You are on page 1of 39

Bab I Pendahuluan 1.

1 Latar Belakang Pemeriksaan Antenatal Care adalah pemeriksaan dan pengawasan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Pelayanan antenatal atau Antenatal Care (ANC) ialah untuk mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai. Pelaksanaan pelayanan antenatal di Indonesia dilaksanakan bersesuaian dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK).1 Kesehatan ibu dan anak merupakan masalah kesehatan yang menjadi perhatian dunia. Oleh karena itu pada bulan September tahun 2000 diadakan United Nations Millenium Declaration atau dikenali sebagai Millenium Development Goals (MDGs) dengan target pencapaian pada tahun 2015. (MDGs) berisi 8 buah tujuan pembangunan millennium dimana antara tujuan yang terkait dengan kesehatan ibu anak tercantum di tangga ke lima yaitu memiliki target mengurangi angka kematian ibu di Indonesia pada tahun 2015.2 Menurut statistik kesehatan World Health Organization (WHO) tahun 2010, setiap tahun diperkirakan sebanyak 287.000 wanita meninggal dunia akibat masalah persalinan dan 99% kematian ibu akibat masalah persalinan terjadi di negara-negara berkembang .Rasio kematian ibu di negara berkembang secara global 240 per 100.000 kelahiran hidup manakala di negara sudah berkembang maju adalah 16 per 100.000 kelahiran hidup. langsung kematian ibu sebesar persalinan.2,3 Cakupan pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care Indonesia (82%) menurut WHO 2011 masih tertinggal berbanding negara-negara ASEAN yang lain seperti Korea Utara (95%), Sri Lanka (93%) dan Maladewa (85%). Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi dibandingkan negara Association of Southeast Asia Nations (ASEAN) lainnya. Menurut Badan penelitian dan pengembangan Depkes RI, AKI tahun 2009 mencapai 226 per 100.000 kelahiran hidup.4 Penyebab 90% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah

Menurut Riskesdas 2010, Kunjungan ibu hamil ke tenaga kesehatan di Indonesia yaitu K1 72,3 % dan K4 61,4%. Selain daripada kunjungan ibu hamil ke tenaga kesehatan, Pemberian tablet besi dan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) perlu diiberikan perhatian selaras dengan peningkatan kualitas pelayanan antenatal yang lain. Pemberian imunisasi TT penting karena berkaitan dengan masih terdapatnya kasus Tetanus Neonatorum secara nasional pada tahun 2009 sebanyak 158 kasus dengan angka kematian (CFR = Case Fatality rate) 48,1%. Pada tahun 2011, cakupan nasional K4 sebesar 88,27%, cakupan pemberian Fe3 sebesar 83,30%, cakupan imunisasi TT1 sebesar 40,5% dan cakupan imunisasi TT2 hanya 37,7%.2,5 Pada tahun 2011, Jawa Barat masih belum mencakupi semua target yang di tetapkan yaitu cakupan Fe3 sebesar 82,2%, imunisasi TT1 sebesar 81,2%, imunisasi TT2 sebesar 73,7% dan cakupan K4 sebesar 91,24%. Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang 2011, didapatkan AKB mengalami peningkatan dari 100 per 1.000 angka kelahiran pada tahun 2009 menjadi 164 per 1.000 angka kelahiran pada tahun 2010. Cakupan pemberian tablet besi Fe3 untuk tahun 2010 masih belum mencapai target yaitu sebanyak 91,16% .Berdasarkan perbandingan antara kabupaten di Jawa Barat tahun 2010, Karawang menduduki tangga ketujuh pada cakupan K1 (89,80%) dan tangga ke-empat pada cakupan K4 (84,95%) yaitu di atas cakupan keseluruhan Jawa Barat bagi cakupan K1 (85,90%) dan K4 (77,01%) pada tahun tersebut.6 Berdasarkan Laporan Tahunan tahun 2011 Puskesmas Kecamatan Tirtajaya menunjukkan cakupan yang pada umumnya belum mencapai target antara lain adalah cakupan kunjungan ibu hamil K4 sebesar 69,70% dari target 85,52%, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 45,60% dari target 80,44%, cakupan pelayanan imunisasi ibu hamil TT2 sebesar 46,13% dari target 90% dan cakupan distribusi tablet Fe 90 tablet pada ibu hamil sebesar 49,53% dari target 90%.7 Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang menjalankan pelayanan antenatal yang meliputi beberapa indikator iaitu kunjungan ibu hamil, ibu hamil yang mendapat tablet zat besi, pemberian imunisasi tetanus kepada ibu hamil, deteksi risiko ibu hamil oleh tenaga kesehatan, serta rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil. Keberhasilan pelaksanaan program pelayanan antenatal di Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai dengan November 2012 masih belum diketahui. Oleh karena itu, evaluasi program ini perlu dilakukan untuk menilai tingkat keberhasilan pelaksanaan program.

1.2 Permasalahan 1. Statistik kesehatan World Health Organization (WHO) tahun 2010, sebanyak 287.000 wanita meninggal dunia akibat masalah persalinan pada setiap tahun dan 99% kematian ibu akibat masalah persalinan terjadi di negara-negara berkembang 2. Statistik kesehatan World Health Organization (WHO) tahun 2011, cakupan pemeriksaan kehamilan atau pelayanan antenatal Indonesia (82%) masih tertinggal berbanding negara-negara ASEAN yang lain seperti Korea Utara (95%) dan Sri Lanka (93%) dan Maladewa (85%). 3. Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia menurut Badan penelitian dan pengembangan Depkes RI tahun 2009 masih tinggi mencapai 226 per 100.000 kelahiran hidup. 4. Kunjungan ibu hamil ke tenaga kesehatan tahun 2010 menurut Riskesdas yaitu K1 hanya 72,3 % dan K4 61,4%. 5. Pada tahun 2011, cakupan nasional K4 sebesar 88,27%, cakupan pemberian Fe3 sebesar 83,30%, cakupan imunisasi TT1 sebesar 40,5% dan cakupan imunisasi TT 2 hanya 37,7%. 6. Pada tahun 2011 Jawa Barat belum mencakupi semua target yang di tetapkan yaitu cakupan Fe3 sebesar 82,2%, imunisasi TT1 sebesar 81,2%, imunisasi TT2 sebesar 73,7% dan cakupan K4 sebesar 91,24%. 7. Karawang menduduki tangga ke-tujuh pada cakupan K1 (89,80%) dan tangga keempat pada cakupan K4 (84,95%) pada tahun 2010. 8. Belum diketahuinya tingkat keberhasilan pelaksanaan Program Pelayanan Antenatal di Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai dengan November 2012

