Professional Documents
Culture Documents
SUMBER PUSTAKA :
1.
BANDUNG
4. ROHANI .RENI SASWITA.MARISAH 2011
PENGERTIAN PERSALINAN
& PERSALINAN NORMAL
MEMAHAMI DAN MENJELASKAN
PENGERTIAN PERSALINAN :
ADALAH : SUATU PROSES
Persalinan :
Dimulai inpartu (sejak uterus berkotraksi dan menyebabkan
dekat :
1. Terjadi lightening : beberapa minggu
sebelum persalinan terjadi penurunan fundus uteri karena bagian terendah sudah masuk PAP . a. Kandung kemih tertekan frekuensi berkemih meningkat b. Meningkatnya tekanan sebagian besar janin pada syaraf yang melewati foramen obturator sering kram kaki c. Meningkatnya tekanan sebagian besar janin pada pembuluh darah vena menghambat darah yang kembali dari
Tanda
2. Terjadi his pendahuluan atau his palsu ,
sifat :
a. Rasa nyeri ringan di bagian bawah b. His tidak teratur , tidak bertambah kuat c. Tidak ada perubahan pada serviks (
d.
pembukaan dengan sifat : Nyeri melingkar dari punggung menjalar ke perut bagian bawah His terjadi secara teratur ( minimal 2 x dalam 10 menit ) Semakin berjalan nya waktu his tambah kuat , tambah sering durasi lama menimbulkan pembukaan serviks Bila dibawa berjalan his bertambah kuat
Tanda dimulainya
2. Keluar lendir bercampur darah dari jalan
lahir
Dengan adanya pendataran dan pembukaan serviks , lendir dari kanalis servikalis keluar disertai sedikit darah karena terjadi lepasnya selaput janin pada bagian bawah segmen bawah rahim sehingga beberapa kapilair terputus 3. Keluar cairan dalam jumlah banyak dan tiba 2 dari jalan lahir . Hal ini terjadi bila ketuban pecah atau bila selaput janin robek , ketuban biasanya pecah bila pembukaan sudah lengkap atau hampir
ASUHAN PERSALINAN :
Tujuan Asuhan Persalinan : Memberikan
asuhan yang memadai selama persalinan, dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan memberikan aspek sayang ibu dan sayang bayi. Tujuan Asuhan Persalinan Normal : menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar
dimasukkan sebagai bagian dari persalinan bersih dan aman, termasuk hadir ny akeluarga atau orang-orang yang hanya memberikan dukungan. 2. Pencegahan Infeksi 3. Partograf harus digunakan untuk memantau persalinan dan berfungsi sebagai suatu catatan/ rekaman medik untuk persalinan. 4. Selama persalinan normal, intervensi hanya dilaksanakan jika ada indikasi.
Lanjutan
5. Manajemen aktif kala III, termasuk melakukan
penjepitan dan pemotongan tali pusat secara dini. Memberikan suntikan oksitosin IM, melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT), dan segera melakukan masase fundus; hal-hal tersebut harus dilakukan pada semua persalinan normal. 6. Penolong persalinan harus tetap tinggal bersama ibu setidak nya 2 jam setelah kelahiran, atau sampai keadaan ibu stabil. Fundus ibu diperiksa setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua. Masase fundus harus dilakukan sesuai kebutuhan untuk memastikan tonus uterus tetap
Lanjutan
7. Selama 24 jam pertama setelah
persalinan, fundus harus sering diperiksa dan dimasase sampai tonus baik. Ibu atau anggota keluarga dapat diajarkan untuk melakukan masase fundus. 8. Segera setelah lahir, seluruh tubuh terutama kepala bayi harus segera diselimuti dan dikeringkan, juga dijaga kehangatannya untuk mencegah
dan kelahiran merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis. 2. Menggunakan cara-cara yang sederhana, tidak melakukan intervensi, tanpa adanya indikasi sebelum menggunakan teknologi canggih. 3. Aman berdasarkan fakta, dan memberi kontribusi pada keselamatan jiwa ibu. 4. Terpusat pada ibu, bukan terpusat pada
Lanjutan
5. Menjaga privasi serta kerahasiaan ibu. 6. Membantu ibu agar merasa aman,
nyaman, dan didukung secara emosional. 7. Memastikan bahwa ibu mendapatkan informasi, penjelasan, dan konseling yang cukup. 8. Mendorong ibu dan keluarga agar menjadi peserta aktif dalam membuat keputusan setelah mendapat
Lanjutan,,,
9. Menghormati aspek-aspek budaya
setempat, kebiasaan, praktik-praktik adat dan keyakinan agama 10. Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual, dan sosial ibu/ keluarganya selama kehamilan, persalinan/ kelahiran anak, dan sampai 40 hari pascapersalinan.
