You are on page 1of 10

Modalitas Fisioterapi

I. Modalitas yang Termasuk Panas Listrik

1. Transcutaneus Electrical nerve stimulation (TENS) Tens (transcutaneus electrical nerve stimulation), alat ini dioperasikan dengan baterei kecil dan menggunakan transmisi listrik dan bermanfaat menurunkan nyeri. Elektroda di letakkan didaerah yang bersangkutan yang mengalami nyeri. Mesin dihidupkan dan arus listrik disalurkan lewat elektroda. Perasaan geli terasa dibawah kulit dan otot. Sinyal ini berfungsi menggangu sinyal nyeri. Sinyal dari tens ini mempengaruhi syaraf-syaraf pada daerah yang diaplikasikan tens dan memutus sinyal nyeri sehingga pasien merasakan nyerinya berkurang. Tujuan pemberian TENS Memeilhara fisiologis otot dan mencegah atrofi otot, re-edukasi fungsi otot, modulasi nyeri tingkat sensorik, menambah Range Of Motion (ROM)/mengulur tendon, memperlancar peredaran darah dan memperlancar resorbsi oedema.

Indikasi TENS

Keluhan nyeri, kondisi sehabis trauma/operasi urat saraf yang konduktifitasnya belum membaik, kondisi keluhan nyeri pada otot, kondisi peradangan sendi (Osteoarthrosis, Rheumathoid Arthritis dan Tennis elbow).

Kontra Indikasi TENS

Sehabis operasi tendon transverse sebelum 3 minggu, karena adanya ruptur tendon/otot sebelum terjadi penyambungan, kondisi peradangan akut/penderita dalam keadaan panas. Penempatan Elektroda :

Di sekitar lokasi nyeri : Cara ini paling mudah dan paling sering digunakan, sebab metode ini dapat langsung diterapkan pada daerah nyeri tanpa memperhatikan karakter dan letak yang paling optimal dalam hubungannya dengan jaringan penyebab nyeri Dermatome enempatan pada area dermatome yang terlibat, Penempatan pada lokasi spesifik dalam area dermatome, Penempatan pada dua tempat yaitu di anterior dan di posterior dari suatu area dermatome tertentu Area trigger point dan motor point

Prosedur TENS

Tingkat analgesia-sensoris : frekuensi 50-150 Hz, durasi pulsa <200 (60-100) mikrodetik Tingkat analgesia untuk rasa nyeri : frekuensi 150 Hz, durasi pulsa >150 mikrodetik

Persipan pasien (kulit harus bersih dan bebas dari lemak, lotion, krim dll), periksa sensasi kulit, lepaskan semua metal di area terapi, jangan menstimulasi pada area dekat/langsung di atas fraktur yg baru/non-union, diatas jaringan parut baru, kulit baru.

1. Parafin bath

Pengobatan panas superficial dengan modalitas rendaman hangat parafin. merupakan salah satu metode hidroterapi yang menggunakan parafin sebagai medianya, pada prinsipnya terapi ini merupakan terapi yang memanfaatkan suhu yang relatif tinggi (panas). Parafin yang digunakan untuk terapi ini adalah parafin biasa yang ditambah parafin oil, kemuian dipanaskan hingga meleleh dengan suhu + 55o C. Tujuan pemberian paraffin bath adalah terapi ini mereduksi nyeri dan kekakuan otot, untuk menghindari sapsme otot, meningkatkan range of motion sendi, serta mempercepat proses penyembuhan dengan cara meningkatkan aliran darah sehingga peredaran darah menjadi lancar dan kebutuhan nutrisi pada jaringan yang berkaitan terpenuhi. Metode Aplikasi q Metode Deep : mencelupkan kaki/tangan kedalam cairan parafin bath -> terbentuk permukaan parafin padat dan tipis yang meliputi kulit -> tarik kembali -> ulang 8-10x -> sampai terbentuk sarung tengan tebal (mengisolasi bagian tubuh terhadap kehilangan panas) -> bungkus dengan handuk kering untuk mempertahankan panas -> lama 15-20 menit -> setelah itu sarung tangan parafin dilepas q Metode immersion : mencelupkan tangan/kaki secara terus-menerus kedalam cairan parafin -> terbentuk sarung tangan pada sekitar kulit -> lama 20-30 menit -> lebih efektif meningkatkan temperatur jaringan tapi resiko luka bakar q Metoda breshing : dengan menggunakan kuas -> untuk area yang tidak dijangkau (pinggang, hip, pada regio yang besar) 1. Traksi cervical dan lumbal

Traksi cervical ( traksi leher) adalah suatu tehnik terapi dengan menggunakan mesin mekanis berupa tarikan /peregangan pada daerah cervical (leher). Tujuan : 1. Membantu merelaksasi otot-otot daerah leher dan pundak (cervical) 2. Membantu mengurangi penekanan/ kompresi/iritasi akar syaraf. 3. Membantu penguluran / peregangan otot-otot vertebrae regio cervical.

