, bensin dibakar untuk memperoleh energi termal. Energi ini selanjutnya digunakan untuk melakukan gerakan mekanik. Prinsip kerja motor bensin, secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut : campuran udara dan bensin dari karburator diisap masuk ke dalam silinder, kemudian dimampatkan oleh gerak naik torak, dibakar untuk memperoleh tenaga panas, dengan terbakarnya gas-gas akan mempertinggi suhu dan tekanan. Bila torak bergerak turun naik di dalam silinder dan menerima tekanan tinggi akibat pembakaran, maka suatu tenaga kerja pada torak memungkinkan torak terdorong ke bawah. Bila batang torak dan poros engkol dilengkapi untuk merubah gerakan turun naik menjadi gerakan putar, torak akan menggerakkan batang torak dan yang mana ini akan memutarkan poros engkol. Dan juga diperlukan untuk membuang gas-gas sisa pembakaran dan penyediaan campuran udara bensin pada saat-saat yang tepat untuk menjaga agar torak dapat bergerak secara periodik dan melakukan kerja tetap. Gambar 2.1 dibawah ini merupakan skema naik turun torak di dalam silinder motor bakar.

Gambar 2.1. Gerak naik turun torak

Kerja periodik di dalam silinder dimulai dari pemasukan campuran udara dan bensin ke dalam silinder, sampai pada kompresi, pembakaran dan pengeluaran gas-gas sisa pembakaran dari dalam silinder inilah yang disebut
4

dengan siklus mesin. Pada motor bensin terdapat dua macam tipe yaitu: motor bakar 4 tak dan motor bakar 2 tak. Pada motor 4 tak, untuk melakukan satu siklus memerlukan 4 gerakan torak atau dua kali putaran poros engkol, sedangkan pada motor 2 tak, untuk melakukan satu siklus hanya memerlukan 2 gerakan torak atau satu putaran poros engkol. a. Cara Kerja Motor Bensin 4 Langkah Torak bergerak naik turun di dalam silinder dalam gerakan reciprocating. Titik tertinggi yang dicapai oleh torak tersebut disebut titik mati atas (TMA) dan titik terendah disebut titik mati bawah (TMB). Gerakan dari TMA ke TMB disebut langkah torak (stroke). Pada motor 4 langkah mempunyai 4 langkah dalam satu gerakan yaitu langkah pengisapan, langkah kompresi , langkah kerja dan langkah pembuangan. Gambar 2.2 di bawah ini merupakan gambar cara kerja (siklus kerja) motor 4 langkah.

Gambar 2.2. siklus kerja motor 4 langkah

1. Langkah isap (intake) Pada langkah isap, campuran udara bensin diisap ke dalam silinder. Langkah isap dimulai dengan torak bergerak dari TMA (titik mati atas) menuju TMB (titik mati bawah). Karena pergerakan torak tersebut, maka tekanan pada ruang bakar menurun maka campuran udara dan bahan bakar terisap masuk ke dalam ruang bakar. Selama langkah torak ini, katup isap akan membuka dan katup buang menutup seperti gambar di bawah ini.

Gambar 2.3. Langkah isap (Intake)

2. Langkah kompresi (compression) Dalam gerakan ini campuran udara bensin yang di dalam silinder dimampatkan oleh torak yang bergerak ke atas dari TMB ke TMA seperti Gambar 2.4 di bawah ini. Kedua katup isap dan katup buang akan menutup selama gerakan tekanan dan suhu campuran udara bensin menjadi naik. Bila tekanan campuran udara bensin ini ditambah lagi, tekanan serta ledakan yang lebih besar lagi dari tenaga yang kuat ini akan mendorong torak ke bawah. Sekarang torak sudah melakukan dua gerakan atau satu putaran, dan poros engkol berputar satu putaran.

Gambar 2.4. Langkah Kompresi (compression)

3. Langkah Kerja (expansion) Sesaat sebelum torak mencapai TMA(titik mati atas) pada langkah kompresi, busi memercikan bunga api sehinga terjadi proses pembakaran. Akibat tekanan dan temperatur di ruangbakar naik lebih tinggi, sehingga torak mampu melakuakan langkah kerja atau langkah ekspansi atau langkah

kerja. Langkah kerja dimulai dari posisi torak pada TMA dan berkhir di TMB saat katup buang sudah mulai terbuka pada awal langkah buang. Langkah ekspansi disebut juga langkah kerja (power stroke). Langkah ekspansi ini seperti ditunjukkan pada Gambar 2.5 dibawah ini.

Gambar 2.5. Langkah Ekspansi (expansion)

4. Langkah Buang (Exhaust) Dalam gerak ini, torak terdorong ke bawah, ke TMB dan naik kembali ke TMA untuk mendorong gas-gas yang telah terbakar dari silinder. Selama gerak ini kerja katup buang saja yang terbuka. Bila torak mencapai TMA sesudah melakukan pekerjaan seperti di atas, torak akan kembali pada keadaan untuk memulai gerak isap. Sekarang motor telah melakukan 4 gerakan penuh, isap-kompresi-kerja-buang. Poros engkol berputar 2 putaran, dan telah menghasilkan satu tenaga. Di dalam mesin sebenarnya, membuka dan menutupnya katup tidak terjadi tepat pada TMA dan TMB, tetapi akan berlaku lebih cepat atau lambat, ini dimaksudkan untuk lebih efektif lagi untuk aliran gas seperti Gambar 2.6.

