You are on page 1of 17

Industri Gelas

A. Sejarah Perkembangan Gelas Kaca alami telah ada sejak awal waktu, terbentuk ketika jenis tertentu batuan lumer sebagai akibat dari fenomena suhu tinggi seperti letusan gunung berapi, sambaran petir atau dampak dari meteorit, dan kemudian dinginkan dan mengeras dengan cepat. Orang jaman batu diyakini telah menggunakan alat yang terbuat dari obsidian (segelas alami asal vulkanik juga dikenal sebagai hyalopsite, Islandia batu akik, atau mahoni gunung) dan tektites (alamiah terbentuk gelas luar bumi atau lainnya asal, juga disebut sebagai pemotongan obsidianites).

Menurut kuno Romawi sejarawan Pliny (AD 23-79), pedagang Fenisia mengangkut batu benar-benar menemukan kaca (atau lebih tepatnya menyadari keberadaannya sengaja) di wilayah Suriah sekitar 5000 SM. Pliny menceritakan bagaimana para pedagang, setelah mendarat, beristirahat panci pada blok nitrat ditempatkan oleh api mereka. Dengan panas api, blok akhirnya mencair dan dicampur dengan pasir pantai untuk membentuk cairan buram. Awal benda kaca buatan manusia, terutama manik-manik kaca tidak transparan, diperkirakan tanggal kembali ke sekitar 3500 SM, dengan menemukan di Mesir dan Timur Mesopotamia. Dalam milenium ketiga, di pusat Mesopotamia, bahan baku dasar dari kaca sedang digunakan terutama untuk menghasilkan glasir pada panci dan vas. Penemuan ini mungkin kebetulan, dengan calciferous pasir menemukan jalan ke sebuah kiln panas dan menggabungkan dengan soda untuk membentuk glasir berwarna pada keramik. Saat itu, di atas semua, pedagang Fenisia dan pelaut yang menyebarkan seni baru di sepanjang pantai Mediterania. Fragmen tertua vas gelas (bukti asal-usul industri kaca berongga), bagaimanapun, tanggal kembali ke abad ke-16 SM dan ditemukan di Mesopotamia. Produksi kaca berongga juga berkembang sekitar waktu ini di Mesir, dan ada bukti kegiatan pembuatan kaca kuno lainnya yang muncul secara independen di Mycenae (Yunani), China dan Tyrol Utara. Setelah 1500 SM, pengrajin Mesir diketahui telah mulai mengembangkan metode untuk memproduksi pot kaca dengan mencelupkan cetakan inti pasir dipadatkan ke dalam gelas cair dan kemudian memutar cetakan sehingga gelas cair

ditaati itu. Sementara masih lembut, cetakan tertutup kaca kemudian bisa digulung pada lempengan batu dalam rangka untuk kelancaran atau menghiasnya. Contoh awal dari gelas Mesir tiga vas bertuliskan nama Firaun Thoutmosis III (1504-1450 SM), yang membawa glassmakers ke Mesir sebagai tawanan setelah kampanye militer yang sukses di Asia. Ada sedikit bukti evolusi lebih lanjut sampai abad ke-9 SM, ketika glassmaking dihidupkan kembali di Mesopotamia. Selama 500 tahun berikutnya, produksi kaca berpusat pada Alessandria, dari mana ia diduga telah menyebar ke Italia.Pertama glassmaking "manual" tanggal kembali ke sekitar 650 SM. Petunjuk tentang cara membuat kaca yang terkandung dalam tablet dari perpustakaan raja Asyur Ashurbanipal (669-626 SM). Sebuah terobosan besar dalam pembuatan gelas adalah penemuan

glassblowing beberapa waktu antara 27 SM dan AD 14, dikaitkan dengan pengrajin Suriah dari daerah Sidon-Babel. Tabung logam panjang tipis yang digunakan dalam proses meniup telah berubah sangat sedikit sejak saat itu. Pada abad terakhir SM, bangsa Romawi kuno kemudian mulai meniup kaca di dalam cetakan, sangat meningkatkan berbagai bentuk yang mungkin untuk item kaca berongga.

