You are on page 1of 7

Aswamedha Parwa Bagian Ke 31 -----------------------------------------------------------------------------------

Bagian Ketigapuluh satu

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 1 of 7

Aswamedha Parwa Bagian Ke 31 -----------------------------------------------------------------------------------

Brhmaa pertapa itu melanjutkan ajaranajarannya. Ada tiga jenis musuh besar yang patut dihadapi. Ketiga musuh itu kemudian berkembang menjadi sembilan, sesuai dengan sifat yang dimilikinya. Luapan kegembiraan, kepuasan dan kesenangan (keriangan), ketiganya itu menempel pada sifat Kebaikan. Perasaan kemilikan, kemarahan dan kebencian, adalah tiga hal yang menempel pada sifat Nafsu. Kelesuan dan kemalasan ditambah dengan kebodohan (pandangan salah), adalah hal-hal yang menempel pada sifat Kegelapan. Basmilah kesemuanya itu dengan panah-panah yang ditujukan ke dalam jiwa. Orang yang memiliki kecerdasan kemalasan. akan membebaskan tenteram diri dari Jiwanya dan dengan

pengendalian ketat terhadap semua alat-alat pengindraannya, iapun akan mampu menghadapi

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 2 of 7

Aswamedha Parwa Bagian Ke 31 -----------------------------------------------------------------------------------

musuh-musuh yang berada di luar dirinya. Sehubungan dengan ini, maka mereka yang mengetahui dengan baik jalannya perputaran jaman, tidak segan-segan akan menguncarkan bait-bait yang sejak jaman dahulu sudah dikumandangkan oleh Raja Amwaria yang berjiwa tenteram itu. Apabila banyak sekali kesalahan-kesalahan keadilan dan mulai sudah dilakukan maka dan raja ditinggalkan,

Amwaria itu akan mengerahkan kekuatannya merebut kekuasaan kembali. nya Dengan menjadi menekan kesalahan-kesalahan

sekecil mungkin serta memuja keadilan, Dia pun mencapai sukses serta dinyanyikannya lagu puja seperti berikut ini: Tak terbilang sudah kesalahan-

kesalahanku,

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 3 of 7

Aswamedha Parwa Bagian Ke 31 -----------------------------------------------------------------------------------

semua kutaklukkan satu-persatu! Musuh-musuh sudah kutumpas, masih satu musuh terbesar. semestinya kutaklukkan dan musnahkan! Keinginan, mengapa belum juga aku mampu

menundukkanmu? Karena dia, Keinginan itu, jiwaku terjauh dari kebebasan! Karena dia, Keinginan itu, orang jatuh merayap di lumpur selokan!

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 4 of 7

Aswamedha Parwa Bagian Ke 31 -----------------------------------------------------------------------------------

Karena dia, Keinginan itu, tak sadar orang melanggar pantangan! Tebaslah O tebaslah! Nafsu kemilikan itu dengan pedang tajam! Awalnya kemilikan, tumbuh keinginan! Awalnya keinginan, tumbuh kekhawatiran dan kegugupan! Siapa yang menyerah kepada kekuasaan keinginan, orang terbelenggu rantai Nafsu! Dibelenggu oleh Nafsu,

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 5 of 7

Aswamedha Parwa Bagian Ke 31 -----------------------------------------------------------------------------------

orang terkurung dalam Kegelapan! Maka, orang lahir berulang-ulang, terselubung badan jasmani, dengan kewajiban-kewajiban, tindakan dan perbuatan. Setelah Roh melesat pergi, jasad hancur cerai-berai, ia mati untuk lahir kembali! Dengan menyadari semua ini,

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 6 of 7

Aswamedha Parwa Bagian Ke 31 -----------------------------------------------------------------------------------

menundukkan nafsu kemilikan dengan kecerdasan, tujulah kebesaran jiwa, kebesaran sejati, tidak ada kebesaran yang lain lagi! Jiwa, apabila dimengerti, Dia itulah Raja di raja! Demikian itulah nyanyian yang

dikumandangkan oleh Raja Amwaria, nyanyian tentang Kebesaran sejati. Dan raja itu, sudah menebas putus belenggu musuhnya yang paling perkasa, yaitu nafsu kemilikan.

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 7 of 7

You might also like