Professional Documents
Culture Documents
1.1. Latar Belakang Perencanaan Roda Gigi merupakan suatu elemen penting di dalam suatu kontruksi mesin. Roda Gigi berfungsi untuk merubah putaran baiik dari putaran rendah ke putaran tinggi ataupun sebaliknya pada kendaraan bermotor untuk mendapatkan putaran tersebut daya yang diberikan dari mesin kemudian ditransmisikan melalui poros kemudian poros dihubungkan ke roda gigi menggunakan kopling untuk meningkatkan putaran. Untuk dapat mentransmisikan daya yang besar dan putaran yang tinggi seorang enginer dapat menggunakan roda gesek, untuk itu pada permukaan roda gesek diberi bergigi yang kemudian dikenal dengan nama roda gigi. Roda gigi merupakan elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dan putaran dari suatu poros ke poros yang lain dengan rasio kecepatan yang konstan dan memiliki efisiensi yang tinggi. Untuk di butuhkan ketelitian yang tinggi dalam pembuatan, pemasangan dan pemeliharaan. Pengenbangan terbaru dalam system transmisi otomatis diantaranya automated transmissions (AT) yaitu system transmisi otomatis yang menggabungkan fitur terbaik manual dan transmisi otomatis. Prinsip AT adalah menggabungklan fluida torque converter dengan planetary gear set sehingga dapat mengontrol pergeseran dari planet gigi dengan system control otomatis hidrolis. Oleh karena itu sangat perlu untuk memahami dan merencanakan suatu roda gigi yang sesuai digunakan pada sebuah kendaraan bermotor. Maka berdasarkan hal tersebut tugas rancangan ini dilakukan.
Adapun tujuan umum dari sistem roda gigi ini adalah : Untuk merendahkan putaran mesin. Untuk meredam momen yang timbul pada saat kendaraan berjalan.
Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari roda gigi ini adalah : Agar dapat menghitung tegangan yang terjadi pada roda gigi Agar dapat memilih / mengetahui bahan-bahan dan jenis bahan dalam perencanaan roda gigi. Agar dapat menghitung perbandingan putaran pada tiap tiap roda gigi. 1.3. Batasan Masalah. Adapun batasan masalah agar tidak menyimpang dari tujuan perancangan yang akan di harapkan, penulis perlu membatasi masalah yang akan dihitung dalam rancangan roda gigi. Batasan-batasannya adalah : 1. Daya (N) 2. Putaran (n) = 109 = 6000 PS rpm
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Transmisi roda gigi adalah merupakan satu dari elemen mesin yang mempunyai peran sangat penting dalam mentransmisikan daya dan putaran dari suatu motor atau penggerak. Untuk mentransmisikan daya dan putaran yang besar dengan tetap maka kita menggunakan roda gigi untuk kebutuhan tersebut. Diluar transmisi diatas ada pula cara lain untuk memindahkan daya, misalnya dengan sabuk ( belt ) dan rantai ( chain ), tetapi transmisi dengan roda gigi jauh lebih unggul dibandingdengan sabuk dan rantai, faktor slip pada roda gigi jauh lebih kecil dan putaran lebih tinggi tepat serta daya yang dipindahkan lebih besar, walaupun roda gigi mempunyai kelebihan seperti diatas tetapi didalam industri tidak selalu di pakai roda gigi sebagai alat transmisi karena roda gigi memerlukan ketelitian yang besar dalam waktu pembuatannya, pemasangannya maupun waktu pemeliharaannya. 2.1. Fungsi Transmisi : Memperbesar momen pada saat momen yang besar diperlukan. Memperkecil momen pada saat kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi, mendatar serta memperhalus suara yang terjadi pada kendaraan, hal ini akan mengurangi pemakaian bahan bakar dan memperkecil suara yang terjadi pada kendaraan. Untuk memundurkan jalanya kendaraan dengan adanya perkaitan gigi-gigi pada transmisi dikarenakan mesin hanya berputar pada satu arah. 2.2. Komponen-Komponen Transmisi a. Input Shaft Berfungsi untuk meneruskan tenaga putaran dari kopling ke transmisi. b. Output Shaft Berfungsi untuk meneruskan tenaga putar yang keluar dari transmisi yang selanjutnya dipindahkan ke propeller shaft.
c. Gigi Percepatan (Gear) Gigi percepatan yang terdapat pada poros output yang berputar terhadap poros input. Fungsi dari gigi-gigi percepatan ini adalah untuk menetukan gear ratio yang terjadi pada transmisi yang akan merubah momen yang keluar dari transmisi. d. Counter Gear dan Shaft Berfungsi untuk memindahkan tenaga putar dari input shaft ke gigi percepatan. e. Reserver Idle Gear dan Shaft Berfungsi untuk merubah arah putaran output shaft sehingga berlawanan dengan putaran input shaft agar kendaraan berjalan mundur. 2.3. Mekanisme Sincromes Berfungsi untuk menghubungkan dan memindahkan putaran input shaft melalui counter gear dan gigi-gigi percepatan dengan mekanisme pengereman. 2.3.1. Mekanisme Sincromes terdiri dari : a. Clutch Hub Berfungsi untuk memutarkan output shaft. Clutch Hub berkaitan deengan output shaft pada alur-alurnya. Sehingga apabila clutch hub berputar maka output shaft juga turut berputar. b. Clutch Hub Sleeve Berfungsi untuk menghubungkan gigi-gigi percepatan dengan clutch hub. Clutch hub sleeve dapat bergerak maju mundur pada alur bagian luar clutch hub, sedangkan bagian luar dari clutch hub sleeve berkaitan dengan shift fork. c. Syncronizer Ring Berfungsi untuk menyamakan putaran gigi percepatan dan hub sleeve dengan jalan mengadakan pengereman terhadap gigi percepatan ( bagian yang tyrus ) pada saat shift fork menekan hub sleeve. d. Shifting Key Berfungsi meneruskan gaya tekan dari hub sleeve yang selanjutnya diteruskan ke synchronizer ring agar terjadi pengereman pada bagian yang tirus gigi percepatan. e. Key Spring Berfungsi untuk menekan shifting key agar tetap tertekan kearah hub sleeve.
f. Interlocking Pins Berfungsi untuk mencegah shift fork shaft maju bersamaan pada saatmemasukkan gigi transmisi. g. Chamber dan Lock Ball ( mekanisme pencegah gigi loncat ) Berfungsi untuk mencegah agar gigi tidak kembali netral ( loncat ) setelah memasukkan gigi transmisi dimana chamber adalah bentuk dari hub sleeve spline. 2.4. Klasifikasi Roda Gigi Roda gigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi - gigi kedua roda yang saling berkait. Roda gigi sering digunakan karena dapat meneruskan putaran dan daya yang lebih bervariasi dan lebih kompak daripada menggunakan alat transmisi yang lainnya, selain itu rodagigi juga memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan alat transmisi lainnya, yaitu: Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar. Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana. Kemampuan menerima beban lebih tinggi. Efisiensi pemindahan dayanya tinggi karena faktor terjadinya slip sangat kecil. Kecepatan transmisi rodagigi dapat ditentukan sehingga dapat digunakan dengan pengukuran yang kecil dan daya yang besar. Roda gigi harus mempunyai perbandingan kecepatan sudut tetap antara dua poros. Di samping itu terdapat pula rodagigi yang perbandingan kecepatan sudutnya dapat bervariasi. Ada pula roda gigi dengan putaran yang terputus-putus. Dalam teori, roda gigi pada umumnya dianggap sebagai benda kaku yang hampir tidak mengalami perubahan bentuk dalam jangka waktu lama. Roda gigi diklasifikasikan sebagai berikut : Menurut letak poros. Menurut arah putaran.
