You are on page 1of 10

Aswamedha Parwa Bagian Ke 82 -----------------------------------------------------------------------------------

Bagian Ke Delapanpuluh Dua

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 1 of 10

Aswamedha Parwa Bagian Ke 82 -----------------------------------------------------------------------------------

Kuda

kurban

itu

setelah

melakukan

pengembaraan di seluruh daratan yang dibatasi lautan, lalu mengarahkan langkahnya kembali ke Hastin. Arjuna tetap menjaga dengan mengikutinya dari belakang. Dalam perjalanan kembali itu, pada suatu hari, kuda itu memasuki wilayah kerajaan Rjagha. Setelah mengetahui bahwa Arjuna telah memasuki wilayah itu, raja di wilayah itu, yaitu putra Sahdewa yang sangat pemberani menantang Arjuna untuk bertanding. Putra Sahdewa itu, Meghasandhi keluar dari istana mengendarai kereta perang lengkap dengan persenjataan serta dilengkapi dengan alat pelindung panah. Ia bergegas maju ke lapangan untuk menghadapi Arjuna yang pada waktu itu sedang berjalan kaki. Setelah berhadap-hadapan dengan Dhanajaya, Meghasandhi dengan sikap ke kanak-kanakan mengucapkan kata-kata

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 2 of 10

Aswamedha Parwa Bagian Ke 82 -----------------------------------------------------------------------------------

berikut : Kuda paduka ini rupa-rupanya sudah mengembara ke berbagai tempat di dunia ini. Tetapi sayang, kuda ini hanya dikawal oleh kaum wanita saja! Karena itu saya akan mengambil kuda itu! Cobalah kalian merampasnya kembali! Demikian anak muda itu berkata dengan congkaknya. Selanjutnya ia mengatakan : Meskipun ayahku tidak mengajar kalian berperang, tapi sudahlah! Barang kali aku sendirilah yang akan mendapat kehormatan untuk mengajarkan ilmu keperwiraan itu kepada kalian! Majulah, coba! Hantamlah aku ini, biar dapat kuperlihatkan kembali! bagaimana Arjuna caranya tersenyummenghantam

senyum mendengarkan ucapan raja yang sangat ke kanak-kanakan itu. Kemudian Arjuna lalu menjawab, katanya : Tugas yang dibebankan kepada diriku ini oleh saudaraku tertua adalah untuk menghadapi raja-raja yang berani

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 3 of 10

Aswamedha Parwa Bagian Ke 82 -----------------------------------------------------------------------------------

menentang perjalananku. Tentu paduka O raja, sudah mendengar tentang tugasku itu! Hai anak muda, paduka hantamlah diriku ini dengan sepenuh kekuatan yang paduka miliki! aku yang tua tidak akan marah! Dengan sigapnya raja Mgadha Serangan bagaikan lalu pertama Indra melancarkan itu yang sedemikian bermata serangan hebat, seribu menghujankan anak panah ke arah Arjuna.

mencurahkan hujan teramat lebat ke permukaan bumi. Arjuna terkejut! Tidak disangka akan mendapat serangan permulaan sehebat itu. Tetapi dengan lincahnya ia menghindarkan diri dan dalam sekejap, panah-panahnyapun keluar dari mengalir menyembur-nyembur

senjata Gandhiwa yang selalu dipegangnya. Semua panah raja Mgadha dapat ditangkis dan runtuh ke tanah. Kini serangan dilancarkan oleh pahlawan berbendera lukisan kera, dengan

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 4 of 10

Aswamedha Parwa Bagian Ke 82 -----------------------------------------------------------------------------------

menembakkan ribuan panah berpijar seperti beribu-ribu ekor ular sedang menyambarnyambar mangsanya. Panah-panah itu diarahkan ke tiang bendera, bendera, kereta, tiang-tiang pada kereta, tempat kuda dan kuda. Sengaja panah-panah itu tidak diarahkan ke arah kusir kereta serta raja yang menjadi lawannya kali ini. Prtha sudah termashur mampu membidik baik dengan tangan kanan maupun dengan tangan kiri. Bidikan-bidikannya tidak pernah meleset. Walaupun demikian, ia tidak akan membidik secara kejam untuk sekaligus mengenai badan musuhnya. Akan tetapi raja muda itu telah salah menduga. Ia menyangka bahwa kekuatan tubuhnyalah yang telah melindungi dirinya hingga semua panah yang di lepaskan oleh Arjuna itu menyimpang dari tubuhnya sendiri. Sungguh suatu dugaan yang didasari oleh kesombongan yang kekanak-kanakan. Raja

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 5 of 10

Aswamedha Parwa Bagian Ke 82 -----------------------------------------------------------------------------------

