You are on page 1of 11

Aswamedha Parwa Bagian Ke 36 -----------------------------------------------------------------------------------

Bagian Ketigapuluh Enam

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 1 of 11

Aswamedha Parwa Bagian Ke 36 -----------------------------------------------------------------------------------

Segala-galanya yang tidak nampak itu, yaitu yang tidak bisa ditangkap oleh daya persepsi, yang merasuk kedalam segala-galanya, yang kekal, tidak rusak oleh proses sendiri maupun oleh kekuatan dari luar, itulah yang sebenarnya diandaikan sebagai kota yang memiliki pintu gerbang sembilan, mempunyai tiga lapisan sifat dan tersusun atas dasar lima unsur, mempunyai sebelas jalur pemberi arah termasuk pikiran. Ia dapat membedakan keadaan masing-masing wujud atau benda-benda dan mempunyai pengertian sebagai penguasanya. Itu semua merupakan pengendapan dari yang sebelas. Yang tiga sebagai penunjang, yang dikenai sebagai tiga n. Ia selalu bergerak, dan tiga sifat menjadi esensinya. Kegelapan (tamas), Nafsu (kma) dan Kebaikan (sattwam), itulah ketiga sifat itu. Yang tiga ini bergabung menjadi

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 2 of 11

Aswamedha Parwa Bagian Ke 36 -----------------------------------------------------------------------------------

satu kesatuan, tunjang-menunjang, yang satu tergantung dari yang lain. Yang satu melindungi yang lain dan mengikuti yang lain, saling berkait erat sekali. Kelima unsur besar itu diberikan bersifat oleh ketiga hakekat sifat ini. Jadi, segala sesuatu yang berwujud itu, diberi bersifat oleh ketiga sifat dasar yang telah disebutkan itu. Sifat Kebaikan dikait oleh sifat Kegelapan dan Kebaikan itu pula dikait oleh sifat Nafsu, demikian sebaliknya. Dalam setiap keadaan, ketiganya itu tidak dapat dipisahkan. Dan sifat-sifat dasar itu tidak dapat dimusnahkan, namun dengan kekuatan kemauan dan pikiran penyalurannya dapat diarahkan, sehingga masing-masing seolah-olah dapat diperbesar atau diperkecil pengaruhnya. Pada hakekatnya, sifat Kegelapan itu diwujudkan oleh keadaan gelap tanpa cahaya, dan kegelapan itu

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 3 of 11

Aswamedha Parwa Bagian Ke 36 -----------------------------------------------------------------------------------

sendiri juga meliputi sifat-sifat yang sering digambarkan yang selalu dengan menonjol kebodohan, dalam ketidak perbuatanbenaran serta ketidak adilan atau segala sesuatu perbuatan dosa. Itulah Kegelapan yang selalu membayangi sifat-sifat yang lain. Banyak atau sedikit selalu mengalir bersama-sama sifat-sifat yang lain. Sifat nafsu Nafsu itu itu berfungsi mendorong untuk

dilakukannya perbuatan atau kegiatan. Dorongan memberikan kekuatan berlangsungnya serangkaian tingkah laku yang menghasilkan. Keindahan yang anggun, kelincahan gerakan dan ketaatan kepada keyakinan adalah merupakan perwujudan terang, sifat kebaikan dari segala mahluk. Analisa di atas ini telah

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 4 of 11

Aswamedha Parwa Bagian Ke 36 -----------------------------------------------------------------------------------

dikenal dan diakui oleh orang-orang bijaksana sejak awal timbulnya kesadaran. Lebih jauh, inilah gambaran dari ketiga sifatsifat itu, baik secara bergabung maupun sendirisendiri. Sifat Kegelapan itu meliputi hal-hal sebagai yang berikut: harus Kebodohan, tidur, kenaifan, ketakutan, ketergantungan, tidak bisa memutuskan apa dilakukan, kemilikan, kedukaan, tindakan-tindakan buruk, kehilangan ingatan, pertimbangan tidak dewasa, tidak berkeyakinan, melanggar tata tertib, keistimewaan, kesombongan, kebutaan, tetapi bodoh menginginkan keangkuhan,

berlagak pintar, tidak ramah, bermusuhan, jahat, curang, tidak bisa melihat hubungan-hubungan, berbuat dosa, tidak berperasaan, kaku, malas, tidak mengendalikan keinginan dan mengalami kemerosotan atau kejatuhan derajat. Bagaimana

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 5 of 11

Aswamedha Parwa Bagian Ke 36 -----------------------------------------------------------------------------------

pun keadaan jiwa seseorang itu, apabila masih diikat oleh kebodohan atau kurang pengertian, maka ia itu masih diliputi oleh Kegelapan. Selanjutnya, sering berbicara menjelekkan orang lain, mencela dewa-dewa, mencela orangorang bijaksana atau para Brhmaa, tidak bebas, sombong, bodoh, mengutuk, tidak memaafkan, kejam terhadap semua mahluk, semua itu adalah ciri-ciri diliputi kegelapan. Apapun juga jenis kegiatan yang dilakukan, tetapi sia-sia atau tidak bermanfaat, misalnya memberikan dna puya sia-sia karena sipemberi seorang yang berhati jahat, atau menerima atau memberi pada waktu yang tidak tepat, memiliki sesuatu yang tidak baik, memakan makanan tidak bermanfaat, itu semua juga merupakan pengaruh dari sifat kegelapan. Berbuat cabul, tidak memaafkan, rakus,