Menurut bentuk jalur gigi 2.1. Menurut letak poros Letak poros Roda gigi Roda gigi lurus,(a) Roda gigi miring,(b) Roda gigi dengan poros Roda gigi miring ganda, sejajar Roda gigi luar Roda gigi dalam dan pinyon,(d) Batang gigi dan pinyon,(e) Roda gigi kerucut lurus,(f) Roda gigi kerucut spiral, Roda gigi dengan poros (g) berpotongan Roda gigi kerucut ZEROL Roda gigi kerucut miring Roda gigi kerucut miring ganda Roda gigi miring silang,(i) Batang gigi miring silang Roda gigi cacing silindris, Roda gigi dengan poros (j) silang Roda gigi cacing selubung Ganda (globoid),(k) Roda gigi cacing samping Roda gigi hyperboloid Roda gigi hipoid,(l) Roda gigi permukaan silang Sumber : lit 1, hal 212 a) Roda Gigi Lurus Roda gigi lurus adalah jenis roda gigi yang dapat mentransmisikan daya dan putaran antara dua poros yang sejajar, pada roda gigi lurus ini dalam meneruskan daya dan putaran tidak terjadi gaya aksial. Keterangan (Klasifikasi atas dasar bentuk alur gigi) Arah putaran berlawanan Arah putaran sama Gerak lurus & berputar (Klasifikasi atas dasar bentuk jalur gigi)
dan
Gbr. 2.4.1.a Roda gigi lurus b) Roda Gigi Miring Mempunyai jalur gigi yang berbentuk ulir silindris yang mempunyai jarak bagi. Jumlah pasang gigi yang saling membuat kontak serentak ( perbandingan kontak ) adalah lebih besar dari pada gigi lurus, sehingga pemindahan momen atau putaran melalui gigi-gigi tersebut dapat berlangsung dengan halus. Sifat ini sangat baik untuk mentransmisikan putaran tinggi dengan beban yang besar.
Gbr. 2.4.1.b Roda gigi miring c) Roda Gigi Miring Ganda Gaya aksial yang timbul pada gigi yang mempunyai alur berbentuk alur V tersebut akan saling memindahkan dengan roda gigi ini. Perbandingan reduksi kecepatan keliling dan daya yang diteruskan dapat diperbesar tetapi pembuatannya agak sukar.
Gbr. 2.4.1.c Roda gigi miring ganda d) Roda Gigi Dalam Dipakai jika menginginkan transmisi dengan ukuran kecil dengan reduksi yang besar, karena pinyon terletak dalam roda gigi.
Gbr. 2.4.1.d Roda gigi dalam e) Pinyon dan Batang Gigi Merupakan dasar propil pahat pembuat gigi. Pasangan antara batang gigi dan pinyon digunakan untuk merubah gerak putar menjadi lurus atau sebaliknya.
2.4.2. Roda gigi dengan poros berpotongan a). Roda Gigi Kerucut Lurus Adalah roda gigi yang paling mudah dan paling sering digunakan / dipakai, tetapi sangat berisik karena perbandingan kontaknya yang kecil. Konstruksinya juga tidak memungkinkan pemasangan bantalan pada kedua ujung porosnya.
Gbr. 2.4.2.f Roda gigi kerucut lurus b). Roda Gigi Kerucut Spiral Mempunyai perbandingan kontak yang lebih besar, dapat meneruskan putaran tinggi dengan beban besar. Sudut poros kedua gigi kerucut ini biasanya dibuat 90 0.
2.4.3. Roda gigi dengan poros silang a). Roda Gigi Permukaan Merupakan bagian dari roda gigi dengan poros berpotongan yang bagian permukaan giginya rata.
Gbr. 2.4.3.h Roda gigi permukaan b). Roda Gigi Miring Roda gigi miring seperti tergambar ini mempunyai kemiringan 7 0 sampai 230, diginakan untuk transmisikan daya yang lebih besar dari pada roda gigi lurus.
Gbr. 2.4.3.i Roda gigi miring silang c) Roda Gigi Cacing( Worm Gear ) Roda gigi jenis ini digunakan untuk mentransmisikan daya dan putaran yang lebih besar tanpa mengurangi dayanya, kemiringan antara 25 0 450 roda gigi ini banyak dipakai pada sistem kemudi.
10
d) Roda Gigi Hypoid Roda gigi ini mempunyai jalur gigi berbentuk spiral pada bidang kerucut yang sumbunya saling bersilangan dan pemindahan gaya pada permukaan gigi berlangsung secara meluncur dan menggelinding. Roda gigi ini dipakai pada deferensial.
2.2. Bantalan Bantalan adalah bagian elemen mesin yang menumpu poros perbeban, sehingga putaran atau gerak bolak baliknya secara halus, aman dan panjang umur. Dimana bantalan berfungsi untuk pendukung bagian mesin yang berputar dan membatasi geraknya. Apabila bantalan tidak berfungsi dengan baik, maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau tidak dapat bekerja semestinya. Maka bantalan dalam permesinan dapat disamakan perannya dengan pondasi pada sebuah bangunan gedung. Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Atas dasar gerakan bantalan terhadap poros, misalnya pada : a. Bantalan luncur yaitu bantalan dimana bagian yang bergerak dan yang diam mengadakan persinggungan langsung. b. Bantalan gelinding, pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan bagian yang diam melalui elemen gelinding.
11
2. Atas dasar arah beban terhadap poros, misalnya : a. Bantalan radial yaitu arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus terhadap sumbu poros. b. Bantalan aksial yaitu arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros. c. Bantalan gelinding khusus yaitu bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus terhadap sumbu poros.
