You are on page 1of 16

Nama : Miftia Yunanda Putri Prodi : Ilmu Keperawatan (S1 Keperawatan) MK : Metodelogi Keperawatan

Tugas : Asuhan Keperawatan Kebutuhan Seksual

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kultur masyarakat kita, kata seks hampir selalu berkonotasi negatif. Begitu mendengar kata seks yang terbayang adalah aktivitas yang terkait dengan hubungan kelamin. Padahal, definisi seks bisa dilihat dari beberapa dimensi. Berikut ini penjelasan dr. Boyke Dian Nugraha, DSOG MARS, seperti yang dituturkan kepada kru DetEksi Jawa Pos, Inne Soviyanti. Bagi sebagian orang, seks memang masih dianggap tabu. Sehingga, berbicara mengenai seks harus secara pribadi. Kondisi ini amat memprihatinkan, karena pengetahuan seks sangat penting. Bagaimanapun, seks berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Jika konsep mengenai seks yang diterima salah, maka banyak akibat dan risikonya. Serta, penanganan aktivitas seks juga bisa tidak tepat. Banyak orang yang memandang seks sebagai konsumsi orang dewasa. Remaja apalagi anak-anak, tidak diperbolehkan mengetahui seks. Padahal justru pada masa remaja, pendidikan seks harus dimulai diberikan. Pada masa ini mereka sedang mengalami perubahan organ-organ seks, baik primer maupun sekunder. Jika tidak diberikan pengetahuan yang cukup, ditakutkan malah salah arah. Oleh karena itu, sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu definisi kata "seks" itu sendiri. Seks memang memiliki definisi yang luas. Namun, jika kita berbicara mengenai seks secara keseluruhan, maka yang dimaksudkan adalah

pendidikan mengenai jenis kelamin. Definisi seks, dapat dikelompokkan menurut beberapa dimensi. Di antaranya: - Dimensi Biologis - Dimensi Psikologis - Dimensi Medis - Dimensi Sosial 1.2 Tujuan Penulisan Tujuan dari penyusunan makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu : 1. Memahami tentang Seksualitas 2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Seksualitas 3. jenis-jenis penyakit sesuai dengan gejala yang timbul.

4. Untuk memenuhi tugas mata Kuliah yang di ampu oleh bapak Aria Pranata

1.3 Batasan Masalah

Makalah ini di buat dengan batasan pada konsep mengenai Definisi seksualitas, faktorfaktor yang menyebabkan timbulnya seksulitas, jenis-jenis penyakit berdasarkan gejala yang muncul, dan danpak penyakit.

1.4 Metode Penulisan Dalam pembuatan makalah ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah kajian pustaka terhadap bahan bahan kepustakaan yang sesuai dengan permasalahan, yang diangkat dalam makalah ini yaitu dengan judul Askep Pada Pemenuhan Kebutuhan Seksualitas. Sebagai referensi juga diperoleh dari situs web internet yang membahas mengenai kebutuhan seksualitas

1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang di gunakan dalam pembuatan makalah ini: BAB I. PENDAHULUAN Menguraikan tentang latar belakang, Tujuan Penulisan,Batasan Masalah, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan. BAB II. ISI Meliputi: BAB III. PENUTUP DAFTAR PUSTAKA Kesimpulan Saran Definisi Seksualitas. Faktor-faktor yang mempengaruhi seksualitas. jenis-jenis anemia berdasarkan gejala yang muncul.

