You are on page 1of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 78 -----------------------------------------------------------------------------------

Bagian Ke Tujuhpuluh Delapan

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 1 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 78 -----------------------------------------------------------------------------------

Pendekar akti pemegang Gandhiwa itu kini berdiri di tengah-tengah medan pertarungan, tegak kokoh seperti gunung Himawat. Pasukan Saindhawa yang tadi telah melarikan diri menghimpun kekuatan kembali serta mencoba menyerang serempak dengan hujan panah yang luar biasa lebat. Tetapi kali ini Arjuna sudah menguasai posisi di medan itu, karena itu dengan mudah ia menghalau serangan-serangan ulangan itu. Sambil tertawa, Arjuna lalu berkata kepada pasukan penyerang itu. Suaranya halus, tetapi mengandung kekuatan yang teramat dahsyat, sehingga terasa menembus hati insan yang mendengarkannya : Wahai para Katriya nan gagah! Apakah kalian sudah mengerahkan seluruh kekuatan untuk menghancurkan diriku? Yakinkah kalian akan mampu menundukkan aku ini? Apakah kalian sudah siap menghadapi

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 2 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 78 -----------------------------------------------------------------------------------

bencana yang sedang menghadang kalian? Lihatlah! semuanya! Aku akan menghadapi kekuatan kalian senjata Melumpuhkan

kalian itu! Semangat kalian berkobar-kobar dalam pertempuran, tetapi berpikirlah sejenak! Kalian Arjuna yang memang memaksa kesombongan sangat aku kalian marah untuk itu! mendapat menghancurkan

keroyokan seperti itu. Tetapi bagaimana pun juga, ia masih ingat pesan-pesan kakaknya, yang dalam setiap pertarungan terasa masih terngiang di telinganya. Adikku, jangan sekali-kali adikku sampai salah tangan dan membunuh para Katriya yang menghalangi tugas adinda! Tundukkanlah mereka, tetapi jangan sampai terjadi pertumpahan darah! Arjuna masih menghadapi berpuluh-puluh dari yang pasukan yang mengepungnya Kemarahannya segala bergelora penjuru. ditekannya

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 3 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 78 -----------------------------------------------------------------------------------

dengan mengenangkan nasihat kakaknya, raja Yudhihira. Aduhai, aku harus bertindak sedemikian rupa, agar semua nasihat raja menjadi kenyataan! Para penyerang itu tidak boleh sampai tewas! demikian ia berpikir. Lalu ia berdiri tegak siap siaga. Setelah itu ia berseru kepada para katriya Saindhawa yang sedang meluap-luap kemarahannya itu : Hai! Aku peringatkan kalian sekali lagi! Peringatanku ini untuk kepentingan ini, kalian apalah juga! sukarnya Dengan aku senjataku

menghancurkan kalian seluruhnya, tetapi aku tidak akan melakukan hal sekejam itu! Sekarang aku harus mengetahui siapa-siapa di antara kalian yang mau menyerah dan menyatakan takluk! Mereka itu akan kuselamatkan! Yang ingin menyerah supaya meletakkan senjata dan datang ke mari mendekatiku agar dapat aku melindungimu! Awas, mereka yang bertindak

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 4 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 78 -----------------------------------------------------------------------------------

sebaliknya, seketika akan berhadapan dengan bencana mengerikan! Peringatan itu tidak dihiraukan. Karena itu segera Arjuna dengan itu menyemburkan demikian pula. panah-panahnya Pasukan

dahsyat. Arjuna sangat marah. Lawannyapun Saindhawa menghujankan ribuan anak panah menghunjam ke arah Arjuna. Tetapi dengan tenangnya Arjuna menangkis serangan itu dengan panah-panah juga. Ribuan anak panah hancur berkepingkeping, meskipun panah yang dipergunakan oleh pihak lawan itu buatannya sangat istimewa, bersayap bulu burung Kaka dan kecepatannya bagaikan kilat! Sepucuk panah musuh berhadapan dengan sepucuk panah Arjuna dan semua panah musuh itu jatuh berguguran tak berdaya menembus tangkisan Arjuna. Pihak lawan itu mengetahui bahwa Dhanajaya orangnya yang bertanggung jawab atas kematian

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 5 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 78 -----------------------------------------------------------------------------------

rajanya, Jayadratha. Itulah sebabnya mereka pantang menyerah. Panah-panah itu kemudian disusul dengan lemparan-lemparan pisau terbang dan lembing. Tetapi tak sebuahpun dari senjatasenjata itu yang sempat menyentuh kulit Arjuna. Semuanya jatuh berantakan sebelum mengenai sasarannya. Akhirnya, kemarahan Arjuna sudah tidak tertahankan lagi. Dipilihnya panah-panah besar dan langsung disemburkan ke arah lawan. Panah yang berat itu menghantam mereka dengan batangnya, tanpa menembus korban sasarannya ragu dan Melihat banyak kehebatan pula yang senjata ini, banyak dari antara penyerang itu menjadi ragumenyingkir menjauhkan diri dari hantaman panah luar biasa yang tak pernah meleset itu. Namun masih saja dari antara mereka yang mencoba maju menyerang, tetapi lebih banyak lagi yang berdiri terpaku, tidak tahu apa yang hams dilakukan, hal