B. Sifat Utama dari Kaca Ini adalah karakteristik utama dari kaca: a. Bahan padat dan keras b. Struktur beraturan dan amorf c. Fragile dan mudah pecah menjadi potongan-potongan tajam d. Transparan untuk cahaya tampak. e. Inert dan material biologis aktif. f. Kaca adalah 100% dapat didaur ulang dan salah satu bahan kemasan yang paling aman karena komposisi dan sifat Kaca digunakan untuk aplikasi arsitektur, pencahayaan, transmisi listrik, instrumen untuk penelitian ilmiah, instrumen optik, alat rumah tangga dan bahkan tekstil. Kaca tidak memburuk, menimbulkan korosi, noda atau memudar dan karena itu merupakan salah satu bahan kemasan yang paling aman.

Properti ini dapat dimodifikasi dan diubah dengan menambahkan senyawa lain atau perlakuan panas.

C. Pembuatan Pembuatan gelas melibatkan dua langkah utama: (1) pemanasan dan

pencampuran bahan baku untuk memproduksi kaca cair, dan (2) membentuk kaca cair ke bentuk yang diinginkan. Kebanyakan kaca kemudian menerima perlakuan lebih lanjut untuk menghasilkan produk akhir. Penemuan ini menghasilkan sekumpulan bahan baku (batch) untuk pembuatan kaca yang mampu meningkatkan kecepatan penggabungan dan penghalusan, dengan mencampurkan pasir kaca dengan kapur dan / atau dolomite yang dikalsinasi dan dengan alkali kaustik dengan atau tanpa garam logam alkali. Sekumpulan bahan baku (batch) tersebut dapat dibuat sebagai bubuk, pasta atau dapat dibentuk menjadi butiran dan dikeringkan. Sekumpulan bahan baku (batch) tersebut dapat disimpan tanpa pengerasan.

D. Bahan Untuk Membuat Kaca Ada beberapa bahan utama yang digunakan dalam pembuatan kaca dan banyak bahan additif untuk sifat tertentu. 1. Pasir atau Silika Bahan utama pembuatan kaca adalah silika, yang memiliki titik leleh yang sangat tinggi yaitu lebih dari 2.000C. Hal ini dimungkinkan untuk membuat produk yang sangat khusus dari hanya silika seperti lampu halogen atau salah satu bahan dalam kabel serat optik. Hal ini dikarenakan silika memiliki titik leleh tinggi dan lebih kuat dari kaca normal. 2. Na2CO3 Na2CO3 menurunkan titik leleh Silica sekitar 1.000C dan karena penambahan itu untuk membuat proses lebih efisien. Na2CO3 terkadang akan menyebabkan kaca menjadi larut dalam air yang tidak diinginkan dalam pembuatan kaca. Na2CO3 awalnya ditemukan dalam abu tanaman tertentu, soda abu , namun sekarang umum dihasilkan dari garam meja. 3. Kapur atau Kalsium Oksida (CaO) CaO diekstrak dari batu kapur dan menghilangkan efek dari Sodium Carbonate yang membuat kaca tidak larut dalam air. Magnesium Oksida dan Aluminium Oksida juga dapat digunakan untuk meningkatkan sifat kaca.

Bahan-bahan ini, bersama dengan bahan lain, dengan hati-hati ditimbang dan dicampur bersama untuk membentuk (batch). Batch ditempatkan dalam tungku dengan cullet (kaca daur ulang) di mana akan meleleh dan dapat digunakan untuk produksi dari produk kaca.

4. Aditif Lainnya Sejumlah bahan yang berbeda dapat ditambahkan ke kaca untuk mengubah sifat dari produk jadi, misalnya: i. Timbal : untuk membuat gelas bertimbal atau kristal. Timbal memiliki sifat reflektif lebih baik dan oleh karena itu kaca tampak bersinar. Jenis kaca ini juga cocok untuk dipotong untuk membentuk pola hias pada kaca. ii. Boron : boron mengubah sifat termal dan listrik dari kaca dan digunakan untuk membuat gelas Pyrex yang dapat menahan panas dan dingin yang ekstim. iii. Lanthanum Oksida : memiliki sifat reflektif sangat ringan dan digunakan untuk membuat lensa berkualitas tinggi dalam gelas. Torium oksida sebelumnya digunakan namun karena sifat radioaktivitasnya sehingga tidak digunakan lagi. iv. Besi : digunakan untuk menyerap energi infra merah, misalnya filter penyerap panas dalam proyektor film.