BAB II ISI
2.1 Definisi Seks dan Seksualitas

2.1.1 Definisi Seks Seks dapat diartikan lebih menjelaskan ciri jenis kelamin secara anatomi dan fisiologi pada laki-laki dan perempuan hubungan fisik antar individu (aktivitas seksual genital).Definisi seks, dapat dikelompokkan menurut beberapa dimensi. Di antaranya:
Dimensi Biologis yang berkaitan dengan alat reproduksi. Di dalamnya termasuk pengetahuan

mengenai hormon-hormon, menstruasi, masa subur, gairah seks, bagaimana menjaga kesehatan dan gangguan seperti PMS (penyakit menular seksual), dan bagaimana memfungsikannya secara optimal secara biologis. Dimensi Faal mencakup pengetahuan mengenai proses pembuahan, bagaimana ovum bertemu dengan sperma dan membentuk zigot dan seterusnya. Dimensi Psikologis Seksualitas berkaitan dengan bagaimana kita menjalankan fungsi kita sebagai mahluk seksual dan identitas peran jenis. Mengapa pria dipandang lebih agresif daripada wanita? Dimensi Medis adalah pengetahuan mengenai penyakit yang di oleh hubungan seks, terjadinya impotensi, nyeri, keputihan dan lain sebagainya. Dimensi Sosial Seksualitas berkaitan dengan hubungan interpersonal (hubungan antar sesama manusia). Seringkali, hambatan inleraksi ditimbulkan oleh kesenjangan peran jenis antara laki-laki dan perempuan. Hal ini dipepgaruhi oleb faktor budaya dan idola asuh yang lebih memprioritaskan posisi laki-laki. Anggapan tersebut harus diluruskan. karena jenis kelamin tidak menentukan mana yang lebih baik atau berkualitas.

2.1.2 Definisi Seksualitas Seksualitas bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada orang lain melalui tindakan yang dilakukannya seperti sentuhan, pelukan, ataupun perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, cara berpakaian, dan perbendaharaan kata, termasuk pikiran, pengalaman, nilai, fantasi, emosi. Seksualitas adalah kebutuhan dasar manusia dalam manifestasi kehidupan yang berhubungaan dengan alat reproduksi. Kebutuhan seksualitas disini di bedakan dalam 3 sisi : Secara jasmani atau fisik Sikap seksual akan berfungsi secara biologis dengan melalui organ-organ kelamin yang berhubungan dengan proses reproduksi Secara rohani atau agama Seksualitas lebih tertuju pada orang lain sebagai manusia,dengan tujuan utama bukan untuk kebutuhan pemuasan seksualitas melalui pola-pola yang baku seperti pada binatang Secara sosial Yaitu kedekatan dengan suatu keadaan intim dengan orang lain merupakan suatu alat yang di harapkan dalam menjalankan seksualitas.

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Seksualitas 1. Faktor Fisik Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena alasan fisik. Kondisi fisik dapat berupa penyakit ringan/ berat. Citra tubuh yang buruk. 2. Faktor Hubungan Masalah dalam berhubungan dapat mempengaruhi hubungan seseorang untuk melakukan aktivitas seksual Tergantung dari bagaimana mereka berkompromi dan bernegosiasi mengegosiasi mengenai perilaku seksual yang dapat diterima.
5

3. Faktor Gaya Hidup Meliputi penyalahgunaan alhokol dlm aktivitas seks,ketersediaan wktu,penentuan yang tepat untuk aktivitas seks. Penggunaan alkohol akan memberikan eforia palsu

4. Faktor Harga Diri Jika harga diri seksual tidak dipelihara dengan mengembangkan perasaan yg kuat ttg seksual diri dan dgn mempelajari keterampilan seksual, aktivitas seksual mungkin memberikan perasaan negatif atau tekanan perasaan seksual. Harga diri seksual dpt ternggangu oleh : perkosaan,penganiayaan fisik/emosi,dll.

2.3 Perkembangan Seksualitas Perkembangan seksualitas manusia dimulai sejak masa kra terus konsepsi dan dipengaruhi secara terus menerus oleh berbagai faktor sepanjang kehidupan. 1. Masa Prenital dan Bayi - Komponen Biologis Kromosom Pr (XX) Anatomi Fisiologi Sistem syaraf pada jaringan lain berkembang: Organ seksualitas berespon terhadap rangsang Ereksi (Laki-laki) dan Pelumas vagina (perempuan) Perilaku bayi dalam respon terhadap rangsangan Genital (pada saat mandi) Kesenangan Laki-laki ( XY )

Komponen Psikologis

Bayi : Fokus : kebutuhan rasa nyaman, nutrisi, kesenangan. Perkembangan rasa percaya

Respon terhadap interaksi dengan fitur orang tua atau orang lain mulai belajar tentang jenis kelamin

2. Masa Kanak-kanak

fisiologis mulai

Komponen Biologis berkembang.

