You are on page 1of 9

TUGAS KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT BALOK SKDN Puskesmas Kelurahan cilandak timur

Disusun Oleh: Wan Mohamed Izham (030.04.276) Reni Maulina (030.06.215)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PUSKESMAS KECAMATAN PASAR MINGGU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI PERIODE 21 JANUARI 2013 31 MARET 2013 JAKARTA

Data Penimbangan
DATA POSYANDU DESA

Jumlah seluruh balita di wilayah posyandu

Jumlah seluruh balita di posyandu

Jumlah balita yang memiliki KMS pada bulan ini di wilayah kerja posyandu

Jumlah balita yang memiliki KMS pada bulan ini di desa

Jumlah bayi yang ditimbang bulan ini di wilayah kerja posyandu

Rekapitulasi jumlah balita yang ditimbang bulan ini dari seluruh posyandu di desa Rekapitulasi jumlah balita yang N atau T dari seluruh posyandu di desa

N/T

Balita yang ditimbang 2 bulan berturut-turut dan garis pertumbuhannya pada KMS naik (N) atau tidak naik (T)

Bayi yang tidak ditimbang O bulan sebelumnya

Rekapitulasi jumlah balita tidak ditimbang bulan sebelumnya dari seluruh posyandu di desa

Anak yang baru pertama kali ditimbang bulan ini

Rekapitulasi jumlah balita yang baru pertama kali ditimbang bulan ini dari seluruh posyandu di desa

A. Jenis Data 1. Jumlah balita (S) yang ada di wilayah kelurahan cilandak timur 2. Jumlah balita yang terdaftar dan memiliki Kartu Menuju Sehat (K) 3. Jumlah balita yang datang ditimbang (D) pada bulan penimbangan 4. Jumlah balita yang naik berat badannya mengikuti pita warna KMS (N) pada bulan penimbangan B. Sumber Data Data diperoleh dari hasil pemantauan pertumbuhan balita setiap bulan di posyandu yang ada di kelurahan/wilayah kerja Puskesmas Kelurahan cilandak timur C. Periode Waktu Setiap bulan dikumpulkan melalui Posyandu (Oktober 2012 Januari 2013) D. Pengolahan Dalam Pengolahan penghitungan N dan D harus benar. Misalnya seorang anak setelah ditimbang mengalami kenaikan berat badan 0,1 kg, ketika data berat badan tersebut dipindahkan ke KMS ternyata tidak naik mengikuti pita warna, pada contoh ini anak tidak dikelompokkan sebagai balita yang mengalami kenaikan BB (lihat buku pemantauan pertumbuhan). Data SKDN dihitung dalam bentuk jumlah misalnya S,K,D,N atau dalam bentuk proporsi misalnya N/D, D/S, dan K/S untuk masing - masing Posyandu. Biasanya setelah melakukan kegiatan di Posyandu atau di pos penimbangan petugas kesehatan dan kader Posyandu (petugas sukarela) melakukan analisis SKDN. Analisisnya terdiri dari,

1. Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Penimbangan Balita Yaitu jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah kerja Posyandu atau dengan menggunakan rumus (D/S x 100%), hasilnya minimal harus mencapai 80% , apabila dibawah 80% maka dikatakan partisipasi masyarakat untuk kegiatan pemantauan pertumbuhan dan

perkembangan berat badan sangatlah rendah. Hal ini akan berakibat pada balita tidak akan terpantau oleh petugas kesehatan ataupun kader Posyandu dan memungkinkan balita ini tidak diketahui pertumbuhan berat badannya atau pola pertumbuhan berat badannya. 2. Tingkat Liputan Program Yaitu jumlah balita yang mempunyai KMS dibagi dengan jumlah seluruh balita yang ada di wilayah Posyandu atau dengan menggunakan rumus (K/S x 100%). Hasil yang didapat harus 100%. Alasannya balita - balita yang telah mempunyai KMS telah mempunyai alat instrument untuk memantau berat badannya dan data pelayanan kesehatan lainnya. Apabila tidak digunakan atau tidak dapat KMS maka pada dasarnya program POSYANDU tersebut mempunyai liputan yang sangat rendah atau bias juga diaktakan balita yang seharusnya mempunyai KMS karena memang mereka (Balita) masih dalam fase pertumbuhan ini telah kehilangan kesempatan untuk mendapat pelayanan sebagaimana yang terdapat dalam KMS tersebut. Khusus untuk Tingkat Kehilangan Kesempatan ini menggunakan rumus ((S-K)/S x 100%), yaitu jumlah balita yang ada di wilayah Posyandu dikurangi Jumlah balita yang mempunyai KMS, hasilnya dibagi dengan jumlah balita di wilayah posyandu tersebut, semakin tinggi Presentasi Kehilangan Kesempatan, maka semakin rendah kemauan orang tua balita untuk dapat memanfaatkan KMS. Padahal KMS sangat baik untuk memantau pertumbuhan berat badan balita atau juga pola pertumbuhan berat badan balita.