TAHAPAN PERSALINAN :
PERSALINAN KALA I PERSALINAN KALA ii
PERSALINAN KALA I
DIMULAI SEJAK TERJADINYA HIS ADEKUAT HINGGA SERVIK MEMBUKA ( IMPARTU ) , SAMPAI PEMBUKAAN LENGKAP (10 CM )
KALA I PERSALINAN :
1.
a. b.
c.
2.
a.
KALA I FASE LATEN : Dimulai dari awal kontraksi hingga pembukaan mendekati 4 cm Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik ,tidak terlalu mules Umumnya berlangsung hampir atau hingga 8 jam KALA I FASE AKTIF : Kontraksi diatas 3 kali dalam 10 menit Lamanya 40 detik atau lebih dan tambah lama mules nya
ANAMNESE :
Indentifikasi Klien: nama , paritas , HPHT
,TP riwayat allergi dan obat 2 an tertentu Riwayat kehamilan sekarang : ANC , masalah selama kehamilan ,kapan mulai kontraksi /teratur , pergerakan janin pengeluaran dari jalan lahir , terakhir mkn/mnm /bak Riwayat Persalinan yang lalu Riwayat Penyakit ( Sebelum, Selama Kehamilan) Riwayat Sosial Ekonomi
Pernah Bedah Sesar Riwayat Perdarahan per vagina berulang Prematuritas atau tidak cukup bulan Ketuban pecah disertai mekoneum kental Ketuban pecah lama ( > 12 jam) Ketuban pecah pada persalianan < bulan Ikterus Anemia berat Tanda gejala Infeksi
PENAPISAN ..
11.Tinggi fundus Uteri 40 cm atau lebih 12.) Gawat janin 13. Primipara fase aktif kala I persalinan kepala janin 5/5 14. Presentasi bukan belakang kepala 15. Presentasi majemuk ( Ganda 16. Kehamilan ganda 17. Tali pusat menumbung 18.Syok atau keadaan umum jelek 19. Inersia uteri atau fase laten memanjang 20. Partus lama atau Kasep.
ibu
Minta ibu mengosongkan kandung kemih
Nilai kesehatan dan KU
PEMERIKSAAN FISIK
A. NILAI : KU
B. C.
, Kesadaran TTV: Tekanan Darah , Nadi , Suhu & pernafasan PEMERIKSAAN ABDOMEN Lihat apakah ada bekas luka SC Menetukan tinggi Fundus Uteri Menentukan Presentasi dan letak janin Menentukan penurunan bagian bawah janin
PERIKSA DALAM
NILAI : a. VULVA / VAGINA b. PORTIO c. PEMBUKAAN d. KETUBAN e. PRESENTASI f. BILA PRESENTASI KEPALA : UBUN 2 KECIL . g. MOLASE BAGIAN KECIL YANG MENYERTAI
Dokumentasikan semua data subyektif dan obyektif dalam SOAP , informasikan kepada ibu dan kel . Bila sudah fase aktif lanjutkan membuat Partograf .
MOBILISASI TERMASUK KEKAMAR KECIL PENERAPAN PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI YANG SESUAI MENGIJINKAN IBU UNTUK BERJALAN JALAN SAMBIL MENUNGGU PEMBUKAAN LENGKAP
PERSALINAN
PERSIAPAN RUANGAN : Ruangan yang cukup hangat Sumber air mengalir cukup Kamar mandi yang bersih Ruang Persalinan & bayi yang bersih ( meja Resusitasi) Cahaya/penerangan yang cukup PERALATAN PENUNJANG / UNTUK: Untuk perlindungan diri Untuk PI Bahan-bahan linen C. PERALATA/OBAT-OBATAN Alat-alat untuk partus/resusitasi Obat-obatan D. PERSIAPAN RUJUKAN Fasilitas Kesehatan yang lengkap BAKSOKUDO
ASUHAN KALA II
Batasan kala II : dimulai ketika
pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi.
