You are on page 1of 25

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dicantumkan dalam Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang penggunaannya ditetapkan dalam Permen 24 Tahun 2006. Mata Pelajaran Kimia bertujuan agar peserta didik menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan YME, memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerjasama dengan orang lain, memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen, meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang dapat bermanfaat dan juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat, memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi. Mata pelajaran Kimia di SMA/MA merupakan kelanjutan IPA di SMP/MTs yang menekankan pada fenomena alam dan pengukurannya dengan perluasan pada konsep abstrak yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut: konsep asam basa, teori-teori asam basa, kekuatan asam basa, serta reaksi-reaksi asam basa.

B. Deskripsi Singkat Mata diklat ini membahas tentang Pendalaman Materi Kimia yang meliputi Teori-teori Asam Basa, Kekuatan Asam Basa, dan Reaksi-Reaksi Asam Basa melalui penyampaian teori.

Pendalaman Materi Kimia

C. Manfaat Modul ini bermanfaat bagi para PNS yang mengikuti diklat teknis pendidikan untuk menambah wawasan, memahami dan mampu mengaplikasikan pendalaman materi Kimia.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Kompetensi Dasar

: Setelah mengikuti mata diklat ini peserta dapat mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan

2. Indikator Keberhasilan

: Peserta mampu menjelaskan Teori-Teori Asam Basa, Kekuatan Asam Basa, serta ReaksiReaksi Asam Basa dan Ciri-Cirinya.

E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok 1. Materi Pokok a. Teori-Teori Asam Basa b. Kekuatan Asam Basa c. Reaksi-Reaksi Asam Basa dan Perhitungannya 2. Sub Materi Pokok 1.1 Teori Asam Basa Arrhenius dan pH Larutan 1.2 Teori Asam Basa Bronsted Lowry 1.3 Teori Asam Basa Lewis 2.1 Hubungan Keelektrolitan dan Kekuatan Asam Basa 2.2 Hubungan pH Larutan dan Kekuatan Asam Basa

Pendalaman Materi Kimia

2.3 Derajat Disosiasi dan Perhitungan [H+] dan [OH-] 3.1. Reaksi-Reaksi Asam Basa 3.2. Perhitungan Stoikiometri Reaksi Asam Basa

F. Petunjuk Belajar Untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal peserta perlu mengikuti beberapa petunjuk, antara lain sebagai berikut : 1. Peserta diklat memahami modul pembelajaran agar mengerti pokok bahasan, sub pokok bahasan, kompetensi dasar serta indikator hasil belajar. 2. Peserta harus membaca modul agar dapat memahami materi dengan baik.

Pendalaman Materi Kimia

BAB II TEORI-TEORI ASAM BASA

Indikator Keberhasilan: Peserta mampu menjelaskan teori-teori asam basa

A.

Teori Asam Basa Arrhenius dan pH Larutan Pengertian asam dan basa yang modern mula-mula dikemukakan oleh

Svante Arrhenius pada tahun 1887. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang bila dilarutkan dalam air akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion hidrogen [H+] sebagai satu-satunya ion positif. Sementara itu, basa didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion-ion hidroksida [OH-] sebagai satu-satunya ion negatif. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa asam adalah senyawa yang mengandung ion hidrogen dengan satu atau lebih unsur lain dan basa merupakan senyawa yang mengandung ion hidroksida dengan satu atau lebih unsur lain. a) Asam Berdasarkan banyaknya ion hidrogen yang dihasilkan maka larutan asam dapat dibagi menjadi asam monobasis dan asam polibasis 1) Asam monobasis (berbasa satu) adalah asam yang dalam larutan air akan menghasilkan satu ion hidrogen (H+). Contohnya adalah: HCl(aq) asam klorida CH3COOH(aq) asam asetat H+(aq) H+(aq) + Cl (aq) ion klorida CH3COO-(aq) ion asetat

ion hidrogen +

ion hidrogen

Pendalaman Materi Kimia

2) Asam polibasis (berbasa banyak) adalah asam yang dalam larutan air menghasilkan lebih dari satu ion hidrogen (H+). Contohnya adalah: H2SO4(aq) asam sulfat HSO4(aq) ion hidrogen H+(aq) ion hidrogen H+(aq) sulfat ion + + HSO4 (aq) ion hidrogensulfat SO4(aq) hidrogen ion sulfat

