You are on page 1of 17

BAB I PENDAHULUAN

Resiko dimasa datang dapat terjadi terhadap kehidupan sesorang misalnya kematian, sakit atau resiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis resiko yang dihadapi dapat berupa resiko kerugian akibat kebakaran, kerusakan atau kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang akan dihadapi harus ditanggulangi sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi. Kecelakaan dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan dimana saja.Untuk mengurangi resiko yang tidak diinginkan dimasa yang akan datang, seperti resiko kehilangan, resiko kebakaran, resiko macetnya pinjaman kredit bank atau resiko laiinnya, maka diperlukan perusahaan yang mau menanggung resiko tersebut. Jadi sangatlah bijak jika kita dapat melakukan suatu tindakan untuk dapat melindungi diri kita, barang berharga yang ada pada kehidupan harian kita, demikian juga orang yang kita sayangi dari hal-hal yang tidak dapat diduga, Salah satu cara perlindungan tadi yaitu dapat berupa

Asuransi,Perusahaan asuransi yang mau menanggung resiko yang bakal dihadapi nasabahnya baik perorangan maupun badan usaha. Hal ini disebabkan perusahaan asuransi merupakan perusahaan yang melakukan usaha

pertanggung jawaban terhadap resiko yang akan dihadapi oleh nasabahnya. Usaha asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan perlindungan pada tertanggung apabila terjadi risiko di masa mendatang. Apabila risiko tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebesar nilai yang diperjanjikan antara penanggung dan tertanggung. Mekanisme perlindungan ini sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis yang penuh dengan risiko. Secara rasional, para pelaku bisnis akan mempertimbangkan untuk mengurangi risiko yang dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga atau rumah tangga, asuransi juga dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan ekonomi yang akan dihadapi apabila ada salah satu anggota keluarga yang menghadapi risiko cacat atau meninggal dunia.

Perkembangan asuransi di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai perusahaan asuransi berlomba-lomba menawarkan program asuransi baik bagi masyarakat maupun perusahaan. Seiring dengan perkembangan berbagai program syariah yang telah diusung oleh lembaga keuangan lain, banyak perusahaan asuransi yang saat ini juga menawarkan program asuransi syariah.

BAB II ISI

2.1.Definisi Asuransi Pengertian asuransi menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992: Usaha Perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Secara otentik berdasarkan pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD): asuransi atau pertanggungan adalah suatu persetujuan, dimana

penanggung mengikat diri kepada tertanggung, dengan mendapat premi, untuk mengganti kerugian akibat kehilangan, kerugian, atau tidak diperolehnya keuntungan yang diharapkan, yang dapat diderita karena peristiwa yang tidak diketahui lebih dahulu. Sedangkan pengertian asuransi ditinjau dari segi ekonomi (Ignatius Rusman): Asuransi adalah suatu sarana yang ada didalam masyarakat untuk mengalihkan suatu risiko yang belum pasti terjadi dengan biaya yang sekecilkecilnya yaitu berupa premi yang relatif murah untuk mendapatkan hasil yang maksimal yaitu suatu kepastian apabila risiko tersebut terjadi. Menurut Herman Darmawi (2006) dalam buku Manajemen Asuransi, definisi asuransi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu pandangan ekonomi, hukum, bisnis, sosial, dan matematika. Tidak ada satu definisi yang bisa memenuhi masing-masing sudut pandang tersebut.

Definisi asuransi tersebut seperti berikut ini: a. Menurut sudut pandang ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko dengan jalan memindahkan dan mengkombinasikan ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan (finansial). Jadi, berdasarkan konsep ekonomi, asuransi berkenaan dengan pemindahan dan

mengkombinasikan risiko. b. Menurut sudut pandang hukum, asuransi merupakan suatu kontrak (perjanjian) pertanggungan risiko antara tertanggung dengan penanggung. Penanggung akan berjanji akan membayar kerugian yang disebabkan risiko yang dipertanggungkan kepada tertanggung. Sedangkan tertanggung