3. Indikator lainnya Adalah (N/D x 100%) yaitu jumlah balita yang naik berat badannya dibandingkan dengan jumlah seluruh balita yang ditimbang. Sebaiknya semua balita yang ditimbang harus mengalami peningkatan berat badannya. 4. Indikator Lainnya dalam SKDN adalah indicator Drop-Out , yaitu balita yang sudah mempunyai KMS dan pernah dating menimbang berat badannya tetapi kemudian tidak pernah dating lagi di Posyandu untuk selalu mendapatkan pelayanan kesehatan. Rumusnya yaitu jumlah balita yang telah mendapatkan KMS dikurangi dengan jumlah balita yang ditimbang, dan hasilnya dibagi dengan balita yang mempunyai KMS ((K-D)/K x 100%) E. Penyajian 1. Pemyajian dalam bentuk table dan grafik 2. Di tingkat desa dapat ditampilkan table SKDN dan table proporsi D/S, N/D, K/S, (K-D)/K menurut Posyandu pada grafik 1 dan 2

Tabel SKDN Puskesmas Kelurahan Cilandak Timur Periode Oktober 2012 Januari 2013

Oktober S K D N 696 S 2482

November K 2482 D 1488 N 886 S

Desember K D N S K

Januari D 1445 N 915

2482 2482 1231

2482 2482 1420 889

2482 2482

DATA KELURAHAN CILANDAK TIMUR


3000

2500

2000 S 1500 K D 1000 N

500

0 Oktober November Desember Januari

Proporsi D/S, N/D, K/S, (K-D)/K wilayah cakupan puskesmas Kelurahan Cilandak Timur pada bulan Oktober 2012 - Januari 2013

Rumus D/S (%) N/D (%) K/S (%) D/K (%) (K-D)/K (%) 49,6 56,5 100 49,6 50,4

Oktober

November 59,95 59,54 100 59,5 40,05 57,2

Desember 58,22 63,32 100 58,22 41,78

Januari

62,60 100 57,21 83,07

GRAFIK PENCAPAIAN PROGRAM SKDN


8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 Oktober November Desember Januari N D K S

ANALISA SKDN

Setelah didapatkan data - data yang diperlukan dari setiap indikator maka dapat dilakukan analisis SKDN. Analisis SKDN terdiri dari : 1. Tingkat partisipasi masyarakat dalam penimbangan balita yaitu jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang ada diwilayah kerja posyandu atau dengan menggunakan rumus (D/S x 100%) hasilnya minimal harus mencapai 80% apabila dibawah 80 % maka dikatakan pertisipasi masyarakat untuk kegiatan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan berat badan sangat rendah. Di Kelurahan Cilandak Timur didapatkan presentasi tinggkat pastisipasi bulan Oktober sebesar 49,6 %, November 59,9%, Desember 57,2% dan Januari 58,2%. Hasil ini menunjukan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam penimbangan berat badan balita di Cilandak Timur kurang. Kemungkinan hal ini terjadi karena menjamurnya fasilitas kesehatan selain Puskesmas di daerah Cilandak Timur, selain itu tenaga kesehatan untuk Posyandu juga kurang. Jika hal ini terus berlanjut dapat berakibat perkembangan balita tidak terpantau oleh petugas kesehatan dan memungkinkan balita ini tidak dapat diikuti perkembangannya 2. Tingkat liputan program yaitu jumlah balita yang mempunyai KMS dibagi dengan jumlah seluruh balita yang ada di wilayah posyandu atau dengan menggunakan rumus (K/S x 100 %), hasil yang dicapai harus 100%. Pada hasil perhitungan yang didapatkan di Cilandak Timur , pada bulan Oktober di dapatkan hasil 100%, November 100%, Desember 100% dan Januari 100%. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh balita yang datang ke posyandu memiliki KMS sehingga sangat diharapakan pemantauan perkembangan balita di Kelurahan Cilandak Timur dapat mencapai maksimal.

3. Indikator-indikator lainnya dalam SKDN adalah (N/D x 100%) yaitu jumlah balita yang naik berat badannya dibandingkan dengan jumlah seluruh balita yang ditimbang. Pada kelurahan Cilandak Timur di dapatkan hasil pada bulan Oktober sebesar 56,5 %, November sebesar 59,5%, Desember sebesar 62,6% dan Januari sebesar 63,3 %. Hasil ini menunjukan lebih dari 50% balita yang ditimbang berat badannya meningkat namun pencapaian ini belum mencapai gold standart dimana seharusnya seluruh balita yang ditimbang mengalami peningkatan berat badan. 4. Indikator lainnya adalah Indikator Drop Out yaitu balita yang sudah mempunyai KMS dan pernah datang menimbang berat badannya tetapi kemudian tidak pernah datang lagi di posyandu untuk selalu mendapatkan pelayanan kesehatan. Rumusnya adalah jumlah balita yang telah mendapat KMS dibagi dengan jumlah balita ditimbang hasilnya dibagi dengan balita yang punya KMS yaitu (K-D)/ K x 100 %. Pada Kelurahan Pejaten Barat I di dapatkan presentase drop out pada bulan Oktober sebesar 50,4%, November sebesar 40%, Desember sebesar 83% dan Januari sebesar 41,7%

You might also like