Professional Documents
Culture Documents
Perjalanan itu dilakukan dengan gembira, diiringkan oleh barisan pengiring dan binatangbinatang pengangkut beban. Iring-iringan itu nampak bersemarak. Roda-roda kereta dan pedati berderak-derak dan bahkan karena banyaknya yang mengiringkan terdengar suara gemuruh gegap gempita. Mereka bernyanyinyanyi, mengumandangkan, lagu puja yang dinyanyikan dengan suara merdu oleh para penyanyi, wangsa Satua dan Mgadha, juga para pendeta, dan masing-masing diiringkan oleh bala laskar yang dipimpinnya sendiri. Pasukan itu cemerlang bagaikan Matahari-matahari yang masing-masing sendiri-sendiri. memancarkan Raja Yudhihira cahayanya bertedung
payung putih bersih, nampak bersinar bagaikan raja segala bintang yang gemilang di angkasa. Raja utama itu menyambut takzim salam dan
lambaian tangan serta sorak sorai para penduduk kota yang berdiri di kiri-kanan jalan itu. Bala laskar bagaikan yang suara mengiringkan suara lebah gemuruh memenuhi baginda itu menimbulkan bergumam angkasa.
Pasukan itu menyeberangi banyak danau dan sungai, hutan dan taman yang indah-indah. Akhirnya mereka sampai di daerah pegunungan di tempat harta karun itu terpendam. Di tempat itu raja Yudhihira mendirikan kemah diikuti oleh semua pasukan pengiringnya. Dataran tinggi tempat kemah itu didirikan indah dan baik letaknya para Yudhihira yang memerintahkan semuanya agar terlebih dahulu didirikan kemah-kemah bagi Brhmaa memiliki kemampuan dan pengetahuan tinggi tentang bermacam-macam hal, dan khusus tentang tatacara dan upacara keagamaan. Salah seorang dari antara para Brhmaa yang paling
terkemuka
adalah
Agniwesya,
yang
lebih
dikenal dengan nama Dhaumnya, yaitu pendeta bangsa kuru yang ternama itu. Beliau itu sangat tinggi pengetahuannya tentang weda-weda serta cabang-cabangnya. Setelah perkemahan itu selesai didirikan, semua putra Pu dengan diikuti oleh raja-raja lain yang menemani mereka dalam perjalanan itu lalu melakukan upacara pemujaan yang dipimpin oleh para Brhmaa itu. Selesai melakukan pemujaan itu, pasukan lalu dibagi-bagi untuk menempati semua tenda dalam perkemahan itu. Para pendeta yang bertugas mengatur pendirian kemah itu sudah membagi perkampungan itu menjadi sembilan bagian. Raja dan Menterimenterinya menempati bagian paling di tengah. Tiga jalur jalan membentang ke arah UtaraSelatan dan tiga jalur lagi membentang ke arah Timur-Barat. Perkemahan itu dibagi oleh enam
jalur jalan dan terdiri dari sembilan bagian. Kadang-kadang untuk binatang-binatang seperti gajah, kuda dan binatang pengangkut lainnya juga sudah dibangun, hingga segala sesuatu sudah selesai seluruhnya. Karena itu raja Yudhihira mengumpulkan para Brhmaa dan berkata : Hamba mohon kehadapan paduka sekalian untuk mengerjakan apapun juga yang dipandang perjalanan ketentuan perlu ini. hari untuk Terutama baik mencapai hamba tujuan mohon
menurut
perhitungan
perbintangan serta susunan rencana kegiatan yang patut kita lakukan setiap hari. Semoga kita tidak menunggu terlalu lama di tempat ini. Silakan paduka melaksanakan apa saja yang sekiranya patut dilakukan! Para Brhmaa itu, yang sebagian dari padanya mahir dalam ilmu tentang cara dan
upacara keagamaan, sangat gembira menyambut tugas-tugas yang dikuasakan kepada mereka itu. Masing-masing lalu bekerja dengan giat demi tercapainya cita-cita raja Yudhihira, raja adil dan sangat dicinta itu. Setelah menentukan suatu hari baik dan selesai menyusun rencana kegiatan, para Brhmaa itu menghadap kepada Yudhihira dan melaporkan sebagai berikut : Hari ini merupakan suatu hari baik menurut perhitungan perbintangan. Kita segera akan melaksanakan upacara pokok yang bertalian dengan kedatangan kita ke tempat ini. Mulai hari ini, kami akan melakukan pantangan pertama, yaitu berpuasa dengan tujuan membersihkan diri, tidak memakan makanan, kecuali meminum air saja. Semoga paduka berkenan menyertai kami melakukan puasa itu mulai hari ini juga !. Atas saran-saran para Brhmaa itu, mulai malam itu Yudhihira tidak menyentuh
makanan, tidur terlentang di atas hamparan rumput ilalang, namun dengan berbuat demikian pancaran kesucian bathinnya semakin cemerlang bagaikan api kurban yang berkobar bernyalanyala ! Malam itu mereka melewatkan waktunya dengan mendengarkan percakapan-percakapan yang dilakukan oleh para Brhmaa mengenai bermacam-macam masalah.