12
<
2. faktor koreksi fc = 1.01 13. diameter poros ds = 35 (mm) bahan poros S45 C-D,difinish dingin, jari jari fillet 0,6 mm dari poros ukuran alur pasak = 8,75 x 4,37 x 0,6
STOP 5. bahan poros S45C-D, difinish dingin, kekuatan tarik B = 60 kg mm2 apakah poros bertangga atau beralur pasak faktor keamanan Sf1 = 6, Sf2 =2,5 6. tegangan geser yang diizinkan Ta = 4 kg/mm2
END
9. jari jari fillet dari poros bertangga r = 0,6 (mm) ukuran pasak dan alur pasak = 1,56 kg/mm2
BAB III
13
PERHITUNGAN BAGIAN UTAMA RODA GIGI 3.1. Poros 3.1.1. Fungsi Poros Poros adalah salah satu yang penting dalam permesinan, maka perlu diperhatikan sebaik mungkin. Hampir sama dengan kopling sebagai penerus daya dan putaran, perencanaan seperti ini dipegang oleh poros. Poros sebagai pemindah daya dan putaran, Poros yang terbuat dari batang baja mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : Tahan terhadap momen puntir Mempunyai skalalitas yang baik Tidak mudah patah
Gambar 3.1.1. Poros 3.1.2. Perhitungan poros Pada perencanaan ini poros memindahkan Daya (N) sebesar 109 PS dan Putaran (n) sebesar 6000 rpm. Jika daya di berikan dalam daya kuda (PS) maka harus dikalikan 0.735 untuk mendapatkan daya dalam (Kw). Daya Putaran Dimana : 1 PS P P = 0.735 Kw = 109 x 0.735 Kw = 80,11 Kw (N) = 109 PS (n) = 6000 rpm
Dan sebagaimana diketahui pada saat start dan pada saat beban terus bekerja maka perl factor koreksi pada daya rata-rata yang di pakai dari daya yang di rencanakan (Pd) adalah sebagai berikut : Pd = fc x P (kw) Daya yang akan di transmisikan Tabel 3.1. Faktor koreksi daya yang akan dipindahkan (fc) Daya rata-rata yang diperlukan Daya maksimum ysng diperlukan 14 Daya normal 1,0 1,5 Fc 1,2 2,0 0,8 1,2
Maka daya rencana (Pd) adalah : Pd = fc x P Dimana : Pd = Daya Rencana P = Daya fc = Faktor Koreksi Faktor koreksi (fc) daya maksimum yang diperlukan (0,8 1,2), diambil fc = 1,01 Jadi : Pd = 1,01 x 80,11 = 80,91 kW Maka daya rencana (Pd) = 80,91 kw Maka torsi untuk daya maksimum T = 9,74 x 10 (Pd/n) kg mm T = 9,74 x 10 ( 80,91 ) 6000 T = 13134,39 kg mm = 13,13 kg m atau T = 14,4 kg m ( dari spesifikasi mobil )
Kekuatan
Keterangan
15
macam Baja karbon konstruksi mesin (JIS G 4501) Batang baja yang difinis dingin S30C S35C S40C S45C S50C S55C S35C-D S45C-D S55C-D
Sumber : literature 1 hal 3
panas Penormalan
tarik (kg/mm2) 48 52 55 58 62 66 53 60 72 Ditarik dingin, digerinda, dibubut, atau gabungan antara hal-hal tersebut
a B
= tegangan geser yang di izinkan poros (kg/mm) = tegangan tarik izin poros (kg/mm)
Sf1 = factor keamanan akibat pengaruh massa untuk bahan S-C (baja karbon) diambil 6 sesuai dengan standart ASME
( lit 1 hal 8 )
Sf2 = factor keamanan akibat pengaruh bentuk poros atau daya spline pada poros, di mana harga sebesar 1,3- 3,0 maka di ambil 2,5 ( lit 1 hal 8 ) Bahan poros di pilih dari bahan yang difinis dingin S45C-D dengan kekuatan tarik B= 60 kg/mm. Maka :
a = __B__
Sf1 x Sf2 = __60___ 6 x 2,5 = 4 kg/mm
Pertimbangan untuk momen diameter poros : ds = [5,1 Kt x CbT ] .........................................................................................( Lit 1, hal 8 )
16
a
dimana : ds = diameter poros (mm) T = momen torsi rencana = kg mm Cb = faktor keamanan terhadap beban lentur harganya (1,2 - 2,3), diambil 1,5 Kt = faktor bila terjadi kejutan dan tumbukan besar atau kasar (1,5 - 3,0), diambil 1,5 maka : ds = [5,1 x 1,5 x 1,5 x 13134] 4 = 32,36 mm ds = 35 mm ( sesuai dengan tabel ) Pada diameter poros di atas 35 mm, maka tegangan geser terjadi pada poros adalah Jari jari fillet dan ukuran pasak. Anggaplah diameter bagian dalam yang menjadi tempat bantalan adalah 40 Jari jari fillet : (D ds) /2 (40 35) /2 = 2,5 b = __ds_ = 35 = 8,75 4 4 h = __ds_ = 35 = 4,37 8 8 Fillet = 0,6 Maka alur pasak 8,75 x 4,37 x 0,6 Faktor konsentrasi tegangan poros alur pasak adalah :
r 0,6 = = 0,0171 ds 35
= 5,1 [T ]kg/mm..........................................................( Lit 1, hal 7 ) ds = 5,1 [13134] kg/mm 35 3 = 5,1 x 0,3 kg/mm
17
1,56 kg/mm
*5,6 6 *6,3
14 (15) 16 (17) 18 19 20 22
7 *7,1 8 9
sumber : literature 1 hal 9
65 70 71 75 80 85 90 95
Keterangan : 1. Tanda * menyatakan bahwa bilangan yang bersangkutan dipilih dari bilangan standart. 2. Bilangan di dalam kurung hanya di pakai untuk bagian di mana akan di pasang bantalan gelinding.
18
1.diameter poros = 35 mm
19
2. jumlah spline (i) = 10 buah, lebar atau (b) = 5 mm, diameter luar (d2) = 45mm
7. tegangan tumbuk (P) = 20,08 kg/mm2 8. tegangan tarik bahan yang direncanakan = 60 kg/mm2
9. faktor keamanan = 10
STOP
END
3.2. Spline dan Naaf 3.2.1. Spline Spline adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan bagianbagian roda gigi sebagai penerus momen torsi dari poros ke roda gigi. Hubungan antara roda gigi maju dan mundur pada waktu perpindahan kecepatan.
20
Gbr 3.2.1. Spline Pada perhitungan ini telah diperoleh ukuran diameter porosnya sebesar (35mm) bahan yang digunakan yaitu S45C-D dengan tegangan tarik 60 kg/mm2, untuk spline dan naaf pada kendaraan dapat diambil menurut DIN 5462 sampai 5464. Dalam perencanaan ini diambil DIN 5464 untuk beban menengah. Seperti yang terdapat pada tabel dibawah ini : Tabel 3.4. DIN 5462 - 5464
Diameter dalam Ringan DIN 5462 Banyaknya Baji d2 (I) (mm) 6 6 6 8 8 8 8 8 8 8 10 10 10 10 10 26 30 32 36 40 46 50 58 62 68 78 88 98 108 120 Menengah Banyaknya Baji b (mm) 6 6 7 6 7 8 9 10 10 12 12 12 14 16 18 (I) 6 6 6 6 6 6 6 6 8 8 8 8 8 8 8 10 10 10 10 10 d2 (mm) 14 16 20 22 25 28 32 34 38 42 48 54 60 65 72 82 92 102 112 125 b (mm) 3 3,5 4 5 5 6 6 7 6 7 8 9 10 10 12 12 12 14 16 18 DIN 5463 Berat DIN 5464 Banyaknya Baji (I) 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 16 16 16 16 20 20 20 20 d2 (mm) 20 23 26 29 32 35 40 45 52 56 60 65 72 82 92 102 115 125 b (mm) 2,5 3 3 4 4 4 5 5 6 7 5 5 6 7 6 7 8 9
Spline yang direncanakan atau ketentuan ukuran spline antara lain : Jumlah spline ( i ) Lebar spline ( b ) = 10 buah = 5 mm
21
= 45 mm = (0,5) x d2 = = d 2 ds 2
45 35 2
= 20 mm 3.2.1.a. Perhitungan spline Total luas dari area Spline : A = (d2 ds) x (i + L) = (45 35) x (10 + 52,5) = 312,5 mm2 Dimana : d2 = Diameter luar (mm) ds = Diameter dalam (mm) ( i ) = Banyak Spline L = Panjang Spline Sedangkan kapasitas tenaga putaran pada sambungan Spline adalah : T = P x A x Rm Dimana : P = tekanan maksimum (di izinkan) pada spline ( cm2) Maka : T = 70,3 x 312,5 x 20 = 439375 kg/mm
22
Mp
g =
(1 / 2 x d 1)
ix ( 1 .(d 2 d 2).b 2
Maka :
g =
13134,39
Maka : P=
4 x 439375 1757500 = 10 x ( 45 35).( 35 x5).5 87500
= 20,08 kg/mm2 Tegangan tarik dari bahan yang direncanakan adalah 60 kg/mm2 dengan Vaktor keamanan untuk pembebanan dinamis (8 10) diambil (10) untuk meredam getaran yang terjadi. Maka tegangan geser izin :
gi = 0,8.trk
Dimana :
trk =
60 = 6kg / mm2 10
gi =0,8 x 6 kg/mm2
= 4,8 kg/mm2
23
Maka spline aman terhadap tegangan geser yang terjadi, dimana (4,8 kg/mm2 3 kg/mm2).
