You are on page 1of 7

Aswamedha Parwa Bagian Ke 69 -----------------------------------------------------------------------------------

Bagian Keenampuluh Sembilan

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 1 of 7

Aswamedha Parwa Bagian Ke 69 -----------------------------------------------------------------------------------

Setelah mencurahkan seluruh isi hatinya itu, Uttar ambruk tertelungkup di tanah. Ibu yang malang itu tidak sadarkan diri, penutup tubuhnyapun terlepas. Kunt dan wanita-wanita lain menangis tersedu-sedu. Mendung kesedihan yang tebal meliputi istana. Lama juga putri raja Wira itu pingsan. Setelah sadar, dengan lemah dan gemetar ia memangku anaknya yang tidak bergerak-gerak itu, serta mengucapkan kata-kata ini : O anakku ! Paduka ini putra seorang pahlawan yang mentaati kewajiban dan penuh tanggung jawab ! Apakah paduka ini tidak menyadari dosa-dosa yang sedang ananda lakukan ini, maka ananda tidak bersujud di hadapan raja termulia dari bangsa Wi yang telah berkenan mengunjungi ananda ini ? Wahai ananda, apabila di alam sana ananda bertemu dengan ayahandamu, sampaikanlah pesan ibumu

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 2 of 7

Aswamedha Parwa Bagian Ke 69 -----------------------------------------------------------------------------------

ini : Memang tidak mudah untuk mati sebelum ajal tiba, tetapi, meskipun paduka suamiku sudah tiada, dan sekarang ananda tercinta pun sudah meninggalkan hamba, maka semestinya, hamba pun sudah mati, namun kenyataannya hamba masih hidup dan tidak mempunyai apapun lagi yang cukup berharga di dunia ini. O suamiku kusuma bangsa ! Apabila maharaja Yudhihira memperkenankan, hamba segera akan menyusul paduka suamiku, dengan jalan menelan racun yang paling berbisa, atau hamba akan menceburkan diri ke dalam api yang berkobar ! Wahai junjunganku, sulit hamba memikirkan jalan terbaik untuk mengakhiri hidup hamba ini, meskipun sekarang hamba sudah tidak bersuami dan juga sudah tidak menimang anak, wahai, mengapa jantungku ini tidak pecah dan hancur dengan sendirinya ? Semua yang menyaksikan keadaan Uttar itu merasa terharu dan sangat

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 3 of 7

Aswamedha Parwa Bagian Ke 69 -----------------------------------------------------------------------------------

sedih. Air mata bagaikan banjir, suara yang terdengar hanyalah sedu sedan ! Selanjutnya Uttar berkata : O anakku, bangunlah! Lihatlah betapa nenekmu menderita karena sedih ! Nenekmu itu telah mandi dengan air mata ! Janganlah kau biarkan nenekmu itu tersiksa karena kesedihan, tenggelam dalam lautan dukacita ! Lihatlah wanita termulia dari Pcla, dan putri Sattata yang tidak berdaya ! Lihatlah diriku ini, nak! Ibumu ini tak kuasa lagi dihimpit oleh dukacita, meronta-ronta bagaikan seekor rusa tak berdaya terkena panah pemburu! Bangunlah O anakku, pandangilah wajah penguasa Tiga Dunia yang sudah berkenan hadir di sini! Beliau itu penuh kebijaksanaan, sinar matanya lembut memancarkan kasih sayang bagaikan kembang teratai! Setelah Uttar mengucapkan kata-kata itu, Keawa lalu menyentuh air (melakukan camana) dan

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 4 of 7

Aswamedha Parwa Bagian Ke 69 -----------------------------------------------------------------------------------

mulai menghisap keluar sisa-sisa kekuatan senjata Brahma itu. Pahlawan perkasa berdarah Dasarha yang kecemerlangan dan kebesarannya kekal itu lalu mengucapkan kata-kata yang pengaruh getarannya menembus seluruh alam semesta : O Uttar! Aku tidak pernah mengucapkan kata-kata tidak benar! Sekarang akan terbukti bahwa semua ucapan-ucapanku benar adanya! Aku akan menghidupkan anak ini kembali, dengan disaksikan oleh seluruh mahluk yang sudah diciptakan! Aku ini, barang sekalipun tidak pernah mengucapkan kata-kata tidak benar, meskipun dalam senda gurau sekalipun! Aku ini tidak pernah menghindarkan diri dari kesulitan, tak pernah mundur dari pertempuran! Dengan berkah yang kudapatkan dari hasil perbuatannya itu, baiklah anak ini dihidupkan kembali ! Aku ini selamanya membela kebenaran dan keadilan, dan selalu

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 5 of 7

Aswamedha Parwa Bagian Ke 69 -----------------------------------------------------------------------------------

menunjukkan kasih sayang mendalam kepada para Brhmaa yang ilmuwan dan berbudi luhur itu. Semoga dari sifat-sifatku itu, cukup berkah dan pahala terkumpul guna menghidupkan kembali putra Abhimanyu ini! Diantara aku dan sahabatku Wijaya, tak pernah terjadi barang sekalipun kesalah-pahaman! Ucapanku ini adalah kebenaran, yang semoga hiduplah anak ini berkat kebenaran ucapanku itu! Kebenaran dan keadilan selamanya merasuk ke dalam diriku ini! Baiklah sekarang, kekuatannya itu menghidupkan anak Abhimanyu yang sudah tidak bernyawa ini. Biarlah kebenaran ucapanku ini dapat menghidupkan anak yang sudah meninggal ini hari ini! Dan ajaib! Setelah Wsudewa selesai

mengucapkan kata-katanya itu, yang memang seluruhnya berdasarkan kebenaran, bayi itu

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 6 of 7

Aswamedha Parwa Bagian Ke 69 -----------------------------------------------------------------------------------

mulai bergerak dan bernafas, dan gerakangerakannya itu semakin jelas dan kuat!

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 7 of 7

You might also like