: Secara struktur anatomi dan

Komponen Psikologis mengidentifikasi dirinya

: Mulai usia 3 tahun anak dapat

sebagai laki-laki atau perempuan. Membangun Gender Identity perkembangan Gender Role

A. Anak Preschool ( 3-5 tahun ) Mengekspresikan rasa ingin tahu tentang dirinya dan orang lain. Contoh: Mandi, toilet, berenang (proses belajar dan berespon terhadap informasi yang faktual) B. Anak Sekolah Bertanya tentang seks Melalui observasi dalam interaksi dengan orang dewasa, dari membaca, fantasi (beri jawaban secara faktual) untuk menghindari kesalahan atau perasaan negatif tentang keadaan tubuhnya atau interaksi seksualnya.

3. Masa Pubertas dan Remaja a. Komponen Biologis b. Komponen Psikososial - Perubahan body Image - Perhatian yang besar terhadap fungsi tubuh - Belajar tentang perilaku kondisi baru
7

: Maturitas Fisik dan psikososial

- Konflik emosi labil ( mudah tersinggung, marah, malu) c. Perubahan yang lain - Laki-laki - Perempuan : Tinggi badan, berat badan, otot, bulu di tubuh, ukuran penis : Tinggi badan, berat badan, ukuran buah dada, bentuk tubuh, Menstruasi

4. Dewasa Muda dan Pertengahan Umur - Komponen Biologis Umur 18- 30 : kematangan anatomi fisiologi, berat badan, tinggi badan, kondisi Tubuh,Ciri seks sekunder mencapai puncaknya Pertengahan Umur : Perubahan Hormon Perempuan : Penurunan Hormon Esterogen,pengecilan payu dara,penurunan cairan vagina Laki-laki : Menurunnya reaksi ereksi,ukuran penis,volume sperma - Komponen Psikologis Mulai intim dengan lawan jenis,menikah,mempunyai anak,membesarkan anak,stress Perubahan peran Interaksi Seksual

5. Masa Dewasa Komponen Biologis Perempuan : Atropi vagina, jaringan payudara, menurunnya intensitas Organisme Laki-laki : Produksi sperma menurun, pembesaran kelenjar prostat, disfungsi ereksi, kurangnya intensitas organisme Komponen Psikologis Penyesuaian perubahan body image
8

Perubahan dalam status keluarga, status perkawinan, pensiun, menurunnya mobilitas

2.4 Fungsi Dan Peran Seksualitas : 1. Proses reproduksi 2. Kenikmatan kebutuhan dasar 3. Mulai sejak lahir dan berlangsung sepanjang hidup 4. Dipengaruhi oleh struktur fisik,perasaan,internal permpuan,nilai keluarga,nilai budaya tentang laki-laki atau

5. Peran laki-laki dewasa ( Prilaku yang menyertainya ) : mencari nafkah,mencintai lawan jenis,menjadi seorang ayah,dll 6. Peran perempuan diharapkan dapat menyalurkan atau mengekspresikan emosi yang lebih bebas dan lebih lembut.