Gambar 2.6. Langkah Buang (Exhaust)

b. Cara kerja motor bensin 2 langkah Motor bensin 2 langkah merupakan motor bakar torak yangmempunyai prinsip kerja daam dua kali gerakan torak terjadi satu siklus pembakaran, atau dengan kata lain pada setiap 2 langkah torak atau satu putaran poros engkol terjadi satu kali proses kerja. Pada sistem ini lubang buang dan lubang pengisian terletak pada dinding silinder, sedangkan posisi membuka dan enutuonya disebabkan oleh gerakan translasi torak itu sendiri. Proses kerja yang terjadi pada motor 2 langkah dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Langkah Torak dari TMB ke TMA Langkah torak dari TMB ke TMA yaitu langkah pembilasan dan kompresi. Langkah pembilasan dimulai dari torak di TMB hingga lubang buang tertutup. Langkah kompresi mulai dari lubang buang, lubang buang tertutup hingga torak mencapai TMA. Pada saat langkah pembilasan terjadi proses pemasukan campuran bahan bakar dan udara melalui lubang pengisian (intake port) sekaligus terjadi pengeluaran gas sisa pembakaran melalui lubang buang (exhaust port). 2) Langkah Torak dari TMA ke TMB Langkah torak dari TMA ke TMB merupakan langkah ekspansi atau langkah kerja sekaligus terjadi langkah pembilasan. Langkah ekspansi dimulai dari torak di TMA hingga lubang buang terbuka dan langkah pembilasan dimulai saat lubang buang terbuaka hingga torak mencapai

TMB, pada saat pembilasan terjadi pembuangan gas sisa pembakaran. Proses kerja motor 2 langkah dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.7. Proses kerja motor dua langkah.

2.1.4 Bagian Mesin Motor Bakar Mesin meruapakan suatu jenis pesawat kerja yang mengubah energi kima bahan bakar menjadi energi mekanik. Untuk melakukan proses perubahan, mesin mempunyai komponen-komponen yang bekerja kompak menjadi satu kesatuan, Gambar 2.8 merupakan gambar komponen utama mesin. Adapun komponen dari mesin dibagi menjadi dua yaitu mesin dan kelengkapan mesin. Komponen pertama yaitu mesin adalah komponen pembangkit tenaga. Komponen yang kedua adalah komponen yang menjamin mesin bekerja dengan baik untuk pembangkitan tenaga. Rincian dari komponen mesin adalah sebagai berikut. Blok silinder Kepala silinder Piston atau torak Batang torak
9

Poros engkol Bearing atau bantalan Roda penerus Mekanik Katup

Gambar 2.8. Komponen utama motor bakar.

1. Silinder Silinder adalah bagian yang berfungsi sebagai tempat perpindahan tenaga panas menjadi tenaga mekanik dengan gerakan torak bolak-balik karena ekspansi dan kompresi. Karena proses pembakaran menghasilkan tekanan yang tinggi dimungkinkan terjadi kebocoran gas keluar ruang silinder menuju bagian bawah mesin. Kebocoran bisanya melalui celah antara dinding silinder dengan ring pada torak. Kebocoran akan menurunkan tekanan sehingga mesin kehilangan sebagian energinya. Kebocoran terjadi karena terjadi keausan karena gesekan gerkan piston dengan dinding silinder. Untuk mengatasi kondisi ini dinding silinder harus diperkeras atau dengan di lapisi chrome.

10

Bila dinding -dinding silinder sudah mengalami keausan sehingga diameter silider bertambah, kebocoran akan membesar, tenaga mesin drop dan oli bisa masuk ke dalam silinder. Untuk memperbaik kondisi ini dinding silinder dibor kembali. Karen diinding dibor sehingga diameternya bertambah diperlukan torak yang sesuai dan lebih besar ( oversize). Metode untuk menghindari keausan yang sering digunakan adalah dengan pemasangan pelapis silinder atau silinder liner . Keuntungan dari silinder liner ini dalah lebih tahan dari keausan dan apabila terjad dapat diganti, sehigga tida ada metode pengeboran dengan torak oversize. Gambar dibawah ini adalah contoh dari bentuk silinder.

Gambar 2.9. Blok silinder.

2. Kepala Silinder Kepala silinder dibaut dibagian atas kepala silinder (Gambar 2.10). Terdapat ruang bakar berbentuk cekungan, di kepala silider juga terdapat lubang lubang untuk pemasangan busi dan mekanisme katup. Antara kepala silider dengan silider diselipkan gasket. Fungsi gasket adalah untuk mencegah kebocoran-kebocoran gas dari dalam silinder. Meterial gasket harus tahan temperatur tinggi, biasanya terbuat dari plat tembaga yang dilapisi asbes. Ruang bakar yang terdapat pada kepala silinder adalah tempat proses pembakaran, sehingga kepala silinder harus terbuat dari material yang tahan pada temperatur dan tekanan tinggi. Mesin yang berpendingin udara pada kepala silindernya dipasang sirip-sirip untuk pendiginan.

11

Gambar 2.10. Kepala Silinder (cylinder head).