membayar premi secara periodik kepada penanggung. Jadi, tertanggung mempertukarkan kerugian besar yang mungkin terjadi dengan pembayaran tertentu yang relatif kecil. c. Menurut sudut pandang bisnis, asuransi adalah sebuah perusahaan yang usaha utamanya menerima atau menjual jasa, pemindahan risiko dari pihak lain, dan memperoleh keuntungan dengan berbagi risiko (sharing of risk) di antara sejumlah besar nasabahnya. Selain itu, asuransi juga merupakan lembaga keuangan bukan bank, yang kegiatannya menghimpun dana (berupa premi) dari masyarakat yang kemudian menginvestasikan dana itu dalam berbagai kegiatan ekonomi (perusahaan). d. Menurut sudut pandang sosial, asuransi didefinisikan sebagai organisasi sosial yang menerima pemindahan risiko dan mengumpulkan dana dari anggota-anggotanya guna membayar kerugian yang mungkin terjadi pada masing-masing anggota tersebut. Karena kerugian tidak pasti akan terjadi pada setiap anggota, maka anggota yang tidak pernah mengalami kerugian dari sudut pandang sosial merupakan penyumbang terhadap organisasi. Hal itu berarti kerugian setiap anggota dipikul bersama. e. Menurut sudut pandang matematika, asuransi merupakan aplikasi matematika dalam memperhitungkan biaya dan faedah pertanggungan risiko. Hukum probabilitas dan teknik statistik dipergunakan untuk mencapai hasil yang dapat diramalkan.

Ada empat unsur yang terlibat dalam asuransi, yaitu: 1) Penanggung (insurer), yang memberikan proteksi. 2) Tertanggung (insured), yang menerima proteksi. 3) Peristiwa (accident) yang tidak diduga atau tidak diketahui sebelumnya, peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian. 4) Kepentingan (interest) yang diasuransikan, yang mungkin akan mengalami kerugian disebabkan oleh peristiwa itu. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan oleh kelompok asuransi merupakan perjanjian dimana pihak tertanggung membayarkan sejumlah premi kepada penanggung untuk mengganti kerugian akibat kehilangan, kerugian, atau tidak diperolehnya keuntungan yang diharapkan, yang dapat diderita karena peristiwa yang mungkin terjadi di dalam waktu yang telah ditentukan.

2.2.Definisi Asuransi Kesehatan Asuransi kesehatan (Askes) menurut UU no. 2 tahun 1992 merupakan asuransi yang obyeknya jiwa. Tujuan Asuransi Kesehatan adalah memperalihkan risiko biaya sakit dari tertanggung kepada penanggung. Sehingga kewajiban penanggung adalah memberikan biaya atau pelayanan perawatan kesehatan kepada tertanggung apabila sakit. Menurut Sulastomo, sistem asuransi kesehatan bertujuan untuk melindungi masyarakat dari kesulitan (Ekonomi) dalam pembiayaan pelayanan kesehatan. Baik perusahaan BUMN atau pun swasta telah menyediakan pelayanan asuransi kesehatan. PT. Asuransi Kesehatan Indonesia atau juga dikenal dengan nama PT. Askes Indonesia (Persero) adalah merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan

pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya. Menurut peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1991 bahwa Askes merupakan program pemeliharaan kesehatan bagi pegawai negeri sipil dan keluarganya.

2.3.Perbedaan Antara Asuransi dan Asuransi Kesehatan Tabel 1. Perbedaan Asuransi dan Asuransi Kesehatan Asuransi Tujuan Ganti rugi atas kerugian yang ditanggung pemegang polis Pihak Dua pihak, yaitu penanggung dan tertanggung 3 pihak, yaitu : a. Peserta asuransi b. Institusi pemberi pelayanan kesehatan c. Perusahaan asuransi Yang dipertanggungkan Barang Kesehatan Asuransi Kesehatan Jaminan ketersediaan layanan kesehatan

Sumber: Sulastomo dalam bukunya Manajemen Kesehatan, Jakarta, 2000 Pada dasarnya cara pengelolaan dana oleh pihak penyedia asuransi sama. Letak perbedaan yang jelas yaitu terdapat pada apa yang dijadikan penanggungan. Jika pada pada perusahaan asuransi umum, mereka menyediakan penggantian terhadap barang yang hilang, rusak, dicuri, atau sesuatu yang merugikan dirinya dan semua dapat diganti dengan mengklaim kejadian tak terduga tersebut kepada perusahaan terkait. Sedangkan pada asuransi kesehatan, perusahaan hanya menjangkau khusus untuk kesehatan konsumen di masa yang akan datang ketika dia mengalami sakit atau masalah kesehatan. Tidak hanya itu, untuk pemeliharaan kesehatan pun terjangkau oleh asuransi kesehatan dan dibiayai oleh perusahaan tersebut.