gi
atau
3.2.2. Naaf Naaf adalah pasangan dari spline, bahan yang dipergunakan pada perencanaan ini adalah S 45 C D, jumlah Naaf yang direncanakan sama dengan jumlah spline yaitu 10 buah. Karena itu perhitungan Naaf dapat diperoleh dengan dimensi yang sama dengan spline. Naaf yang di rencanakan adalah sebagai berikut : Jumlah spline ( i ) Lebar spline ( b ) Diameter dalam ( ds ) Diameter luar ( d2 ) Tinggi spline ( H ) Panjang spline ( L ) = 10 buah = 5 mm = 35 = 45 mm = 5 mm = 52,5
Bahan naaf di ambil S45C-D dengan kekuatan (b Persentase syarat keamanan adalah :
) = 60 kg/mm
= 4,8 kg/mm2 < 3 kg/mm2
g < gi
( terpenuhi / aman ) Tegangan geser yang terjadi lebih kecil dari Tegangan geser yang diizinkan maka Naaf aman digunakan.
24
15.beban lentur yang diizinkan persatuan lebar Fb1 = 33,5,Fb2 21,66(kg/mm) beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar FH = 6,5(kg/mm) 2. faktor koreksi fc =1,01 3. daya rencana Pd = 4. diameter sementara lingkaran jarak bagi d1 = 107,2 (mm),d2 = 292,79(mm) 5. modul pahat m susut tekanan pahat = 4 (mm) 6. jumlah gigi z1 = 27,z2 = 75. Perbandingan gigi i = 2,77 7. diameter lingkaran jarak bagi(roda gigi sstandart) d01 = 108 (mm),d02 300(mm) jarak sumbu poros d0 = 200(mm) 17. bahan poros S45C-D dan difinish dingin 16. lebar sisi b 37,43(mm)
18. perhitungan diameter poros ds1 = 40,ds2 = 35(mm) penentuan pasak dan alur pasak(mm) tebal antar dasar alur pasak dan dasar kaki gigi Sk1,Sk2
y 8.kelonggarn puncak Ck = 1 (mm) 9. diameter kepala dk1 = 116(mm),dk2 = 308(mm) diameter kaki df1 = 50 (mm),df2 =146(mm) 10. faktor bentuk gigi Y1 = 0,39, Y2 = 0,434 11. kecepatan keliling v 33,912(m/s), gaya tangensial F1 = 243,35(kg)
20.modul pahat m= 4 mm sudut tekanan pahat = 4 jumlah gigi Z1 =27 ,Z2 = 75 jarak sumbu poros a = 200(mm) diameter luar dk1 = 116, dk2 = 108(mm) bahan roda gigi dan perlakuan panasnya bahan poros perlakuan panasnya diameter poros ds1,ds2(mm)
STOP
13. bahan masing masing Gigi SNC2,S35C perlakuan panas kekuatan tarik B1 = 85,B2 52(kg/mm2) kekerasan permukaan gigi Hb1 = 300,Hb2 = 200
END
3.3. Perhitungan Roda Gigi a Roda gigi transmisi yang direncanakan adalah : Daya ( N ) Putaran : : 109 PS = 80,11 kW 6000 rpm
Perpindahan daya dan putaran direncanakan dengan Otomatis dengan 4 tingkat percepatan dengan perbandingan sebagai berikut :
25
Gbr 3.3. Roda gigi lurus 3.3.1. Perhitungan roda gigi pada kecepatan pertama Diketahui , i = 2.731 ( perbandingan gigi,berdasarkan sfesifikasi ) Putaran = 6000 rpm. Faktor koreksi (fc) = 1,01 Daya rencana, Nd = fc x N = 1,01 x 80,11 = 80,91 kW Perbandingan putaran (U) adalah :
U= n 2 d 2 m.z1 z 1 = = = 1 = .................................................................................( Lit 1, hal 216 ) n1 d1 m.z 2 z 2 i
n1 6000 = = 2196,99 rpm i 2,731
n2 =
Modul Pahat m = 4 ( berdasarkan diagram alir ) Jarak Sumbu Poros : a = 200 mm (direncakan) Diameter sementara lingkaran jarak bagi
d1 = 2 xa .............................................................................................................( Lit 1, hal 216 ) 1+i
26
d2 =
d1 =
d2 =
Jumlah Gigi,
z= d ....................................................................................................( Lit 1, hal 214 ) m
z1 =
z2 =
d1 107,2 = = 26,8 27 m 4
= 27 x 4 = 108 mm
d 02 = z 2 .m
Diameter Kepala
d k1 = ( z1 + 2 ) . m = ( 27 + 2 ) x 4 = 116 mm d k 2 = ( z 2 + 2) . m = ( 75 + 2 ) x 4
= 308 mm
Diameter Kaki
d f 1 = ( z1 2 ) . (m 2) . Ck
27
= ( 27 - 2 ) x (4 2) x 1 = 50 mm
d f 2 = ( z 2 2) . (m 2) . Ck
= ( 75 2 ) x (4 2) x 1 = 146 mm Kedalaman Pemotongan : H = 2 . m + Ck = 2 x 4 + 1 = 9 mm Faktor bentuk gigi, dari tabel : 6.5....................................................( Lit 1, hal 240 )
z1 = 26,8 27 Y1 = 0,349 z 2 = 73,19 75 Y2 = 0,434
Kecepatan Keliling :
v=
238 )
.d 01 .n1
60.1000
.......................................................................................................................(
Lit
1,
hal
v=
.d 01 .n1
60.1000
Gaya Tangensial :
Ft =
)
102.Nd ........................................................................................................................( Lit 1, hal 238 v 102.Nd 102 x80,91 = 33,912 = 243,35 kg v
Ft =
Faktor Dinamis :
fv = 5,5 5,5 + v
Harga kecepatan yang diperoleh ( 33,912 m/s ), maka diambil faktor dinamis untuk kecepatan sedang, antara (v = 20 50 m/s) dengan persamaan seperti diatas :
28
fv =
= 0,48
Bahan masing masing gigi perlakuan panas Pinyon SNC 2 : Kekuatan tarik adalah Kekerasan Tegangan lentur yang diizinkan
B1 = 85 kg mm 2
H B1 = 300
a1 = 50 kg/mm2
B 2 = 52 kg mm 2
H B 2 = 200
Tegangan lentur yang diizinkan a 2 = 26 kg/mm2 Faktor tegangan kontak antara baja khrom nikel kekerasan 300 Hb dengan baja karbon kekerasan 200 Hb maka, K H = 0,086 kg/mm2 Beban lentur yang di izinkan persatuan lebar
Fb1 ' =a1 .m.Y1 . fv .........................................................................................( Lit 1, hal 240 )
= 26 x 4 x 0,434 x 0,48 = 21,66 kg/mm Beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar
FH = K H .d 01 . fv.
