Professional Documents
Culture Documents
K 25
Tatalaksana nutrisi gangguan sistem gastrointestinal pada dewasa
Topik bahasan:
Jelaskan penyebab malnutrisi pada penyakit saluran dan organ pencernaan serta malabsorpsi. Sebutkan kekurangan zat gizi yang terjadi sekunder akibat gangguan saluran cerna. Jelaskan dukungan terapi nutrisi untuk beberapa gangguan saluran cerna khusus. Kenali faktor makanan dan pola hidup dalam pencegahan gangguan saluran cerna. Sebutkan sumber zat gizi dari makanan.
Jenis Malabsorpsi
Gejala klinis:
Intoleransi Laktosa
asupan laktosa Baca label kemasan makanan jadi akan adanya kandungan laktosa Konsumsi hanya produk susu bebas laktosa Minum suplemen laktase bersama makanan Minum suplemen kalsium bila bila asupan kalsium kurang mencukupi untuk menurunkan risiko osteoporosis
Malabsorption: Celiac Disease Prevalence: 1/250 Sensitivitas terhadap gluten (protein gandum) dan gliadin (bagian dari gluten) Tidak semua pasien memperlihatkan gejala gastrointestinal yang klasik
Celiac Disease
Celiac Disease
Malabsorpsi Lemak
Definisi: Hilangnya lemak secara berlebihan melalui feses (steatorrhea)
Penurunan BB Gagal tumbuh, gangguan pertumbuhan, rasa lelah (terutama pada bayi, anak, dan remaja) Kejang tetani, osteomalasia, nyeri tulang, compression fracture ruas tulang belakang karena hipokalsemia Infertilitas, dysmenorrhea, amenorrhea
Menurunnya penyerapan karena penyakitnya dan pemotongan usus yang mungkin dilakukan Pertumbuhan bakteri berlebihan efikasi absorpsi Pemotongan usus:
Berkurangnya area permukaan absorpsi Berkurangnya absorpsi vitamin B12 Berkurangnya ketersediaan dan produksi garam empedu Meningkatnya transit time yang menyebabkan diare
Anemia sekunder akibat dari:
Berkurangnya penyerapan zat besi, folat, vitamin B12 Perdarahan saluran cerna
support
Rendah lemak, rendah serat, rendah laktosa Porsi kecil dengan frekuensi sering
Vitamin B12 IM atau nasal spray dibutuhkan pada terminal ileal resection Suplementasi zink dan magnesium (persistent, watery diarrhea) Suplementasi kalsium dan vitamin D dibutuhkan dengan penggunaan kotikosteroid secara kronis Suplementasi zat besi dibutuhkan bila terjadi perdarahan kronis atau gangguan absorpsi zat besi yang menyebabkan terjadinya anemia Suplementasi folat
Dumping Syndrome
Definisi: Terlalu cepat masuknya bolus makanan ke dalam duodenum Penyebab: Pembedahan yang menghilangkan atau by-pass sfingter pilorus
Gejala:
Diare
frekuensi atau volume dari gerakan usus biasanya > 500 mL cairan feses
Konstipasi
Menurunnya frekuensi dari pola gerakan usus yang tipikal Dapat dikaitkan dengan kejadian wasir, divertikulosis
Konstipasi:
asupan cairan minimal sampai 2 L/hari Secara bertahap asupan serat sampai 25 g/hari ( asupan bulir gandum utuh, sayur, buah, polong) makanan sebagai laksatif/pencahar alamiah, seperti buah persik, jus buah persik aktivitas fisik
bran)
asupan cairan
Liver Disease/Cirrhosis
Malnutrisi yang terjadi karena: Asupan makanan yang buruk (terutama alkohol) Maldigesti dan malabsorpsi Abnormalitas dalam metabolisme dan penyimpanan zat gizi makro dan mikro Tujuan intervensi nutrisi: Mencoba memperbaiki malnutrisi yang terjadi Menyediakan kecukupan kalori untuk mencegah penurunan BB Mencengah terjadinya encephalopathy
Protein
Kebutuhan energi (30-35 kkal/kg/hari) Gunakan BB kering (BB cairan asites) Protein: 0,8 1,5 g/kg /hari Hepatic encephalopathy Atasi gejala penyerta (perdarahan, infeksi, sedasi, konstipasi, hipokalemia, dehidrasi) Encephalopathic jangan diet tinggi protein
Batasi asupan protein sampai 0,6 g/kg Formula Branched chain amino acid (BCAA) bisa dicoba
Zat gizi
Karbohidrat: sumber energi utama, sederhana atau kompleks
Lemak: komponen sel dan sumber energi, jenuh atau tidak jenuh
Protein: 20 asam amino (9 esensial)
Kesimpulan
Kenali defisiensi zat gizi pada kelainan klinis sistem gastro-intestinal Defisiensi gizi tersebut dapat diperbaiki