5. Aditif (Komponen Warna) Berbagai bahan aditif (omponen warna) dapat digunakan untuk membuat kaca memiliki warna yang berbeda. Meskipun kaca tampaknya jernih, itu sebenarnya hijau. Hal ini sangat sulit untuk membuat kaca benar-benar jernih. Logam dan oksida dapat digunakan untuk warna kaca, misalnya : 1. Besi Oksida : Biru-hijau, digunakan untuk botol bir 2. Besi Oksida & lebih banyak Krom : hijau, digunakan untuk botol anggur 3. Belerang, karbon & garam besi : kuning, bisa juga hampir hitam 4. Mangan : menghapus hijau dapat memberi warna ungu 5. Selenium : merah atau pink, tembaga dan emas keduanya menghasilkan warna yang sama dengan selenium 6. Cobalt dalam jumlah sedikit diperlukan untuk biru

7. Tin oksida, antimon & arsenik : putih buram, digunakan untuk meniru porselen 8. Tembaga Oksida Nikel : turquoise biru, ungu atau hitam 9. Kromium : gelap hijau 10. Titanium : kuning / coklat 11. Uranium : neon kuning atau hijau. Tidak radioaktif dalam kaca tapi radioatif jika di bawah tanah. 12. Perak : oranye atau merah, dengan cara kaca didinginkan mempengaruhi warna

E. Membuat Kaca Cair Pembuatan kaca dimulai dengan seleksi yang ketat dan pengukuran bahan baku. Bahan baku yang paling penting adalah pasir. Bahan baku lain yang digunakan tergantung pada jenis kaca yang akan dibuat. Pecahan kaca, yang disebut cullet, biasanya ditambahkan ke bahan baku. Hal ini mendorong pencairan bahan baku ketika dipanaskan. Kebanyakan cullet adalah limbah dari operasi pembentukan kaca pembentuk kaca, beberapa diperoleh dari produk kaca daur ulang. Peleburan dilakukan dengan batch atau sebagai proses yang

berkesinambungan. Dengan tungku pembakaran yang berkesinambungan, adalah jenis tungku yang paling umum digunakan untuk peleburan, bahan baku dimasukkan ke salah satu ujung dan gelas cair yang ditarik terus menerus dari ujung lainnya. Bahan baku dan cullet dipanaskan sampai meleleh menjadi massa spons penuh gelembung. Suhu lelehan tersebut kemudian ditingkatkan untuk membuatnya lebih cair, memungkinkan gelembung untuk naik ke permukaan dan hilang. Kaca pada tahap ini adalah jernih dan homogen. Soda-lime kaca, jenis yang paling umum dari kaca, awalnya dipanaskan sampai sekitar 2.550 F (1.400 C) dan kemudian dengan cepat dipanaskan sampai sekitar 2.800 F (1.540 C). Sebagian besar jenis kaca lainnya harus dipanaskan sampai suhu tinggi. Pembentukan Ketika kaca ditarik dari tungku, viskositasnya terlalu rendah untuk kaca dibentuk menjadi bentuk lain. Setelas kaca didinginkan, kaca mengalir begitu mudah dan dapat dibentuk. Beberapa proses yang dapat digunakan:

Peniupan : Dalam mesin peniup, hembusan kompresi udara digunakan untuk

menghancurkan gumpalan atau pita kaca ke dalam cetakan. Botol dibuat oleh mesin peniup. Dalam peniupan, massa gelas cair dikumpulkan pada akhir pipa, sekitar empat sampai lima kaki (120 - 150 cm) disebut pipa peniup atau meniup besi. Tiupan mesin pembuat kaca melalui pipa, memberikan materi berongga, berbentuk balon. Kaca ini lebih berbentuk dengan berbagai alat logam. Hal ini biasanya dipanaskan kembali beberapa kali untuk tetap menjaga agar tetap lentur saat kaca sedang dibentuk. Pencetakan : Dalam memproduksi kaca tarik pipih, kawat horisontal disebut