2.4.Prinsip asuransi Insurance is a social devices for reducing risk of financial loss, which involve the pinsiple of pooling or combining separete exposure so that the risk for the group is reduced by the operation of the law of average. Health insurance includes all such divices

which reduces the risk of financial loss from ill-health (Dickerson, 1963 dalam buku Manajemen Kesehatan) Asuransi, pada dasarnya adalah suatu mekanisme untuk mengalihkan resiko (ekonomi) perorangan menjadi resiko kelompok. Resiko ekonomi termasuk resiko sakit sering kali datang tanpa dapat diperhitungkan, sehingga apabila resiko tersebut ditanggung per individu yang terkena resiko beban resiko (ekonomi) akan berat. Tetapi apabila resiko per individu itu dialihkan menjadi resiko kelompok (risk sharing) maka resiko itu dapat diperhitungkan. Hal tersebut merujuk pada prinsip asuransi yang utama yaitu Hukum Bilangan Besar (The law of large numbers) mengatakan bahwa semakin besar jumlah anggota kelompok, semakin pasti resiko yang diperkirakan akan menjadi beban perorangan. Maka dapat dikatakan bahwa mekanisme asuransi adalah suatu alat untuk mengubah resiko perorangan yang tidak pasti menjadi pasti, dari ketidakpastian menjadi suatu kepastian. Manifestasinya adalah bahwa peserta asuransi diwajibkan membayar iuran/premi yang jumlahnya kecil untuk dapat melindungi diri, apabila terkena suatu resiko yang mungkin besar. Premi ditentukan oleh penyelenggara asuransi dengan menghitung resiko. Teori untuk menghitung resiko adalah analisa aktuarial dari suatu kelompok masyarakat atas suatu kejadian, misalnya kecelakaan, kebakaran, jiwa dan lain-lain. Misalnya sebagai berikut : a. Untuk asuransi mobil, kita mengamati 20.000 unit mobil yang diasuransikan. b. Pada asuransi jiwa atau life insurance, law of large numbers adalah dengan memperhitungkan berapa kemungkinan (probability) dari 15.000 orang yang berumur 25 tahun, bisa mencapai umur 56 tahun. Bila telah diketahui bahwa dari sekian jumlah orang umpamanya 14.900 yang bisa mencapai umur 56 tahun, maka ditetapkanlah premi (penentuan tarif).

Mengenai kemungkinan (probability) yang selalu kita temui dalam pertanggungan adalah yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari (pengalaman). Faktor probability ini melekat dalam asuransi. Macam probability adalah sebagai berikut : a. A priory probability A priory probability adalah suatu kejadian sudah diketahui sebelumnya. b. Emperical Probability (Kemungkinan berdasar empiris). Emperical probability adalah kejadian-kejadian yang bisa diketahui dari pengalaman (empiris) sehari-hari. Umpamanya buruh bekerja dalam sebuah pabrik, ditaksir yang mendapat kecelakaan sekian persen/orang setiap bulan atau tahunnya. Dalam perusahaan asuransi, emperical probability inilah yang banyak digunakan. Contoh dalam life insurance, dari 1000 orang penduduk yang berumur 20 tahun, berapa orang yang bisa mencapai umur 21 tahun. Data kita kumpulkan dengan memakai statistik. Setelah itu kita dapat mencari kemungkinan-kemungkinannya. Tarif atau premi yang ditetapkan harus bisa mencukupi klaim (resiko) serta biaya-biaya asuransi dan sebagian dari jumlah penerimaan perusahaan (keuntungan). Sedangkan cadangan yaitu beberapa besar jumlah yang dibutuhkan untuk menghadapi risiko para pemegang polis dikemudian hari Cara pembayaran premi Premi yang dibayar oleh pembeli polis asuransi tergantung kepada sifat kontrak yang telah dibuat antara kedua belah pihak 1. Premi meningkat (Natural Premium Increasing Premium) Pembayaran premi yang semakin lama semakin bertambah besar 2. Premi merata (Lever Premium) Besarnya premi yang dibayar sama besar setiap tahunnya