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 6 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 78 -----------------------------------------------------------------------------------

ini menimbulkan kekacauan diantara mereka. Mereka berselisih pendapat dengan suara riuh rendah. Perintah maju dan mundur bersimpang siur. Kekalutan itu menimbulkan suara seperti lautan bergolak tak teratur. Arjuna mempergunakan kesempatan ini untuk lebih memperhebat serangan-serangannya, membidik mereka satu demi satu, dihantamnya dengan panah besar hingga yang terkena jatuh pingsan. Kuda tunggangan merekapun rupa-rupanya sampai sudah lelah dan ini lebih memudahkan lagi bagi Dhanajaya menghantam mereka pingsan. Pada saat itulah permaisuri Dusala, putri raja Dhtarra datang bergegas ke tengahtengah medan pertempuran dengan membawa serta cucunya. Anak kecil yang dibawa serta itu adalah putra dari Surata anak Jayadratha. Mereka mengendarai kereta dan langsung menuju ke tempat Arjuna berdiri. Dia tidak

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 7 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 78 -----------------------------------------------------------------------------------

tahan menyaksikan prajurit-prajurit Saindhawa yang sombong itu dihajar oleh Arjuna. Di hadapan Dhanajaya ia bersimpuh dan menangis sedih. sambil Arjuna meletakkan senjatanya yang dan dapat mengangkat saudara sepupunya itu berdiri menanyakan apakah dilakukan untuk membantunya. Permaisuri itu berkata : Wahai pahlawan pujaan bangsa Bharata, anak yang kubawa serta ini satusatunya putra dari saudara sepupu paduka. Ia datang untuk menyatakan hormatnya kehadapan paduka. Pandanglah dia O pahlawan perkasa! Mendapat keterangan itu, Arjuna lalu bertanya : Dimanakah Surata, ayah anak ini? Permaisuri itu menjawab : O dia sudah tiada! Dia sudah meninggal karena menanggung sedih setelah ayahnya tewas dalam pertempuran itu. Dia mengetahui bahwa ayahnya, raja Jayadratha sudah tewas di tangan paduka. Dia sangat sedih

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 8 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 78 -----------------------------------------------------------------------------------

mengenangkan ayahnya itu sehingga sejak saat itu jatuh sakit. Dan beberapa hari yang lalu, setelah mendengar khabar bahwa paduka memasuki wilayah kerajaan ini selaku pengawal kuda yang dikurbankan Inilah itu ia jatuh pingsan anak dan yang menghembuskan nafasnya yang penghabisan. sekarang satu-satunya ditinggalkannya, yang sekarang menghadap paduka untuk memohon perlindungan paduka! Setelah mengucapkan kata-kata itu, permaisuri putri Dhtarra itu lalu menangis tersedu-sedan sedih sekali. Arjuna berdiri terpaku dan termangu. Kepalanya tunduk. Sesaat kemudian, permaisuri yang juga saudara sepupunya itu berkata : Pandanglah hamba ini, pandanglah anak kecil ini! Wahai pahlawan Kuru, kasihani kami dan hapuskanlah permusuhan itu,

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 9 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 78 -----------------------------------------------------------------------------------

permusuhan dengan kakanda Duryodhana itu. Juga permusuhan dengan Jayadratha yang berhati jahat itu. Hambapun sudah mendengar berita bahwa seorang pahlawan besar Parkit putra Abhimanyu telah lahir di istana paduka. Dan di sini, telah lahir pula anak ini, putra Surata anak hamba. Hamba menghadap paduka di sini, dengan memperkenalkan anak yang tidak berdosa ini serta memohonkan ampun atas perbuatan para Katriya bangsa Saindhawa. Anak dari musuh besar paduka telah datang menghadap untuk menyembah paduka. Ia menginginkan perdamaian dengan paduka! O pendekar perkasa, perkenankan kami memohon perdamaian itu. Semoga paduka menaruh belas kasihan kepada anak yang semua keluarganya sudah tewas, dan ia sendiri tidak mengetahui apapun juga tentang kemarahan kesemuanya paduka! itu! Hentikanlah Lupakan