3. Piston atau Torak Torak adalah komponen mesin yang paling pertama menerima energi dari pembakaran (Gambar 2.11). Energi tersebut kemudian diteruskan dengan batang torak. Untuk mencegah kebocoran dari ruang silinder yang bertekanan tinggi, pada torak dipasang ring torak. Ring torak berfungsi sebagai perapat dan tempat saluran pelumas, untuk melumasi dinding silinder. Piston bekerja pada beban tinggi yaitu temperatur dan tekanan tinggi, dengan alasan tersebut piston akan mengalami pemuaian sehingga bisa bersinggungan dengan dinding silinder. Kondisi tersebut sangat merugikan karena dinding silinder akan mudah aus. Untuk mengatasi kondisi tersebuat antara dinding denga piston diberi jarak atau celah sehingga pada waktu piston mengalami pemuaian masih ada tempat, kontak langsung dengan dinding silinder dapat dihindari. Menurut IrfaI (2005), Fungsi piston dalam sebuah kontruksi mesin adalah sebagai berikut: 1. Untuk meneruskan tekanan gas ke poros engkol; 2. Untuk mengambil tekanan samping yang ditimbulkan oleh kemiringan batang engkol; 3. Untuk menyekat bagian dalam silinder dari karter; 4. Untuk membuang panas yang diserap oleh puncak piston selama pembakaran dan bagian awal dari langkah ekspansi

12

Gambar 2.11. Piston

4. Ring Torak Fungsi ring piston secara umum adalah sebagai berikut: 1. Menjaga agar gas tidak keluar silinder selama langkah kompresi atau langkah tenaga. Pada langkah ini perbedaan antara tekanan dalam silinder dengan luar silinder sangat besar sehingga ada kemungkinan gas bisa keluar melalui celah-celah antara piston dengan silinder. 2. Sebagai komponen pelumasan yaitu ring piston akan mengikis minyak pelumas di dinding silinder adan sekaligus mencegah minyak pelumas masuk ke ruang bakar. Karena ring piston bersingungan langsung dengan dinding silinder, maka ring piston bisa sebagai media untuk menyalurkan panas dari piston kedinding silinder. Model ring pegas ada dua yaitu : 1. Ring kompresi, Fungsi ring ini adalah mencegah gas kelua pada waktu langkah kompreasi dan ekspansi. Ring kompresi dipasang berurutan pada posisi atas piston. Potongan ring diposisikan antara satu dengan yang lainnya pada posisi 1200, atau 1800, dengan maksud untuk untuk mencegah kebocoran.
2. Ring oli. Fungsi dari ring ini adalah untuk mengikis kelebihan oli pada

dinding silinder dan untuk mecegah agar minyak pelumas tidak memasuki ruang bakar.

13

5. Batang Torak Batang torak atau batang penerus (conecting rod) adalah komponen yang meneruskan tenaga dari torak ke poros engkol. Dengan batang torak ini gerakan torak yaitu translasi bolak-balik diubah menjadi gerakan rotasi pada poros engkol. Bentuk dari batang torak dapat dilihat pada gambar 2.12. Bagian ujung yang disambung dengan pen pada torak berbentuk lebih kecil dan ujung satunya yang terhubung lansung dengan poros engkol berbentuk lebih besar. Pada bagian ujung yang besar dibuat dalam bentuk split dan dipasang pada pin engkol dengan baut-baut yang dibuat dari logam khusus. Sama dengan torak, batang torak juga bekerja pada beban tinggi secara berulang ulang. Temperatur pada batang torak juga masih tinggi karena bersinggungan langsung dengan torak. Dengan alasan tersebut batang torak dibuat dengan baja khusus. Pada ujung kecil sampai ujung besar dari batang torak diberi lubang pelumas untuk melumasi bagian bagian dari batang torak mulai dari pen torak sampai pada pin engkol. Pada ujung kecil sistem pelumasanya dengan percikan. Pada bagian ujung besar dipasang bantalan untuk mencegah keausan.

Gambar 2.12. Konstrusi batang penghubung (conecting rod)

6. Poros Engkol Fungsinya sama dengan batang torak yaitu meneruskan tenaga dari torak. Bedanya batang torak melakukan gerakan gabungan translasi dan rotasi, poros engkol hanya bergerak rotasi saja. Adapun kontruksi dari poros engkol
14

dapat dilihat pada gambar. Jadi bagian bagian dari poros engkol adalah crank journal yang ditumpu pada crankcase dengan bantalan dan erupakan pusat tumpuan dan putaran. Crank pin adalah komponen dari poros engkol dimana batang torak dipasang. Antara crank journal denga crank pin dihubungkan dengan crank arm.

Gambar 2.13. Poros engkon mesin 4 silinder.

7. Mekanisme Katup
Katup merupakan komponen mesin yang berfungsi sebagai laluan udara dan bahan bakar masuk silinder (katup masuk) atau sebagai laluan gas sisa pembakaran keluar silinder (katup kelua) seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Untuk mengatur membuka dan menutupnya katup diperlukan mekanisme katup.

Gambar 2.14. Mekanisme katup yang banyak diaplikasi untuk motor baker

15

Mekanisme katup yang dipakai dalam suatu motor dibagi menjadi 3 jenis yaitu: 1. Mekanisme katup sisi (side valve); 2. Mekanisme katup kepala (over kead valve); 3. Mekanisme katup kepala dengan poros nok di atas kepala silinder (over head camshaft). 2.1.5 Sistem Penunjang Motor Bakar Suatu mesin terdiri atas berbagai sistem penunjang misalnya :Sistem bahan bakar, sistem pendingin ,sistem pelumasan ,sistem pengapian dan kelistrikan. Diantara sistem penunjang dalam motor bakar hal yang paling utama yaitu sistem bahan bakar dan sistem pengapian. a. Sistem Bahan Bakar Syarat utama proses pembakaran adalah tersedia bahan-bakar yang bercampur dengan baik dengan udara dan tercapainya suhu pembakaran. Pada motor bensin proses pencampuran bahan-bakar udara terjadi pada karburator (Widodo dan kurnowo:2008). Sistem bahan bakar terdiri dari beberapa komponen, dimulai dari tangki bahan bakar sampai pada karburator .Bahan bakar dalam tangki akan disalurkan ke karburator oleh pompa bensin (untuk mobil) ,melalui selang dan saringan bensin. Karburator menyalurkan ke mesin sejumlah bahan bakar yang dibutuhkan berupa campuran udara dan bahan bakar yang dikabutkan ,dan masuk melalui manifold ke ruang silinder (Ranu:2008). Komponen Sistem Bahan Bakar 1. Tangki bahan bakar Umumnya tangki bahan bakar terbuat dari plat baja tipis. Tangki bagian dalam dilapisi bahan pelapis anti karat,dan dilengkapi sparator untuk mencegah goncangan saat berjalan dijalan kasar atau saat direm tiba tiba. 2. Saringan bahan bakar Bensin terkadang membawa kotoran dan air yang bisa menghambat saluran saluran yang ada pada karburator ,maka untuk menyaringnya dipasang sebuah saringan bahan bakar /bensin.
16