Asam monobasis dan polibasis disebut juga asam monoprotik dan poliprotik. Dalam keadaan sebenarnya, ion hidrogen tidak dapat berdiri bebas. Dalam larutan air, ion hidrogen (H+) akan berikatan secara koordinasi dengan molekul air (H2O) menjadi ion hidronium (H3O+). H+(aq)+ H2O(l) sebagai berikut: HCl(aq) + H2O(l) CH3COOH(aq) + H2O(l) H2SO4(aq) + 2H2O(l) b) Basa Seperti halnya larutan asam, larutan basa juga dibagi menjadi basa monoasidik dan poliasidik. Pembagian ini menunjukkan sifat keasaman (hidroksitas) suatu basa. 1) Basa monoasidik yaitu basa yang dalam larutan air menghasilkan NaOH(aq) natrium hidroksida Na+(aq) ion natrium NH4+ (aq) ion amonium + OH-(aq) ion hidroksida OH- (aq) ion hidroksida H3O+(aq) + Cl-(aq) H3O+(aq) + CH3COO-(aq) 2H3O+(aq) + SO42- (aq) H3O+(aq) Dengan demikian, reaksi ionisasi dalam contoh tersebut di atas dituliskan

NH4OH(aq) amonium hidroksida

Pendalaman Materi Kimia

2) Basa poliasidik, yaitu basa yang dalam larutan air menghasilkan lebih dari satu ion hidroksida (OH-) Contohnya adalah: Ca(OH)2(aq) kalsium hidroksida Ca2+(aq) ion kalsium + 2OH- (aq) ion hidroksida

Berdasarkan sifat-sifat ion di atas, maka reaksi antara ion H+ dan OH- dapat membentuk H2O. Proses ini disebut dengan netralisasi. pH Larutan Pada pembahasan asam basa Arrhenius, kita telah mempelajari penggunaan H+ dan OH- untuk menjelaskan pengertian asam-basa. Selain menjelaskan pengertian asam basa H+ dan OH- juga dapat digunakan untuk menerangkan derajat keasaman atau kebasaan larutan asam basa. Semakin besar konsentrasi H+, semakin besar sifat asamnya. Sebaliknya, semakin besar konsentrasi OH-, semakin besar sifat basanya. Namun, pernyataan kekuatan asam atau kekuatan basa menggunakan [H+] dan [OH-] memberikan angka yang nilainya sangat kecil dan cara penulisannya tidak sederhana. Untuk menghindari kesulitan-kesulitan yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan angka-angka yang tidak sederhana ini, pada 1909, Soren Peter Lauritz Sorensen (1868-1939), seorang ahli biokimia dari Denmark mengajukan penggunaan istilah pH. Angka pH suatu larutan menyatakan derajat atau tingkat keasaman larutan tersebut. Nilai pH diperoleh sebagai hasil negatif logaritma 10 dari konsentrasi ion H+. Dengan demikian, untuk larutan asam berlaku: pH = - log [H+] Analog dengan pH, untuk larutan basa berlaku pOH = - log [OH-]

Pendalaman Materi Kimia

B.

Teori Asam Basa Bronsted-Lowry Pada tahun 1923, Johanes Bronsted dan Thomas Lowry mengemukakan

bahwa reaksi asam dan basa dapat dipandang sebagai reaksi transfer proton, dan asam-basa dapat didefinisikan dalam bentuk transfer proton. Menurut teori asam-basa Bronsted-Lowry, suatu asam adalah spesi yang memberikan (donor) proton, sedangkan basa adalah yang bertindak sebagai penerima (akseptor) proton dalam suatu reaksi transfer proton. Pada reaksi asam Basa Bronsted-Lowry, terdapat dua pasangan asam basa. Pasangan pertama merupakan pasangan antara asam dengan basa

konjugasi (yang menyerap proton); dalam hal ini ditandai dengan Asam-1 dan Basa-1. Pasangan kedua adalah pasangan antara basa dengan asam konjugasi (yang memberi proton); dalam hal ini ditandai dengan Basa-2 dan Asam-2. Rumusan kimia pasangan asam-basa konjugasi hanya berbeda satu proton (H+). Perhatikan contoh-contoh berikut. Asam-1 HCl H2O CH3COOH HNO2 + + + + + Basa-2 NH3 CO3 H2O CH3COOH Basa-1 ClOHCH3COONO2+ + + +
+

