Professional Documents
Culture Documents
Brahman melanjutkan firmannya : Hakekat sifat itu, sebenarnya tidak dapat dijelaskan selengkapnya secara terpisah satu dengan yang lain. Nafsu, Kebaikan dan itu Kegelapan sebagai satu terpadu sebenarnya mewujudkan diri gabungan bulat. Ketiganya
sempurna, saling kait dan saling pengaruhmempengaruhi, dan yang satu melindungi yang lainnya. Yang satu bergerak atas dorongan yang lain, atau yang satu bergerak untuk diikuti oleh yang lain. Selama kebaikan itu ada, selama itu pula nafsu itu ada; selama kegelapan dan nafsu itu ada, selama itu pula kebaikan itu ada. Ketiganya itu berjalan bersama-sama saling tarik dan saling mendorong. Dan semuanya itu berada di dalam jasad atau wujud, selalu bergerak, baik dengan alasan, maupun tidak dengan alasan. Meskipun demikian, masing-masing itu dapat
mengalami ketiga
perkembangan sifat-sifat
yang itu
berbeda.
Sekarang marilah kita lihat, bagaimana caranya hakekat berkembang bertambah besar atau menyusut menjadi kecil. Ada terdapat sifat Kegelapan yang semakin bertambah besar pengaruhnya. Ini terlihat pada mahluk-mahluk berderajat rendah. Pada mahlukmahluk itu, nafsunya tidak seberapa besar, sedangkan sifat kebaikannya lebih-lebih kecil lagi. Pada mahluk-mahluk tingkat menengah, dorongan nafsunya cukup besar; kegelapan agak kecil dan kebaikannya kecil sekali. Pada mahluk-mahluk yang tinggi tingkatannya, dorongan kebaikannyalah yang lebih menonjol, kegelapannya kecil dan nafsunya lebih kecil lagi. Sifat Kebaikan itulah yang mendorong perubahan-perubahan yang terjadi pada alat-alat pengindraan. Kebaikan itu yang memberikan kita kebijaksanaan. Tidak ada kewajiban yang
lebih tinggi daripada mengabdi kepada kebaikan. Orang-orang yang bergerak berdasarkan atas kebaikan itu akan berkembang terus menuju ke atas. Orang-orang yang bergerak atas dorongan nafsunya, akan selamanya berada di tingkat menengah. Dan orang-orang yang bergerak berdasarkan kegelapan, akan merosot terus ke bawah karena sifat kegelapan itu memang rendah. Kegelapan menyelubungi orang-orang berderajat rendah, bodoh dan malas, yang karena sifatnya itu kite sebut mereka golongan dra. Nafsu menggerakkan katriya, para pahlawan dan yang golongan dan orang-orang
menuntut ilmu pengetahuan sejati, golongan bijaksana, yang karena sifatnya kita sebut golongan Brhmaa, digerakkan oleh sifat kebaikan. Sifat-sifat itu menjadi ciri-ciri menonjol dan sebenarnya, ketiga sifat-sifat itupun dimiliki oleh ketiga .golongan itu,
mencetuskan diri dalam perbandingan yang sesuai dengan sifat golongan mereka masingmasing. Dipandang secara sepintas lalupun sudah nampak bahwa sifat-sifat itu terdapat dalam bentuk gabungan di dalam diri setiap mahluk. Sifat-sifat itu tidak pernah berdiri sendiri. Melihat matahari terbit, orang-orang jahat gemetar ketakutan, para pengembara yang sedang berada dalam perjalanan merasakan panas menyengat. Sebenarnya, matahari itulah perlambang dari kebaikan yang berkembang, yang mempengaruhi perkembangan dari apapun juga yang berada di dunia ini. Orang jahat itu melambangkan kegelapan. Pengembara yang sedang menempuh perjalanan melambangkan Nafsu. Gerhana matahari atau kegelapan hari melambangkan sifat Kegelapan. Namun bagaimana pun juga, semua sifat itu terdapat dalam bentuk gabungan juga di dalam benda-
benda langit yang bercahaya. Masing-masing sifat iti berfungsi berganti-ganti, dengan cara berbeda dan dalam waktu yang berbeda. Dalam benda-benda mati atau tidak bergerak, sifat Kedelapan itu ada dalam proporsi yang sangat banyak. Nafsu dalam jumlah besar berada pada mahluk-mahluk perwujudan terkandung yang selalu bergerak yang dan berubah. Ringan, bersih dan murni adalah sifat dalam Kebaikan, banyak yang minyak-minyak
menyebarkan bau wangi dan nyaman. (Rasa-rasa asam, manis, asin, pahit dsb. adalah merupakan cetusan sifat Nafsu). Malam, bulan mati, bulan, tengah bulanan, tahun, yang masing-masing beralih atau merupakan perwujudan
berubah dari ketiga gabungan sifat-sifat itu. Demikianlah sifat-sifat dasar itu mempengaruhi segala-galanya di dunia ini, bahkan upacara kurban yang dilakukan setiap saat, terdiri dari
tiga bagian yang masing-masing bagiannya dipengaruhi oleh masing-masing dari ketiga sifat itu. Dunia inipun terbagi tiga, demikian juga golongan dewa-dewa. Pengetahuan, jalan dan akhir tujuan itu semuanya terbagi tiga sesuai dengan tiga sifat dasar yang mempengaruhinya. Masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang, gama, kekayaan dan kesenangan, pra, apna dan udna, masing-masing itu dipengaruhi oleh ketiga sifat dasar itu. Ketiga sifat itu bergerak berganti-ganti pada setiap benda dan setiap keadaan. Dan ketiganya itu melakukan gerakan dari dalam tidak secara langsung dapat dilihat. Ketiga sifat itu kekal adanya. Keadaan yang tidak nampak itu, yang terdiri dari ketiga sifat dasar itu, tidak dapat ditangkap dengan menggunakan alat-alat pengindraan ia itu suci, tetap, tidak mempunyai keakhiran tidak terlahir, merupakan rahim, kekal, melakukan proses
modifikasi Alam, Pradhna. Kemusnahan, hasil, penyerapan, tidak berkembang, maha luas, tidak goyah, tidak dapat digerakkan atau tetap di satu tempat, dan yang paling terutama adalah bahwa ia itu tidak nyata atau riil. Semua sebutan itu harus dikenal oleh mereka yang memusatkan pikirannya kepada hal-hal yang berhubungan dengan roh. Orang yang mengetahui dengan tepat nama, sifat dan cara berprosesnya wujud yang tidak nampak itu, akan mengetahui kebenaran beserta pembagian serta dapat beda membedakan, dan dapatlah ia membebaskan diri dari ikatan jasmani, membebaskan diri dari semua sifat dan pasti akan sempat menikmati kebahagiaan hakiki.