1.3. 1.3.1

Tujuan Tujuan Umum : Diketahuinya masalah dalam unsur-unsur sistem program pelayanan kesehatan ibu

hamil (Antenatal Care) di UPTD Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang

periode Desember 2011 sampai dengan November 2012 sehingga dapat diselesaikan dengan menggunakan pendekatan sistem.

1.3.2

Tujuan Khusus:

1. Diketahuinya cakupan akses kunjungan ibu hamil: kunjungan pertama (K1) dan kunjungan keempat (K4) di Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai dengan November 2012 2. Diketahuinya cakupan pemberian tablet zat besi, terutama Fe1 dan Fe3 di Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai dengan November 2012 3. Diketahuinya cakupan pemberian imunisasi TT1 dan TT2 di Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai dengan November 2012. 4. Diketahuinya cakupan deteksi risiko tinggi pada ibu hamil oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai dengan November 2012 5. Diketahuinya cakupan rujukan ibu hamil risiko tinggi di Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai dengan November 2012. 6. Diketahuinya cakupan kegiatan kunjungan rumah ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai dengan November 2012. 7. Diketahuinya cakupan kegiatan penyuluhan perorangan dan kelompok di Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai dengan November 2012 . 8. Diketahuinya cakupan pencatatan dan pelaporan Program Pelayanan Antenatal di Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai dengan November 2012. 1.4 1.4.1 Manfaat Bagi Evaluator 1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat kuliah.

2. Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengatur program, khususnya program kesehatan. 3. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, antara lain perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. 4. Mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang evaluasi Pelayanan Antenatal di Puskesmas dalam lingkup wilayah kerjanya.

1.4.2

Bagi Perguruan Tinggi 1. 2. Mengamalkan Tri Darma Perguruan Tinggi. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang kesehatan.

1.4.3

Bagi Puskesmas yang Dievaluasi Dengan adanya masukan-masukan berupa hasil evaluasi dan beberapa saransaran sederhana maka diharapkan dapat menjadi umpan balik positif bagi Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas program pelayanan kesehatan ibu hamil maupun program-program lainnya, sehingga mutu dari pada pelayanan Puskesmas ini dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan.

1.4.4

Bagi Masyarakat Menjadi bahan informasi bagi masyarakat bahwa Program Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil di Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang mempunyai peranan yang sangat penting, selain untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf ekonomi masyarakat itu sendiri.

1.5

Sasaran Ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai dengan November 2012.

Bab II Materi dan Metode 2.1. Materi Materi yang dievaluasi dalam Program Pelayanan Antenatal (ANC) berdasarkan Laporan Bulanan KIA dan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) di UPTD Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai dengan November 2012 yang terdiri dari : 1. Kunjungan kehamilan K1 dan K4 2. Pemberian tablet zat besi, terutama Fe1 dan Fe3 kepada ibu hamil 3. Pemberian imunisasi TT1 dan TT2 kepada ibu hamil 4. Deteksi risiko tinggi pada ibu hamil oleh tenaga kesehatan 5. Rujukan ibu hamil risiko tinggi 6. Kegiatan kunjungan rumah ibu hamil berisiko tinggi. 7. Penyuluhan perorangan dan kelompok 8. Pencatatan dan pelaporan

2.2.

Metoda Evaluasi dilakukan dengan melakukan pengumpulan data, pengolahan, analisis dan interpretasi data dengan menggunakan metode pendekatan sistem, terhadap Program Pelayanan Antenatal (Antenatal Care) di Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai dengan November 2012 yang sehingga

ditemukan masalah yang ada dan kemudian dibuat usulan dan saran sebagai pemecahan masalah tersebut berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan dari unsur-unsur sistem.

Bab III Kerangka Teoritis 3.1 Kerangka Teoritis 5 Lingkungan 1 Masukan 2 Proses 3 Keluaran 6 Dampak

4 Umpan balik

Gambar 3.1 . Pendekatan Sistem Gambar di atas menerangkan sistem dengan definisi menurut Ryans adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling berhubungan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Elemen tersebut, yaitu: 1. Masukan (input), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem, dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, dan terdiri dari unsur berikut yang merupakan variabel dalam melaksanakan evaluasi program Pelayanan Antenatal (ANC) yaitu:

Tenaga (man) Dana (money) Sarana (material) Metode (methods)

2. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan, yang terdiri dari unsur berikut merupakan variabel dalam melaksanakan evaluasi program ANC yaitu: Perencanaan (planning) Organisasi (organization) Pelaksanaan (actuating) Pengawasan (controlling)

3. Keluaran (output) adalah elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistem. 4. Umpan balik (feedback) adalah elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut. 5. Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola sistem tapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem. 6. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.

3.1.1

Variabel dan Tolok Ukur Tolok ukur terdiri daripada variabel-variabel : masukan, proses, keluaran, lingkungan, umpan balik dan dampak yang digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam program Antenatal Care (ANC) (Lampiran I).

Bab IV Penyajian Data

4.1

Sumber Data Data yang digunakan merupakan data sekunder yang berasal dari : 1. Data Monografi Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang tahun 2011. 2. Laporan Bulanan KIA Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai dengan November 2012. 3. Rekapitulasi Laporan PWS (Pemantauan Wilayah Setempat)- KIA Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Desember 2011 sampai dengan November 2012 .

