Professional Documents
Culture Documents
Roda
kehidupan
akan
berputar
terus.
Pengertian yang menjadi kekuatannya, pikiran dan jiwa menjadi sumbunya. Roda itu diikat dan disatukan oleh rasa dan pengindraan. Pusatnya adalah lima unsur besar dan rumah tangga merupakan keliling lingkarannya. Roda kehidupan ini diselubungi oleh cacat-cacat dan kedukaan, menurunkan segala macam penyakit dan bencana. Roda itu dipengaruhi oleh waktu dan tempat. Bergetar dan menderu-deru suaranya, yang tidak lain adalah kerja keras dan latihan-latihan. Siang dan malam merupakan ciri dari perputarannya. Dikelilingi oleh panas dan dingin. Direkat dan disambung oleh kesenangan dan ketidak senangan, rasa haus dan lapar adalah merupakan paku-paku yang menancap pada roda itu. Panas dan teduh merupakan lintasannya. Roda itu dapat digoncangkan meskipun hanya
dalam waktu sekejap saja Diselubungi kepalsuan dan kebodohan. Ia berputar tanpa kesadaran. Panjang lintasan yang ditempuh diukur dengan waktu, tengah bulanan dan bulan. Jalannya itu sungguh tidak teratur, tersentak-sentak melintasi seluruh dunia. Tapa brata dan kebulatan tekad sebagai lumpurnya. Kekuatan nafsu menjadi tenaga pendorongnya. Ia diterangi .oleh egoisme yang besar dan dipertahankan atau dipelihara keutuhan bentuknya oleh sifat-sifatnya. Roda itu menjadi teguh terikat, karena cita-citanya atau tujuan terakhirnya belum dapat dicapai. Roda itu terus berputar menyusuri jalan kehancuran dan kedukaan. Ia penuh dengan berbagai macam kegiatan beserta alat-alat untuk melakukan kegiatan itu dan ia semakin menjadi besar karena semakin meluasnya unsur-unsur yang mengikat. Jalannya goyah karena dan adanya nafsu dorongan-dorongan keinginan
kemilikan. Ia diciptakan oleh beraneka ragam kebodohan. Roda itu dijaga oleh perasaan takut dan kebodohan yang diakibatkan oleh salah pengertian. Ia bergerak terus untuk mencari kesenangan dan kegembiraan dan ia hanya memiliki keinginan dan kemarahan. Wujudnya itu memang diawali dari Mahat dan diakhiri dengan unsur-unsur nyata. Ciri-cirinya yang paling menonjol adalah adanya produksi dan pengrusakan yang berlangsung silih berganti dan terus menerus. Kecepatannya sama dengan kecepatan pikiran dan memang pikiran itulah yang menjadi batas keluasannya. Roda kehidupan ini berkaitan dengan sifat kembar yang saling bertentangan dan tidak memiliki kesadaran. Ia itulah wujud materi alam semesta yang tidak kekal, dan harus ditinggalkan! Itulah yang harus dikendalikan dan dipersingkat jangka perputarannya. Orang bijaksana yang memahami
hal ini, semestinya memahami pula awal pergerakan dan perhentiannya. Ia tidak akan dikacaukan lagi oleh kesalahan pengertian. Ia terbebas dari semua kesan-kesan, tidak lagi dipengaruhi oleh sifat kembar yang saling bertentangan, terbebas dari dosa-dosa dan mencapai cita-citanya yang, tertinggi. Dari keempat cara hidup yang sudah disebutkan, maka kehidupan berumah tangga adalah yang menjadi dasar pertama, Apapun juga peraturanperaturan yang ditetapkan dalam kehidupan di dunia ini, memang patut ditaati karena ketaatan itu sangat besar manfaatnya. Orang yang sudah melakukan upacara penyucian diri, menepati sumpah dan janji, terlahir di tengah-tengah keluarga atau bangsa yang terhormat, selamanya akan mendapatkan kemuliaan, apalagi yang sudah mempelajari Weda-weda serta menamatkan pelajaran melalui seorang Guru.
Orang baik-baik akan selalu menunjukkan kesetiaan kepada tata isterinya cara yang pertama, laku, menjalankan bertingkah
mengendalikan indriyanya, memiliki keyakinan dan menyelenggarakan lima upacara kurban. Ia hanya memakan makanan yang sudah terlebih dahulu dipersembahkan kehadapan dewa-dewa, atau memakan yang dna makanan digariskan puya dengan lebih dalam sesuai setelah Weda, dengan disuguhkan kepada tamu, melakukan peraturanperaturan dengan menyelenggarakan upacara kurban yang disertai kemampuannya, giat bekerja, memperhatikan petunjuk-petunjuk sebaik-baiknya, melakukan tapa-brata, tidak banyak berbicara. Orang seperti itulah yang dapat digolongkan sebagai orang baik-baik atau Sia. Orang harus selamanya mengenakan benang suci dipergelangan tangannya, berpakaian bersih,
suka
memberi
dan cinta
Dorongan memegang
nafsu ethika
ditundukkan,
mengembangkan
dalam
bertingkah
Menyediakan air kepada para tamu dan menjadi guru setelah tamat belajar. Orang baik-baik akan menyelenggarakan upacaranya sendiri dan menyempatkan diri untuk hadir dalam upacara orang lain. Ia harus pula memperhatikan kebutuhannya sendiri, cukup memberikan hiburan kepada dirinya sendiri. Itulah perbuatanperbuatan yang menjadi ciri dan pegangan untuk menjadi orang baik. Apabila diperhatikan, perbuatan-perbuatan itu terdiri dari enam macam dan serta tiga dari antaranya, yaitu mengajar, dari menyelenggarakan upacara untuk orang lain, menerima pemberian-pemberian perbuatan mereka yang ikhlas dan berhati bersih adalah merupakan ciri-ciri golongan
Brhmaa. Tiga perbuatan yang lain, yaitu memberikan dna puya, belajar dan melakukan upacara kurban adalah merupakan kewajiban umat manusia semuanya, dan sesungguhnyalah bahwa perbuatan-perbuatan itu akan membawa berkah bagi kehidupan setiap mahluk di alam semesta. Melakukan tapa-brata, mengendalikan diri, memancarkan cinta kasih kepada sesama mahluk hidup, memberi maaf dan pengampunan, memandang semua mahluk memiliki derajat yang sama, itu semua adalah merupakan tugas manusia dari semua golongan dan tingkatan. Brhmaa bijaksana, yang menempuh kehidupan berumah tangga^ menepati semua sumpah dan janjinya, selalu memuja dengan ketulusan hatinya, serta menunaikan tugas-tugas yang menjadi tanggungannya, pasti lah akan berhasil mencapai kedudukannya di alam surga.