bumpan (bait) diturunkan ke dalam gelas cair dan kemudian diangkat. Kaca melewati kawat dan ditarik ke atas sebagai lembaran berlanjut. Setelah mengeras, kaca dipotong menjadi lembaran untuk digunakan di jendela dan cermin murah. Kaca tarik pipih memiliki permukaan api yang terbentuk secara alami sebagai gelas cair dingin. Penarikan kaca dalam tabung dibuat dengan mengalirkan kaca cair sepanjang kerucut keramik, yang disebut Mandrel, yang membentuk kaca menjadi tabung. Mengambang : Kaca cair dibiarkan mengalir ke dalam bak timah cair dan

kemudian dibiarkan mendingin. Timah memiliki titik leleh yang rendah dan tetap cair pada suhu di mana kaca mengeras. Permukaan logam meninggalkan kaca dengan permukaan yang sangat halus. Kaca mengapung digunakan pada jendela dan produk kaca lembaran lainnya. Menekan :Menempatkan sejumlah takaran dari kaca cair dengan mesin, ke

dalam cetakan, dan pencelup logam menekan kaca luar untuk mengisi cetakan. Ketika gelas telah didinginkan dan cukup kuat untuk menahan bentuknya, cetakan dilepas. Teknik menekan sangat cocok untuk produksi massal dan cepat. Banyak barang kaca dibuat untuk penggunaan sehari-hari, seperti gelas minum dan gelas tahan panas, diproduksi dengan teknik menekan (press). Penggulungan: Ketika kaca cair meninggalkan tungku, kaca tersebut mengalir

antara seperangkat alat yang besar, penggulung berat. Metode ini biasanya digunakan untuk kaca lembaran yang tidak memerlukan hasil akhir yang halus, seperti kaca yang dibuat dengan pola berpola pada permukaannya. Pengolahan lebih lanjut

Setelah membentuk, kaca biasanya dipanaskan, baik oleh pemijaran (annealing) atau pengerasan (tempering). Hal ini juga dapat dihiasi.

Pemijaran (annealing), menekankan membangun di kaca objek ketika kaca didinginkan dari suhu pembentukan ke suhu kamar. Ini menekankan sangat melemahkan objek dan dapat menyebabkan kaca untuk pematahan spontan. Dalam pemijaran, produk kaca dipanaskan dalam oven yang disebut Lehrs, dan kemudian dibiarkan mendingin perlahan-lahan dalam kondisi yang terkendali, sehingga tekanan tidak terulang. Pengerasan (tempering), kaca keras (lebih tahan terhadap kerusakan) dari kaca biasa. Dalam temper, terkontrol, tekanan seragam yang sengaja didirikan di permukaan kaca obyek. Kaca dipanaskan sampai tepat di bawah temperatur di mana ia akan mulai melunak dan kemudian padam (cepat dingin) menekankan seluruh permukaan secara seragam. Kaca tempered (keras) tidak bisa dipotong atau dibor. Jika sepotong kaca tempered (keras) ini ditembus dengan cara apapun, keseragaman tekanan ini hancur dan seluruh bagian hancur menjadi potongan-potongan kecil. Dekorasi, Benda kaca dapat dihias dengan berbagai cara. Beberapa benda kaca yang dicat atau dikilapkan. Cara lainnya yaitu dirukir dengan asam fluorida, baik untuk menghasilkan desain yang artistik atau membekukan seluruh permukaan. Desain juga dapat dilakukan dengan memotong atau mendatarkan ke dalam permukaan. http://science.howstuffworks.com/dictionary/chemistry-terms/glass-info4.htm F. Kaca Float Pada tahun 1950, Alastair Pilkington mengembangkan system paten baru pembuatan besar, kualitas baik dari lembaran kaca untuk jendela dan kaca lembaran. Pembuatan kaca lembaran hanya dicapai dengan keberhasilan yang terbatas sampai saat ini dan mahal. Metode baru dari Pilkington memungkinkan kaca untuk dibuat murah dalam jumlah besar dan standar yang baik. Kaca cair ditarik ke logam cair dan mengapung di sepanjang logam sampai didinginkan dan dipotong, berikut yang namanya, kaca mengapung. Hal ini dicapai dalam suatu proses berkelanjutan dengan menggunakan mesin yang panjangnya bisa sampai 500 m. Mesin-mesin tidak pernah dimatikan sepanjang masa pakai mereka yaitu sekitar 10 - 15 tahun dan memproduksi hingga 6.000 gelas per minggu, atau sekitar 6.000 km per tahun. Ini adalah suatu operasi khusus yang hanya ada sekitar 260 pabrik di seluruh dunia.