2.5 Rental Respon Seksual : 1. Respon Adatif Terjadi antara 2 orang dewasa Dapat memberikan hubungan timbal balik bagi pihak yang terlibat Tidak membahayakan kedua belah pihak baik fisik maupun psikologis Tidak ada paksaan Tidak dilakukan di tempat umum

2. Respon Maladaftif meliputi prilaku yang tidak memenuhi kriteria yang ada.

Karakteristik Kesehatan Seksual pada Individu,meliputi : 1. Mengespresikan secara positif perubahan tubuh 2. Mempunyai pengertian mengenai seksualitas
9

3. Keselarasan antara biologic seks dan gender role bihavior 4. Prilaku sesuai dengan konsep diri 5. Menyadari perasaan dan seksualnya 6. Merespon secara fisik dan mental bagi diri sendiri dan patner 7. Merasa mampu dan bahagia dan menghasilkan keturunan 8. Mampu membuat hubungan antara manusia secara efekti baik laki-laki maupun perempuan. 2.6 Faktor- faktor yang mempengaruhi gangguan dalam fungsi seksualitas : 1. Tidak ada role model 2. Gangguan struktur dan fungsi tubuh,meliputi : Trauma Obat Kehamilan Abnormal anatomi genitalia

3. Kurangnya pengetahuan dan informasi yang salah tentang seksualitas 4. Penganiayaan fisik 5. Penyimpangan psikososial 6. Konflik terhadap nilai 7. Kehilangan patner.

2.7 Penyakit Yang Muncul Akibat Seksualitas Penyakit Menular Seksual ( PMS ) Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks. Penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. PMS dapat menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus dianggap serius.

10

Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar dan menyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan bahkan kematian. Wanita lebih beresiko untuk terkena PMS lebih besar daripada laki-laki sebab mempunyai alat reproduksi yang lebih rentan. Dan seringkali berakibat lebih parah karena gejala awal tidak segera dikenali, sedangkan penyakit melanjut ke tahap lebih parah. Oleh karena letak dan bentuk kelaminnya yang agak menonjol, gejala PMS pada laki-laki lebih mudah dikenali, dilihat, dan dirasakan. Sedangkan pada perempuan sebagian besar gejala yang timbul hampir tak dapat dirasakan. Gejala-gejala umum PMS pada laki-laki adalah :

Bintik-bintik berisi cairan, borok, atau lecet pada daerah sekitar kelamin. Luka tidak sakit, keras dan berwarna merah pada sekitar daerah kelamin. Adanya kutil yang tumbuh seperti jengger ayam. Rasa gatal yang sangat hebat di sekitar kelamin. Sakit luar biasa saat kencing. Kencing nanah/darah dengan bau busuk. Bengkak panas nyeri pada pangkal paha yang akhirnya menjadi borok. Kehilangan berat badan secara drastis, diare berkepanjangan, dan berkeringat saat malam. - Sedangkan pada perempuan meliputi : Rasa sakit atau nyeri saat kencing atau saat berhubungan seksual. Rasa nyeri pada perut bagian bawah. Keluarnya lendir pada vagina. Keputihan berwarna putih susu, bergumpal, dan disertai rasa gatal pada kelamin. Keputihan berbusa dan berbau busuk. Bercak-bercak darah setelah berhubungan seks. Ada banyak jenis PMS yang telah ditemukan. Dan diantaranya yang paling sering ditemui dan berbahaya adalah : 1. Gonorea (GO) bengkak dan bernanah.