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 6 of 11

Aswamedha Parwa Bagian Ke 36 -----------------------------------------------------------------------------------

sombong, tidak berkeyakinan, itu semua juga merupakan ciri-ciri kegelapan. Siapapun juga yang hidup di dunia ini, memiliki ciri-ciri seperti itu, melakukan kesalahan-kesalahan sejenis itu, dan melanggar peraturan-peraturan yang digariskan oleh Kitab Suci, dapatlah ia dikatakan diliputi oleh kegelapan. Sekarang dengarkan baik-baik di mana orang-orang yang diliputi kegelapan itu dilahirkan. Orang-orang seperti itu sudah ditakdirkan untuk mengisi alam siksaan atau neraka, menjelma di antara mahluk-mahluk yang paling rendah. Mereka terlahir di alam itu diantara binatang-binatang jahat. Mereka menjadi mahluk tak bergerak, menjadi binatangbinatang, menjadi binatang tersiksa, orang-orang biadab, ular, cacing dan ulat, serangga dan burung-burung, segala macam mahluk jahat, orang gila, bisu dan tuli, orang-orang berpenyakit menular, pengotor, orang-orang

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 7 of 11

Aswamedha Parwa Bagian Ke 36 -----------------------------------------------------------------------------------

yang selalu berbuat jahat dan tenggelam di dalam kegelapan. Atau orang yang selalu menurun keadaannya. Ia diliputi oleh kegelapan, tenggelam di dalam kegelapan. Sekarang dengarkanlah apa yang harus diusahakan mereka untuk memperbaiki keadaannya itu. Mereka itupun dapat mencapai kedudukan orang yang berbudi luhur. Mahluk-mahluk yang karena buah pekertinya lalu terlahir dibawah tingkat manusia, apabila memanfaatkan dirinya untuk kepentingan upacara keagamaan yang diselenggarakan oleh para Brhmaa, taat melakukan kewajibannya sesuai dengan tingkat kehidupannya membahagiakan dan selalu berpikir yang untuk lain, mahluk-mahluk

tentulah ia akan berhasil meningkatkan dirinya ke tingkat keadaan yang lebih tinggi. Dengan perjuangan yang sungguh-sungguh ia mungkin

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 8 of 11

Aswamedha Parwa Bagian Ke 36 -----------------------------------------------------------------------------------

juga mencapai tingkat kedudukan seorang Brhmaa mulia dan akhirnya, merekapun akan berhasil mencapai alam Surga. Inilah suatu kaidah kehidupan yang tercantum dalam Weda. Meskipun dahulunya mereka terlahir di bawah tingkat kedudukan manusia, menjadi tua di dalam dunianya itu, akan tetapi apabila sudah menunaikan tugasnya yang ditunjang oleh citacitanya guna peningkatan jiwanya, pasti mereka akan mengalami peningkatan kelahiran hingga mencapai tingkat manusia. Mahluk-mahluk itu akan terlahir diantara manusia, pertama-tama sebagai orang tak berkasta, orang bisu-tuli, cacat jasmani misalnya sumbing dan sebagainya, dan kemudian peningkatan, ia mengalami menjadi kasta peningkatandra, dan

selanjutnya, di mana kekuasaan kegelapan semakin menipis. Mengikatkan diri kepada

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 9 of 11

Aswamedha Parwa Bagian Ke 36 -----------------------------------------------------------------------------------

nafsu-nafsu dan emosi adalah suatu kebodohan. Dalam hal ini, semua manusia, bahkan para i dan muni sekalipun, tidak luput dari kebodohan itu. Dewa-dewa sekalipun masih saja melakukan perbuatan-perbuatan yang diliputi oleh kebodohan. Buktinya adalah karena mereka masih menginginkan kesenangan. Kegelapan, kebodohan, kegelapan besar dan kebodohan besar, semuanya itu disebut kutuk dan kematian, yang membuat kita buta dalam kesamaran. Semuanya itu disebut lima macam penderitaan yang terbesar. Kutuk itulah kegelapan yang sangat hebat. Demikianlah O Brhmaa, aku telah menjelaskan secara terperinci sifat dan ciriciri kegelapan itu. Sudahkah kalian memahaminya ? Sudahkah kalian melihat kenyataannya ? Itulah Kegelapan yang selalu menipu manusia hingga ia melihat sebagai kenyataan segala sesuatu yang sebenarnya bukan

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 10 of 11

Aswamedha Parwa Bagian Ke 36 -----------------------------------------------------------------------------------

kenyataan. Camkanlah semuanya itu ! Dengan menyadari kenyataan ini, pastilah kalian akan dapat membebaskan diri dari cengkeraman kegelapan itu

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 11 of 11

You might also like