Proses ini dicapai dalam 6 tahap: 1. Peleburan & Pemurnian Batch dan cullet (Kaca Daur Ulang) dipanaskan dalam tungku sampai suhu sekitar 1.500C. Ada berbagai wilayah tungku yang dilalui aliran kaca. Kotoran dan gelembung dihilangkan dan gelas cair didinginkan sampai 1.100C, dan pada saat itu siap untuk dilanjutkan. Proses ini adalah kunci untuk memproduksi kaca berkualitas tinggi dan dapat bertahan hingga 50 jam. Keadaan ini juga saat di mana kaca dicampur dengan bahan-bahan yang berbeda untuk menghasilkan produk jadi yang berbeda. 2. Batch Apung Kaca cair dari tungku mengalir ke cermin seperti timah cair dan membentuk pita setebal 6.8mm. Ini mengalir di atas kaleng dan didinginkan sampai 600C

ketika meninggalkan. Tebal kaca sampai dengan 25mm diproduksi dengan tidak memperbolehkan kaca untuk menetap di 6.8mm. Pita ditarik untuk memproduksi kaca tipis. 3. Lapisan Banyak lapisan dapat diterapkan pada kaca untuk membuatnya cocok untuk berbagai produk selama tahap proses berlangsung. Ini biasanya diterapkan melalui uap bahan kimia dan lebih dari satu lapisan dapat ditambahkan. Lapisan ini dapat mengubah kualitas optik dan penyerapan dari kaca. 4. Pemijaran (annealing) Proses pendinginan dikontrol secara cermat di bagian yang disebut Lehr, kaca berada di bawah tekanan ketika dingin dan perawatan dilakukan untuk menghindari kerusakan. 5. Inspeksi Gelas secara otomatis diperiksa oleh laser selama proses pada setiap tahap. Tindakan dapat diambil selama pemrosesan untuk memperbaiki cacat atau pemotong dapat menghindari daerah tersebut. 6. Pemotongan Tahap akhir pembuatan kaca adalah pemotongan. Pemotong roda berlian digunakan untuk memotong kaca, dibuat dengan ukuran yang dibutuhkan. Permintaan pelanggan dimasukkan ke dalam sistem komputer yang bekerja dengan cara terbaik memotong kaca untuk menghindari pemborosan.

G. Kesimpulan 1. Kaca diyakini sudah digunakan oleh orang pada jaman batu, dimana kaca yang

digunakan berasal dari bahan alami yaitu dari obsidian dan textites dari mengalami perkembangan hinnga ditemukannya metode blowing glass yang membuat kaca dan gelas mudah untuk dibentuk. 2. Kaca digunakan untuk aplikasi arsitektur, pencahayaan, transmisi listrik,

instrumen untuk penelitian ilmiah, instrumen optik, alat rumah tangga dan bahkan tekstil. Kaca tidak memburuk, menimbulkan korosi, noda atau memudar dan karena itu merupakan salah satu bahan kemasan yang paling aman. 3. Pembuatan gelas melibatkan dua langkah utama: (1) pemanasan dan

pencampuran bahan baku untuk memproduksi kaca cair, dan (2) membentuk kaca cair ke bentuk yang diinginkan. 4. Ada beberapa bahan utama yang digunakan dalam pembuatan kaca dan

banyak bahan additif untuk sifat tertentu antara lain: pasir atau silika, sodium karbonat, kapur atau kalsium oksida, bahan aditif lainnya (timbal, boron, lanthanum oksida, dan besi) serta bahan aditif pemberi komponen warna.