Adapun menurut Elsi Kartika Sari dan Advendi Simanunsong dalam buku Hukum dalam Ekonomi Edisi Kedua dituliskan prinsip yang terdapat dalam sistem hukum asuransi yaitu prinsip kepentingan yang dapat diasuransikan (insurable interest), indemnitas (indemnity), asas kejujuran sempurna/iktikat baik (utmost good faith), subrogasi (subrogation), proxima causa dan kotribusi (contribution). 1. Insurable Interest (Kepentingan Yang Dipertanggungkan) Prinsip ini berlaku baik di asuransi umum (kerugian) maupun asuransi jiwa. Insurable interest berarti kepentingan yang dapat diasuransikan. Maksud dari prinsip ini adalah bahwa tertanggung harus mempunyai kepentingan atas subjek yang diasuransikan (subject matter of insurance), atau dengan kata lain tertanggung akan mengalami kerugian keuangan jika subjek yang diasuransikannya rusak, hilang atau meninggal. Tertanggung harus mempunyai hubungan hukum dengan subjek yang diasuransikannya dan dapat dibuktikan. Pembuktian ini sangat penting baik penutupan asuransi atau ketika terjadi klaim. Misalnya pak Budi ingin mengasuransikan rumahnya. Itu artinya pak Budi harus mempunyai kepentingan atas rumah itu dan memiliki hubungan hukum dengannya. Pak Budi dapat membuktikannya dengan sertifikat kepemilikan rumah, IMB dan lain sebagainya. Dalam asuransi jiwa pun sama. Seorang pria memiliki kepentingan atas istri dan anak-anaknya sehingga pria itu dapat mengasuransikan istri dan anak anaknya. Demikian pula dengan seorang pengusaha dan para karyawannya. Sedangkan yang membedakan antara cabang asuransi satu dengan yang lainnya adalah masalah pembuktiannya. Pembuktian insurable interest dalam asuransi kebakaran adalah di awal pentupan polis. Namun dalam asuransi pengangkutan laut, insurable interest harus dibuktikan pada saat terjadi klaim. 2. Utmost Good Faith (Kejujuran Sempurna) Yang dimaksudkan adalah bahwa Anda berkewajiban memberitahukan sejelas-jelasnya dan teliti mengenai segala fakta-fakta penting yang berkaitan dengan subyek yang diasuransikan. Prinsip inipun menjelaskan risiko-risiko yang dijamin maupun yang dikecualikan, segala persyaratan dan kondisi

pertanggungan secara jelas serta teliti. Kewajiban untuk memberikan faktafakta penting tersebut berlaku:
a.

Sejak perjanjian mengenai perjanjian asuransi dibicarakan sampai kontrak asuransi selesai dibuat, yaitu pada saat kami menyetujui kontrak tersebut.

b. c.

Pada saat perpanjangan kontrak asuransi. Pada saat terjadi perubahan pada kontrak asuransi dan mengenai hal-hal yang ada kaitannya dengan perubahan-perubahan itu. Sebagai contoh ketika pak Budi akan mengasuransikan mobilnya, ia harus

menggungkapkan berapa usia kendaraannya, instrument apa yang ada dalam kendaraannya, apakah pernah terjadi kecelakaan, asuransi dimana

sebelumnya, dsb. Jika pak Budi tidak mengungkapkan fakta sebenarnya maka pihak perusahaan asuransi berhak membatalkan polisnya atau tidak membayar klaimnya. 3. Indemnity (Indemnitas) Suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi finansial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas dalam pasal 278). Prinsip ini hanya ada dalam asuransi umum (kerugian) dan tidak berlaku dalam cabang asuransi jiwa karena jiwa manusia tidak bisa diukur dengan uang. Indemnity merupakan prinsip ganti rugi, yaitu penanggung akan mengganti kerugian dari tertanggung sebesar kerugian yang terjadi dan maksimum sebesar jumlah pertanggungan. Atau penanggung akan