3. Karburator Karburator adalah sebuah alat yang mencampur udara dan bahan bakar untuk sebuah mesin pembakaran dalam (Wikipedia: 2009). Karburator bekerja menggunakan Prinsip Bernoulli: semakin cepat udara bergerak maka semakin kecil tekanan statis-nya namun makin tinggi tekanan dinamis-nya. Karburator pada dasarnya merupakan pipa terbuka dikedua ujungnya, dalam pipa ini udara bergerak menuju intake mainfold menuju kedalam mesin atau ruang bakar seperti ditunjukkan pada Gambar 2.15. Pipa ini berbentuk venturi, yaitu dari satu ujung permukaannya lebar lalu menyempit dibagian tengah kemudian melebar lagi di ujung satunya. Bentuk ini menyebabkan kecepatan aliran udara meningkat ketika melewati bagian yang sempit.

Gambar 2.15 Prinsip kerja karburator. Pada tipe venturi tetap, diujung karburator dilengkapi dengan katup udara berbentuk kupu-kupu yang disebut sebagai throttle valve (katup gas), yaitu semacam cakram yang dapat berputar untuk menutup dan membuka pergerakan aliran udara sehingga dapat mengatur banyaknya campuran udara/bahan bakar yang masuk dalam ruang bakar. Banyaknya campuran udara/bahan bakar inilah yang menentukan besar tenaga dan/atau kecepatan gerak mesin. Pedal gas, atau pada sepeda motor, grip gas dihubungkan langsung dengan katup ini melalui kabel. Namun pada tipe venturi bergerak, keberadaan katup ini tidak ditemukan karena yang mengatur besarnya aliran

17

udara/bahan bakar adalah ukuran venturi itu sendiri yang dapat berubah-ubah. Pedal atau grip gas dihubungkan dengan piston yang mengatur celah sempit dalam venturi. Bahan bakar disemburkan kepada aliran udara melalui saluransaluran kecil yang terdapat dalam ruang sempit dalam venturi. Tekanan rendah dari udara yang bergerak dalam venturi menarik bahan bakar dari mangkuk karburator sehingga bahan bakar ini tersembur dan ikut aliran udara. Saluransaluran ini disebut jet. Bagian-Bagian Karburator. Bagian karburator secara umum memiliki dua belas bagian seperti terlihat pada Gambar 2.16 dan mempunyai fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan.

Gambar 2.16. Bagian-bagian karburator Dua belas bagian karburator antara lain sebagai berikut: 1. Ruang Pelampung Karburator (float chamber) Bagian ini berfungsi menampung sementara bahanbakar dari tangki sebelum di proses (dialirkan ke ruang pembakaran). 2. Pelampung (floater) Bagian ini berfungsi mengatur bahan bakar dalam ruang pelampung karburator agar permukaannya tetap sehingga tidak meluap dan masuk ke ruang pembakaran. 3. Jarum katup pelampung (needle valve/ floater valve)

18

Bagian ini berfungsi menutup saluran suplai bahan bakar dari tangki bila bahan bakar dalam ruang pelampung karburator telah penuh. 4. Katup gas/ skep (throttle valve) Bagian ini berfungsi mengatur jumlah campuran bahan bakar dengan udara yang akan dialirkan ke dalam ruang pembakaran (silinder). 5. Jarum gas/ jarum skep (Jet needle) Bagian ini berfungsi mengatur jumlah campuran bahan bakar dengan udara yang masuk melalui spuyer ketika motor digas dengan pembukaan katup sampai dengan . 6. Pegas/ per skep (throttle valve spring) Bagian ini berfungsi mengembalikan posisi skep pada posisi terendah saat kabel gas dolepas (tidak digas). 7. Pemancar jarum (main nozzle/ needle jet) Bagian ini berfungsi menyemprotkan bahan bakar waktu motor digas. Besarnya semprotan bahan bakar diatur oleh jarum skep. 8. Pemancar utama (main jet/ spooyer) Bagian ini berfungsi manyedot menyemprotkan bahan bakar pada waktu mesin bekerja. 9. Pemancar kecil stationer (slow jet/ pilot jet) Bagian ini berfungsi memancarkan bahan bakar ketika motor dalam keadaan langsam/ stasioner/ idle. 10. Sekerup udara (Mixture air screw) Bagian ini berfungsi mengatur jumlah udara yang bercampur dengan bahan bakar. 11. Sekerup gas ( throttle screw ) Bagian ini berfungsi mengatur posisi pembukaan katup/skep untuk posisi langsam ( stationer ) 12. Katup cuk ( choke valve ) Bagian ini berfungsi menutup saluran udara yang masuk ke karburator agar terjadi percampuran kaya bahan bakar. Cuk digunakan pada saat menghidupkan mesin dalam keadaan dingin.