2.z 2 z1 + z 2
2 x75 27 + 75
FH ' )
Lebar sisi
b= Ft 243,35 = = 37,43mm FH ' 6,5
29
(baik, syarat aman b/m = 6 10 ) (baik, syarat aman d01/b > 1,5 )
d01/b = 37,43 = 2,8mm Ski/m = {(df1/2) [(ds/2) - t2]} / m = {(50/2) [(35/2) 3,5]} / 4 = 2,75
3.3.2. Perhitungan roda gigi pada kecepatan kedua Diketahui , i = 1.526 ( perbandingan gigi,berdasarkan sfesifikasi ) Putaran = 6000 rpm. Faktor koreksi (fc) = 1,01 Daya rencana, Nd = fc x N = 1,02 x 80,11 = 80,91 kW Perbandingan putaran (U) adalah :
U= n 2 d 2 m.z1 z 1 = = = 1 = .................................................................................( Lit 1, hal 216 ) n1 d1 m.z 2 z 2 i
n1 6000 = = 3931,84 rpm i 1,526
n2 =
Modul Pahat m = 4 ( berdasarkan diagram alir ) Jarak Sumbu Poros : a = 200 mm (direncakan) Diameter sementara lingkaran jarak bagi
d1 = d2 =
d1 =
2 xa .............................................................................................................( Lit 1, hal 216 ) 1+i 2 xaxi .........................................................................................................( Lit 1, hal 216 ) 1+i
2 xa 2 x 200 = = 158,35mm 1 + i 1 +1,526 2 xaxi 2 x 200 x1,526 = = 241,64mm 1 +i 1 +1,526
d2 =
30
Jumlah Gigi,
z= d ....................................................................................................( Lit 1, hal 214 ) m
z1 =
z2 =
d1 158,35 = = 39,58 38 m 4
= 38 x 4 = 152 mm
d 02 = z 2 .m
= 248 mm
Diameter Kaki
d f 1 = ( z1 2 ) . (m 2) . Ck
= ( 38 - 2 ) x (4 2) x 1 = 72 mm
d f 2 = ( z 2 2) . (m 2) . Ck
31
Kecepatan Keliling :
v= v=
Gaya Tangensial :
Ft =
)
Ft =
Faktor Dinamis :
fv = 5,5 5,5 + v
....................................................................................................................( Lit 1, hal 240 )
Harga kecepatan yang diperoleh ( 47,728 m/s ), maka diambil faktor dinamis untuk kecepatan sedang, antara (v = 20 50 m/s) dengan persamaan seperti diatas :
fv = 5,5 5,5 + 47,728 = 0,44
Bahan masing masing gigi perlakuan panas Pinyon SNC 2 : Kekuatan tarik adalah Kekerasan Tegangan lentur yang diizinkan
B1 = 85 kg mm 2
H B1 = 300
a1 = 50 kg/mm2
32
B 2 = 52 kg mm 2
H B 2 = 200
Tegangan lentur yang diizinkan a 2 = 26 kg/mm2 Faktor tegangan kontak antara baja khrom nikel kekerasan 300 Hb dengan baja karbon kekerasan 200 Hb maka, K H = 0,086 kg/mm2 Beban lentur yang di izinkan persatuan lebar
Fb1 ' =a1 .m.Y1 . fv .........................................................................................( Lit 1, hal 240 )
= 26 x 4 x 0,421 x 0,44 = 19,26 kg/mm Beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar
FH = K H .d 01 . fv.
2.z 2 z1 + z 2
2 x 60 38 + 60
F 'min
Lebar sisi
b= Ft 172,91 = = 29,91mm FH ' 5,78
(baik, syarat aman b/m = 6 10 ) (baik, syarat aman d01/b > 1,5 )
33
Ski/m = {(df1/2) [(ds/2) - t2]} / m = {(72/2) [(35/2) 3,5]} / 4 = 5,5 (baik, syarat aman Ski/m > 2,2 )
3.3.3. Perhitungan roda gigi pada kecepatan ketiga Diketahui , i = 1.000 ( perbandingan gigi,berdasarkan sfesifikasi ) Putaran = 6000 rpm. Faktor koreksi (fc) = 1,01 Daya rencana, Nd = fc x N = 1,01 x 80,11 = 80,91 kW Perbandingan putaran (U) adalah :
U=
n2 =
Modul Pahat m = 4 ( berdasarkan diagram alir ) Jarak Sumbu Poros : a = 200 mm (direncakan) Diameter sementara lingkaran jarak bagi
d1 = d2 =
d1 =
2 xa .............................................................................................................( Lit 1, hal 216 ) 1+i 2 xaxi .........................................................................................................( Lit 1, hal 216 ) 1+i
2 xa 2 x 200 = = 200mm 1 + i 1 +1,000 2 xaxi 2 x 200 x1,000 = = 200mm 1 +i 1 +1,000
d2 =
Jumlah Gigi,
z= d ....................................................................................................( Lit 1, hal 214 ) m
z1 =
d1 200 = = 50 50 m 4
34
d 2 200 = = 50 50 m 4 z 50 i= 2 = =1 z1 50 z2 =
= 50 x 4 = 200 mm
d 02 = z 2 .m
= 208 mm
Diameter Kaki
d f 1 = ( z1 2 ) . (m 2) . Ck
= ( 50 2 ) x (4 2) x 1 = 96 mm
d f 2 = ( z 2 2) . (m 2) . Ck
= ( 50 2 ) x (4 2) x 1 = 96 mm Kedalaman Pemotongan : H = 2 . m + Ck = 2 x 4 + 1 = 9 mm Faktor bentuk gigi, dari tabel : 6.5....................................................( Lit 1, hal 240 )
z1 = 50 50 Y1 = 0,408 z 2 = 50 50 Y2 = 0,408
35
Kecepatan Keliling :
v= v=
.d 01 .n1
60.1000
Gaya Tangensial :
Ft =
)
Ft =
Faktor Dinamis :
fv = 5,5 5,5 + v
Harga kecepatan yang diperoleh ( 62,8 m/s ), maka diambil faktor dinamis untuk kecepatan sedang, antara (v = 20 50 m/s) dengan persamaan seperti diatas :
fv = 5,5 5,5 + 62,8 = 0,41
Bahan masing masing gigi perlakuan panas Pinyon SNC 1 : Kekuatan tarik adalah Kekerasan Tegangan lentur yang diizinkan
B1 = 75 kg mm 2
H B1 = 250
a1 = 37 kg/mm2
B 2 = 45 kg mm 2
H B 2 = 150
Tegangan lentur yang diizinkan a 2 = 21 kg/mm2 Faktor tegangan kontak antara baja khrom nikel kekerasan 250 Hb dengan baja karbon kekerasan 150 Hb maka, K H = 0,053 kg/mm2 Beban lentur yang di izinkan persatuan lebar
36
= 21 x 4 x 0,408 x 0,41 = 14,05 kg/mm Beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar
FH = K H .d 01 . fv.