4.2 4.2.1

Data Umum Data Geografis 1. Lokasi Puskesmas

Gedung UPTD Puskesmas Tirtajaya, Karawang, Jl. Raya Pisangsambo Pangakaran, Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. 2. Bangunan Bangunan gedung Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Karawang adalah gedung konkrit 1 lantai dengan luas 230 m2 dibangun di atas tanah seluas 700 m2. 3. Batas wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang: Sebelah Utara Sebelah Barat Sebelah Selatan Sebelah Timur : Laut Jawa : Kecamatan Batujaya : Kecamatan Jayakerta : Kecamatan Cibuaya

4. Luas wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya mempunyai wilayah kerja administratif, yang memiliki luas areal 11.362,815 Ha yang meliputi daratan, pesawahan dan tambak, mencakup 11 desa, 48 Dusun, 135 RT, dan 23.172 Kepala Keluarga (KK). Kesebelas desa tersebut adalah (Lampiran V): Desa Gempolkarya Desa Sabajaya Desa Bolang Desa Tambaksumur Desa Tambaksari Desa Srijaya Desa Srikamulyan Desa Kutamakmur Desa Medankarya Desa Pisang Sambo Desa Sumurlaban

4.2.2

Data Demografis

1. Jumlah penduduk Kecamatan Tirtajaya Kabupaten Karawang adalah 73.233 jiwa. 2. Terdiri dari 11 desa dengan jumlah kepala keluarga 23.172 Kepala Keluarga (KK).

3. Klasifikasi penduduk di Kecamatan Tirtajaya adalah laki-laki sebanyak 36.552 jiwa, dan perempuan sebanyak 36.681 jiwa. Jumlah Ibu hamil di Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang adalah 2141 jiwa. 4. Klasifikasi tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya yang tertinggi adalah tidak tamat SD yaitu 49,07% manakala yang terendah adalah tamat perguruan tinggi yaitu 2,87%. 5. Klasifikasi jenis pekerjaan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya adalah PNS/Polisi/Tentara sebanyak 0,678%, petani 39,68%, Pedagang 12,31%, Buruh 46,09%, Nelayan 0,128,%, dan lainlain 1,10%.

4.3 4.3.1

Data Khusus Masukan A. Tenaga Dokter Umum Bidan Petugas Administrasi Petugas Laboratorium Kader Kesehatan : 3 Orang : 16 Orang : 1 Orang : 1 Orang : 66 orang

B. Dana APBD Dana Retribusi : Cukup : Cukup

C. Sarana Medis Stetoskop Doppler Timbangan dewasa Pengukur tinggi badan Tensimeter USG dan monitor Tablet zat besi Vaksin TT dan alat suntik Alat dan bahan laboratorium :1 Set :Ada, 3000 tablet :Ada, 200 vial :Ada (mesin hitung Hb 1 buah, stick protein urin jumlah cukup, strip HCG jumlah cukup) Perlengkapan imunisasi Non medis Ruangan pemeriksaan ANC Meja tulis Kursi lipat Tempat tidur ibu hamil Tempat penyimpanan vaksin Buku KIA Alat peraga penyuluhan : Ada : 2 buah : 2 buah : 2 buah : Ada, pada suhu 2-80 C : Ada, Jumlah cukup :Ada (Papan tulis, poster, :Ada, jumlah cukup suntik) (Kapas, alkohol dan alat :1 Buah :1 Set :2 Buah :3 Buah :2 Buah

spidol, dan brosur)

D. Metode Terdapat metode untuk 1. Kunjungan kehamilan Setiap ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya dilakukan pemeriksaan antenatal. Pemeriksaan antenatal dilakukan dengan standar pemeriksaan antenatal di mulai dengan: a) Anamnesis Meliputi identitas ibu hamil, riwayat kontrasepsi/KB, kehamilan sebelumnya dan kehamilan sekarang. Pada kunjungan pertama, dikumpulkan informasi mengenai ibu hamil yaitu menanyakan identitas, keluhan yang sekarang dirasakan, riwayat haid, riwayat perkawinan, riwayat kehamilan (HPHT, gerakan janin, masalah atau tanda-tanda bahaya misalnya penglihatan kabur, keluhan yang lazim pada kehamilan, penggunaan obat, dan kekhawatiran yang dirasakan ibu hamil), riwayat kehamilan yang lalu (berapa kali hamil, perdarahan (kehamilan, persalinan, dan nifas), riwayat persalinan, hipertensi, melahirkan janin dengan BB < 2,5 Kg atau > 4 Kg, riwayat keguguran, bayi yang dilahirkan, riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat keluarga (penyakit keturunan, anak kembar, penyakit menular, dll), riwayat sosial ekonomi dan budaya (status perkawinan, riwayat KB, dukungan keluarga pada kehamilan, kebiasaan makan dan gizi, kebiasaan hidup sehat, dll), kebiasaan kerja pasien setiap hari, dan tempat persalinan yang diinginkan. Pada kunjungan berikutnya dikumpulkan informasi mengenai kehamilan untuk mendeteksi komplikasi dan melanjutkan pelayanan yang diperlukan. b) Pemeriksaan Fisik i. Pemeriksaan Umum : Tinggi Badan dan Berat Badan Tinggi badan: Diukur tanpa alas kaki, satuan centimeter. Berat badan: Ditimbang tanpa alas kaki dan pakaian seringan mungkin, satuan kilogram Tekanan darah: Menggunakan sfigmomanometer, satuan mmHg.

ii.