H. Daftar Pustaka http://science.howstuffworks.com/dictionary/chemistry-terms/glass-info4.htm http://www.breakglass.org/Glass_making.html http://www.westernstatesglass.com/index.php/glass-history-menu http://www.lenntech.com/glass.htm

Glass Industry

A. Manufacture Glass Glass making involves two main steps: (1) heating and mixing raw materials to produce molten glass, and (2) forming the molten glass into the desired shape. Most glass then receives further treatment to produce the final product. This invention produces a batch of raw materials for glass making having a greatly increased speed of fusion and fining, by mixing a glass sand with quicklime and/or calcined dolomite and with caustic alkali with or without alkali metal salts. The batch may be made as a powder, a paste or may be formed into granules and dried. The batches can be stored without hardening.
http://science.howstuffworks.com/dictionary/chemistry-terms/glass-info4.htm

B. Ingredients for making glass There are a few main ingredients used in glass making plus many additives for particular properties. 1. Sand or Silica The main ingredient of glass making is Silica, which as a very high melting point of over 2,000 deg C. It is possible to make highly specialised products from just silica such as halogen lamps or one of the materials in fibre optic cables. This is because it has such a high melting point and is stronger than normal glass. 2. Sodium Carbonate Sodium Carbonate lowers the melting point of Silica to about 1,000 deg C and is therefore added to make the process more efficient. The Sodium Carbonate will, however, cause the finished glass to be water soluble which is not desirable in glass making. Sodium Carbonate was originally found in the ash of certain plants soda ash but is now commonly produced from table salt. 3. Lime or Calcium Oxide Calcium Oxide is extracted from limestone and counters the effects of the Sodium Carbonate making the glass non-soluble in water. Magnesium Oxide and Aluminium Oxide can also be used to enhance the properties of the glass. These ingredients, along with other ingredients, are carefully weighed and mixed together to form batch. The batch is placed in a furnace with cullet (recycled glass) where it melts and can be used for the production of glass products.

4. Other Additives A number of different ingredients can be added to the glass to change the properties of the finished product, for example: a. Lead : to make leaded or crystal glasses. The lead has better reflective properties and therefore the glass seems to sparkle. This kind of glass also lends itself to be cut to form decorative patterns on the glass. b. Boron : this changes the thermal and electrical properties of the glass and is used to make Pyrex glassware which can withstand extremes of heat and cold. c. Lanthanum Oxide : this has excellent light reflective properties and is used to make high quality lenses in glasses. Thorium Oxide was formerly used but due to its radioactivity this is no longer the case. d. Iron : used to absorb infrared energy in, for example, heat absorbing filters in movie projectors. 5. Colour Additives A range of additives can be used to make glass into different colours. Although glass appears to be clear it is actually green. It is extremely difficult to make completely clear glass. Metals and oxides can be used to colour glass. Additive(s) Colour Comments: Iron Oxide Blue-green Used for beer bottles Iron Oxide & Chromium Richer green Used for wine bottles Sulphur, carbon & iron salts amber, yellow Can be almost black Manganese Removes green Can give purple colour Selenium Red or Pink Copper and gold both produce similar colours Cobalt Blue Very small amounts required Tin oxide, antimony & arsenic White opaque Used to mimic porcelain Copper Oxide Turquoise Nickel Blue, violet or black Chromium Dark green Titanium Yellow / brown Uranium fluorescent yellow or green Not radioactive in glass but can be if ground down. Silver Orange or red The way the glass is cooled affects the colour
http://www.breakglass.org/Glass_making.html

C. The process of manufacturing glass a. Making Molten Glass

Glass manufacture begins with the careful selection and measurement of raw materials. The most important raw material is sand. Other raw materials used depend on the type of glass being made. Broken glass, called cullet, is usually added to the raw materials. It promotes the melting of the raw materials as they are heated. Most cullet is waste from glassforming operations; some is obtained from recycled glass products. Melting is done by batches or as a continuous process. With the continuoustank furnace, the most common type of furnace used for melting, raw materials are fed into one end and molten glass is withdrawn continuously from the other end. The raw materials and cullet are heated until they have melted into a spongy mass full of bubbles. The temperature of the melt is then increased to make it more fluid, allowing the bubbles to rise to the surface and escape. The glass at this stage is clear and homogeneous. Soda-lime glass, the most common type of glass, is initially heated to about 2,550 F. (1,400 C.) and then rapidly heated to about 2,800 F. (1,540 C.). Most other kinds of glass must be heated to higher temperatures. b. Forming When the glass is withdrawn from the furnace its viscosity is too low for it to hold any form. As the glass is cooled, it flows less easily and can be formed. Any of several processes can be used: Blowing. In machine blowing, blasts of compressed air are used to force gobs or ribbons of glass into molds. Bottles are made by machine blowing. In hand blowing, a mass of molten glass is gathered on the end of a four- to five-foot (120- to 150-cm) pipe called a blowpipe or blowing iron. The glassmaker blows through the pipe, giving the material a hollow, balloon-shaped form. The glass is further shaped with various metal tools. It is usually reheated several times to keep it pliable while it is being shaped. Drawing. In producing flat drawn glass, a horizontal wire called a bait is lowered into the molten glass and then raised. Glass adheres to the wire and is drawn upward as a continuous sheet. Once hardened, the glass is cut into sheets for use in windows and inexpensive mirrors. Flat drawn glass has a fire-finished surface that forms naturally as the molten glass cools. Drawn glass tubing is made by forcing molten glass along a ceramic cone, called a mandrel, that forms the glass into tubing. Floating. Molten glass is allowed to flow onto a bath of molten tin and is then allowed to cool. The tin has a low melting point and remains liquid at temperatures at