Persalinan Ada Dorongan Meneran Tekanan pada rektum dan vagina Perineum menonjol Vulva dan sfingter ani
atau
Terlihatnya bagian kepala bayi
AMNIOTOMI
Indikasi Amniotomi: Ketuban belum pecah saat pembukaan telah lengkap SYARAT-SYARAT AMNIOTOMI Kepala masuk dasar panggul tidak teraba tali pusat & bagian kecil anak.
ibu merasakan adanya dorongan spontan untuk meneran. Teruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi. Jika ibu merasa ingin meneran tapi pembukaan belum lengkap, beritahukan belum saatnya untuk meneran, beri semangat dan ajarkan cara bernapas cepat selama kontraksi berlangsung. Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang nyaman dan beritahukan untuk menahan diri untuk meneran hingga penolong memberitahukan saat yang tepat . Jika pembukaan sudah lengkap dan ibu merasa ingin meneran, bantu ibu mengambil posisi yang nyaman, bimbing ibu untuk meneran secara efektif dan benar dan mengikuti dorongan alamiah yang terjadi. Anjurkan keluarga ibu untuk membantu dan mendukung usahanya. Catatkan hasil pemantauan pada partograf. Beri cukup minum dan pantau DJJ
LANJUT..
Jika pembukaan lengkap tapi ibu tidak ada
dorongan untuk meneran, bantu ibu untuk memperoleh posisi yang nyaman (bila masih mampu, anjurkan ibu untuk berjalan-jalan). Posisi berdiri dapat membantu penurunan bayi yang berlanjut dgn dorongan untuk meneran. Ajarkan cara bernapas selama kontraksi berlangsung. Pantau kondisi ibu dan bayi dan catatkan semua temuan pada partograf. Berikan cukup cairan dan anjurkan/perbolehkan ibu untuk berkemih sesuai kebutuhan. Pantau DJJ setiap 15
Jika ibu tetap tidak ada dorongan untuk meneran setelah 60 menit pembukaan lengkap, anjurkan ibu untuk mulai meneran disetiap puncak kontraksi. Anjurkan ibu untuk mengubah posisinya secara teratur, tawarkan untuk minum dan pantau DJJ setiap 5-10 menit. Lakukan stimulasi putting susu untuk memperkuat kontraksi. Jika bayi tidak lahir setelah 60 menit upaya tesebut di atas atau kelahiran bayi tidak akan segera terjadi, rujuk ibu segera karena tidak turunnya kepala bayi
CARA MENERAN :
Anjurkan ibu untuk meneran mengikuti dorongan
alamiahnya selama kontraksi. Beritahu untuk tidak menahan nafas saat meneran. Minta untuk berhenti meneran dan beristirahat diantara kontraksi. Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, ia akan lebih mudah untuk meneran jika lutut ditarik ke arah dada dan dagu ditempelkan ke dada. Minta ibu untuk tidak mengangkat bokong saat meneran. Tidak diperbolehkan untuk mendorong fundus untuk membantu kelahiran bayi. Dorongan pada fundus meningkatkan risiko distosia bahu dan ruptura uteri. Peringatkan anggota keluarga ibu untuk tidak
nyaman.
Ibu dapat mengubah-ubah posisi secara teratur
selama kala II karena hal ini dapat membantu kemajuan persalinan, mencari posisi meneran yang paling efektif dan menjaga sirkulasi uteroplasenter tetap baik. Apapun posisi yang dipilih oleh ibu, pastikan tersedia alas kain atau sarung bersih dibawah ibu
Posisi duduk atau setengah duduk (gambar 3-1)dapat memberikan rasa nyaman bagi ibu dan memberi kemudahan baginya untuk beristirahat diantara kontraksi. Keuntungan dari kedua posisi ini adalah gaya grafitasi
Posisi jongkok atau berdiri membantu mempercepat kemajuan persalinan kala II dan mengurangi
POSISI MERANGKAK..