2.z 2 z1 + z 2
2 x50 50 + 50
F 'min
Lebar sisi
b= Ft 131,91 = = 30,39mm FH ' 4,34
(baik, syarat aman b/m = 6 10 ) (baik, syarat aman d01/b > 1,5 )
d01/b = 30,39 = 6,58mm Ski/m = {(df1/2) [(ds/2) - t2]} / m = {(96/2) [(35/2) 3,5]} / 4 = 8,5
3.3.4. Perhitungan roda gigi pada kecepatan keempat Diketahui , i = 0.696 ( perbandingan gigi,berdasarkan sfesifikasi ) Putaran = 6000 rpm. Faktor koreksi (fc) = 1,01 Daya rencana, Nd = fc x N
37
n2 =
Modul Pahat m = 4 ( berdasarkan diagram alir ) Jarak Sumbu Poros : a = 200 mm (direncakan) Diameter sementara lingkaran jarak bagi
d1 = d2 =
d1 =
2 xa .............................................................................................................( Lit 1, hal 216 ) 1+i 2 xaxi .........................................................................................................( Lit 1, hal 216 ) 1+i
2 xa 2 x 200 = = 235,84mm 1 + i 1 + 0,696 2 xaxi 2 x 200 x 0,696 = = 164,15mm 1 +i 1 + 0,696
d2 =
Jumlah Gigi,
z= d ....................................................................................................( Lit 1, hal 214 ) m
z1 =
z2 =
d 1 235,84 = = 58,96 60 m 4
= 60 x 4 = 240 mm
d 02 = z 2 .m
= 43 x 4 = 172 mm
38
= 180 mm
Diameter Kaki
d f 1 = ( z1 2 ) . (m 2) . Ck
= ( 60 2 ) x (4 2) x 1 = 116 mm
d f 2 = ( z 2 2) . (m 2) . Ck
= ( 43 2 ) x (4 2) x 1 = 82 mm Kedalaman Pemotongan : H = 2 . m + Ck = 2 x 4 + 1 = 9 mm Faktor bentuk gigi, dari tabel : 6.5....................................................( Lit 1, hal 240 )
z1 = 58,96 60 Y1 = 0,421 z 2 = 41,03 43 Y2 = 0,396
Kecepatan Keliling :
v= v=
.d 01 .n1
60.1000
Gaya Tangensial :
Ft =
)
Ft =
39
Faktor Dinamis :
fv = 5,5 5,5 + v
Harga kecepatan yang diperoleh ( 62,8 m/s ), maka diambil faktor dinamis untuk kecepatan sedang, antara (v = 20 50 m/s) dengan persamaan seperti diatas :
fv = 5,5 5,5 + 75,36 = 0,39
Bahan masing masing gigi perlakuan panas Pinyon SNC 1 : Kekuatan tarik adalah Kekerasan Tegangan lentur yang diizinkan
B1 = 75 kg mm 2
H B1 = 250
a1 = 37 kg/mm
B 2 = 45 kg mm 2
H B 2 = 150
2
Tegangan lentur yang diizinkan a1 = 21 kg/mm2 Faktor tegangan kontak antara baja khrom nikel kekerasan 250 Hb dengan baja karbon kekerasan 150 Hb maka, K H = 0,053 kg/mm2 Beban lentur yang di izinkan persatuan lebar
Fb1 ' =a1 .m.Y1 . fv .........................................................................................( Lit 1, hal 240 )
= 21 x 4 x 0,396 x 0,39 = 12,97 kg/mm Beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar
FH = K H .d 01 . fv.
2.z 2 z1 + z 2
40
2 x 43 60 + 43
FH ' )
Lebar sisi
b= Ft 109,51 = = 26,45mm FH ' 4,14
(baik, syarat aman b/m = 6 10 ) (baik, syarat aman d01/b > 1,5 )
d01/b = 26,45 = 9,07mm Ski/m = {(df1/2) [(ds/2) - t2]} / m = {(116/2) [(35/2) 3,5]} / 4 = 11
3.3.5. Perhitungan roda gigi pada kecepatan mundur (Reverse) Diketahui , i = 2.290 ( perbandingan gigi,berdasarkan sfesifikasi ) Putaran = 6000 rpm. Faktor koreksi (fc) = 1,01 Daya rencana, Nd = fc x N = 1,01 x 80,11 = 80,91 kW Perbandingan putaran (U) adalah :
U= n 2 d 2 m.z1 z 1 = = = 1 = .................................................................................( Lit 1, hal 216 ) n1 d1 m.z 2 z 2 i
n1 6000 = = 2620,08 rpm i 2,290
n2 =
41
Jarak Sumbu Poros : a = 200 mm (direncakan) Diameter sementara lingkaran jarak bagi
d1 = d2 =
d1 =
2 xa .............................................................................................................( Lit 1, hal 216 ) 1+i 2 xaxi .........................................................................................................( Lit 1, hal 216 ) 1+i
2 xa 2 x 200 = = 121,58mm 1 + i 1 + 2,290 2 xaxi 2 x 200 x 2,290 = = 278,41mm 1 +i 1 + 2,290
d2 =
Jumlah Gigi,
z= d ....................................................................................................( Lit 1, hal 214 ) m
z1 =
z2 =
d1 121,58 = = 30,39 30 m 4
= 30 x 4 = 120 mm
d 02 = z 2 .m
= 308 mm
Diameter Kaki
42
d f 1 = ( z1 2 ) . (m 2) . Ck
= ( 30 2 ) x (4 2) x 1 = 56 mm
d f 2 = ( z 2 2) . (m 2) . Ck
= ( 75 2 ) x (4 2) x 1 = 146 mm Kedalaman Pemotongan : H = 2 . m + Ck = 2 x 4 + 1 = 9 mm Faktor bentuk gigi, dari tabel : 6.5....................................................( Lit 1, hal 240 )
z1 = 30,39 30 Y1 = 0,358 z 2 = 69,60 75 Y2 = 0,434
Kecepatan Keliling :
v= v=
.d 01 .n1
60.1000
Gaya Tangensial :
Ft =
)
102.Nd ........................................................................................................................( Lit 1, hal 238 v 102.Nd 102 x80,91 = 219,02 kg = 37,68 v
Ft =
Faktor Dinamis :
fv = 5,5 5,5 + v
Harga kecepatan yang diperoleh ( 37,68 m/s ), maka diambil faktor dinamis untuk kecepatan sedang, antara (v = 20 50 m/s) dengan persamaan seperti diatas :
fv = 5,5 5,5 + 37,68 = 0,47
43
Pinyon SNC 2 : Kekuatan tarik adalah Kekerasan Tegangan lentur yang diizinkan
B1 = 85 kg mm 2
H B1 = 300
a1 = 50 kg/mm2
B 2 = 52 kg mm 2
H B 2 = 200
Tegangan lentur yang diizinkan a 2 = 26 kg/mm2 Faktor tegangan kontak antara baja khrom nikel kekerasan 300 Hb dengan baja karbon kekerasan 200 Hb maka, K H = 0,086 kg/mm2 Beban lentur yang di izinkan persatuan lebar
Fb1 ' =a1 .m.Y1 . fv .........................................................................................( Lit 1, hal 240 )
= 26 x 4 x 0,434 x 0,47 = 21,21 kg/mm Beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar
FH = K H .d 01 . fv.