which the glass hardens. The surface of the metal leaves the glass with a very smooth surface. Float glass is used in windows and other flat glass products. Pressing. A measured amount of molten glass is placed, by machine, into a mold, and a metal plunger presses the glass outward to fill the mold. When the glass has cooled and is firm enough to hold its shape, the mold is removed. Pressing techniques are well-suited for rapid mass production. Many of the glass objects made for everyday use, such as drinking glasses and heat-resistant glassware, are produced by pressing. Rolling. As the molten glass leaves the furnace, it flows between sets of large, heavy rollers. This method is typically used for flat glass that does not require a fine finish, such as glass made with a figured pattern on its surface. c. Further Processing After forming, glass is usually heat-treated, either by annealing or by tempering. It may also be decorated. Annealing. Stresses build up in glass objects as they are cooled from forming temperatures to room temperature. These stresses greatly weaken the objects and may cause them to fracture spontaneously. In annealing, glass products are reheated in ovens called lehrs, and then allowed to cool slowly under controlled conditions, so that the stresses do not recur. Tempering. Tempered glass is tougher (more resistant to breakage) than ordinary glass. In tempering, controlled, uniform stresses are deliberately set up in the surface of a glass object. The glass is heated to just below the temperature at which it would begin to soften and is then quenched (rapidly chilled) to stress its entire surface uniformly. Tempered glass cannot be cut or drilled. If a piece of tempered glass is pierced in any way, the uniformity of the stress is destroyed and the whole piece shatters into small pieces. Decorating. Glass objects can be decorated in many ways. Some glass objects are painted or glazed. Others are etched with hydrofluoric acid, either to produce an artistic design or to frost the entire surface. Designs can also be cut or ground into the surface. (http://science.howstuffworks.com/dictionary/chemistry-terms/glass-info4.htm) D. The Product of Glass Industry a. Float Glass

In the 1950s, Alastair Pilkington developed a new, patented system of making large, good quality sheets of flat glass for windows and glass sheets. Flat glass making had only been achieved with limited success up until then and was expensive. The new Pilkington method allowed glass to be made cheaply in bulk and to a good standard. Molten glass is drawn on to molten metal and floats along the metal until cooled and cut thus its name, float glass. This is achieved in a continuous process using machinery which can be up to 500m long. The machines are never switched off throughout their life span of about 10 15 years and produce up to 6,000 of glass per week thats about 6,000 km per year. It is such a specialised operation that there are only about 260 plant worldwide. The process is achieved in 6 stages: 1. Melting and Refining Batch and cullet (Recycled Glass)are heated in the furnace to about 1,500 deg C. There are different areas of the furnace through which the glass flows. Impurities and bubbles are removed and the molten glass is cooled to 1,100 deg C by the time it is ready to move on. This process is key to producing high quality glass and can last up to 50 hours. It is also where the glass is mixed with different ingredients to produce different finished products. 2. The Float Bath The molten glass from the furnace flows on to mirror like molten tin and forms a ribbon about 6.8mm thick. It flows over the tin and is cooled to 600 deg C when it leaves. Thicker glass up to 25mm is produced by not allowing it to settle at 6.8mm. The ribbon is stretched to produce thinner glass. 3. Coating Many coatings can be applied to the glass to make it suitable for a range of products during this stage of the process. These are normally applied via chemical vapour and more than one coating can be added. These coatings can change the optical and absorption qualities of the glass. 4. Annealing The cooling process is carefully controlled in a part called a lehr the glass is under stress when it cools and care is taken to prevent it from breaking.