mengembalikan keadaan keuangan tertanggung seperti sesaat sebelum terjadinya kerugian. Prinsip ini digunakan untuk mencegah tertanggung mengambil keuntungan dari asuransi. 4. Subrogation (Subrogasi) Prinsip subrogration (perwalian) ini berkaitan dengan suatu keadaan dimana kerugian yang dialami tertanggung merupakan akibat dari kesalahan pihak ketiga (orang lain). Prinsip ini memberikan hak perwalian kepada penanggung oleh tertanggung jika melibatkan pihak ketiga. Dengan kata lain,

10

apabila tertanggung mengalami kerugian akibat kelalaian atau kesalahan pihak ketiga, setelah memberikan ganti rugi kepada tertanggung, akan mengganti kedudukan tertanggung dalam mengajukan tuntutan kepada pihak ketiga tersebut. Mekanisme Aplikasi subrogasi:
a.

Tertanggung harus memilih salah satu sumber pengantian kerugian, dari pihak ketiga atau dari asuransi.

b.

Kalau tertanggung sudah menerima penggantian kerugian dari pihak ketiga, ia tidak akan mendapatkan ganti rugi dari asuransi, kecuali jumlah penggantian dari pihak ketiga tsb tidak sepenuhnya.

c.

Kalau tertanggung sudah mendapatkan penggantian dari asuransi ia tidak boleh menuntut pihak ketiga. Karena hak menuntut tersebut sudah dilimpahkan ke perusahaan asuransi.

5. Proximate Cause (Kausa Proksimal) Apabila kepentingan yang diasuransikan mengalami musibah atau kecelakaan, maka pertama-tama kami akan mencari sebab-sebab yang aktif dan efisien yang menggerakkan suatu rangkaian peristiwa tanpa terputus sehingga pada akhirnya terjadilah musibah atau kecelakaan tersebut. Suatu prinsip yang digunakan untuk mencari penyebab kerugian yang aktif dan efisien adalah: Unbroken Chain of Events yaitu suatu rangkaian mata rantai peristiwa yang tidak terputus. Sebagai contoh, kasus klaim kecelakaan diri berikut ini:Seseorang mengendarai kendaraan diajalan tol dengan kecepatan tinggi sehingga mobil tidak terkendali dan terbalik. Korban luka parah dan dibawa kerumah sakit. Tidak lama kemudian korban meninggal dunia. Dari peristiwa tersebut diketahui bahwa kausa proksimalnya adalah korban mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi sehingga mobil tidak terkendali dan terbalik. Melalui kausa proksimal akan dapat diketahui apakah penyebab terjadinya musibah atau kecelakaan tersebut dijamin dalam kondisi polis asuransi ataukah tidak.

11

6. Contribution (Kontribusi) Prinsip kontribusi berarti bahwa apabila penanggung telah membayar penuh ganti rugi yang menjadi hak tertanggung, maka penanggung berhak menuntut perusahaan-perusahaan lain yang terlibat suatu pertanggungan (secara bersama-sama menutup asuransi harta benda milik tertanggung) untuk membayar bagian kerugian masing-masing yang besarnya sebanding dengan jumlah pertanggungan yang ditutupnya. Prinsip ini tidak berlaku bagi asuransi jiwa dan asuransi kecelakaan diri yang berkaitan dengan meninggal dunia atau cacat tetap.