Mgadha itu tidak pernah menduga kalau Arjuna memang sengaja tidak membidik setepatnya. Dan raja yang masih muda itu tetap menghantam lurus-lurus untuk mencelakakan Arjuna. Hujan panah tak henti-hentinya menuju ke bagianbagian penting tubuh Arjuna dan beberapa pucuk panah telah berhasil menembus tubuhnya. Pada saat itu. Arjuna nampak bersinar kemilauan bagaikan kumbang Palasa yang berkeliaran di musim semi. Sesungguhnyalah Arjuna tidak bermaksud melukai raja muda dari Mgadha itu, apalagi membunuhnya ! Tetapi tidak demikian halnya dengan raja yang belum dewasa ini. Raja itu menghantam Arjuna sejadi-jadinya. Panahnya menyambar-nyambar dan berbahaya sekali. Dhanajaya kecewa menyaksikan raja muda yang nampaknya haus darah ini. Karena itu ia bertekad untuk memberikan pelajaran kepadanya. Arjuna menarik tali busur dengan

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 6 of 10

Aswamedha Parwa Bagian Ke 82 -----------------------------------------------------------------------------------

kekuatan sepenuhnya dan dihantamnya kuda penarik kereta dan juga kepala dari kusir keretanya hingga menemui ajalnya. Dan selanjutnya, dengan sebuah panah tajam ia memotong busur panah yang sangat indah kepunyaan Meghasandhi dan akhirnya dihantamnya alat pelindung yang terbuat dari kulit itu. Sambaran panah-panah Arjuna itu bagaikan kilatan-kilatan halilintar yang tak mungkin dapat dielakkan. Semuanya mengenai sasaran dengan tepat. Akhirnya Arjuna menutup serangan-serangan itu dengan menghancurkan bendera serta tiang bendera hingga berkepingkeping. Raja Mgadha itu dilucuti sedemikian rupa, kuda, kusir dan bahkan senjata yang dipegangnya telah hancur. Namun semangat bertempur raja ini sungguh luar biasa. Ia melompat turun dari keretanya, memegang senjata gada dan menerjang putra Kunt. Arjuna

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 7 of 10

Aswamedha Parwa Bagian Ke 82 -----------------------------------------------------------------------------------

mengelak dan membalas serangan-serangan itu dengan tidak memberikan sedikitpun peluang kepada raja yang sudah memuncak dilakukan kemarahannya. Serangan-serangan

bertubi-tubi secara membabi buta. Gada yang dipegangnya itu besar dan kuat serta berlapis emas. Pada suatu saat, ketika gada itu di angkat untuk dihantamkan, tiba-tiba gada itupun hancur terkena hantaman panah Arjuna. Gada itu terpental dan tergolek diatas tanah bagaikan ular betina tak berdaya. Demikianlah raja muda itu sudah dilucuti habis-habisan. Semua alat-alat perang yang diandalkan, kereta, panah dan gadanya musnah semua. Sedikitpun Arjuna tidak bermaksud melukai tubuh lawannya itu Pahlawan bangsa Kuru yang benderanya berlambangkan kera, Arjuna yang cerdas itu lalu menghibur lawannya dengan

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 8 of 10

Aswamedha Parwa Bagian Ke 82 -----------------------------------------------------------------------------------

ucapan sebagai berikut: Wahai ananda, cukup sudah paduka memperlihatkan ketangguhan sebagaimana layaknya seorang katriya. Sekarang kembalilah ke istana ! Ananda sudah memberikan perlawanan luar biasa pada usia sedemikian muda. Perintah yang kuterima dari raja Yudhihira adalah tidak boleh membunuh raja-raja O raja yang muda menentang tidak aku di dalam menjalankan tugas ini. Itulah sebabnya paduka dibunuh, meskipun sebenarnya, melihat caramu bertanding yang keterlaluan itu, demikian juga penghinaanpenghinaan yang ananda lontarkan terhadapku, kamu pantas menerima hukuman seberatberatnya ! Setelah mendengar ucapan Arjuna itu, raja Mgadha menganggap dirinya sudah dikalahkan dan bersamaan dengan itu juga diampuni. Ia menyadari hal itu, lalu dengan lambat-lambat mendekati Arjuna dan bersujud di

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 9 of 10

Aswamedha Parwa Bagian Ke 82 -----------------------------------------------------------------------------------

hadapannya serta berkata : Hamba telah paduka kalahkan ! Diberkahilah kiranya paduka ! Hamba tidak akan mengangkat senjata lagi. Perintahkanlah apa yang harus hamba lakukan sekarang ! Dengan lemah lembut Arjuna menghibur raja yang sudah menyerah ini : Ananda datanglah untuk menghadiri upacara Kurban Kuda yang puncak upacaranya akan dilangsungkan pada hari purnama bulan Chaitra yang akan datang ! Putra Sahdewa menyembah dan mengucapkan kata-kata berikut Semoga demikianlah hendaknya !. Setelah mengucapkan kata-kata itu, raja muda itu lalu memuji-muji kehebatan kuda yang akan dijadikan kurban itu. Selanjutnya ia memberi salam kepada para Katriya yang mengiringkan perjalanan Arjuna dan terakhir, sekali lagi ia menyembah di hadapan Arjuna dan segera kembali ke istananya.

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 10 of 10

You might also like