You are on page 1of 4

Fisiologi Asam Basa

Donald S. Prough J. Sean Funston Christer H. Svensn Scott W. Wolf Gambaran Umum 1. Persamaan Henderson-Hasselbach menjelaskan hubungan antara pH, PaCO 2 dan bikarbonat serum. Persamaan Henderson menjelaskan substitusi konsentrasi hydrogen menjadi pH. 2. Patofisiologi dari alkalosis metabolik terbagi menjadi factor penyebab dan faktor maintenance. Faktor maintanace di sini ialah seperti hipoperfusi renal yang dapat meyebebakan hipovolemia. 3. 4. Alkalosis respiratori pada pasien alkalosis metabolic dapat menyebabkan alkalemia yang lebih berat. Asidosis metabolic muncul sebagai konsekuensi pengggunaan bikarbonat yang digunakan sebagai buffer endogen asam organic atau akibat dari kehilangan bikarbonat eksternal. Akibatnya ialah peningkatan anion gap (Na + - [Cl- + [HCO3-]]). 5. Saat mengubah ventilasi mekanik menjadi ventilasi spontan pada pasien dengan asidosis metabolic berar, penting untuk menjaga level kompensasi ventilasi yang sesuai, tunda terapi untuk penyebab asidosis metabolic. 6. Sodium Bikarbonat tidak pernah terbukti mengubah outcome pada psien dengan asidosis laktat, sehingga perlu diberikan kepada pasien dengan asidemia berat. Sebagai konsekuensi terhadap suatu penyakit dan efek suatu terapi, pasien yang akan melakukan tindakan bedah berpotensi akan terjadinya gangguan keseimbangan asam basa, volume intra dan ekstra vascular, dan elketrolit serum. Manajemen perioperasi yang benar terhadap keadaan asam-basa, cairan, dan elektrolit dapat meminimalkan morbiditas dan mortalitas perioperasi. Beberapa data terbaru memberikan informasi mengenai manajemen cairan perioperasi pada

pasien rawat jalan dan pasien operasi besar atau pada pasien dengan hiperkanea kronis. Interpretasi dan Penatalaksanaan Asam Basa Manajemen gangguan keseimbangan asam basa perioperasi membutuhkan pemahaman terhadap empat dasar gangguan keseimbangan asam basa yaitu alkalosis metabolik, asidosis metabolik, alkalosis respiratori, dan asidosis respiratori selain terdapat komplikasi atau kombinasi gangguan tersebut. Bagian ini akan membahas pathogenesis, komplikasi mayor, mekanisme kompensasi fisiologi, dan terapi pada gangguan asam basa selama perioperasi. Gambaran Umum Keseimbangan Asam Basa Secara umum, keseimbangan asam-basa didefinisikan mengguanakan persamaan Henderson-Hasselbach :

angka 6,1 merupakan pKa dari asam karbonat dan 0.03 merupakan koefisien kelarutan CO2 di dalam darah. Berdasarkan konteks tersebut maka pH merupakan variable dependen sementara konsentrasi asam bikarbonat [HCO3-] dan PaCO2 merupakan variable independen; sehingga alkalosis dan asidosis metabolik didefinisikan sebagai gangguan dimana konsentrasi [HCO3-] meningkat atau menurun sedangkan alkalosis dan asidosis respiratori didefinisikan sebagai peningkatan atau penurunan PaCO2. pH, merupakan logaritma negative dari konsentrasi ion hydrogen ([H+]), menggambarkan suatu keasaman atau kebasaan suatu karutan atau darah. Pada persamaan Henderson, setelah konversi pH menjadi [H+], juga dapat menggambarkan hubungan antara 3 variabel mayor yang diukur atau terhitung pada sampel gas darah :

Untuk memperkirakan hubungan logaritmik antara pH dan [H +], anggap bahwa [H+] adalah 40 mmol/L pada pH 7,4; peningkatan pH sebanyak 0.10 pH unit akan menurunkan [H+] sebesar 0.8 A dari [H+] awal; penurunan pH sebanyak 0.10 pH unit akan meningkatkan [H+] sekitar 1.25; serta perubahan kecil ( <0.05 pH unit)

bias meningkatkan ataupun menurunkan konsentrasi [H+] sekitar 1.0 mmol/L pada setiap penurunan atau peningkatan unit pH sebesar 0.10. Sebagai alternatif terhadap pendekatan asam-basa, Stewart menginterpretasikan perbedaan terhadap variable dependen dan independen dalam penghitungan pH. Variabael independennya ialah PaCO2, perbedaan ion kuat, dan konsentrasi protein yang bukan termasuk ion kuat. Golongan ion kuat antara lain adalah natrium (Na+), kalium (K+), klorida (Cl-), dan laktat. Perbedaan ion kuat, dihitung sebagai (Na+ + K+ - Cl-), di mana dalam keadaan normal ialah sekitar 42mEq/L. Secara umum, pendekatan Stewart menjelaskan tentang mekanisme yang mendasari gangguan asam-basa, berbeda dengan pendekatan HendersonHasselbach yang lebih deskriptif. Bagaimanapun juga, interpretasi klinik dan penatalaksanaan terhadap gangguan keseimbangan asam-basa jarang menemui kesalahan berdasarakan persamaan Henderson-Hasselbach. Alkalosis Metabolik Alkalosis metabolik, digambarkan dengan hiperkarbonatemia (>27.0 mEq/L) dan biasanya disertai pH (>7.45), keadaaan ini sering muncul pada pasien postoperasi dan pada pasien kritis. Beberapa factor yang dapat menyebabkan alkalosis metabolik ialah antara lain muntah dan penggunaan diuretik. (Table 14-1). 3 Manajemen terhadap alkalosis metabolik bergantung terhadap stimulus yang kontinu seperti hipoperfusi renal, hypokalemia, hipoklorida atau hipovolumia, untuk reabsorbsi [HCO3-] di tubulus distal. Alkalosis metabolik berkaitan dengan hypokalemia, hipokalsemia terion ionized hypocalcemia, dan aritmia ventrikel sekunder, toksisitas digoksin, dan kompensasi dari hipoventilasi (hiperkarbia) walaupun kompensasi jarang menyebabkan PaCO2 > 55 mmHg (Table 14-3). Alkalemia dapat mengurangi ketersediaan oksigen jaringan melalui pergeseran kurva disosiasi oksihemoglobin ke arah kiri dan melalui penurunan cardiac output. Pada manajemen anastesi, alkalosis respiratori buatan pada pasien yang sudah dalam keadaan alkalosis metabolic dapat menyebabkan alkalemia berat dan depresi kardiovaskular, disritmia, hypokalemia, dan komplikasi lainnya.

Pada pasien yang belum dilakukan pemeriksaan gas darah arteri, elektrolit serum, dan mempunyai factor resiko seperti muntah-muntah, penggunaan suction nasogastric, dan penggunaan diuretik secara kronik dapat diduga sebagai alkalosis metabolik. Pada gas darah arteri CO 2 total harus sekitar 1.0 mEq/L lebih besar dari [HCO3-]. Apabila pada hasil pemeriksaan gas darah arteri didapatkan nilai [HCO3-] atau CO2 melebihi normal sekitar >4.0 mEq/L, maka kemungkina pasien tersebut sedang dalam kondisi alkalosis metabolic atau merupakan respon dari hiperkarbia kronik. Hiperkarbonatemia pada nilai elektrolit serum pada gas darah arteri preoperasi harus menjadi peringatan bagi ahli anastesi sebagai factor yang dapat menimbulkan alkalosis metabolic (see Tables 14-1 and 14-2).

You might also like