5. Inspection The glass is automatically checked by lasers throughout the process at every stage. Action can be taken during processing to correct a blemish or cutters can avoid the area. 6. Cutting The final stage of glass making is the cutting. Diamond wheel cutters are used to cut the glass made to the required size. Customer requirements are fed into the computer system which works out the best way to cust the glass to avoid waste.
http://www.breakglass.org/Glass_making.html

The Discovery of Glass Natural glass has existed since the beginnings of time, formed when certain types of rocks melt as a result of high-temperature phenomena such as volcanic eruptions, lightning strikes or the impact of meteorites, and then cool and solidify rapidly. Stoneage man is believed to have used cutting tools made of obsidian (a natural glass of volcanic origin also known as hyalopsite, Iceland agate, or mountain mahogany) and tektites (naturally-formed glasses of extraterrestrial or other origin, also referred to as obsidianites). According to the ancient-Roman historian Pliny (AD 23-79), Phoenician merchants transporting stone actually discovered glass (or rather became aware of its existence accidentally) in the region of Syria around 5000 BC. Pliny tells how the merchants, after landing, rested cooking pots on blocks of nitrate placed by their fire. With the intense heat of the fire, the blocks eventually melted and mixed with the sand of the beach to form an opaque liquid. This brief history looks, however, at the origins and evolution of man-made glass.

A Craft Is Born The earliest man-made glass objects, mainly non-transparent glass beads, are thought to date back to around 3500 BC, with finds in Egypt and Eastern Mesopotamia. In the third millennium, in central Mesopotamia, the basic raw materials of glass were being used principally to produce glazes on pots and vases. The discovery may have been coincidental, with calciferous sand finding its way into an overheated kiln and combining with soda to form a coloured glaze on the ceramics. It was then, above all, Phoenician merchants and sailors who spread this new art along the coasts of the Mediterranean.

The oldest fragments of glass vases (evidence of the origins of the hollow glass industry), however, date back to the 16th century BC and were found in Mesopotamia. Hollow glass production was also evolving around this time in Egypt, and there is evidence of other ancient glassmaking activities emerging independently in Mycenae (Greece), China and North Tyrol.

Early Hollow Glass Production After 1500 BC, Egyptian craftsmen are known to have begun developing a method for producing glass pots by dipping a core mould of compacted sand into molten glass and then turning the mould so that molten glass adhered to it. While still soft, the glass-covered mould could then be rolled on a slab of stone in order to smooth or decorate it. The earliest examples of Egyptian glassware are three vases bearing the name of the Pharaoh Thoutmosis III (1504-1450 BC), who brought glassmakers to Egypt as prisoners following a successful military campaign in Asia. There is little evidence of further evolution until the 9th century BC, when glassmaking revived in Mesopotamia. Over the following 500 years, glass production centred on Alessandria, from where it is thought to have spread to Italy. The first glassmaking "manual" dates back to around 650 BC. Instructions on how to make glass are contained in tablets from the library of the Assyrian king Ashurbanipal (669-626 BC).

Starting to Blow A major breakthrough in glassmaking was the discovery of glassblowing some time between 27 BC and AD 14, attributed to Syrian craftsmen from the Sidon-Babylon area. The long thin metal tube used in the blowing process has changed very little since then. In the last century BC, the ancient Romans then began blowing glass inside moulds, greatly increasing the variety of shapes possible for hollow glass items. http://www.westernstatesglass.com/index.php/glass-history-menu

Main properties of glass


These are the main characteristics of glass: - Solid and hard material - Disordered and amorphous structure - Fragile and easily breakable into sharp pieces - Transparent to visible light

- Inert and biologically inactive material. - Glass is 100% recyclable and one of the safest packaging materials due to its composition and properties Glass is used for architecture application, illumination, electrical transmission, instruments for scientific research, optical instruments, domestic tools and even textiles. Glass does not deteriorate, corrode, stain or fade and therefore is one of the safest packaging materials. These properties can be modified and changed by adding other compounds or heat treatment. http://www.lenntech.com/glass.htm

You might also like