Pemeriksaan Obstetri Mengukur TFU Menggunakan pita ukur, diukur dari fundus ke simfisis dengan satuan sentimeter. Menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ) Untuk menentukan presentasi janin dilakukan palpasi atau pemeriksaan Leopold (Leopold I IV) Leopold I : Menentukan Tinggi Fundus Uteri dengan palpasi setelah usia kehamilan 12 minggu dan dengan pita pengukur (dari simfisis pubis sampai dengan bagian janin yang ada di fundus uteri) setelah usia kehamilan 22 minggu, dan dengan perabaan untuk menentukan usia kehamilan dan juga untuk mengetahui bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri (bagian atas perut ibu). Leopold II : Meraba samping rahim dan merasakan di sebelah mana teraba tahanan yang lebih keras dan tahanan terus dari atas ke bawah, untuk menentukan di mana letak punggung ataupun kaki janin pada kedua sisi perut ibu. Leopold III : Meraba bagian bawah rahim dengan satu tangan untuk mengetahui bagian janin yang berada di bawah rahim serta menentukan bagian janin tersebut sudah menyentuh pintu atas panggul atau tidak. Leopold IV : Meraba bagian janin yang berada di bagian bawah rahim dengan dua tangan dan menentukan sampai di mana janin telah masuk Pintu Atas Panggul. - Pemeriksaan auskultasi untuk menentukan denyut jantung janin menggunakan Doppler. Denyut jantung janin normal 110-150 kali/menit. Bila ada kelainan denyut mungkin dapat disebabkan oleh adanya kelainan janin atau plasenta.

iii.

Pemeriksaan Laboratorium c) Hemoglobin d) Protein urin : dengan mesin hitung Hb : dengan stick protein urin

e) Tes kehamilan

: tes HCG

Kunjungan ibu hamil K1 dan K4 o K1 adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. o K4 adalah kunjungan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar, paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

2.

Pemberian Tablet zat besi Diberikan minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan, yaitu 30 tablet besi (Fe1) pada kunjungan pertama (K1), 30 tablet besi (Fe2) pada kunjungan kedua (K2) dan 30 tablet besi (Fe3) pada kunjungan keempat (K4).Untuk pencegahan anemia diberikan 1 tablet / hari, sedangkan untuk pengobatan anemia diberikan 3 tablet / hari. Tablet besi diminum setelah makan.

3.

Pemberian imunisasi Tetanus Ibu hamil yang belum pernah diberikan imunisasi TT harus mendapatkan imunisasi paling sedikit 2 kali suntikan selama kehamilannya, yaitu pertama pada saat K1 dan kedua kali pada 4 minggu kemudian. Bila ibu hamil pernah diberikan imunisasi TT sebelumnya maka hanya diberikan 1 kali suntikan selama kehamilannya. Imunisasi TT Disuntikkan secara subkutan dosis 0,5 cc pada lengan atas.

4. -

Penyuluhan Perorangan : Setiap kali kunjungan, dengan wawancara

Kelompok

: 1 desa per bulan dengan 2 kali pertemuan, menggunakan

metode ceramah dengan alat peraga.

5.

Deteksi ibu hamil risiko tinggi : kegiatan yang dilakukan untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan komplikasi kebidanan. a. Faktor risiko pada ibu hamil antara lain : Primigravida < 20 tahun atau > 35 tahun Anak lebih dari 4 Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas (LILA) < 23,5 cm dan penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan. Anemia dengan dari Hb < 11 g/dL. Tinggi badan < 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang belakang. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan ini. Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain: TBC, kelainan jantung-ginjal-hati, psikosis, kelainan endokrin, tumor dan keganasan. Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, KET, mola hidatidosa, KPD, bayi dengan cacat kongenital. Riwayat persalinan dengan komplikasi: persalinan dengan seksio sesarea, ekstraksi vakum / forseps. Riwayat nifas dengan komplikasi: perdarahan pasca persalinan, infeksi masa nifas, psikosis post partum (post partum blues). Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat kongenital. Kelainan jumlah janin: kehamilan ganda, janin dampit, monster.

Kelainan besar janin: pertumbuhan janin terhambat, janin besar. Kelainan letak dan posisi janin: letak lintang, sungsang pada usia kehamilan > 32 minggu.

b. Komplikasi pada ibu hamil : Ketuban pecah dini Perdarahan pervaginam: keguguran, plasenta previa, solusio plasenta. Hipertensi dalam kehamilan: tekanan darah tinggi (sistolik > 140 mmHg, diastolik > 90 mmHg), dengan atau tanpa edema pre-tibial. Ancaman persalinan prematur. Infeksi berat dalam kehamilan: demam berdarah, tifus abdominalis, sepsis.

6. Rujukan kasus ibu hamil risiko tinggi Pelayanan kepada ibu hamil dengan komplikasi kebidanan untuk mendapat penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Pelayanan medis yang dapat dilakukan di Puskesmas mampu PONED meliputi:

Penanganan perdarahan pada kehamilan. Pencegahan dan penanganan hipertensi dalam kehamilan (pre-eklampsi dan eklampsi).

Pencegahan dan penanganan infeksi. Penanganan abortus. Stabilisasi komplikasi obstetrik untuk dirujuk dan transportasi.

Penanganan ibu hamil yang tidak dapat dilakukan di Puskesmas mampu PONED dirujuk ke rumah sakit PONEK (rumah sakit rujukan). Pelayanan antenatal diberikan lagi setelah mendapat rujukan balik. 7. Kunjungan rumah ibu hamil: Mengunjungi rumah minimal 1x/bulan, untuk

memeriksakan keadaan kesehatan ibu hamil dan janinnya dengan menghitung DJJ (Denyut Jantung Janin) terutama pada kasus ibu hamil dengan risiko tinggi dan sedang serta memberikan nasihat-nasihat tentang menjaga kehamilannya . 8. Pencatatan dan pelaporan: Menggunakan SP2TP. Pencatatan Register ibu hamil : buku register untuk mencatat setiap ibu hamil yang diperiksa. Buku KIA : buku untuk memantau perkembangan kesehatan ibu hamil setiap kali pemeriksaan kehamilan, dipegang oleh ibu hamil. Kohort ibu hamil : buku pencatatan perkembangan kesehatan ibu hamil. Pencatatan PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak): Setiap bulannya, Puskesmas melakukan pencatatan PWS KIA berdasarkan data pencatatan di Puskesmas. Selain itu data sasaran juga diperoleh dengan mengumpulkan data yang berasal dari lintas program dan fasilitas pelayanan lain yang ada di wilayah kerja. Pelaporan Laporan Bulanan KIA (LB3): merupakan formulir pelaporan KIA untuk dilaporkan ke Suku Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang.