2.5.Prinsip asuransi kesehatan

Sumber: Sulastomo dalam bukunya Manajemen Kesehatan, Jakarta, 2000 Gambar 1. Prinsip Asuransi Kesehatan Seperti yang dijelaskan sebelumnya, resiko apabila ditanggung per individu yang terkena resiko beban resiko (ekonomi) akan berat, tetapi apabila resiko per individu itu dialihkan menjadi resiko kelompok (risk sharing) maka resiko itu dapat diperhitungkan. Aplikasi prinsip asuransi dalam pelayanan kesehatan atau asuransi kesehatan diwarnai oleh sifat pelayanan kesehatan, dimana sifat sosial dan politik selalu terkait pada nilai suatu bangsa, tanpa mengurangi aspek ekonomi dari pelayanan kesehatannya sendiri. Ada berbagai variabel dalam pemeliharaan

12

kesehatan yang dapat mengendalikan resiko (sakit), sehingga pengertian asuransi sangat dinamis. Implementasi prinsip asuransi kesehatan sangat dinamis, mengikuti perkembangan tehnologi kedokteran serta tuntutan masyarakat semakin meningkat dan kritis. Pada gambar dituliskan prinsip asuransi kesehatan meliputi: 1. Pembayaran premi/iuran dikompensasi dengan santunan atau benefit yang besar 2. Perlindungan peserta dari resiko ekonomi (tujuan dari asuransi kesehatan adalah untuk meringankan beban ekonomi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan) 2.6.Jenis Asuransi Jenis asuransi dapat dibagi sesuai dengan bentuk penyelenggaraan dan bentuk pengelolaannya. 1. Berdasarkan bentuk penyelenggaraan Berdasarkan sifat dari penyelenggaraannya usahanya, usaha asuransi dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu asuransi sosial dan asuransi komersial. a. Asuransi sosial Berdasarkan UU No. 2 Tahun 1992 tentang asuransi, dijelaskan bahwa program asuransi sosial adalah program asuransi yang diselenggarakan secara wajib berdasarkan undang-undang, dengan tujuan untuk memberikan

perlindungan dasar bagi kesejahteraan masyarakat. Dalam undang-undang ini disebutkan bahwa asuransi sosial hanya dapat dilaksanakan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Asuransi sosial merupakan asuransi yang penyelenggaraannya bersifat sosial dimana asuransi ini bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada penduduk atas dasar penegakan keadailan sosial sehingga sifat kepersertaanya wajib. A. Lingkup Asuransi Sosial 1. Jaminan Pertanggungan Kecelakaan 2. Jaminan Pertanggungan Hari Tua dan Pensiun 3. Jaminan Pelayanan kesehatan 4. Jaminan Pertanggungan Kematian

13

5. Jaminan Pertanggungan Pengangguran B. Jenis Asuransi Sosial di Indonesia 1. Asuransi Sosial Tenaga Kerja a. Untuk Pegawai Negeri (dikelola PT Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri) b. Untuk Pegawai Perusahaan Swasta (dikelola oleh PT Jaminan Asuransi Sosial Tenaga kerja) c. Untuk Anggota ABRI/TNI (dikelola oleh Perum Asuransi Sosial ABRI) 2. Asuransi Kesehatan Dikelola oleh PT Asuransi Kesehatan 3. Asuransi kecelakaan Dikelola oleh PT Asuransi Jasa Raharja b. Asuransi Komersial Asuransi komersial adalah suatu perjanjian asuransi sukarela, diselenggarakan melindungi dirinya dari atas kehendak kemungkinan pribadi terjadi dengan kerugian yang bersifat maksud karena untuk suatu

peristiwa yang tidak tertentu. Asuransi komersial penyelenggaraannya bersifat komersil dimana asuransi ini memberikan perlindungan kepada penduduk atas dasar commerce dengan ciri hubungan transaksi seperti hubungan transaksi dagang, atau dengan kata lain mereka yang mau membayarlah yang bisa mengikuti asuransi ini. A. Lingkup Asuransi komersial 1. Jaminan asuransi kerugian 2. Jaminan asuransi jiwa B. Jenis asuransi komersial di indonesia 1. Asuransi kesehatan komersial perorangan (private voluntary health insurance). Contoh: Lippo Life, BNI Life, Tugu Mandiri, Takaful, Metlife, ING, Aetna, Jiwasraya, Bringin dan lainnya.