19

b. Sistem Pengapian Tujuan dari sistem pengapian adalah untuk menciptakan loncatan listrik yang akan digunakan untuk menyalakan campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar. Loncatan listrik pada sistem pengapian dilakukan secara langsung dan dilakuakan pada waktu yang tepat dengan laju pemercikan beberapa ribu kali permenit untuk masing-masing silinder di dalam mesin. Jika timing pengapian tidak tepat maka mesin tidak akan berjalan dengan sempurna. Sistem pengapian mengirimkan voltase listrik yang sangat besar ke busi ketika piston mencapai TMA pada langkah kompresi. Voltase yang dialirkan sistem pengapian ke busi kurang lebih 20.000 volt sampai dengan 50.000 atau lebih. Sistem pengapian yang memiliki voltase besar sumbernya berasal tegangan sebesar 12 Volt (www.familycar.com: 2009). Pada sistem pengapian pada umumnya terdapat komponen-komponen antara lain: 1) Busi (Spark Plug) Sistem pengapian pada motor adalah satu-satunya sistem yang menggunakan busi (Spark Plug). Busi dipasang untuk memercikkan listrik dan akan membakar campuran bahan bakar dan udara yang telah dikompresi oleh piston. Percikan busi berupa percikan elektrik. Pada bagian tengah busi terdapat elektroda yang dihubungkan dengan kabel ke lilitan penyala ( ignition coil) di luar busi, dan dengan ground pada bagian bawah busi, membentuk suatu celah percikan di dalam silinder (Wikipedia: 2009). Busi (Spark Plug) mempunyai beberapa bagian seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.17 di bawah ini.

Gambar 2.17. Bagian-bagian Busi (Spark Plug)

20

Cara kerja busi, busi tersambung ke tegangan yang besarnya ribuan Volt yang dihasilkan oleh lilitan penyala (ignition coil). Elektron yang terdorong masuk dari lilitan menghasilkan beda tegangan antara elektroda di bagian tengah busi dengan yang di bagian samping. Arus tidak dapat mengalir karena bensin dan udara yang ada di celah merupakan isolator, namun semakin besar beda tegangan, struktur gas di antara kedua elektroda tersebut berubah. Pada saat tegangan melebihi kekuatan dielektrik daripada gas yang ada, gasgas tersebut mengalami proses ionisasi dan yang tadinya bersifat insulator, berubah menjadi konduktor. Setelah ini terjadi, arus elektron dapat mengalir, dan dengan mengalirnya elektron, suhu di celah percikan busi naik drastis, sampai 60.000 K. Suhu yang sangat tinggi ini membuat gas yang terionisasi untuk memuai dengan cepat, seperti ledakan kecil. Inilah percikan busi, yang pada prinsipnya mirip dengan halilintar atau petir mini (wikipedia:2009). 2) Kumparan pengapian (Ignition Coil) Kumparan pengapian, atau lebih dikenal sebagai ignition coil adalah sistem kumparan yang berfungsi untuk mengubah tegangan primer dari baterai kendaraan bemotor menjadi tegangan sekunder sebesar 15000 - 30000 volt yang cukup kuat untuk membantu pengapian motor (wikipedia:2009). Gambar 2.18 adalah gambar sistem pengapian motor bensin 6 silinder.

Gambar 2.18 sistem pengapian motor bensin 6 silinder.

21

Kumparan pengapian merupakan (Ignition coil) jantung dari sistem pengapian. Arus dapat mengalir dari kumparan primer ke kumparan sekunder karena adanya efek induksi elektromagnet yang kuat di dalam coil. Tegangan pada kumparan primer berasal dari aki 12 volt. Tegangan ini kemudian dinaikkan oleh kumparan sekunder menjadi sekitar 5000 volt. Gambar di bawah ini merupakan bagian-bagian kumparan pengapian (Ignition coil) .

Gambar 2.19. Bagian-bagian ignition coil

3) CDI (Capacitor Discharge Ignition) Sistem pengapian kondensator (kapasitor) atau CDI (Capacitor Discharge Ignition) merupakan salah satu jenis sistem pengapian pada kendaraan bermotor yang memanfaatkan arus pengosongan muatan (discharge current) dari kondensator, guna mencatudaya Kumparan pengapian (ignition coil). Cara kerja: Awalnya sebuah pencatu daya akan mengisi muatan pada kondensator dalam bentuk Arus listrik searah sampai mencapai beberapa ratus volt. Selanjutnya sebuah pemicu akan diaktifkan untuk menghentikan proses pengisian muatan kondensator, sekaligus memulai proses pengosongan muatan kondensator untuk mencatudaya kumparan pengapian melalui sebuah Saklar elektronik.

22

Karena bekerja dengan secara elektronik, sebagian besar komponennya merupakan komponen-komponen elektronik yang ditempatkan pada Papan rangkaian tercetak atau Printed Circuit Board (PCB), lalu dibungkus dengan bahan khusus agar terlindungi dari kotoran, uap, cairan maupun panas. Banyak orang yang menyebutnya modul CDI (CDI module), kotak CDI (CDI box), atau "CDI" saja. Berdasarkan pencatu dayanya, sistem pengapian CDI terbagi menjadi dua jenis, yaitu: 1. Sistem pengapian CDI AC yang merupakan dasar dari sistem pengapian CDI, dan menggunakan pencatu daya dari sumber Arus listrik bolak-balik (dinamo AC/alternator). 2. Sistem pengapian CDI DC yang menggunakan pencatu daya dari sumber arus listrik searah (misalnya dinamo DC, Batere, maupun Aki). Berikut bagian-bagian yang bisa ditemui (atau mungkin beberapa diantaranya terkadang tidak dipakai karena sesuatu hal) di dalam suatu sistem pengapian CDI: 1. Kumparan pengisian (charging coil); 2. Kumparan pemicu (trigger/pulser coil); 3. Penyearah (rectifier); 4. Batere (battery); 5. Sekering (fuse); 6. Kunci kontak (contact switch); 7. Kondensator (capacitor); 8. Saklar elektronik (electronic switch); 9. Pengatur/penyetabil tegangan (voltage regulator/stabilizer); 10. Transformator penaik tegangan (voltage step up transformer); 11. Pengubah tegangan (voltage converter/inverter);
23

