You are on page 1of 35

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN SISTIM NEUROLOGI

DISAMPAIKAN OLEH

NISOFA

Asuhan Keperawatan pada pasien Cidera Kepala


Definisi

Asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien dengan kejang ( convulsion ) Definisi kejang Spasme kuat dengan kontraksi dan relaksasi otot yang silih berganti, yang disebabkan oleh penyebab dari otak maupun diluar otak

Merupakan akibat dari pembebasan listrik yang tidak terkontrol dari sel sel kortek cerebral yang ditandai dengan serangan tiba tiba, terjadi penurunan kesadaran, aktifitas motorik atau ganguan sensori

1.

2.

3. 4.

Fase prodomal : perubahan alam perasaan atau tingkah laku yang mengawali kejang Fase Aura : awal dari munculnya kejang yang ditandai : gangguan penglihatan, pendengara dan rasa raba Fase iktal : fase kejang Fase Posiktal : kekacauan mental, somnolen dan peka rangsang yang terjadi sesudah kejang

Fase aktifitas kejang ada 4

1.
2.

3. 4.

5.

6.

Obat obatan : over dosis obat, alkohol Ketidakseimbangan kimia : hiperkalemia, hipoglikemia dan asidosis Demam Patologi otak akibat cidera kepala, trauma, infeksi, peningkatan tekanan intracranial, perdarahan intracranial Eklamsia Idiopatik : tidak diketahui penyebabnya

Penyebab kejang ada 6 kelompok besar

Patofisiologi kejang
1.

Karena berbagai penyebab : hipokalemia, hiperglikemia, infeksi, asidosis dan deman mengakibatkan sel sel saraf tertentu melepas dan mengeluarkan impuls secara mendadak, mengakibatkan bangkitan kontraksi otot. 2. Ion listrik dalam dan diluar sel yang berperan adalah ion Natrium dan kalium.

Patofisiologi kejang

3. Timbulnya aktifitas listrik abnormal ini juga menyebabkan gangguan sensasi, kehilangan kesadaran dan fungsi psikis, gangguan motorik dan bangkitan kontraksi otot. 4. Jadi adanya kejang berarti SSP ikut terkena penyakit

KLASIFIKASI KEJANG
Secara umum terbagi menjadi 2 - Konvulsi akut / non recuren Konvulsi kronis / recuren
Konvulsi akut Merupakan konvulsi yang sering terjadi pada neonatus. Seluruh tipe konvulsi pada anak dapat merupakan manifestasi sementara penyakit akut yang melibatkan otak
1.

Konvulsi kronis / recuren/ epilepsi


Ada 10 jenis epilepsi 1. Idiopatik 2. Organik 3. Tonik klonik 4. Petitmal 5. Psikomotorik 6. Partial fokal 7. Mioclonik infantil 8. MIoclonik akinetik 9 Kejang Noctural 10.Kejang induksi

Mengapa kejang merupakan kegawatan sistim saraf ?


Kejang yang terjadi terus menerus ( Status convulsivus ) merupakan kedaruratan neurologik karena berpotensi mengandung bahaya terhadap fungsi vital dan kerusakan otak yang permanen serta kematian. Pada kejang yang terus menerus bisa menganggu sistim pernafasan, sirkulasi dan kimia darah yang bisa memperburuk kondisi pasien Kerusakan otak terjadi sejak 2 3 kejang yang pertama Bangkitan kejang yang berlangsung lebih dari 20 menit, mengurangi tekanan parsial oksigen didalam otak, sehingga terjadi kekurangan oksigen dan akan memperparah kerusakan otak Kejang terus menerus yang berlangsung lebih dari 60 menit akan mengakibatkan kerusakan otak yang permanen. Semakin lama bangkitan kejang berlangsung, akan semakin sulit untuk mengobatinya

1. 2.

3.

Odema serebri dn kerusakan otak permanen Komplikasi metabolik sekunder sesudah terjadi kejang > 60 menit, yaitu : Asidosis asam lactat dan peningkatan tekanan intracranial, hiperglikemia pada awal selanjutnya terjadi hipoglikemia, hipertermia, diaporesis, tachicardia, hipertensi pada akhirnya hipovolemik dan shock Kontraksi otot yang berlebihan mengakibatkan miolisis dan mioglobinuria yang mengakibatkan nekrosis nefron di ginjal yang mengakibatkan gagal ginjal.

Efek sekunder pada kejang yang terus menerus

4. Spasme otot dada yang berlebihan menghambat pernafasan yang mengaskibatkan apnea dan hipoksia juga menghambat sirkulasi 5. Spasme otot abdomen juga mengakibatkan tekanan intraabdominal meningkat sehingga mempermudah terjadinya aspirasi 6. Pada tingkat akhir mengakibatkan gagal sistim pernafasan, sirkulasi dan ginjal.