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 10 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 78 -----------------------------------------------------------------------------------

perbuatan jahat kakeknya yang memang jahat itu, dan kasihanilah anak bayi ini! Arjuna berdiri terpaku, wajahnya suram menunjukkan kesedihan yang teramat sangat. Pikirannya melayang-layang mengenangkan Gndhr dan raja Dhtarra. Kemudian ia sadar, tersentak dan berkata : Ah, Duryodhana yang jahat itu telah menyebabkan semuanya ini terjadi! Dia yang tamak dan sombong itu! Dialah yang mendorong aku melakukan pembunuhan di antara sanak keluarga sendiri! Banyak sekali sanak saudaraku yang telah kuantar sendiri ke alam Yama! Setelah mengucapkan kata-kata itu, Arjuna lalu menghibur saudara sepupunya serta menyerukan perdamaian! Dipeluknya saudaranya dengan kasih sayang dan disuruhnya kembali ke istana. Dusalapun menyerukan kepada pasukan Saindhawa untuk menghentikan

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 11 of 12

Aswamedha Parwa Bagian Ke 78 -----------------------------------------------------------------------------------

pengepungan memerintahkan

terhadap kepada

Arjuna mereka

dan agar

menghormati Prtha yang datang berkunjung itu. Permaisuri yang cantik itu lalu kembali ke istana. Setelah semua kembali ke tempat masing-masing, Arjuna melanjutkan perjalanannya mengikuti kuda yang dilepas itu kemanapun kuda itu melangkahkan kakinya untuk mencari makanannya. Ia terus saja mengikuti kuda itu, seperti Pinaka di jaman purba, yang tidak pernah berhenti mengejar rusa buruannya sampai jauh ke angkasa!

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 12 of 12

You might also like

  • Lontar Tatwa Ngemban Wong Bobot
    Lontar Tatwa Ngemban Wong Bobot
    Document63 pages
    Lontar Tatwa Ngemban Wong Bobot
    Gusti Arya Yunedi
    100% (1)
  • Makalah SENAM AEROBIK
    Makalah SENAM AEROBIK
    Document9 pages
    Makalah SENAM AEROBIK
    Gusti Arya Yunedi
    100% (1)
  • Ganesya, Anak Bekepala Gajah
    Ganesya, Anak Bekepala Gajah
    Document2 pages
    Ganesya, Anak Bekepala Gajah
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Tips Untuk Coelogyne Berbunga
    Tips Untuk Coelogyne Berbunga
    Document1 page
    Tips Untuk Coelogyne Berbunga
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Candi Dukuh
    Candi Dukuh
    Document5 pages
    Candi Dukuh
    sutisnagustikomang
    No ratings yet
  • Candra Sengkala
    Candra Sengkala
    Document5 pages
    Candra Sengkala
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Bunga Balon
    Bunga Balon
    Document2 pages
    Bunga Balon
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Costus Woodsonii
    Costus Woodsonii
    Document7 pages
    Costus Woodsonii
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Mahoni
    Mahoni
    Document4 pages
    Mahoni
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Pisang Cavendish
    Pisang Cavendish
    Document5 pages
    Pisang Cavendish
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Tanaman Pemakan Serangga DROSERA CAPENSIS
    Tanaman Pemakan Serangga DROSERA CAPENSIS
    Document3 pages
    Tanaman Pemakan Serangga DROSERA CAPENSIS
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Coelogyne
    Coelogyne
    Document3 pages
    Coelogyne
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Bambu
    Bambu
    Document2 pages
    Bambu
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Buah Kesemek
    Buah Kesemek
    Document6 pages
    Buah Kesemek
    Gusti Arya Yunedi
    0% (1)
  • Kebutuhan Nutrisi Remaja
    Kebutuhan Nutrisi Remaja
    Document1 page
    Kebutuhan Nutrisi Remaja
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • GANDAWATI
    GANDAWATI
    Document3 pages
    GANDAWATI
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Batang Tumbuhan
    Batang Tumbuhan
    Document3 pages
    Batang Tumbuhan
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Buah Maja
    Buah Maja
    Document6 pages
    Buah Maja
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Gardapati
    Gardapati
    Document2 pages
    Gardapati
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Anggur
    Anggur
    Document5 pages
    Anggur
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Apokat
    Apokat
    Document5 pages
    Apokat
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Bunga Matahari
    Bunga Matahari
    Document3 pages
    Bunga Matahari
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Asam Jawa
    Asam Jawa
    Document2 pages
    Asam Jawa
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • GANESA
    GANESA
    Document2 pages
    GANESA
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Akasia
    Akasia
    Document3 pages
    Akasia
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Gandabayu
    Gandabayu
    Document2 pages
    Gandabayu
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • WASUKUNTI
    WASUKUNTI
    Document2 pages
    WASUKUNTI
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Gagarmayang
    Gagarmayang
    Document3 pages
    Gagarmayang
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Gandamana
    Gandamana
    Document3 pages
    Gandamana
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • GAGAKBAKA
    GAGAKBAKA
    Document2 pages
    GAGAKBAKA
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet