You are on page 1of 14

Referat

GANGGUAN WAHAM

Oleh: Arif Sangjaya, S. Ked NIM. 04094705018

Pembimbing: Dr. Laila Sylvia Sari, Sp.KJ

BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA RUMAH SAKIT JIWA JAMBI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2010

HALAMAN PENGESAHAN

Referat yang berjudul: Gangguan Waham Oleh: Arif Sangjaya, S. Ked NIM. 04094705018

Telah diterima sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/Rumah Sakit Jiwa Daerah Jambi.

Jambi, Oktober 2010 Pembimbing,

Dr. Laila Sylvia Sari, Sp.KJ 2

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..2 DAFTAR ISI 3 BAB I PENDAHULUAN 4 BAB II GANNGUAN PANIK 4 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. DEFINISI...5 KLASIFIKASI WAHAM. 5 ETIOLOGI 8 GEJALA KLINIK. 9 DIAGNOSIS.. 10 DIAGNOSIS BANDING.. 10 PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS11 PENATALAKSANAAN.......11

BAB III KESIMPULAN.. 12

DAFTAR PUSTAKA.. 13

BAB I PENDAHULUAN

Waham merupakan keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataannya atau tidak cocok dengan inteligensi dan latar belakang kebudayaannya meskipun sudah dibuktikan hal itu mustahil. Keyakinan tentang dirinya yang dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar (delusion of control). Waham yang lain dapat berupa waham tentang dirinya yang dipengaruhi oleh suatu kekuatan tetentu dari luar (delusion of influence), waham tentang dirinya yang tidak berdaya dan pasrah pada kekuatan tertentu dari luar (delusion of passivity), dapat pula berupa delusional perception suatu pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat. Tentang dirinya, hal ini dimaksudkan bahwasanya secara jelas hal tersebut merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan atau penginderaan khusus.

Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mus-tahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain).

BAB II GANGGUAN WAHAM

II.1. DEFINISI Gangguan waham adalah keyakinan salah, didasarkan pada kesimpulan yang salah tentang kenyataan eksternal, tidak sejalan dengan intelegensia pasien dan latar belakang cultural yang tidak dapat dikoreksi dengan suatu alasan, waham juga diartikan satu gangguan psikiatri yang didominasi oleh gejala-gejala waham. Waham merupakan suatu keyakinan atau pikiran yang salah karena bertentangan dengan kenyataan (dunia realitas), serta dibangun atas unsur-unsur yang tak berdasarkan logika, namun individu tidak mau melepaskan wahamnya walaupun ada bukti tentang ketidakbenaran atas keyakinan itu. Keyakinan dalam bidang agama dan budaya tidak dianggap sebagai waham.

II.2. KLASIFIKASI WAHAM 5

Waham dapat berbentuk: a. Waham yang sistematik Yaitu waham yang sesudah dianalisis, memperlihatkan suatu pola sentral tertentu yang kemudian dibesar-besarkan atau ditambah-tambah secara rapi menjadi sistematik. Walaupun unsure-unsur dasarnya salah dan tak logis, akhirnya diperoleh suatu waham yang telah terbentuk dan berkembang secara konsekuen b.Waham yang non sistematik Waham yang bekembang secara luas, tetapi tidak memperlihatkan suatu pola sentral tertentu c. Waham kebesaran (delusi megaloman) Waham yang ekspansif, hendak meyakinkan orang tentang kebesaran daripada individu bersangkutan (seperti jadi tuhan, presiden, panglima besar, dan sebagainya). d. Waham kehinaan (delusi nihilistic) Waham yang hendak meyakinkan orang tentang sifat hina dina, rendah, miskin, hampa, sia-sia dan sebagainya daripada individu yang bersangkutan, hal yang mana sama sekali bertentangan dengan kenyataan.

e.Waham tuduhan diri Keyakinan berdosa dan bersalah yang irrealistik dan irrasional. Konsekuensinya adalah kepercayaannya bahwa sudah selayaknya ia harus dihukum berat atau menjalani hukuman mati sekalipun f. Waham kejaran (delution of persecution) Waham individu itu senantiasa dikejar-kejar oleh orang atau sekelompok yang bermaksud berbuat jahat kepadanya g. Waham sindiran Waham bahwa individu yang bersangkutan itu selalu disindir oleh orang-orang disekitarnya. Biasanya individu yang memiliki waham sindiran itu mencari-cari hubungan antara dirinya dengan individu-individu sekitarnya yang bermaksud menuduh atau menyindir hal-hal yang tak senonoh kepada dirinya

Gangguan afektif dibedakan dengan gangguan waham. Gangguan mood bisa sejalan dengan wahamnya, tapi gangguan waham tidak menunjukkan gejala agektif yang menetap seperti pada gangguan mood Ada beberapa tambahan jenis-jenis gangguan waham:

a. Erotomania: waham cinta, biasanya terhadap orang-orang terkenal (bintang film, pejabat) b. Kebesaran (megalomania): punya kelebihan, kekuatan, kekuasaan; penemuan penting; waham keagamaan (pemimpin umat, nabi) c. Cemburu: paranoia, lebih sering pada laki-laki

d. Penganiayaan: paling sering; pemarah, benci, menyakiti e. Somatik: dikenal sebagai psikosis hipokondriakal monosimptomatik; sering infeksi (bakteri, virus, parasit); dysmorphofobia (bentuk tidak serasi pada hidung dan dada); bau badan (kulit, mulut, vagina, dsb)

II.3. ETIOLOGI RENTANG RESPON WAHAM


Respon Adaptif

Respon Maladaptif

Pikiran logis

Distorsi pikiran Ilusi

Gangguan pikiran waham Sulit berespon emosi Perilaku kacau Isolasi sosial

Persepsi akurat

Reaksi emosi berlebihan /kurang Perilaku aneh/tdk biasa

Emosi konsisten dg pengalaman Perilaku sesuai Berhubungan sosial

Penyebab sebenarnya tidak diketahui a. Factor biologi: Penyakit fisik (misal: tumor otak) Kelainan neurologic (system limbic dan ganglia basalis) b. Factor psikodinamik: Isolasi sosial Hipersensitif (reaksi farmasi, proyeksi dan denial) Faktor Predisposisi Genetis; diturunkan Neurobiologis; adanya gangguan pada kosteks pre frontal dan kosteks limbik Neurotransmiter; abnormalitas pada dopamin, serotonin, dan glutamat Virus: paparan virus influenza pd trimester III Psikologis: ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tdk peduli Faktor Presipitasi Proses pengolahan informasi yang berlebihan Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal

Adanya gejala pemicu

II.4. GEJALA KLINIK Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan Klien tampak tidak mempunyai orang lain Curiga Bermusuhan Merusak (diri, orang lain, lingkungan) Takut, sangat waspada Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas Ekspresi wajah tegang Mudah tersinggung

10

II.5. DIAGNOSIS

Pedoman diagnostik gangguan waham (F22.0) Waham-waham merupakan satu-satunya ciri khas klinis atau gejala yang paling mencolok. Waham-waham tersebut (baik tunggal maupun sebagai suatu system waham) harus sudah ada sedikitnya 3 bulan lamanya, dan harus bersifat khas pribadi (personal) dan bukan budaya setempat Gejala-gejala depresif atau bahkan suatu episode depresif yang lengkap mungkin terjadi secara intermitten, dengan syarat bahwa waham-waham tersebut menetap pada saat-saat tidak terdapat gangguan afektif itu Tidak boleh ada bukti-bukti tentang adanya penyakit otak Tidak boleh ada halusinasi auditorik atau hanya kadang-kadang saja ada dan bersifat sementara Tidak ada riwayat gejala-gejala skizofrenia (waham dikendalikan, siar pikiran, penumpulan afek, dsb) II.6. DIAGNOSIS BANDING Penyakit fisik dan neurologic sering disertai dengan waham (ganglia basalis, system limbic) Delirium Demensia

11

Penyalahgunaan alcohol Malingering Skizofrenia Gangguan mood

II.7. PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS 50% sembuh dengan pengobatan 20% pengurangan gejala 30% tidak ada perbaikan Factor yang berhubungan dengan prognosis yang baik Tingkat pekerjaan Penyesuaian fungsional yang tinggi Jenis kelamin (wanita) Onset sebelum usia 30 tahun Onset terjadi tiba-tiba Lama penyakit singkat Adanya factor pencetus Waham kejar, somatic dan erotik

II.8. PENATALAKSANAAN Psikofarmaka: haloperidol, pimozide, lithium, carbamazepin, valproate, risperidon, clozail Psikoterapi

12

BAB III KESIMPULAN

Waham merupakan suatu keyakinan atau pikiran yang salah karena bertentangan dengan kenyataan (dunia realitas), serta dibangun atas unsur-unsur yang tak berdasarkan logika, namun individu tidak mau melepaskan wahamnya walaupun ada bukti tentang ketidakbenaran atas keyakinan itu. Keyakinan dalam bidang agama dan budaya tidak dianggap sebagai waham.
Waham tidak memperlihatkan gangguan pikiran dan mood yang perfasif seperti yang ditemukan pada kondisi psikotik lain. tidak ada afek datar atau afek tidak serasi, halusinasi yang menonjol, atau waham aneh yang nyata. pasien memiliki satu atau beberapa waham, sering berupa waham kejar, dan ketidaksetiaan dan dapat juga berbentuk waham kebesaran, somatik, atau eretomania

Etiologi tidak diketahui. tidak ada faktor genetik atau biologik yang telah diidentifikasi. insidennya lebih tinggi pada kelompok pengungsi, kelompok minoritas, dan orang dengan gangguan pendengaran. ada kecenderungan hubungan di dalam keluarganya yang ditandai dengan kekacauan, tidak berperasaan, dingin. Saat 13

ini, kebermaknaan keadaan keluarga seperti ini sebagai etiologi belum pasti. mekanisme pertahanan spesifik yang digunakan oleh pasien biasanya penyangkalan, proyeksi, dan regresi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Edisi Ketujuh Jilid Dua. Jakarta. Binarupa Aksara. 1997 2. Mansjoer, Arif, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I Edisi Ketiga. Media Aesculapius. Jakarta. 2007. 3. Maslim, Rusdi. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga. PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2007. 4. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Rujukan Ringkas dari PPDGJ III. PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2001

14

You might also like