14

2. Asuransi kesehatan komersial kelompok (regulated private health insurance). Contoh: produk Asuransi Kesehatan Sukarela oleh PT Askes, PT Allianz

2. Persamaan Asuransi sosial dan komersial Persamaan antara asuransi sosial dan asuransi komersial, adalah sebagai berik ut: 1. Adanya unsur premi yang merupakan kewajiban tertanggung dan berkaitan erat dengan haknya untuk menerimapembayaran dari penanggung. 2. Penanggung mempunyai kewajiban untuk melakukan prestasi berupa pembayaran kepada tertanggung. Maksud dari prestasi penanggung tersebut supaya pihak tertanggung kembali kepada kedudukan semula seperti sebelum peristiwa kerugian terjadi. 3. Ada suatu peristiwa yang belum pasti terjadi dengan demikian, peristiwa yang di maksud merupakan bahaya atau risiko yang dapat menimbulkan kerugian kepada tertanggung 4. Adanya suatu kepentingan, yaitu kekayaan terkena kepada atau bagian kekayaan, bahaya sehingga tertanggung.

termasuk hak-hak subyektif yang dapat meninbulkan kerugian

Bertujuan mengalihkan atau membagi risiko. 5. Menimbulkan suatu perikatan bagi kedua belah pihak.

3. Perbedaan Asuransi Sosial dan Komersial Setelah berbagai sifat asuransi dibahas diatas, maka di bawah ini

disajikan ringkasan berbagai aspek yang membedakan antara asuransi sosial dan komersial

15

Tabel 2. Perbedaan Prinsip Asuransi Sosial dan Asuransi Komersial Aspek Kepersertaan Sifat gotong royong antar golongan Asuransi Sosial Wajib Muda Tua Kaya Miskin Sehat Sakit Seleksi Bias Tidak ada Adverse Selection atau favourable selection, tergantung keahlian insurer Premi Not risk related, biaya proporsional terhadap upah Paket jaminan/benefit Sama untuk semua peserta Risk related biasanya dalam jumlah harga tertentu Bervariasi sesuai dengan premi yang dibayar Keadilan/equity Respon pelayanan medis Egaliter, social Pemenuhan kebutuhan medis (medical needs) Liberter, individual Pemenuhan permintaan medis (medical demand) Asuransi Komersial Sukarela Sehat Sakit

Sumber: Thabrany, H dalam bukunya Asuransi Kesehatan di Indonesia, Depok, 2001 Tabel diatas menunjukkan perbedaan asuransi sosial dan komersial berdasarkan aspek kepersetaan, sifat gotong royong antar golongan, seleksi bias, premi, paket jamina, keadilan, dan respon pelayanan medis.

16

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012.Pemerintah

Tak

Serius

Selenggarakan

BPJS.

<http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt50608a8ee2703/pemerintahtak-serius-selenggarakan-bpjs.html>, dilihat 14 Oktober 2012 Darmawi, Herman, 2006, Manajemen Asuransi, Jakarta, Bumi Aksara. Iskandar, Ryan, 2007, Prinsip Dasar Asuransi.

<http://ryaniskandar.wordpress.com/2007/07/01/prinsip-dasar-asuransi/>, dilihat 17 Oktober 2012 Murti, Bisma, 2000, Dasar-dasar Asuransi Kesehata,.Yogyakarta, Penerbit Kanisius Praningtyas, Paramita, 1997, Asuransi Sosial Kedudukannya Dalam Hukum Asuransi.<http://eprints.undip.ac.id/20862/>, dilihat 14 Oktober 2012 PT Askes Indonesia. Info Perusahaan. <http://www.ptaskes.com/info-

perusahaan>, dilihat 14 Oktober 2012 PT MAA Life Assurance, Pengetahuan Asuransi,

<http://www.maa.co.id/Indo/Life/Information/Knowledge/K_Prinsip.aspx >,dilihat 17 Oktober 2012 Rusman, Ignatius. Pengertian Asuransi.

<http://www.insure.co.id/pustaka/asuransi-umum/pengenalanasuransi/Pengertian-Asuransi.pdf> dolihat 13 Oktober 2012 Tabungan dan Investasi, 2011, Prinsip-prinsip Asuransi.

<http://cerdasmenabung.wordpress.com/2011/01/07/prinsip-prinsipasuransi/>, dilihat 17 Oktober 2012 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial.

17

You might also like