11

Gejala pada laki-laki adalah rasa sakit pada saat kencing, keluarnya nanah kental kuning kehijauan, ujung penis tampak merah dan agak bengkak. Pada perempuan, 60% kasus tidak menunjukkan gejala. Namun ada juga rasa sakit pada saat kencing dan terdapat keputihan kental berwarna kekuningan. Akibat penyakit GO, pada laki-laki dan perempuan, seringkali berupa kemandulan. Pada perempuan bisa juga terjadi radang panggul, dan dapat diturunkan kepada bayi yang baru lahir berupa infeksi pada mata yang dapat menyebabkan kebutaan. 2. Herpes Genital Penyakit yang disebabkan oleh virus Herpes simplex dengan masa tenggang 4 - 7 hari sesudah virus masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seks. Gejala yang ditimbulkan adalah: Bintil-bintil berair seperti anggur di sekitar kelamin. Pecah, lalu menyebabkan luka kering mengerak lalu hilang. Terulang lagi sampai seumur hidup. Pada perempuan, seringkali menjadi kanker mulut rahim beberapa tahun kemudian. Penyakit ini belum ada obat yang benar-benar mujarab, tetapi pengobatan anti virus bisa mengurangi rasa sakit dan lamanya episode penyakit. 3. Sifilis (Raja Singa) Kuman penyebabnya disebut Treponema pallidum. Masa tanpa gejala berlangsung 3-4 minggu, kadang-kadang sampai 13 minggu. Kemudian timbul benjolan di sekitar alat kelamin. Kadang-kadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang akan hilang sendiri tanpa diobati. Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seks. Gejala ini akan hilang dengan sendirinya dan seringkali penderita tidak memperhatikan hal ini. Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa-apa, atau disebut masa laten. Setelah 5-10 tahun penyakit sifilis akan menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah dan jantung. Pada perempuan hamil sifilis dapat ditularkan kepada bayi yang dikandungnya dan bisa lahir dengan kerusakan kulit, hati, limpa dan keterbelakangan mental. 4. Klamidia Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Masa tanpa gejala ber-langsung 7 - 21 hari. Gejalanya adalah timbul peradangan pada alat reproduksi laki-laki dan perempuan.

12

Pada perempuan, gejalanya bisa berupa : Keluarnya cairan dari alat kelamin atau sering disebut keputihan encer berwarna kuning kecoklatan. Rasa nyeri di rongga pinggul. Pendarahan setelah hubungan seksual. Sedangkan pada laki-laki, gejalanya bisa berupa :

Keluar cairan bening dari saluran kencing. Rasa nyeri saat kencing. Infeksi lebih lanjut dapat menyebabkan banyak cairan keluar dan bercampur nanah. Tidak jarang pula, gejala tidak muncul sama sekali, padahal proses infeksi sedang berlangsung. Oleh karena itu penderita tidak sadar sedang menjadi pembawa PMS dan menularkannya kepada pasangannya melalui hubungan seksual. Akibat terkena Klamidia pada perempuan adalah cacatnya saluran telur dan kemandulan, radang saluran kencing, robeknya saluran ketuban sehingga terjadi kelahiran bayi sebelum waktunya (prematur). Sementara pada laki-laki akibatnya adalah rusaknya saluran air mani dan mengakibatkan kemandulan, serta radang saluran kencing. Pada bayi, 60% - 70% terkena penyakit mata atau saluran pernafasan (pneumonia). 5. Trikomoniasis Vaginalis Trikomoniasis adalah PMS yang disebabkan oleh parasitTricho monas vaginalis. Gejala dan tanda-tandanya adalah: Keluar cairan vagina berwarna encer dan baunya busuk. Vulva agak bengkak, gatal, dan tidak nyaman. Nyeri saat kencing. 6. Kandidadis Vagina Kandidiasis vagina merupakan keputihan yang disebabkan oleh jamur Candidas albicans.

