Professional Documents
Culture Documents
Semakin besar jumlah produksi (1) semakin rendah harga barang (2). Bagaimana implikasi dari keadaan tersebut ke atas hasil penjualan total dan marjinal berturut-turut ditunjukkan dalam kolom (3) dan (4). Hasil penjualan total : produksi (1) x harga (2)
Hasil penjualan marjinal : TRn-TRn-1 Contoh : TR1 = Rp 18000 TR2 = Rp 32000 MR = Rp 32000 - Rp 18000 = Rp 14000
Kesimpulan
o Hasil pejualan total akan mengalami pertambahan, tetapi pertambahan itu semakin berkurang apabila produksi bertambah banyak. Setelah mencapai satu tingkat produksi tertentu pertambahannya akan menjadi negative. Pada umumnya hasil penjualan marjinal nilainya adalah lebih rendah daripada harga. Hanya pada waktu produksi mencapai satu unit hasil penjualan marjinal=harga.
Biaya tetap total adalah Rp 4000. Berdasar permisalan ini maka apabila perusahaan tidak beroperasi berarti jumlah produksi adalah 0 Produksi 4 unit hukum hasil lebih yang semakin berkurang belum berlaku. Berarti biaya marjinal semakin rendah, apabila produksi ditambah. Keadaan ini digambarkan oleh kenaikan biaya total yang semakin sedikit. Setelah produksi mencapai 4 unit, hukum hasil lebih yang semakin berkurang berlaku. Akibatnya biaya marjinal meningkat dan ini dapat dilihat dari pertambahan biaya total yang semakin meningkat pada setiap penambahan satu unit produksi.
Keuntungan (5) = hasil penjualan total (3) biaya total (4). Data dalam kolom (5) menunjukkan bahwa keuntungan maksimum dicapai pada produksi sebanyak 3 atau 4 unit dan jumlah keuntungan adalah Rp 8000. Walaupun demikian, perusahaan monopoli akan memproduksikan 4 unit untuk memaksimumkan keuntungan.
Pendekatan hasil penjualan marjinal biaya marjinal Dalam ribuan Jumlah produksi Hasil penjualan marjinal (2) (1) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 18 14 10 6 2 -2 -6 -10 -14 -18 Biaya marjinal (MC=TC2-TC1) (3) 4 16-4=12 26-16=10 34-26=8 40-34=6 46-40=6 54-46=8 64-54=12 76-64=12 90-76=14 106-90=16 (4) 6 4 2 0 -4 -10 -16 -22 -28 -34 (5) -4 2 6 8 8 4 -6 -22 -44 -72 -106 Tambahan keuntungan Jumlah keuntungan/kerugian
Keuntungan maksimum terjadi pada tingkat produksi 3 atau 4 unit. Namun demikian dalam analisis dikatakan perusahaan itu akan memproduksi 4 unit untuk memaksimumkan keuntungan karena pada tingkat produksi tersebut MC=MR, yaitu masing-masing bernilai Rp 6000.
Sampai kepada jumlah produksi sebanyak 5 unit hasil penjualan total terus mengalami kenaikan, dan kenaikan tersebut adalah pada tingkat yang semakin menurun. Sesudah jumlah produksi mencapai 6 unit hasil penjualan total semakin berkurang. Pada waktu jumlah produksi adalah 10 unit, hasil penjualan total adalah nol.
Harga semakin rendah maka jumlah yang diminta semakin banyak. Karena OA menggambarkan hasil penjualan total yang semakin bertambah pada harga yang semakin menurun, maka bagian kurva permintaan DD yang terletak di bagian atas titik C mempunyai elastisitas permintaan > 1
Kurva TR menggambarkan hasil penjualan total, dan kurva TC menggabarkan biaya total. Disebelah kiri dari titik A, dan disebelah kanan dari titiik B, kurva TC berada diatas kurva TR. Keadaan ini berarti biaya total melebihi hasil penjualan total, yaitu kedudukan yang merugikan perusahaan. Keuntungan hanya akan dinikmati apabila TR-TC> 0 da ini berlaku diantara titik A dan B. Perbedaan diantara TR dan TC adalah paling maksimum apabila garis tegak diantara kurva TR dan TC adalah yang paling panjang. Oleh karena CD merupakan jarak TR dan TC yang paling panjang, maka tingkat produksi yang akan memaksimumkan keuntungan adalah 4 unit.
Keuntungan maksimum dicapai dengan menggunakan pendekatan hasil penjualan marjinal sama dengan biaya marjinal (MR=MC). Kurva AC, MC, D = AR, MR dibuat berdasarkan kepada bentuk kurvakurva tersebut. Kurva MR=MC berpotongan pada waktu tingkat produksi Q unit. Hasil penjualan total adalah OP x OQ atau sama dengan OPAQ. Sedangkan biaya total adalah OC x OQ atau sama dengan OCBQ. Dengan demikian keuntungan maksimum ditunjukkan oleh kotak PABC.