Penatalaksanaan Kejang
Tindakan Umum 1. Menilai fungsi pernafasan dan sirkulasi Jaga jalan nafas, bersihkan lendir,sisa makanan dimulut, pasang orofaringeal tube Beri oksigen Bila pasien shock atau hipoksia lakukan resusitasi

Penatalaksanaan

2. Pasang IV line 3. Ambil pemeriksaan darah, Cek Nilai darah lengkap, serum elektrolit, osmolaritas plasma, glukosa, ureum, analisa gas darah dan kadar obat yang biasa dikonsumsi. 4. Pantau status pernafasan, nadi, tekanan darah, EEG

Tindakan Khusus dan obat obatan


1. 2. 3.

4.

5.

Berikan obat obatan anti kejang. Syarat obat anti kejang : Lewat IV atau perectal. Daya kerja cepat sampai ke otak Berpengaruh minimal terhadap penurunan kesadaran Efek samping minimal terhadap sistim pernafasan dan cardiovasculer Kadar obat dalam darah dapat diperiksa

Obat anti kejang

1. Kondisi gawat daurat Diazepam Tiopental 2. Obat yang lain Fenobarbital ( luminal ) Difenilhidantoin ( Dilantin ) Magnetsium sulfat

Diazepam

Merupakan obat sedasi dan anti konvulsan yang efektif dengan batasan keamanan yang lebar. Durasi 3 5 menit Onset 1 menit mencapai otak, menurun setelah 15 menit Dosis IV 10 mg diulang tiap 10 60 menit. Dosis Maintenance 100 mg/500 ml dektrose, diberikan 40 ml/jam Pada anak bisa mengunakan per rectal, dengan dosis 0,25 0,5 mg/kg bb. Kelemahan obat ini daya kerjanya makin lama makin lemah atau tidak berefek sama sekali.

Tiopental

Merupakan obat anti kejang, obat induksi anestesi dan brain protektor Onset 30 detik Durasi 5 15 menit Dosis 5 7 mg/kg bb Dosis pemeliharaan 4 mg/kg/jam Keunggulan obat ini bersifat brain protektor, yaitu menaikan toleransi otak terhadap hipoksia, henti jantung, mengurangi edema serebri dan peningkatan tekanan intracranial.

Tindakan supportif yang lain:


1.

2.
3. 4.

Pengendalian nafas Mengendalikan suhu Koreksi kelainan metabolik Pencegahan dan mengobati odema serebri

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN STROKE

Definisi Suatu istilah klinis dari gangguan fungsi otak yang mendadak, terjadi bila terhenti atau gagalnya pasokan darah ke otak, atau sebagai akibat pecahnya pembuluh darah otak. Dalam hitungan detik ke menit, sel otak akan segera mati .

Stroke atau serangan otak

Terdapat kelainan patologis dari sistim pembuluh darah di otak. Kondisi ini menyebabkan robekan pembuluh darah dan perdarahan di otak.

Penyebab Stroke
1.

2.

3. 4.

Infark otak ( 80 % ) Perdarahan intra serebral ( 15 % ), misalnya akibat hipertensi, Malformasi arteri dan angiopati Perdarahan Sub aracnoih ( 5 % ) Penyebab lain ( yang dapat menimbulkan infark atau perdarahan )

Faktor resiko

1. Yang tidak dapat diubah - usia - Jenis kelamin - Riwayat keluarga - Riwayat TIA dan stroke - Riwayat penyakit jantung koroner

Faktor resiko

Yang bisa diubah Hipertensi Merokok DM Penyalahgunaan alkohol Dislipidemia Obat kontrasepsi oral

Manifestasi klinik stroke akut


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

8.
9.

Kelumpuhan wajah atau angauta badan ( hemiparese ) yang timbul mendadak Gangguan sesibilitas pada satu atau lebih angauta badan ( Hemisensorik ) Perubahan mendadak pada status mental ( binggung, delirium, letargi, stupor dan koma ) Afasia ( bicara tidak lancar, kurang ucapan, kesulitan memahami ucapan ) Disatria ( bicara pelo atau cadel ) Gangguan penglihatan dan diplopia Ataksia Vertigo, mual dan muntah Nyeri kepala berat

Manifestasi Klinik
Stroke ischemia kesadaran tidak menurun, kecuali bila ada emboli yang besar Terjadi pada usia > 50 tahun Ada gejala prodomal

Manifestasi klinik
Perdarahan intraserebral - Nyeri kepala akibat hipertensi - Serangan saat aktifitas atau emosi - Mual dan muntah - Hemiparese/ hemiplegi - kesadaran turun sampai koma

Manifestasi klinik

Perdarahan Sub aracnoid Nyeri kepala hebat Kesadaran turun Edema papil Ada tanda dangejala rangsangan meningeal

Diagnosa medis

1. Pemeriksaan fisik dan neurologi 2. Sistim score untuk menentukan jenis stroke 3. CT scan : untuk membedakan infark dan perdarahan 4. MRI : mendeteksi infack sejak dini

Penatalaksanaan secara umum


1.