Asam-2 NH4+ HCO3H3O+ CH3COOH2+

Teori tersebut bertentangan dengan yang dikemukakan Arrhenius, yakni bahwa jika ada senyawa yang bersifat asam (menghasilkan ion H+) tidak

memiliki hubungan dengan senyawa lain yang bersifat basa (menghasilkan OH-). Sekarang dapat diungkapkan beberapa cara yang menunjukkan bahwa model asam-basa menurut Bronsted-Lowry lebih luas cakupannya dibandingkan model dari Arrhenius. Menurut model Bronsted-Lowry : Basa adalah spesi akseptor proton, misalnya ion OH-. Asam dan basa dapat berupa ion atau molekul. Reaksi asam-basa tidak terbatas pada larutan air.

Pendalaman Materi Kimia

Beberapa spesi dapat bereaksi sebagai asam atau basa tergantung pada pereaksi Menurut Bronsted dan Lowry, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (donor ion H+), sedangkan basa adalah suatu zat yang dapat menerima proton (akseptor ion H+). Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa jika terdapat zat yang bersifat asam, harus terdapat zat yang bersifat basa, demikian pula sebaliknya. Hal ini sesuai dengan memberikan proton, yang memiliki pengertian tidak mungkin terjadi peristiwa memberikan proton jika tidak ada zat lain yang akan menerima proton tersebut.

C.

Teori Asam Basa Lewis Di tahun 1923 ketika Bronsted dan Lowry mengusulkan teori asam-

basanya, Lewis juga mengusulkan teori asam basa baru juga. Lewis, yang juga mengusulkan teori oktet, memikirkan bahwa teori asam basa sebagai masalah dasar yang harus diselesaikan berlandaskan teori struktur atom, bukan berdasarkan hasil percobaan. Teori asam basa Lewis: Asam: zat yang dapat menerima pasangan elektron. Basa: zat yang dapat mendonorkan pasangan elektron.

Semua zat yang didefinisikan sebagai asam dalam teori Arrhenius juga merupakan asam dalam kerangka teori Lewis karena proton adalah akseptor pasangan elektron . Dalam reaksi netralisasi proton membentuk ikatan koordinat dengan ion hidroksida. H+ + OH-

H2O

Situasi ini sama dengan reaksi fasa gas yang pertama diterima sebagai reaksi asam basa dalam kerangka teori Bronsted dan Lowry.

Pendalaman Materi Kimia

HCl(g) + NH3(g) pasangan elektron bebas atom nitrogen.

NH4Cl(s)

Dalam reaksi ini, proton dari HCl membentuk ikatan koordinat dengan

Keuntungan utama teori asam basa Lewis terletak pada fakta bahwa beberapa reaksi yang tidak dianggap sebagai reaksi asam basa dalam kerangka teori Arrhenius dan Bronsted Lowry terbukti sebagai reaksi asam basa dalam teori Lewis. Sebagai contoh reakasi antara boron trifluorida BF 3 dan ion fluorida F-. BF3 + FBF4-

Reaksi ini melibatkan koordinasi boron trifluorida pada pasangan elektron bebas ion fluorida. Menurut teori asam basa Lewis, BF3 adalah asam. Untuk membedakan asam semacam BF3 dari asam protik (yang melepas proton, dengan kata lain, asam dalam kerangka teori Arrhenius dan Bronsted Lowry), asam ini disebut dengan asam Lewis. Boron membentuk senyawa yang tidak memenuhi aturan oktet, dan dengan demikian adalah contoh khas unsur yang membentuk asam Lewis. Karena semua basa Bonsted Lowry mendonasikan pasangan elektronnya pada proton, basa ini juga merupakan basa Lewis. Namun, tidak semua asam Lewis adalah asam Bronsted Lowry sebagaimana dinyatakan dalam contoh di atas. Dari ketiga definisi asam basa di atas, definisi Arrhenius yang paling terbatas. Teori Lewis meliputi asam basa yang paling luas. Sepanjang yang dibahas adalah reaksi di larutan dalam air, teori Bronsted Lowry paling mudah digunakan, tetapi teori Lewis lah yang paling tepat bila reaksi asam basa melibatkan senyawa tanpa proton.