2.z 2 z1 + z 2
2 x75 30 + 75
F 'min
Lebar sisi
b= Ft 219,02 = = 31,65mm FH ' 6,92
Syarat aman
44
b/m =
31,65 = 7,91mm 4
120
(baik, syarat aman b/m = 6 10 ) (baik, syarat aman d01/b > 1,5 )
d01/b = 31,65 = 3,7 mm Ski/m = {(df1/2) [(ds/2) - t2]} / m = {(56/2) [(35/2) 3,5]} / 4 = 3,5
Tabel 3.5.
45
Seri Ke 3
Seri Ke - 1 4 5 6 8
Seri Ke 3
0,65
10 12 16 20
3,75
6,5
25 32 40 50
Keterangan : Dalam pemilihan utamakan seri ke 1 : jika terpaksa baru dipilih dari
seri ke 2 dan ke 3.
46
a
1.beban bantalan Wo = 2156 kg, putaran poros = 6000 Rpm 13. panjang bantalan = 34 mm, diameter poros = 35 mm, daya serap (Ph) = 0,92 kW
STOP
6. bahan poros S45C-D, kekuatan tarik b = 60 kg/mm2,tegangan lentur yang diizinkan a = 4 kg/mm2
7. diameter poros = 35 mm
9. l/d : 0,97 mm
Y
10. tekanan P = 1,81 kg/mm2, kecepatan keliling (V) = 10,9 m/s, harga PV = 19,83 kg/mm2.s
<
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros yang berbeban sehingga putaran dan getaran bolak-balik dapat berputar secara halus, dan tahan a
47
lama. Bantalan harus kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesinnya berkerja dengan baik, jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau tidak berkerja semestinya.
Gambar 3.4. Bantalan Gelinding 3.4.1 Perhitungan Bantalan Bahan poros S45C-D dengan diameter 35mm dan putaran (n) = 6000 Rpm
a = __B__
Sf1 x Sf2 = __60___ 6x2,5 = 4 kg/mm Faktor koreksinya (fc) = 1,01 L/d = (0,8 1,8), diambil 1,5 L = 1,5 x ds L = 1,5 x 35 = 52,5 mm Maka beban rencana (W) :
1 a x xd 3 = Lmaks 1,5 W
0,66 x
4 x35 3 = 52,5mm W
113190 = 52,5mm W
W=
Bahan bantalan perunggu, dengan HB = 50 100, Pa = 0,7 2,0 (kg/mm 2) (P.V)a = 20 (kg/mm2.m/s)
48
Panjang bantalan : L=
Bahan poros S35C-D dengan kekuatan tarik 53 kg/mm2,dengan diameter 35 L/d = 34/35 = 0,97 (terletak dalam daerah 0,8 1,8), dapat diterima. Tekanan permukaan (P).
P= 2156 = 1,81 kg/mm2 34 x35
.d .n
60.1000 3,14 x35 x6000 = 10,99 m/s 60.1000
Maka P.V = 1,81 x 10,99 = 19,8 kg.m/mm2.s Harga P = 1,8 kg/mm2,dapat diterima perunggu dimana Pa = 0,7 2,0 kg/mm2. Harga PV = 19,8 kg.m/mm2.s dapat diterima karena kurang dari 20 kg.m/mm2.s Kerja gesekan (H) H=xWxV Dimana harga untuk perunggu (0,002 0,004), diambil 0,004 mm H = 0,004 x 2156 x 10,99 = 94,77 kg.m/s Daya yang diserap (Ph)
Ph = Ph = H 102 94,77 = 0,92kW 102
49
b
1. beban W = 2156 (kg)
>
2. faktor koreksi fc = 1,2
50
<
3. beban rencana Wd = 2587,2(kg) 14. bahan baut baja liat, bahan mur baja liat, tinggi mur = 21mm diameter nominal ulir = 23,72 mm 4. bahan baut: baja liat, kekuatan tarik B = 6(kg/mm2) faktor keamanan Sf1 = 7 Tegangan geser yang diizinkan Ta = 42(kg/mm2) 5. diameter inti yang diperlukan =23,72mm 6. pemilihan ulir standart diameter luar d = 27(mm) diameter inti d1 = 23,72(mm) jarak bagi p = 3(mm)
STOP
END
7. bahan mur baja liat, kekuatan tarik B 6(kg/mm2), tegangan geser yang diizinkan Ta = 42(kg/mm2) tekanan permukaan yang diizinkan qa = 3(kg/mm2)
8. diameter luar ulir dalam D = 27(mm) diameter efektif ulir dalam D2 = 25,051(mm) tinggi kaitan gigi dalam H1 = 1,624(mm) 9. jumlah ulir mur yang diperlukan Z = 7
12. tegangan geser akar ulir baut Tb = 2,29(kg/mm2) tegangan geser akar ulir mur Tn = 2,26(kg/mm2)
Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting untuk a mencegah kecelakaan atau kerusakan pada mesin. Pemilihan baut dan mur sebagai alat pengikat harus dilakukan dengan seksama agar mendapatkan ukuran yang sesuai. Di dalam perencanaan roda gigi ini. Baut dan mur berfungsi sebagai pengikat gear box.
51
Gambar 3.5. Baut dan mur Beban yang diterima baut : WO P pada bantalan = 2156 kg Beban rencana : W = fc . Wo Dimana : Fc = faktor koreksi = 1,2 Maka : W = 1,2 x 2156 = 2587,2 Bahan baut yang dipakai adalah baja liat dengan kadar karbon 0,20 % (B) = 42 kg/mm2 Sf = 7 (a) = 6 kg/mm2 (difinis tinggi) Tegangan tarik izin :
a = (0,5 0,7) xa diambil 0,5
a = 0,5 x 6 = 3 kg/mm2
4 xW x6
4 2587,2 3,14 6
d1 23,43mm
52
Jarak bagi
Tinggi kaitan H1
Ulir dalam Diameter Luar D Diameter efektifD2 Ulir luar Diameter efektif d2 5,350 6,350 7,188 8,188 9,026 10,026 10,863 12,710 14,710 16,376 18,376 20,376 22,051 25,051 27,727 30,727 34,402 36,402 39,007 42,007 44,752 48,752 54,428 56,428 60,103 64,103 Diameter dalamD1
3 Diameter luar d Diamete r inti d1 4,917 5,917 6,647 7,647 8,367 9,367 10,106 11,835 13,835 15,249 17,294 19,294 20,752 23,752 26,752 29,211 31,670 34,670 37,129 40,129 42,129 46,587 50,046 54,046 57,505 61,505
M6 M7 M8 M9 M 10 M 11 M 12 M 14 M 16 M 18 M 20 M 22 M 24 M 27 M 30 M 33 M 36 M 39 M 42 M 45 M 48 M 52 M 56 M 60 M 64 M 68
Sumber : literature 1 hal 290
1 1 1,25 1,25 1,5 1,5 1,75 2 2 2,5 2,5 2,5 3 3 3,5 3,5 4 4 4,5 4,5 5 5 5,5 5,5 6 6
0,541 0,541 0,677 0,677 0,812 0,812 0,947 1,083 1,083 1,353 1,353 1,353 1,624 1,624 1,894 1,894 2,165 2,165 2,436 2,436 2,706 2,706 2,977 2,977 3,248 3,248
6,000 7,000 8,000 9,000 10,000 11,000 12,000 14,000 16,000 18,000 20,000 22,000 24,000 27,000 30,000 33,000 36,000 39,000 42,000 45,000 48,000 52,000 56,000 60,000 64,000 68,000
Dari taber ulir metris kasar diperoleh : ..............................................( lit 1, hal 290 ) d1 = 23,72 mm > 23,43 Diameter Luar (d) Jarak bagi () = 27 mm = 3 mm Diameter Efektif (d2) = 25,051 mm
Bahan Mur yang dipakai adalah baja liat dengan kadar karbon 0,20 % (B) = 42 kg/mm2
53
Sf (a)
dengan tekanan permukaan yang diizinkan (qa) = 3 kg/mm2. d1 = 23,72 mm > 23,43 Diameter Luar (d) Jarak bagi () H (tinggi kaitan) Jumlah ulir :
Z
Z
= 27 mm = 3 mm = 1,624 mm
W xd 2 .xHxqa
2587,2 3,14 25,051 1,624 x3
Z 6,7 7
Tinggi mur :
H = ZxP
H = 7 3
H = 21mm
b = 2,29 kg/mm2
54
b = 2,26 kg/mm2 Harga diatas dapat diterima karena tidak lebih dari 3 kg/mm2 Bahan baut dan Mur adalah Baja liat dengan kadar karbon 0,20 %. Baut = M27, Mur = M27, Tinggi Mur = 18 mm.