Indikasi

Digunakan pada fraktur cervical, maxillaries, clavicula dengan Beban 4-6 pounds. Biasanya rutin digunakan oleh penderita stroke atau saraf kejepit di bagian leher.

Kontra indikasi

Perdarahan arteri temporalis, Tekanan sangat sakit pada tulang , Sepsis dari kulit ke abses subdural, Perburukan status neurologis, Mata juling dari jatuhnya nervus kranialis ke 6, Nyeri di Tempero-mandibular, Kontraoindikasi pada fraktur mandibula , Sulit untuk mengontrol fleksi dan ekstensi

Traksi lumbal ( traksi pinggang) suatu tehnik terapi dengan menggunakan mesin mekanis berupa tarikan /peregangan pada pinggang dan pelvis. Tujuan: 1. Membantu merelaksasi otot-otot daerah pinggang (lumbal). 2. Membantu mengurangi penekanan/ kompresi/iritasi akar syaraf. 3. Membantu penguluran / peregangan otot-otot vertebrae regio lumbal. Dosis penggunaan traksi lumbal pada kondisi nyeri punggung bawah dengan sasaran untuk mengurangi spasme otot :

Menggunakan beban tarikan 25% berat badan, Menggunakan traksi lumbal, teknik intermitent dengan perbandingan tarikan/waktu rileks 5/5 detik, Total waktu yang diinginkan 20-30 menit, 2/3 kali per minggu,menunjukkan hasil yang signifikan dalam pengurangan nyeri dan perbaikan fungsional. Menurut Hoeker (1994) menggunakan beban tarikan 25% berat badan tarikan kurang dari 10 detik pada fase tarikan menyebabkan jarak antar sendi sangat minimal, akan tetapi dapat mengaktifkan dan merangsang propioreseptor yang ada pada sendi dan otot sehingga nyeri berkurang. Sedangkan fase istirahat/rileks yang lebih pendek tetapi juga berorientasi pada kenyamanan akan berpengaruh pada perasaan panderita dan merasakan releksasi otot sesaat sebelum traksi lumbal dilanjutkan. Hal ini akan dapat mempertahankan otot dalam posisi rileks yang pada akhirnya mengurangi spasme otot, melancarkan peredaran darah sehingga nyeri bisa berkurang.

1. Electrical stimulasi

Electrical stimulasi menggunakan arus listrik yang menyebabkan satu atau kelompok otot tertentu berkontraksi. Dengan meletakkan elektroda pada beberapa daerah dikulit tertentu fisioterapi dapat mempengaruhi serabut otot untuk berkontraksi. Kontraksi otot dengan menggunakan electrical stimulasi ini dapat meningkatkan kekuatan otot. Fisioterapi dapat

merubah susunan arus untuk arus yang kuat atau arus lemah dalam menggontraksikan otot. Selama proses penguatan otot, terjadilah kontraksi otot yang meningkatkan asupan darah ke daerah yang diberikan arus sehingga meningkatkan proses penyembuhan. II. Modalitas yang Termasuk Panas Gelombang 1. Shortwave Diathermy (SWD)

SWD adalah terapi panas penentrasi dalam dengan menggunakan gelombang elektromagnetik frekuensi 27,12 MHz, panjang gelombang 11 m. Tujuan Pemberian SWD: Memperlancar peredaran darah, mengurangi rasa sakit, mengurangi spasme otot, membantu meningkatkan kelenturan jaringan lunak, mempercepat penyembuhan radang.

Indikasi

Kondisi peradangan dan kondisi sehabis trauma (trauma pd musculoskeletal), adanya keluhan nyeri pd sistem musculoskeletal (kodisi ketegangan, pemendekan, perlengketan otot jaringan lunak), persiapan suatu latihan/senam (untuk gangguan pada sistem peredarah darah).