13

Pada keadaan normal, jamur ini terdapat di kulit maupun di dalam liang kemaluan perempuan. Tetapi pada keadaan tertentu, jamur ini meluas dan berreplikasi secara tak terkendali sedemikian rupa sehingga mengakibatkan infeksi dan terjadi keputihan.Gejalanya berupa keputihan berwarna putih seperti susu, bergumpal,disertai rasa gatal panas dan kemerahan pada kelamin dan di sekitarnya. Penyakit ini tidak selalu tergolong PMS, tetapi pasangan seksual dari perempuan yang terinfeksi jamur ini dapat mengeluh gatal dengan gejala bintik-bintik kemerahan di kulit kelamin. 7. Kutil Kelamin Penyebabnya adalah human papilloma virus (HPV) dengan gejala yang khas yaitu terdapat satu atau beberapa kutil di sekitar kemaluan. Pada perempuan, dapat mengenai kulit di daerah kelamin sampai dubur, selaput lendir bagian dalam liang kemaluan sampai leher rahim. Bila perempuan hamil, kutil dapat tumbuh sampai besar sekali. Kutil kelamin kadangkadang bisa mengakibatkan kanker leher rahim atau kanker kulit di sekitar kelamin. Pada laki-laki mengenai alat kelamin dan saluran kencing bagian dalam. Kadang-kadang kutil tidak terlihat sehingga tidak disadari. Biasanya laki-laki baru menyadari setelah ia menulari pasangannya. Sampai sekarang belum ada obat yang dapat secara tuntas menyembuhkan kutil kelamin. Pengobatan hanya sampai pada tahap menghilangkan kutilnya saja. 8. HIV/AIDS AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome. Penyakit ini adalah kumpulan gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi virus HIV. HIV sendiri adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Orang yang terinfeksi oleh virus ini tidak dapat mengatasi serbuan penyakit lain karena sistem kekebalan tubuhnya menurun terus secara drastis. Virus ini tergolong unik karena daur hidupnya. Virus HIV yang hidup bebas di luar tidak dapat berkembang biak. Namun, jika virus tersebut hinggap di sel hidup, ia akan mengubah sel tersebut menjadi pabrik virus HIV. HIV hanya akan mengikatkan diri pada reseptor khusus di permukaan sel. Reseptor ini hanya terdapat di sel darah putih, sel pencernaan, dan sel otak. HIV menembus dinding sel melalui reseptor tersebut dan melepaskan seluruh isi virus ke dalam sel tersebut. Enzim yang ada dalam tubuh virus merubah RNA (Ribonucleat acid) rantai tunggal menjadi rantai ganda (DNA) agar sesuai dengan DNA inangnya. DNA virus bergabung dengan DNA inang. Sel inang tidak dapat
14

mengetahui apa yang terjadi padanya. Sel inang lalu akan menginstruksikan organelorganelnya untuk mereplikasi RNA guna membentuk HIV baru. Dan pada akhirnya, virus HIV baru akan keluar dari sel inang dan siap untuk menyerang sel lain. Sesudah terjadi infeksi virus HIV, awalnya tidak memperlihatkan gejala-gejala khusus. Baru beberapa minggu sesudah itu orang yang terinfeksi sering kali menderita penyakit ringan sehari-hari seperti flu atau diare. Penderita sering kali merasa sehat dan memang dari luar memang tampak sehat. Sering kali 3-4 tahun penderita tidak memperlihatkan gejala yang khas. Sesudahnya, tahun ke 5 atau 6 mulai timbul diare berulang, penurunan berat badan secara mendadak, sering sariawan di mulut, dan terjadi pembengkakan di daerah kelenjar getah bening. Kekebalan tubuh semakin lemah dan akhirnya penderita mudah terjangkit berbagai macam penyakit. Sampai nanti penderita meninggal perlahan. Belum ditemukan obat bagi penderitannya sampai saat ini. Obat yang tersedia hanya dapat menolong penderita untuk mempertahankan kesehatan tubuh.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Seksualitas mencakup aspek biologis, psikologis, sosial dan medis,dari kehidupan kita. Seksualitas dimulai diri sendiri, hubungan kita dengan diri kita sendiri dan meluas ke hubungan kita dengan orang lain. Hubungan kita dengan diri kita sendiri termasuk bagaimana kita merasakan tentang diri kita sebagai manusia, sebagai makhluk seksual, sebagai laki-laki dan perempuan, dan bagaimana kita merasa tentang tubuh kita dan bagaimana kita merasakan Aktivitas dan perilaku seksual.

3.2 Saran
15

Untuk meminimalisir penularan penyakit seksual maka sebaiknya kita setia pada pasangan kita masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

http//:www.google.co.id,pemahaman seksualitas http//:www.blogspot.com,faktor-faktor yang meninbulkan seksualitas http//:www.blogspot.com,macam-macam penyakit seksualitas

16

You might also like