12. Pelipat tegangan (voltage multiplier); 13. Kumparan pengapian (ignition coil); 14. Kabel busi (spark plug cable); 15. Busi (spark plug); 16. Sistem pengawatan (wiring system); 17. Jalur bersama (common line). c. Sistem pelumasan Sistem pelumasan pada sepeda motor dibedakan menjadi dua, yaitu sistem pelumasan sepeda motor 4 tak dan sistem pelumasan sepeda motor 2 tak. 1. Sistem Pelumasan Sepeda Motor 4 Tak Sepeda motor 4 tak pelumasan hanya ada satau macam, yaitu dari bak engkol. Minyak pelumas diisikan pada bak engkol. Dari bak engkol minyak pelumas dipercikan ke dinding silinder untuk melumasi dinding silinder motor. Ding oli yang dipasang pada piston bertugas meratakan dan membersihkan oli pada dinding silinder tersebut. Oleh karena itu sepeda motor 4 tak dilengkapi dengan ring oli. 2. Sistem Pelumasan Sepeda Motor 2 Tak Sistem pelumasan sepeda motor 2 tak dibedakan menjadi 2, yaitu : - Sistem Pelumasan Campur : Pada sistem ini oli dicampurkan dengan bahan bakar (bensin) pada tangki. Contohnya adalah pada sepeda motor vespa. - Sistem Pelumasan Autolube : Pada sistem ini oli ditampung pada tempat tersendiri. Oleh karena itu pada sistem ini digunakan dua jenis minyak pelumas, yaitu pelumasan untuk bak engkol dan pelumasan untuk motornya. Untuk menjalankan tugas tersebut sistem ini dilengkapi dengan pompa oli. Contohnya pada sepeda motor Yamaha.

24

Sistem pelumasan percik umumnya digunakan pada sepeda motor 4 tak seperti Honda. Minyak pelumas yang digunakan pada sepeda motor adalah oli, karena oli mempunyai syarat-syarat yang diperlukan dalam pelumasan, yaitu : a. Daya lekatnya baik b. Titik nyala tinggi c. Tidak mudah menguap d. Titik beku rendah e. Mudah memindahkan panas. Kekentalan oli ditandai dengan SAE (The Society of Automotive Engineers). Semakin besar angka SAE-nya berarti semakin kental. Oli SAE 40 lebih kental dari pada oli SAE 20. kekentalan oli tersebut makin lama makin berkurang sehingga daya lumasnya pun menurun. Panas dan proses pembakaran sangat berpengaruh terhadap kualitas oli. Sisa pembakaran seperti H2O yang mengembun masuk kedalam bak oli dan bereaksi akhirnya menghasilkan lumpur yang merusak kualitas oli. Disamping itu karbon yang tidak terbakar akan bercampur dengan oli dan mengendap menjadi kerak. Oli pada sistem pelumasan sepeda motor berfungsi sebagai : a. Mengurangi gesekan b. Menyerap panas c. Mengurangi kehausan d. Menambah kerapatan antara piston dan dinding silinder e. Mencegah karat f. Membersihkan kotoran-kotoran c. Pompa Oli Pompa oli pada sepeda motor berfungsi untuk memyemprotkan oli agar bercampur dengan gas baru dan masuk kedalam ruang bakar. Jumlah oli yang disemprotkan kedalam ruang bakar harus sesuai dengan ketentuan. Tidak boleh banyak ataupun kurang, jika terlalu banyak mengakibatkan ruang bakar menjadi cepat kotor oleh kerak/karbon dan polusi yang ditimbulkan oleh asap
25

buang gas. Jika kurang mengakibatkan motor menjadi cepat panas dan memungkinkan piston macet didalam silinder. Jumlah oli yang disemprotkan oleh pompa dapat disetel, mekanisme penyetelannya pun tidak sama. Sepeda motor yang dipompa oli adalah sepeda motor 2 tak seperti Yamaha dan Suzuki, vespa termasuk sepeda motor 2 tak tapi oli tidak disemprotkan oleh pompa melainkan dicampur dengan bensin dalam tangki bensin. Sedangkan motor 4 tak seperti Honda tidak menggunakan pompa oli dan bensinnya dicampur dengan oli. Percikan oli dari ruang engkol secara otomatis karena pada pipi engkol terdapat sendok yang berfungsi sebagai pemercik. d. Sistem Pendinginan Mesin bensin merupakan mesin panas yang mengubah energi kimia bahan bakar melalui proses pembakaran. Dari proses pembakaran tersebut dihasilkan energi yang akan digunakan untuk menjalankan kendaran. Tidak semua energi dapat diubah menjadi energi berguna, tetapi hanya kira-kira 25% digunakan sebagai tenaga penggerak, sebagian lainnya sekitar 45% hilang terbawa gas buang dan hilang akibat gesekan-gesekan, sedangkan sisanya kira-kira 30% diserap oleh bagian-bagian mesin itu sendiri. Panas yang diserap ini harus segera dibuang untuk menghindari panas yang berlebihan yang dapat pula mengakibatkan mesin menjadi retak dan terjadi kegagalan operasi mesin. Untuk itu sistem pendinginan dimaksudkan untuk mengatasi keadaan tersebut. Selain itu juga untuk memelihara suhu yang tetap dalam mesin, sebab mesin yang terlampau dingin akan mengakibatkan pemakaian bensin menjadi boros. Secara garis besar pendinginan mesin dibagi menjadi dua, yaitu dengan pendinginan air dan pendinginan udara. Pemilihan sistem pendinginan menggunakan udara atau pendinginan air bergantung dari jenis mesinnya. Kebanyakan untuk mesin multisilinder menggunakan pendinginan air. Untuk mesin-mesin satu silinder penggunaan air sebagai pendingin sangat tidak efektif, hal ini karena jumlah panas yang dilepas mesin satu silinder (small

26

engine) tidak besar dibandingkan dengan multisilinder. Untuk mesin-mesin satu silinder media pendinginnya biasanya adalah udara. Pada mesin yang menggunakan sistem pendinginan udara, panas diambil langsung oleh udara melalui sirip-sirip pendingin. Sirip-sirip ini dipasangkan di sekeliling silinder dan kepala silinder.

2.2 Bahan Bakar dan Pembakaran Bahan Bakar Minyak Bensin merupakan nama umum untuk beberapa jenis BBM yang diperuntukkan untuk mesin dengan pembakaran dengan pengapian. Di Indonesia terdapat beberapa jenis bahan bakar jenis bensin yang memiliki nilai mutu pembakaran berbeda. Nilai mutu jenis BBM bensin ini dihitung berdasarkan nilai RON (Randon Otcane Number). Berdasarkan RON tersebut maka BBM bensin dibedakan menjadi 3 jenis yaitu: - Premium (RON 88) : Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan yang jernih. Warna kuning tersebut akibat adanya zat pewarna tambahan (dye). Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti : mobil, sepeda motor, motor tempel dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau petrol. - Pertamax (RON 92) : ditujukan untuk kendaraan yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal (unleaded). Pertamax juga direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi diatas tahun 1990 terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan electronic fuel injection dan catalytic converters. Pertamax Plus (RON 95) : Jenis BBM ini telah memenuhi standar

performance International World Wide Fuel Charter (WWFC). Ditujukan untuk kendaraan yang berteknologi mutakhir yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan ramah lingkungan. Pertamax Plus sangat direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki kompresi ratio >
27

10,5 dan juga yang menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection (EFI), Variable Valve Timing Intelligent (VVTI), (VTI), Turbochargers dan catalytic converters. 2.3 Konsep Perhitungan Motor bakar adalah suatu mesin yang mengkonversi energi dari energi kimia yang terkandung pada.bahan bakar menjadi energi mekaik pada poros motor bakar. Jadi daya yang berguna akan langsung dimamfaatkan sebagai penggerak adalah daya pada poros. Proses perubahan energi dari mulai proses pembakaran sampai menghasilkan daya pada poros motor bakar melewati beberapa tahapan dan tidak mungkin perubahan energinya 100%. Selalu ada kerugian yang dihasikan dari selama proses perubahan, hal ini sesuai dengan hukum termodinamika kedua yaitu "tidak mungkin membuat sebuah mesin yang mengubah semua panas atau energi yang masuk memjadi kerja". Jadi selalu ada "keterbatasan" dan "keefektifitasan" dalam proses perubahan, ukuran inilah yang dinamakan efisiensi. Kemampuan mesin motor bakar untuk merubah energi yang masuk yaitu bahan bakar sehingga menghasilkan daya berguna disebut kemampuan mesin atau prestasi mesin (). Gambar 2.20 adalah penggambaran proses perubahan energi bahan bakar.

Gambar 2.20. perubahan energi bahan bakar Rumus Perhitungan Prestasi Mesin

28

Pertimbangan pengujian suatu mesin ditentukan oleh unjuk kerja mesin. Unjuk kerja menjadi penting karena berkaitan dengan tujuan penggunaan mesin. Beberapa parameter unjuk kerja suatu motor pembakaran adalah sebagai berikut: 1) Momen torsi yang dihasilkan (T) = I x (N.m) Dengan I= Keterangan: I M r = torsi (kg.m) = inersia roller (kg/m2) = percepatan (rad/s2) = massa = jari-jari roller (m) Mr2

2) Daya Efektif (Ne) Daya efektif motor adalah besarnya motor atau ukuran kemampuan dari suatu mesin untuk menghasilkan daya yang diberikan oleh poros penggerak selama waktu tertentu. Yang dirumskan dengan:

Ne= Keterangan: T n = Torsi (Kg.m); = putaran poros engkol (rpm).

3) Tekanan Efektif Rata-rata (Pe)

Pe = Keterangan: Vd

(Kg/cm) dengan Vd=

(m3)

= Volume langkah (m3);

29

D L z

= Diameter silinder (m); = Panjang langkah torak (m); = Jumlah putaran poros engkol untuk setiap satu kali siklus; Untuk mesin 4 langkah, z= 2 Untuk mesin 2 langkah, z=1

=jumlah silinder

4) Tekanan Mekanis Rata-rata (Pm)

Pm = 10 [A+B [ Keterangan: A A L

]]. (Kg/cm2)

= 0,105; B untuk mesin diesel; = 0,05; B untuk mesin bensin = panjang langkah torak (m)

5) Daya Mekanis (Nm) Daya mekanis adalah daya yang digunakan untuk melawan gerakan dan hambatan serta untuk menggerakkan peralatan bantu.

Nm = Atau

.. (HP)

Nm = Nfr+Nvent+Naux.. (HP) Keterangan: Nfr = daya yang digunakan untuk melawan gesekan; Nvent = Daya yang digunakan untuk melawan hambatan dan bagian-bagian yang bergerak seperti fliwheel, gear dan sebagainya. Naux = Daya yang digunakan untuk menggerakkan perlengkapan bantu, seperti pompa bahan bakar, pompa air pendingin, kipas radiator dan lain sebagainya.

30

6) Daya indikasi (Ni) Daya indikasi merupakan adanya daya denagn terjadinya gerakan torak dari TMA ke TMB (langkah ekspansi) yang dihasilkan oleh motor bakar darin hasil pembakaran (karena tekanan gas hasil pembakaran). Ni= Ne + Nm. (HP) 7) Fuel consumption (FC)

FC= Keterangan: V t = Volume (l)

. (Kg/l)

= berat jenis bahan bakar: untuk bensin = 0,7356 Kg/l = waktu (s)

8) Effective Specific Fuel Consumption (SFce)

SFCe =

. (Kg/HP.jam)

9) Identicated Spesific Fuel Consumption (SFCi)

SFCe = 10) Panas Hasil Pembakan (Qb)

(Kg/HP.jam)

Qb= Fc.LHV.. (Kcal/jam) Keterangan LHV= Low Heating Value bahan bakar. Untuk bensin LHV = 11000 Kcal/Kg 11) Efisiensi Efisiensi Mekanis (m)

m =

. 100 %

31

Efisiensi Termal Efektif (e)

e = 632

. 100%

Efisiensi Termal Indikasi (i)

i = 632

. 100%

2.4 Prinsip Pengujian Dyno Dynotest merupakan mesin (roller) yang di tanamkan pada lantai sehingga kendaraan (mobil dan sepeda motor) dapat digerakkan / dijalankan di atas roller tersebut. Dengan berjalannya kendaraan diatas roller dapat diukur kecepatan dan tenaga melalui kecepatan serta rpm suatu mesin. Selain alat dynotest tersebut ditambahkan mesin yang dapat menghebuskan angin dari depan mobil (blower) sehingga pada saat mesin bekerja mesin tersebut mendapatkan pendingin layaknya mobil berjalan pada kecepatan tinggi (Tri:2009).

Gambar 2.21. Contoh kendaraan yang sedang melakukan pengujian dynotest


32

2.5 Prinsip Pengujian Emisi Emisi gas yang dihasilkan oleh pembakaran kendaraan bermotor pada umumnya berdampak negatif terhadap lingkungan. Sehingga perlu diambil beberapa langkah untuk dapat mengendalikan gas buang yang dihasilkan tersebut. Salah satu caranya adalah dengan pemeriksaan atau uji emisi berkala untuk mengetahui kandungan gas buang kendaraan yang berpotensi mencemari lingkungan. Pada negara-negara yang memiliki standar emisi gas buang kendaraan yang ketat, ada 5 unsur dalam gas buang kendaraan yang akan diukur yaitu senyawa HC, CO, CO2, O2 dan senyawa NOx. Sedangkan pada negaranegara yang standar emisinya tidak terlalu ketat, hanya mengukur 4 unsur dalam gas buang yaitu senyawa HC, CO, CO2 dan O2. Tujuannya adalah menepatkan kinerja mesin kendaraan khususnya pengaturan campuran bahan bakar dan udara. Untuk mengurangi polusi dan pencemaran udara yang diakibatkan oleh gas buang kendaraan bermotor. Dasar hukum uji emisi adalah Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 5 tahun 2006 tentang ambang batas emisi kendaraan bermotor dan Peraturan gubernur DKI Jakarta No 31 tahun 2008 tentang ambang batas emisi kendaraan bermotor. Gas buang kendaraan bensin: -Hydrocarbon (Hc) 1.Adalah gas buang yg diakibatkan karena bahan bakar yg tidak terbakar 2.Diukur dalam satuan Part per million (Ppm) 3.Berbahaya bagi kesehatan 4.Semakin kecil HC semakin bagus -Carbon monoksida (Co) 1.Akibat dari pembakaran yg tidak sempurna 2.Berbahaya bagi kesehatan 3.Diukur dalam prosentase (%) 4.0,5%-3% adalah hasil yg ideal

33

-Carbon dioksida (Co2) 1. Mengindikasikan derajat thermist pembakaran 2. Tidak berbahaya bagi kesehatan tetapi menjadi gas rumah kaca 3. Diukur dalam prosentase (%),semakin tinggi semakin bagus (tertinggi 16%) -Oksigen (O2) 1.Menunjukan kualitas pembakaran,karena O2 adalah salah satu unsur proses pembakaran (jumlah oksigen yang tidak terbakar) 2. Pendeteksi kebocoran knalpot 3. Diukur dalam %,semakin kecil semakin bagus 4.Tidak berbahaya bagi kesehatan -Nitrogen oksida (NOx) 1.Gas yang ditimbulkan oleh nitrogen dan oksigen dalam proses pembakaran 2.Diukur dalam % (tidak semua alat uji emisi dilengkapi dengan unsur ini) 3.Berbahaya bagi kesehatan Indikasi lainnya: -Air fuel ratio (AFR) 1.Adalah perbandingan antara udara dan bensin dalam kondisi real saat pengujian 2.Perbandingan sempurna adalah 1:14 (1 butir bensin dengan 14 butir udara) -Lambda () 1.Adalah perbandingan udara bensin secara real (AFR) dengan perbandingan udara bensin ideal (laboratorium) 2.Dihitung dalam % terhadap kondisi ideal 3.Angka ideal adalah 1 atau mendekati 1 tergantung kondisi mobil saat itu -CO correction (Co corr)

34

1.Adalah koreksi Co jika knalpot mengalami kebocoran

Gambar 2.5.1 Alat Uji Emisi

35

You might also like