Kontra indikasi

Kehamilan, kecenderungan terjadinya pendarahan, gangguan sensibilitas, adanya logam di dalam tubuh, lokasi yang terserang penyakit pada pembuluh darah arteri. Teknik aplikasi SWD Pre pemanasan alat 5-10 menit, jarak antara elektroda dengan pasien 5-10 cm/1 jengkal, durasi 15-30 menit, intensitas sesuai dengan aktualitas patologi, posisikan pasien senyaman mungkin, terbebas dari pakaian dan logam, tes sensibilitas, pasang elektroda, pasien tidak boleh bergerak, intensitas dipertahankan sesuai dgn toleransi pasien. 1. Ultra Violet (UV) Ultaviolet merupakan pancaran gelombang elektromagnetik. Dengan panjang gelombang 1800A-4000A. Tujuan Pemberian UV untuk meningkatkan sistem pertahanan tubuh, mempercepat penyembuhan luka terbuka, penyembuhan penyakit kulit tertentu. Dikelompokan : Far UV -> 1800-2900A, daya tembus -> stratum korneum; Near UV -> 2900-4000A, daya tembus -> stratum spinosum > Upaya pengobatan modalitas sinar superficial dgn menggunakan sinar ultra violet gelombang panjang (UV B) atau gelombang pendek (UV A) > UV A (3450-4000A) tanning (pewarnaan) dengan sedikit eritema kulit, immediate banyak terjadi, tidak semua orang tampak pada penyinaran 1 jam, hilang dalam beberapa hari > UV B (2800-3150A): uremik pruritus, eritema kulit, terbakar

> UV C (1800-2800 A) > Struktur kulit dari kulit paling luar ke dalam lapisan dermis : stratum korneum/lapisan tanduk, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum, stratum basale(pigmen); lapisan dermis : pars papilare & pars retikularis; Lapisan subkutis.

Indikasi

q Radikal general : penderita dengan kondisi tubuh rendah (alergi, asmatis, bronchitis), anak-anak yang mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan dan aktivitas (anak premature, Cerebral Palsy). q Radiasi lokal : penyakit kulit karena jamur, luka lama (decubitus), hipopigmentasi (bekas luka terbakar), acne vulvagaris.

Kontra indikasi

Penyakit yang akut (TBC, paru, dermatitis, exim), penderita yang sedang mendapat radioterapi, penderita alergis terhadap sinar UV, sensitiser (adanya kemungkinan penderita menjadi sensitive terhadap sinar UV setelah pengobatan dengan obat-obatan tertentu, misal : sulfa, insuline, thyroid extract, kinine, gold therapy. Prosedur penggunaan UV Dosis : v Untuk radiasi general -> dosis : sub erytema, pengulangan 11 hari, 1 seri 12x v Untuk radiasi lokal -> dosis E II pengulangan 3 hari 1x, E III pengulangan 3 minggu 1x, E IV pengulangan 2 minggu 1x Teknik aplikasi Sebelum terapi dilakukan tes MED (Minimal Erytema Dosage). Posisikan pasien senyaman mungkin, tutup semua bagian kecuali area yang akan di tes, bersihkan dulu dengan alkohol. Area yang akan diterapi diberi karbon hitam yang ada lobangnya, area lain ditutup rapat, untuk terapis pakai kacamata. Timer dlm detik, alat tegak lurus pd kulit, jarak lampu dari kulit 60-90 cm. 1. Infrared (IR)

Infrared adalah efek penghangatan jaringan di dalam tubuh sehingga dapat melancarkan aliran darah. Tujuan pemberian infrared yaitu memanfaatkan kekuatan panas yang digunakan pada kelainan kulit, otot, maupun jaringan tubuh bagian dalam lainnya.

Indikasi

Peradangan, Gangguan sirkulasi darah, Tumor aktif, Ulkus, Cacar.

Kontra indikasi

Luka terbuka, Insufisiensi peredaran darah, Alergi dingin, Anestesi kulit, Diabetes tingkat lanjut, Fenomena Raynaud (arteri-arteri kecil mengalami kejang) 1. Nebulizer

Nebulizer adalah alat yang dapat mengubah obat yang berbentuk larutan menjadi aerosol secara terus- menerus dengan tenaga yang berasal dari udara yang dipadatkan atau gelombang ultrasonik. Mengenai nebulizer dan penguapan merupakan suatu cara pemberian obat melalui inhalasi / pernafasan. Fungsinya sama dengan seperti dengan pemberian obat lainnya namun mempunyai daya effectivitas lebih tinggi dibandingkan melalui mulut / oral. Tujuan pemberian Nebulizer Untuk mengurangi sesak pada penderita asma, untuk mengencerkan dahak, bronkospasme berkurang/ menghilang. Mengenai nebulizer dan penguapan merupakan suatu cara pemberian obat melalui inhalasi/pernafasan,Fungsinya sama seperti dengan pemberian obat lainnya namun mempunyai daya efektifitas lebih tinggi dibandingkan melalui mulut. pengobatan lewat nebulizer ini lebih efektif dari obat-obatan minum, karena langsung dihirup masuk ke paru-paru, sehingga dosis yang dibutuhkan pun lebih kecil, otomatis juga lebih aman. Biasanya dipakai untuk anak asma atau yang memang sering batuk pilek berat karena alergi. Kalau batuk pilek biasa yang hanya sekali-sekali saja tidak perlu pakai nebulizer ( atau bisa di tanyakan kepada dokter dahulu ). Memberikan Nebulizer adalah memberikan campuran zat aerosol dalam partikel udara dengan tekanan udara. Tujuan Memberikan Nebulizer: untuk memberikan obat melalui nafas spontan klien. Persiapan Memberikan Nebulizer Alat dan obat : 1. Oksigen set 2. Nebulizer set 3. Cairan normal saline dan obat yang akan dipakai 4. Spuit 5 atau 10 cc. 5. Mouth piece bila perlu 6. Bengkok