Beberapa ibu merasa bahwa merangkak
atau berbaring miring ke kiri (gambar, 33) membuat mereka lebih nyaman dan efektif untuk meneran. Kedua posisi tsb juga akan membantu perbaikan posisi oksiput yang melintang untuk berputar menjadi posisi oksiput anterior. Posisi merangkak seringkali membantu ibu mengurangi nyeri punggung saat persalinan. Posisi berbaring miring ke kiri
posisi apapun kecuali pada posisi berbaring terlentang (supine position). Alasan : Jika ibu berbaring terlentang maka berat uterus dan isinya (janin, cairan ketuban, plasenta, dll) menekan vena cava inferior ibu. Hal ini akan mengurangi pasokan oksigen melalui sirkulasi utero-plasenter sehingga akan menyebabkan hipoksia pada bayi.berbaring terlentang juga akan menganggu kemajuan persalinan dan
dipantau secara berkala dan ketat selama berlangsungnya kala II persalinan Pantau , periksa dan Catat
Nadi ibu setiap 30 menit Frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit DJJ setiap selesai meneran/setiap 5-10 menit Penurunan kepala bayi setiap 30 menit melalui pemeriksaan abdomen (periksa luar) dan periksa dalam setiap 60 menit/jika ada indikasi Warna cairan ketuban jika selaputnya sudah pecah (jernih atau bercampur mekonium atau darah) Apakah ada presentasi majemuk atau tali pusat disamping atau terkemuka Putaran paksi luar segera setelah kepala bayi lahir Kehamilan kembar tidak diketahui sebelum bayi pertama
CEK LILITAN
BIPARIETAL
SANGGAH SUSUR
MELAHIRKAN BAYI
PERSALINAN kala tiga : DIMULAI SETELAH LAHIRNYA BAYI DAN BERAKHIR DENGAN LAHIRNYA PLASENTA DAN SELAPUT KETUBAN
Kala tiga : Volume utreus mengecil,plasenta mulai terlepas ,perdarahan > 350500 cc /menit >
2.
3.
PERHATIKAN :
15 menit belum lahir , berikan oksitosin ke 2 ,10 IU im Pastikan kandung kemih kosong Ulangi PTT Bila 15 menit kemudian ( 30 menit setelah bayi lahir ) plasenta blm lahir tidak ada tanda-tanda pelepasan plasenta segera RUJUK ( penata laksanaan rujukan )
LANJUTAN.
Jika plasenta belum lahir dan mendadak perdarahan maka segera lakukan plasenta manual untuk mengosongkan kavum uterus, bila masih perdarahan lakukan KBI/KBE atau KOMPRESI AORTA. Beri
KALA IV PERSALINAN
Adalah : Dua jam pertama setelah plasenta lahir
dihindarkan.
Oleh karena itu petugas / bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi
jam
INGAT !!!!!
Seorang wanita dapat meninggal karena perdarahan pasca persalinan dalam waktu 1 jam setelah melahirkan. Penilaian dan penatalaksanaan yang cermat selama kala III dan kala IV persalinan sangat penting
Pantau tanda vital setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua
Nilai kontraksi uterus dan jumlah perdarahan Ajarkan ibu dan keluarganya untuk melakukan rangsangan taktil, menilai kontraksi uterus, dan estimasi perdarahan
Rawat gabung ibu-bayi dan pemberian ASI Berikan asuhan esensial BBL
kering Lakukan rawat gabung untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi sebagai permulaan untuk pemberian ASI, hal ini juga memacu kontraksi uterus. Biarkan ibu dan bayi istirahat bersama dalam satu ruangan. Tawarkan makanan dan minuman kesukaan ibu untuk memulihkan energi dan mencegah dehidrasi.
Jika ibu ke kamar mandi, pastikan ada yang mendampingi, ibu harus sudah BAK dalam 3 jam post partum, jika perlu lakukan kateterisasi. Ajari ibu dan anggota keluarga tentang : Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi Jangan tinggalkan ibu dalam 2 jam pertama pascapersalinan Pastikan tanda vital dalam batas normal Berikan asuhan esensial BBL, termasuk pemberian ASI dalam 1 jam pertama
Wass Wr Wb .