BAB IV TEMPERATUR KERJA DAN PELUMASAN 4.1. Temperatur Kerja Temperature yang terjadi pada pemindahan daya dan putaran dari roda gigi transmisi adalah :
Ng = Ag .. 632
55
Atau
Ng .632 Ag.
Daya gesek yang terjadi : Ng = (1-0,99) N Dimana : N = daya = 109 Ps maka : Ng = (1-0,99) . 109 = 1,09 ps Luas penampang yang mengeluarkan panas : Ag = Z . . ( D2 d2 ) 4 Dimana : Z = jumlah gigi terkecil D = diameter luar d = diameter dalam maka : Ag = 27 . 3,14 . ( 50 2 35 2 ) 4 = 27023,625 mm2 Kecepatan keliling
Vr =
= 27 buah = 50 mm = 35 mm
.D.n
60
= 10,99 m/s Tabel 4.1. Tabel koefisien perpindahan panas dan kecepatan rata-rata pada tabel :
56
Vr (m/s ) 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
= 52,96 0C 4.2. Pelumasan Permukaan roda gigi berguna untuk melunasi bagian permukaan yang saling bergerak atau bergesekan agar keausan dapat dicegah / dikurangi dan juga berguna sebagai pendingin. Tabel 4.2. Berat jenis minyak pelumas pada 60 0C
No 1 2 3 4 5 6 7 8 Macam Pelumas ( oli ) Oli transmisi SAE 160 Oli gear Oli transmisi SAE 40 Oli pesawat terbang SAE 60 Oli auto mobil SAE 40 Oli auto mobil SAE 20 Oli bantalan dengan gelang Oli segala musim SAE 20 60 0C 0,935 0,9153 0,9328 0,8927 0,9275 0,9254 0,9346 0,9036
57
9 10
Oli turbin, oli bantalan dengan SAE 10 Oli turbin, oli bantalan dengan gelang
0,8894 0,8877
Table 4.3. Hubungan pelumas dan kekentalan saybolt ( S ) SAE 10 20 30 40 Berat jenis pelumas : P = 60 0,000365 ( T 60 ) Dimana : 60 = berat jenis minyak pelumas pada 60 0F, dipilih oli segala musim SEA 20 = 0,9036 T = temperature kerja = 52,96 + 32 = 84,96 0F Maka : P = 0,9036 0,000365 ( 84,96 60 ) = 22,46 Viskositas pelumas : Z = 0,22. SUS 80 120 Dimana : SUS = saybolt universal second = 120 Maka : Z = 22,46 x 0,22 x 120 80 120 = 4,27 centipoise Jumlah minyak pelumas yang digunakan : Panas yang timbul = panas yang dibuang H1 = H2 S 130 F 90 120 120 185 185 225 225 SAE 40 50 60 70 S 210 F 80 80 125 105 125 125 - 150
58
362 x Ng = Q x C x t
Q= 362 xNg Cxt
= 12,41 liter
BAB V KESIMPULAN Dalam perencanaan roda gigi pada umumnya mempunyai keterbatasan pada pemakaiannya. Walaupun bahan utamanya adalah yang terbaik, maka salah satu jalan untuk memperpanjang roda gigib dan elemen-elemen adalah dengan memperhitungkan poin-poin disamping. Perencanaan roda gigi ini bekerja berulang-ulang karena roda gigi n, 1, 2, 3, 4, dan 5 yang berkerja. Dengan demikian dapat kita lihat mesin dan perlengkapanya sangat erat hubungannya sesuai keperluan dan kebutuhan manusianya. Untuk kelanggengan mesin maka tenaga ahli mesin sangat dibutuhkan.
59
1. Tenaga operator guna untuk pengoperasian mesin. 2. Langkah-langkah yang merupakan perlengkapan dari keseluruhan termasuk dasar bagian mesin antara lain : transmisi adalah suatu alat yang menghubungkan antara mesin dan rangka. 3. Kontrol mesin dalam yaitu pedal dan rem. 4. Pelumas pada suatu mesin sangat diperlukan pada bagian yang berputar, sehingga akibat tidak dikendalikan panas tersebut akan mengakibatkan keausan pada motor tersebut. Kita menyadari bahwa dimana-mana mesin adalah suatu alat yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karen dalam penggunaannya mesinmesintersebut dapat menaikkan taraf hidup manusia tersebut. Oleh karena itu pengetahuan dan pemeliharaan merupakan suatu pengetahuan yang sangat diperlukan guna mengembangkan daya kerja manusia dibidang teknologi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Joseph E. Shigley, Larry D. Mitchell, dan Gandhi Harahap (penterjemah) , Perencanaan Teknik Mesin, Edisi Keempat, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 1991 2. Joseph E. Shigley, Larry D. Mitchell, dan Gandhi Harahap (penterjemah) , Perencanaan Teknik Mesin, Edisi Keempat, Jilid 2, Erlangga, Jakarta, 1991 3. Sularso dan Kiyokatsu Suga, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Pradnya Paramita, Jakarta, 1994 4. Robert L. Norton, Machine Design: An Integrated Approach, Prentice Hall,
60
New Jersey, 1996 5. Creamer, Machine Design, Third Edition, McGraw-Hill, New York, 1986 6. Ferdinand P. Beer dan E. Russell Johnston. Jr, Mekanika Untuk Insinyur: Statika, Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta, 1996
7. James Mangroves, Gere, Stephen P. Timoshenko, dan Hans J. Wospakrik (penterjemah), Mekanika Bahan, Edisi Kedua, Versi SI, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 1996
61