7. Tisu Lingkungan : Bersih dan tenang Petugas : 1 orang Prosedur Memberikan Nebulizer: 1. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pengobatan khususnya pada klien yang menggunakan bronkodilator. 2. Jelaskan prosedur pada klien. 3. Atur posisi klien senyaman mungkin paling sering dalam posisi semifowler, jaga privasi. 4. Petugas mencuci tangan. 5. Nebulizer diisi obat (sesuai program pengobatan) dan cairan normal salin 4-6cc. 6. Hidupkan nebulizer kemudian hubungkan nebulizer dan selangnya ke flow meter oksigen dan set aliran pada 4-5 liter/menit, atau ke kompresor udara. 7. Instruksikan klien untuk buang nafas. 8. Minta klien untuk mengambil nafas dalam melalui mouth piece, tahan nafas beberapa saat kemudian buang nafas melalui hidung. 9. Observasi pengembangan paru / dada klien. 10. Minta klien untuk bernafas perlahan-lahan dan dalam setelah seluruh obat diuapkan. 11. Selesai tindakan, anjurkan klien untuk batuk setelah tarik nafas dalam beberapa kali (teknik batuk efektif). 12. Klien dirapikan. 13. Alat dirapikan. 14. Petugas mencuci tangan. 15. Catat respon klien dan tindakan yang telah dilakukan. Hal-hal yang perlu diperhatikan : 1. Perlakukan klien secara hati-hati. Saat awal tindakan klien perlu didampingi sampai terlihat tenang.

1. Ultrasound (US)

Mesin ultrasound adalah modalitas fisioterapi yang pemanfaatannya dengan menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi atau rendah. Gelombang suara ini dasalurkan di sekitar jaringan dan pembuluh darah, gelombang suara tersebut menembus ke otot sehingga otot menjadi hangat dan otot relaks, oleh karena itu gelombang ultrasound ini digunakan untuk perawatan otot yang mengalami ketegangan dan kekakuan. Efek dari pemanasan ini juga berpengaruh pada pelebaran pembuluh darah dan meningkatkan sirkulasi darah sehingga membantu prose penyembuhan. Fisioterapis juga dapat mengatur frekuensi dari gelombang ultrasound sehingga bisa dimanfaatkan untuk mengurangi peradangan.

Indikasi

Contoh kasus yg termasuk indikasi Ultrasound : Rheumathoid Arthrosis, Osteoarthrosis Genu, Hernia Nucleus Pulposus, Low Back Pain, spasme cervical, tennis elbow, frozen shoulder.

Kontra indikasi

Jaringan yang lembut (mata, ovarium, testis, otak), jaringan yang baru sembuh, jaringan/granulasi baru, kehamilan, pada daerah yang sirkulasi darahnya tidak adekuat, tandatanda keganasan, infeksi bakteri spesifik. Teknik Aplikasi US : Sebelum terapi : lakukan assesment, tes sensibilitas, lokalisasi daerah terapi, tentukan metode (langsung/tidak langsung), beri penjelasan kepada pasien. Persiapan alat : Persiapan pasien Penatalaksanaan US: Berikan gel pada daerah yang akan diterapi, Ratakan gel dgn tranduser, nyalakan alat, Timer ditentukan dari = luas area dibagi dengan luas ERA, Intensitas ditentukan oleh aktifitas patologi :

aktivitas tinggi : dosis rendah (1-1,5 W/cm) aktivitas sedang : dosis sedang (1,5-2 W/cm) aktivitas rendah : dosis tinggi (2-3 W/cm)