2.
3. 4. 5. 6. 7. 8.

Penatalaksanaan di inntalasi Gawat Darurat Penatalaksanaan yang tepat, cepat dan cermat memegang peranan penting dalam menentukan hasil akhir Tindakan Pertahankan airway-breathing-sirkulasi Bila kesadaran koma atau stupor pasang endotracheal tube Pasang IV line, pakai cairan isotonis : NS 0,9% Beri Oksigen nasal canule 2 5 liter/menit Puasakan 24 jam Rekam EKG Foto thorax Cek laboratorium : kadar gula darah, elektrolit, ureum,creatinin

Prinsip Penatalaksanaan Stroke Ischemik


Mencegah trombus dengan pemberian rt-PA 2. Mencegah perburukan neurologis yang berhubungan dengan stroke yang masih bisa berkembang ( jendela terapi sampai 72 jam ) 3. Mencegah stroke berulang dalam 30 hari sejak stroke pertama 4. Pertimbangkan konsul bedah saraf untuk dekompresi pada pasien infark luas 5. Tekanan darah yang tinggi tidak boleh cepat cepat diturunkan, karena memperluas infark dan perburukan neurologis. Aliran darah yang meningkat dapat bermanfaat bagi daerah otak yang mendapatkan perfusi. Tetapi tekanan yang terlalu tinggi mengakibatkan perdarahan dan meningkatkan odema serebri. Maka penatalaksanaan hipertensi pada stroke iscemik adalah: Harus memenuhi syarat dibawah ini
1.

Jika terdapat : Iskemia Miocard akut Edema paru Hipertensi Maligna ( ada retinopaty ) Nefropaty hipertensi SBP > 220 mmHg Diastolik > 120 mmHg MAP > 140 mmHg Penurunan hipertensi tidak boleh terlalu cepat, tekanan darah diturunkan hanya 20 % dari tekanan darah sebelumnya.

Syarat terapi Hipertensi Pada Stroke ischemik

Penatalaksanaan Stroke Hemoragik / perdarahan


1. 2.

3.

4.

5. 6.

Singkirkan kemungkinan koagulopaty Kendalikan hipertensi: berlawanan dengan stroke karena infark, terapi hipertensi untuk mencegah terjadinya odema serebri menjadi lebih parah. Pertimbangkan bedah saraf bila ada perdarahan di serebelum dengan diameter perdarahan > 3 cm atau volume > 50 ml untuk upaya dekompresi. Berikan Manitol untuk pasien dengan koma dalam atau ada tanda tanda peningkatak tekanan intracranial dan ancaman herniasi. Berikan Penitoin untuk mencegah terjadinya kejang. Berikan cairan dan Obat Nimodipin untuk mencegah spasme pembuluh darah

Perawatan secara umum


1. 2. 3. 4. 5. 6.

7.

8.

Angka kematisn stroke berkaitan dengan dengan komplikasi non neurologi yang dapat dicegah dengan perawatan : Hindari demam Berikan nutrisi adekuat, pemberian nutrisi enteral lebih baik dari pada perenteral. Hindari terjadinya aspirasi Beri cairan intravena untukmencegah dehidrasi dan hindari pemberian cairan isotonik untuk mencegah terjadinya odema serebri Hindari Hiperglikemia atau hipoglikemia Lakukan fisioterapi dada untuk mencegah atelektasis paru . Lakukan mobilisasi fisik tiap 2 jam pada pasien yang tidak sadar untuk mencegah dekubitus, lakukan latihan gerak sendi untuk mencegah kontraktur sendi Neurorestorasi dini : stimulasi sensorik, kognitif, memori, bahasa, emosi dan visualisasi harus dilakukan sedini mungkin untuk mempercepat kembalinya fungsi otak yang terganggu. Depresi dan amnesia harus segera diatasi Perawatan kandung kemcing

Pencegahan Terjadinya serangan stroke


Pencegahan Gaya hidup bebas stroke - hindari rokok, stres mental, alkohol, kegemukan, konsumsi garam berlebihan - Mengurangi konsumsi kolesterol dan lemak - Kendalikan hipertensi, DM, Penyakit jantung, arteroskerosis - Olahraga teratur

You might also like