4.3.2

Proses

A. Perencanaan Ada tertulis, lengkap dan terperinci mengenai : 1. Kunjungan ibu hamil K1 dan K4 - Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB di

poliklinik

kebidanan dan kandungan dengan anamnesis, pemeriksaan

fisik, pemeriksaan obstetrik dan pemeriksaan laboratorium. 2. Pemberian tablet zat besi Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB. Pemberian tablet besi mulai diberikan pada ibu hamil trimester I sebanyak 90 tablet yang diberikan dalam 3 tahap. 3. Pemberian imunisasi TT pada Ibu Hamil Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB. Ibu hamil yang belum pernah diberikan imunisasi TT harus mendapatkan imunisasi paling sedikit 2 kali suntikan selama kehamilannya, yaitu pertama pada saat K1 dan kedua kali pada 4 minggu kemudian. Disuntikan secara subkutan dosis 0,5 cc pada lengan atas. 4. Penyuluhan Perorangan : Dilakukan oleh bidan setiap kali kunjungan (wawancara) setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB di poliklinik kebidanan dan kandungan dengan memberikan materi-materi sekitar kebidanan dan kandungan. Kelompok: Dilakukan oleh bidan/tenaga medis lain 1 desa 2x/bulan, dengan ceramah 5. Deteksi risiko ibu hamil -Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB. 6. Rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil -Akan dilakukan oleh bidan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB dan bidan jaga PONED 24 jam 7. Kunjungan rumah : akan dilakukan minimal 1 bulan sekali oleh bidan desa dengan sasaran ibu hamil dengan risiko tinggi dan sedang 8. Pencatatan dan pelaporan : Pencatatan : akan dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB. Pelaporan : akan dilakukan setiap awal bulan.

B. Pengorganisasian

Penanggung Jawab Program Kepala Puskesmas

Eko Susanto, M.Kes


Petugas Pencatatan dan Pelaporan Program

Sri Yulianti, Am.Keb


Penanggungjawab KIA dr. Sutardi

Kord. Ruangan ANC/PONED Neneng Sumiartini, Am.Keb

Koordinator Bidan Jaga Evi Haryati, Am.Keb

Koordinator Pelayanan Lidiana P, Am.Keb

Koordinator Perlengkapan Neneng Sumiartini, Am.Keb

Koordinator Administrasi Evi Haryati, Am.Keb

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Program Pelayanan Antenatal Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang

C. Pelaksanaan

1. Kunjungan ibu hamil K1 dan K4 : Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB. 2. Pemberian tablet zat besi Fe1 dan Fe3 : Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.0014.00 WIB. 3. Pemberian imunisasi TT : Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB. 4. Penyuluhan : Perorangan: Setiap kali kunjungan (wawancara) hari kerja pkl 08.00-14.00 WIB. Kelompok: tidak didapatkan data

5. Deteksi risiko ibu hamil : Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB dan bidan jaga PONED 24 jam. Sebagian ibu hamil risiko tinggi ditangani oleh dokter umum dan bidan PONED 24 jam. 6. Rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB dan bidan jaga PONED 24 jam. Sebagian ibu hamil risiko tinggi ditangani oleh dokter umum dan bidan PONED 24 jam. 7. Kunjungan rumah: Tidak didapatkan data 8. Pencatatan dan pelaporan : Pencatatan: Dilakukan setiap hari kerja pada pkl 08.00-14.00 WIB. Pelaporan: Dilakukan setiap awal bulan.

D. Pengawasan 1. Pengawasan kepala Puskesmas rapat bulanan Mini Bulanan) 2. Pencatatan dan pelaporan bulanan : Ada, 1 x / bulan. : Ada, tiap bulan (Lokakarya

4.3.3 Keluaran 1. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 dan K4

Jumlah sasaran ibu hamil dalam satu tahun dapat dihitung menggunakan rumus : CBR x 1,1 x jumlah penduduk Data yang digunakan menurut pendataan Puskesmas ialah 2.141 orang ibu hamil.

o Cakupan K1

Di Puskesmas Tirtajaya =

= = 94,68% o Cakupan K4

Di Puskesmas Tirtajaya =

= = 86.74% 2. Cakupan pemberian tablet zat besi Fe1 dan Fe3 pada ibu hamil o Cakupan pemberian Fe1

Di Puskesmas Tirtajaya =

= 94,16%

o Cakupan pemberian Fe3

Di Puskesmas Tirtajaya =

= 85.43% 3. Cakupan pemberian imunisasi TT1 dan TT2 pada ibu hamil o Cakupan pemberian imunisasi TT1

Di Puskesmas Tirtajaya

= 93.46

o Cakupan pemberian imunisasi TT2

Di Puskesmas Tirtajaya

=85,9%

4. Cakupan penyuluhan o Cakupan penyuluhan perorangan dilaksanakan setiap kali kunjungan (100%) o Cakupan penyuluhan kelompok tidak dapat dinilai karena tidak didapatkan data. 5. Cakupan deteksi risiko ibu hamil oleh tenaga kesehatan

Di Puskesmas Tirtajaya =

= 11,82%

6. Cakupan rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil o Cakupan rujukan kasus risiko tinggi ibu hamil

Di Puskesmas Tirtajaya =

= 18,22%

7. Cakupan kunjungan rumah ibu hamil : tidak dapat dinilai karena tidak didapatkan data

8. Catatan dan pelaporan kurang lengkap. Laporan yang disajikan merupakan laporan absolut kedatangan ibu hamil ke semua prasarana kesehatan seperti posyandu, puskesmas, bidan desa dan swasta namun tidak spesifik dalam menyatakan tempat kunjungan. Tidak ada data mengenai penyuluhan kelompok Tidak ada data mengenai kunjungan rumah ibu hamil

4.4 Lingkungan 1. Fisik Lokasi : Tidak mudah dicapai oleh ibu hamil dengan jarak desa terjauh 9km dari puskesmas karena tidak tersedia jalur jalan raya yang baik ke semua desa. Desa dengan transportasi agak sulit yaitu Srikamulyan, Tambaksari, Tambaksumur dan Medankarya. dan RS rujukan berlokasi agak jauh kurang lebih 45 km daripada puskesmas sehingga membutuhkian hampir 90 menit akibat jalan yang agak sempit dan kondisi jalan tidak baik. Transportasi : Tersedia sarana transportasi umum yang relatif murah seperti ojek dan angkutan umum Jalur jalan raya tidak rata dan sukar dilalui oleh prasarana trasportasi darat. Terdapat beberapa bagian desa yang hanya boleh dijangkau dengan kendaraan dua roda saja.