Intensitas/durasi : pada kondisi akut intermiten ; pada kondisi kronik continous Ultrasound dengan air (untuk kasus sendi kecil dan permukaan tidak rata), penerapannya : Tidak langsung bersentuhan dengan air, jaraknya 1,5-2,5 cm. Untuk tranduser 1 MHz : penentrasi lebih dalam, tapi area konvergen 3x lebih kecil. Untuk tranduser 3 MHz : penentrasi lebih kecil tapi area konvergen 3x lebih besar. Efek US > Mekanis : menimbulkan efek micromassage -> dilatasi -> inflamasi > Thermal : menimbulkan efek panas tranduser lebih kecil dimana panas ringan sampai 5 cm (deep) dan lebih dominan pada continue. > Piezoelectric : perubahan muatan membran sehingga terjadi proses kimiawi di jaringan di sekitarnya > Biologis : menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah meningkatkan sirkulasi darah -> meningkatkan permeabilitas dan regenerasi jaringan menimbulkan rileksasi otot sehingga akan mengurangi nyeri. 1. Microwave Diathermy(MWD)

Terapi panas menggunakan gelombang mikro dalam bentuk radiasi elektromagnetik yg akan dikonversi dalam bentuk frekuensi 2456 MHz dan 915 MHz dengan panjang gelombang 12,25 arus yang dipakai adalah arus rumah 50 HZ, penentrasi hanya 3 cm. Tujuan pemberian MWD: 1. Membantu meningkatkan sirkulasi limpatik dan sirkulasi darah lokal. 2. Membantu relaksasi otot dan meningkatkan elastisitas jaringan ikat yang letak kedalamannya kurang lebih 3 cm. 3. Membantu meningkatkan proses perbaikan jaringan secara fisiologis. 4. Membantu mengurangi rasa nyeri pada otot dan sendi.

Indikasi

Selektif pemanasan otot (jaringan kolagen), spasme otot (efektif untuk sendi Inter Phalangeal, Metacarpal Phalangeal dan pergelangan tangan, Rheumathoid Arthritis dan Osteoarthrosis), kelainan saraf perifer (neuralgia neuritis)

Kontra indikasi

Adanya logam, gangguan pembuluh darah, pakaian yang menyerap keringat, jaringan yang banyak cairan, gangguan sensibilitas, neuropathi (timbul gangguan sensibilitas dan diabetes melitus), infeksi akut, transqualizer (alat pada pasien dengan gangguan kesadaran), kehamilan, saat menstruasi.

Efek fisiologis yang ditimbulkan MWD

Terjadinya perubahan panas yang sifatnya lokal jaringan yang meningkatkan metabolisme jaringan lokal, meningkatkan vasomotion sehingga timbul homeostatik lokal yang akhirnya menimbulkan vasodilatasi. Perubahan panas secara general yang menaikkan temperatur pada daerah lokal. Teknik aplikasi MWD: Persiapan alat, tes alat, pre pemanasan 5-10 menit, jarak <10cm dari kulit, persiapan pasien : bebaskan dari pakaian dan logam, posisikan pasien senyaman mungkin, tes sensibilitas, jarak 5-10 cm, durasi 20-30 menit. alat 2456MHz, frekuensi terapi 3-5 x/minggu, intensitas 50-100 watt (toleransi pasien), dosis intensitas ditentukan oleh aktualitas patologi (aktualitas rendah : thermal, aktualitas sedang : subthermal, aktualitas tinggi : a thermal) 1. Hot Packs

Hot pack ini dapat menurunkan nyeri yang disebabkan oleh ketegangan atau kekakuan otot. Hot pack juga menyebabkan vasodilatasi/pelebaran pembuluh darah vena yang dapat meningkatkan sirkulasi darah pada daerah tersebut. Pasien dengan ketegangan dan kekakuan otot atau arthritis

sering mendapatkan manfaat dengan penggunaan hot pack Fisioterapis membalutkan hot pack basah kemudian membalutnya lagi dengan beberapa lapis handuk kemudian meletakkannya ke daerah yang membutukan perawatan. Panas yang dihasilkan oleh hot pack mempunyai beberapa manfaat yang penting. Hot pack ini merelaksasikan otot yang kaku sehingga dampaknya jaringan otot tersebut menjadi relaks. III. Modalitas yang Tergolong Dingin 1. Cold Packs

Cold Packsdigunakan fisioterapi untuk merawat daerah yang nyeri dan peradangan. Cold pack dibalutkan pada handuk yang basah dan diletakkan langsung pada daerah yang membutuhkan perawatan. Efek dingin dari cold pack disalurkan ke kulit, otot dan jaringan tubuh pasien menurunkan peradangan pada daerah tersebut. Dan dengan menurunnya peradangan maka nyeri dan bengkak berkurang.

You might also like