You are on page 1of 2

ANALISA JURNAL

A. Judul Ganggua Keseimbangan Elektrolit Sesudah Kemoterapi induksi Remisi pada Anak dengan Leukemia Limfoblastik Akut Electrolyte Imbalance After Remission Induction Chemotherapy for Children with Acute Lymphoblastic Leukemia B. Peneliti Penelitian ini dilakukan oleh Susanto Nugroho C. Tempat Penelitian Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. D. Pembahasan Leukemia limfoblastik akut (LLA) adalah keganasan yang paling sering ditemukan pada anak dan dapat mengenai seluruh sistem organ. Kemajuan kemoterapi dalam 10 tahun terakhir mengakibatkan angka kesembuhan LLA mengalami peningkatan hingga 75%-80%. Namun gangguan elektrolit dan metabolic, merupakan salah satu efek samping yang timbul selama kemoterapi. Meskipun tidak mengancam jiwa, tetap gangguan elektrolit akibat pemberian kemoterapi berpotensi menimbulkan efek kardiostatik dan nefropati yang berlanjut menjadi gagal ginjal akut. Peneltian ini adalah penelitian retrospektif analitik dengan menggunakan data sekunder berupa rekam medic pasien. Subjek penelitian adalah pasien anak baru yang telah didiagnosis Leukemia limfoblastik akut (LLA), yang menggunakan Indonesia Protokol-ALL 2006 (L-1 dan L-2), dan dirawat di bangsal Hematologi-Onkologi anak RSU Dr. Saiful Anwar selama bulan Januari 2008 sampai dengan bulan Juni 2009, sebanyak 34 pasien, yang berumur rata-rata 3,6 tahun ( 0,9 tahun), jenis kelamin lakilaki sebanyak 19 orang dan perempuan sebanyak 15 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 34 orang sampel 23 orang diantaranya (67,6%) termasuk dalam kelompok resiko tinggi. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa, terdapat peningkatan yang signifikan level serum potassium (p=0,035) dan fosfor (p=0,039), sebaliknya terdapat penurunan yang signifikan kadar calcium serum (p=0,08). Disamping itu ditemukan juga peningkatan kadar asam urat dan ureum serum namun tidak signifikan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa induksi remisi kemoterapi menggunakan protocol ALL 2006 dapat menyebabkan ketidak seimbangan elektrolit. E. Implikasi Keperawatan Hasil analisis menunjukkan kemungkinan terjadinya peningkatan presipitasi Kristal kalsium-fosfat di tubulus ginjal, sehingga mengakibatkan nefrokalsinosis, obstruksi urin dan deposit jaringan. Sebagai konsekuensi dari hiperfosfatemia dan presipitasi kalsium-fosfat dapat mengakibatkan terjadinya penurunan kadar kalsium serum, bahkan timbul hipokalsemia. Kalsium pada tubuh manusia berfungsi penting untuk membangkitkan rangsangan saraf dan kontraksi otot, memperatahankan tulang dan gigi, serta kagulasi darah. Jika terjadi hipokalsinemia, efek pada tubuh adalah dapat terjadi tetani (spasme larings/Stridor), Spasme otot karena peningkatan rangsangan saraf, tekanan darah rendah, dan gagal ginjal. Untuk itu, setelah protocol kemoterapi pada pasien dengan L1 dan L2 (protocol ALL Indonesia 2006), perawat perlu menganjurkan kepada ibu dan keluarga agar memperbanyak konsumsi makanan-makanan yang mengandung kalsium tinggi bagi pasien/anak seperti susu, ikan laut, dll, serta perlu dilakukan pemantauan tanda vital pasien (khususnya tekanan darah), tanda-tanda kejang, fungsi ginjal. Kolaborasi pemberian terapi kalsium juga perlu dipertimbangkan.

You might also like