Fasilitas kesehatan :

Adanya fasilitas kesehatan yang lain antaranya tiga Praktek swasta dokter umum, dan 15 Bidan praktek swasta. 2. Non fisik 4.5.1 Pendidikan : Sebagian besar penduduk berpendidikan rendah yaitu tidak tamat SD. Ekonomi: Sebagian besar penduduk berpendapatan rendah. Umpan Balik 1. Adanya pencatatan dan pelaporan tiap bulan sebagai masukan dalam perencanaan program ANC selanjutnya. Namun terdapat beberapa kegiatan dalam program ANC yang tidak dicatat secara lengkap, antara lain : Penyuluhan kelompok bagi ibu hamil Kunjungan rumah ibu hamil

2. Adanya rapat kerja bulanan bersama Kepala Puskesmas satu bulan satu kali yang mengevaluasi program yang telah dilaksanakan. 4.6 Dampak 1. Dampak langsung: Belum dapat dinilai Angka Kesakitan Ibu, Angka Kematian Ibu, dan Angka Kematian Bayi. 2. Dampak tidak langsung: Belum dapat dinilai peningkatan pelayanan kesehatan ibu, peningkatan kesehatan dan kesejahteraan.

Bab V Pembahasan No Variabel Tolok Ukur Cakupan Masalah

Keluaran 1. Cakupan K1 2. Cakupan K4 3. Cakupan Fe1 4. Cakupan Fe3 5. Cakupan TT1 6. Cakupan TT2 7. Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi 8. Cakupan rujukan ibu hamil risiko tinggi 9. Cakupan pencatatan dan Lengkap Tidak lengkap pelaporan Proses 1. Penanggung jawab penyuluhan kelompok 2. Pelaksanaan kunjungan rumah 3. Pelaksanaan penyuluhan kelompok 4. Pencatatan dan pelaporan Dilakukan Lengkap Ada Dilakukan Tidak ada Tidak ada data Tidak ada data Tidak lengkap (+) 96% 95% 95% 95% 95% 90% 20% 100% 94,68 % 86,74 % 94,16% 85,43% 93,46% 85,9% 11,82% 18,22 % (+) 1,38 (+) 8,69 (+) 0,88 (+) 10,07 (+) 1,62 (+) 4,56 (+) 40,9 (+)81,78

II

(+) (+) (+) (+)

III

Lingkungan Fisik Lokasi

Bukan hambatan

Ada hambatan

(+)Jarak puskesmas ke dan puskesmas RS rujukan lokasi yang terlalu jauh (45 km)

sulit dijangkau oleh Non Fisik 1. Pendidikan Bukan hambatan Bukan 2. Ekonomi Ada hambatan Ada hambatan kebanyakan desa (+) Mayoritas penduduk berpendidikan rendah (+)Mayoritas penduduk

hambatan

berpendapatan rendah

Keterangan : (+) = bermasalah Tabel 1: Hasil Pengamatan Cakupan di UPTD Puskesmas Tirtajaya Dibandingkan dengan Tolok Ukur yang Telah Ditetapkan (Data selengkapnya dapat dilihat di Lampiran IV)

Bab VI Perumusan Masalah

6.1 Masalah Menurut Keluaran a) Cakupan K4 sebesar 86,74%, dari target 95%. b) Cakupan Fe3 sebesar 85,43%, dari target 95%. c) Cakupan imunisasi TT2 sebesar 85,9%, dari target 90%. d) Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi oleh tenaga kesehatan sebesar 11,82%, dari target 20%. e) Cakupan rujukan ibu hamil risiko tinggi sebesar 18,22%, dari target 100%. (Tidak dijadikan masalah karena Puskemas Kecamatan Tirtajaya merupakan mampu PONED sehingga tidak semua ibu hamil risiko tinggi dirujuk.) f) Cakupan pencatatan dan pelaporan tidak lengkap.

6.2 Masalah Menurut Proses a) Penanggung jawab penyuluhan kelompok tidak ada b) Pelaksanaan penyuluhan kelompok tidak ada data tertulis c) Pelaksanaan kunjungan rumah ibu hamil tidak ada data tertulis d) Pencatatan dan pelaporan tidak lengkap 6.3 Masalah Menurut Lingkungan a) Jauhnya jarak tempuh dari Puskesmas ke rumah sakit rujukan sekitar 45 km yang membutuhkan waktu 100 menit. Lokasi Puskesmas Tirtajaya juga sulit dijangkau

oleh kebanyakan desa di wilayah nya karena jalur jalan raya yang tidak rata sehingga kebanyakan desa hanya bisa dilewati dengan kendaraan kecil seperti motor. b) Mayoritas penduduk di Kecamatan Tirtajaya tingkat pendidikannya rendah c) Mayoritas penduduk di Kecamatan Tirtajaya status ekonominya rendah

Bab VII Prioritas Masalah

Masalah Menurut Keluaran a) Cakupan kunjungan ibu hamil K4 sebesar 86,74 % dari target 95% b) Cakupan pemberian tablet besi Fe3 sebesar 85,43% dari target 95% c) Cakupan Imunisasi TT2 sebesar 85,9% dari target 90% d) Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi sebesar 11,82% dari target 20% e) Cakupan pencatatan dan pelaporan tidak lengkap.

No 1. 2. 3. 4. 5.

Parameter Besar masalah Akibat yang ditimbulkan Keuntungan sosial yang diperoleh Teknologi yang tersedia Sumber daya yang tersedia Jumlah a 1 4 4 3 4 16

Masalah b c 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 18 17

d 3 5 4 5 3 20

e 5 3 3 2 3 16

Tabel 2: Prioritas masalah Keterangan: 5 : Sangat penting 2 : Kurang penting

4 : Penting 3 : Cukup penting/sedang

1 : Sangat kurang penting

Yang menjadi prioritas masalah adalah : 1. 2. Cakupan pemberian tablet besi Fe3 sebesar 85,43% dari target 95% Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi sebesar 11,82% dari target 20%

Bab VIII Penyelesaian Masalah 9.1 Masalah : 1. Cakupan pemberian tablet besi (Fe3) sebesar 85,43% dari target 95% dengan besar masalah 10,07% Penyebab dari unsur proses : 1. Data yang lengkap mengenai pelaksanaan penyuluhan secara kelompok mengenai kepentingan pemberian Fe3 pada ibu hamil tidak ada data sehingga evaluasi terhadap keberkesanan penyuluhan tidak dapat dilakukan 2. Kepatuhan dan komitmen beberapa petugas kesehatan terhadap waktu dan pembagian tugas yang diberikan masih rendah sehingga ibu hamil tidak mendapatkan pelayanan sewajarnya yang seharusnya diberikan. 3. Pelaksanaan dan pembagian tugas terhadap program ini

dipertanggungjawabkan oleh orang yang sama yang juga memegang beberapa tanggungjawab lain. Penyebab dari unsur lingkungan : 1. Lokasi puskesmas sulit dijangkau oleh penduduk dari beberapa desa akibat jalur jalan raya yang tidak rata dan tidak boleh dilewati oleh kendaraan roda empat dan angkutan umum. 2. Tingkat pendidikan masyarakat secara keseluruhan di wilayah kerja ratarata masih pada tingkat rendah. Ini berhubungan dengan kurangnya pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil mengenai kepentingan pemberian Fe3 pada ibu hamil. Penyelesaian Masalah : 1. Penanggung jawab pelaksanaan dan pembagian tugas terhadap program seharusnya tidak memegang beberapa tanggungjawab lain. 2. Mengadakan penyuluhan kepada ibu-ibu hamil mengenai kepentingan pemberian Fe3 dan kepatuhan pengambilannya. Bidan atau kader yang

terlatih berperan dalam upaya memberi penyuluhan tentang kepentingan tablet Fe dalam waktu kehamilan dan kepatuhan pengambilan , sehingga ibu-ibu hamil lebih peduli terhadap kehamilannya dan bersedia mendapat tablet Fe secara lengkap dan konsisten. Mengingat mayoritas penduduk dengan tingkat pendidikan yang rendah, maka penyuluhan yang dilakukan perlu disesuaikan dengan tingkat pendidikan masyarakat setempat seperti dengan simulasi, gambar-gambar yang menarik ataupun poster dengan bahasa awam yang dapat dimengerti.
3. Para Bidan digalakan untuk melakukan pembinaan KIE (Komunikasi,

Informasi, Edukasi) tentang faktor-faktor risiko yang dapat terjadi selama kehamilan sehingga ibu-ibu hamil lebih peduli terhadap kehamilannya dan bersedia mendapatkan tablet Fe secara lengkap. 4. Menggerakkan bidan melakukan kunjungan rumah ibu hamil ke bagian desa yang sulit dijangkau untuk memberikan pelayanan antenatal kepada ibu hamil yang tidak dapat berkunjung ke Puskesmas.
5. Memberikan penghargaan dan ganjaran bagi bidan dan kader yang

aktif sehingga mendorong minat dan semangat mereka dan para petugas kesehatan yang lain juga untuk memberikan komitmen penuh terhadap tanggungjawab yang dipikul

2. Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi sebesar 11,82% dari target 20% yang mempunyai besar masalah 40,9% Penyebab dari unsur proses 1. Tidak ada pencatatan dan pelaporan mengenai data kunjungan rumah ibu hamil. 2. Di puskesmas Tirtajaya tersedianya PONED 24 jam, tetapi luar dari jam kerja, bidan yang bertugas bukanlah bidan yang terlatih dan berpengalaman Penyebab dari unsur lingkungan :

1. Jarak tempuh ke Puskesmas dan rumah sakit yang jauh, sehingga menyebabkan masyarakat enggan atau terlambat untuk melakukakan pemeriksaan kehamilan secara berkala. 2. Tingkat pendidikan dan ekonomi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas rata-rata masih rendah sehingga pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil terhadap kesehatan dan keselamatan ibu serta janin yang dikandungnya masih kurang.

Penyelesaian Masalah: 1. Membekalkan lembar pencatatan mengenai deteksi risiko tinggi ibu hamil kepada bidan desa dan menyarankan mereka agar mengisi dengan lengkap. Dana juga diberikan kepada wakil dari puskesmas untuk mengumpulkan laporan dari bidan-bidan desa. 2. Minimal seorang bidan yang terlatih dan berpengalaman di PONED perlu ditempatkan di luar waktu kerja supaya lebih siap siaga dalam segala kasus. 3. Mempertanggungjawabkan para kader dan bidan desa untuk melakukan kunjungan rumah dan melakukan pendataan terutama ibu hamil yang berisiko tinggi yang tidak dapat memeriksakan kehamilannya di fasilitas kesehatan seperti bidan desa, puskesmas, atau klinik bersalin untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. 4. Mengadakan penyuluhan kelompok yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan ibu hamil, agar dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya kesehatan dan keselamatan ibu dan janin yang dikandungnya serta risiko tinggi dalam kehamilan sehingga ibu hamil memiliki kesadaran untuk memeriksakan sendiri kehamilannya di fasilitas kesehatan 5. Memperbaiki pencatatan dan pelaporan tentang kunjungan rumah ibu hamil dan penyuluhan kelompok.
6. Memberikan ganjaran dan penghargaan bagi bidan dan kader yang

aktif sehingga mendorong minat dan semangat para bidan untuk terus memberikan yang terbaik.

Bab IX Kesimpulan dan Saran

9.1 Kesimpulan Dari hasil evaluasi program pelayanan antenatal dengan cara pendekatan sistem dapat diambil kesimpulan bahwa program pelayanan antenatal di UPTD Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang pada periode Oktober 2011 sampai dengan September 2012, sebagian besar belum berjalan dengan baik. Ditemukan beberapa kekurangan yang menjadi proritas masalah, yaitu: 1. Cakupan K1 sebesar 94,68%, manakala cakupan K4 sebesar 86,74%. 2. Cakupan Fe1 sebesar 94,16%, manakala cakupan Fe3 sebesar 85,43%. 3. Cakupan imunisasi TT1 sebesar 93,46%, manakala cakupan imunisasi TT2 sebesar 85,9%. 4. Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi oleh tenaga kesehatan sebesar 11,82%. 5. Cakupan rujukan ibu hamil risiko tinggi sebesar 18,22%. 6. Tidak didapatkan data kegiatan kunjungan rumah ibu hamil. 7. Tidak didapatkan data kegiatan penyuluhan perorangan dan kelompok. 8. Cakupan pencatatan dan pelaporan tidak lengkap.

Dengan prioritas masalah : 1. Cakupan pemberian tablet besi Fe3 sebesar 85,43% dari target 95%

2. Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi sebesar 11,82% dari target 20%

9.2 Saran Saran untuk UPTD Puskesmas Tirtajaya: 1. Cakupan pemberian tablet besi Fe3 sebesar 85,43% dari target 95%. Kepala puskesmas haruslah lebih tegas dan memainkan peranan penting dalam memastikan setiap tenaga kesehatan lebih bertanggungjawab dan berdisiplin terhadap tugas yang diberikan. Penanggung jawab pelaksanaan dan pembagian tugas terhadap penyuluhan kelompok seharusnya tidak memegang terlalu banyak tugasan supaya mereka lebih fokus terhadap program yang dipertanggungjawabkan. Melakukan penyuluhan kepada ibu-ibu hamil sesuai dengan tingkat pendidikan mereka mengenai kepentingan pemberian Fe dan kepatuhan pengambilannya. Bidan atau kader yang terlatih berperan dalam upaya memberi penyuluhan tentang kepentingan tablet Fe dalam waktu kehamilan, sehingga ibu-ibu hamil lebih peduli terhadap kehamilannya dan bersedia mendapat tablet Fe secara lengkap. Para Bidan digalakan untuk melakukan pembinaan KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) tentang faktor-faktor risiko yang dapat terjadi selama kehamilan sehingga ibu-ibu hamil lebih peduli terhadap kehamilannya dan bersedia mendapatkan tablet Fe secara lengkap dan konsisten. Menggerakkan bidan melakukan kunjungan rumah ibu hamil ke bagian desa yang sulit dijangkau untuk memberikan pelayanan antenatal kepada ibu hamil yang tidak dapat berkunjung ke Puskesmas. 2. Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi sebesar 11,82% dari target 20% Membekalkan lembar pencatatan mengenai deteksi risiko tinggi ibu hamil

kepada bidan desa dan menyarankan mereka agar mengisi dengan lengkap. Dana juga diberikan kepada wakil dari puskesmas untuk mengumpulkan laporan dari bidan-bidan desa.

Mempertanggungjawabkan para kader dan bidan desa untuk melakukan kunjungan rumah dan melakukan pendataan terutama ibu hamil yang berisiko tinggi yang tidak dapat memeriksakan kehamilannya di fasilitas kesehatan seperti bidan desa, puskesmas, atau klinik bersalin untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Mengadakan penyuluhan kelompok yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan ibu hamil, agar dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya kesehatan dan keselamatan ibu dan janin yang dikandungnya serta risiko tinggi dalam kehamilan sehingga ibu hamil memiliki kesadaran untuk memeriksakan sendiri kehamilannya di fasilitas kesehatan

Saran untuk masyarakat : 1. Masyarakat khususnya ibu hamil diharapkan lebih memanfaatkan Pelayanan Kesehatan khususnya Pelayanan Antenatal yang ada di Puskesmas Kecamatan Tirtajaya Karawang. 2. Berperan aktif dalam mengikuti kegiatan dan penyuluhan yang diadakan Puskesmas agar dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku yang lebih baik dalam meningkatkan derajat kesehatan. 3. Ibu hamil diharapkan melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan secara teratur di pelayanan kesehatan. Diharapkan melalui saran di atas, program Pelayanan Antenatal di Puskesmas Kecamatan Tirtajaya Karawang dapat berjalan dengan lebih baik pada periode yang akan datang sehingga dapat meningkatkan cakupan sesuai target.

Daftar pustaka 1. Pelayanan antenatal. Pedoman Pelayanan Antenatal. 2007. Departemen Kesehatan RI, Jakarta: 2007; hal 1-83. 2. Pelayanan antenatal. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak. Departemen Kesehatan RI, Jakarta: 2009; hal 1-73. 3. World Health Organization (WHO). Maternal Mortality . [updated 2012 May 13; cited 2012 Desember 22]. Di unduh dari http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs348/en/index.html 4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 2010. 5. Artikel program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS). [updated 2012 Jan 27; cited 2012 October 22]. Di unduh dari http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/371#more-371 6. Profil data kesehatan indonesia tahun 2011. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2012. hlm 125-208.

7. Data Kesehatan Kabupaten Karawang. [updated 2012 Jan 27; cited 2012 Desember 22]. Di unduh dari http://www.karawangkab.go.id/informasi-umum/data-hasilpembangunan/kesehatan.htm

You might also like