Pendalaman Materi Kimia

D. Rangkuman Menurut Arrhenius, Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H+, sedangkan Basa ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion OH-. Contoh: 1) HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq) 2) NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq) Menurut Bronsted-Lowry Asam ialah proton donor, sedangkan basa adalah proton akseptor. Contoh: 1) HAc(aq) + H2O(l) asam-1 basa-2 H3O+(aq) + Ac-(aq) asam-2 basa-1

HAc dengan Ac- merupakan pasangan asam-basa konjugasi. H3O+ dengan H2O merupakan pasangan asam-basa konjugasi. 2) H2O(l) + NH3(aq) asam-1 basa-2 NH4+(aq) + OH-(aq) asam-2 basa-1

H2O dengan OH- merupakan pasangan asam-basa konjugasi. NH4+ dengan NH3 merupakan pasangan asam-basa konjugasi. Teori asam basa Lewis menyatakan bahwa asam adalah zat yang dapat menerima pasangan elektron, sedangkan basa adalah zat yang dapat mendonorkan pasangan elektron.

E.

Latihan Jawablah pertanyaan ini dengan benar? 1. Apa yang anda ketahui tentang asam dan basa? 2. Jelaskan teori asam basa yang dikemukakan oleh Arrhenius!

Pendalaman Materi Kimia

10

BAB III KEKUATAN ASAM BASA

Indikator Keberhasilan: Peserta mampu menjelaskan kekuatan asam basa

A. Hubungan Keelektrolitan dan Kekuatan Asam Basa Kekuatan larutan elektrolit dapat diuji dengan menggunakan alat penguji elektrolit. Larutan elektrolit kuat dapat diketahui dengan adanya nyala lampu dan gelembung gas. Adapun pada larutan elektrolit lemah, lampu tetap menyala, tetapi mungkin redup bahkan tidak menyala. Meskipun demikian, tetap terjadi gelembung gas. Hal yang sama terjadi pada larutan asam/basa kuat yang dapat diketahui dengan nyala lampu dan adanya gelembung gas. Adapun untuk larutan asam/basa lemah hanya terdapat gelembung gas dan lampu tidak menyala atau menyala redup. Asam kuat bereaksi dengan air menghasilkan larutan yang mengandung ion hidronium (H3O+) dan anion dari asam. Sebagai contoh, jika HCl dilarutkan dalam air, akan terbentuk ion H3O+(aq) dan Cl-(aq). Larutan asam kuat/basa kuat ini akan menghasilkan arus listrik, seperti halnya garam. Adapun asam lemah seperti asam asetat (CH3COOH) hanya menghasilkan gelembung gas atau lampu menyala, tetapi redup. Hal tersebut juga berlaku untuk basa lemah.

Pendalaman Materi Kimia

11

B.

Hubungan pH Larutan dan Kekuatan Asam-Basa Kekuatan asam basa dapat juga ditentukan dari pH larutan dengan

konsentrasi yang sama. pH asam kuat lebih kecil dibandingkan pH asam lemah, sedangkan pH basa kuat lebih besar dibandingkan dengan pH basa lemah. Asam kuat dalam air menghasilkan ion H+ secara sempurna sehingga memiliki harga pH kecil (berkisar 1-2). Adapun asam lemah dalam air menghasilkan ion H+ secara tidak sempurna sehingga memiliki pH besar (berkisar (3-5). Begitu juga basa kuat dalam air menghasilkan ion OH- secara sempurna sehingga memiliki harga pOH kecil (harga pH besar, yaitu berkisar 12-13). Basa lemah dalam air menghasil ion OH- secara tidak sempurna sehingga memiliki harga pOH besar (harga pH kecil, yaitu berkisar 9-11). Harga kisaran tersebut sangat bergantung pada konsentrasi senyawanya. C. Derajat Disosiasi dan Perhitungan [H+] dan [OH-] Kekuatan asam ditentukan oleh kemampuan menghasilkan ion H +. Semakin banyak ion H+ yang dihasilkan, semakin kuat sifat asamnya. Begitu juga kekuatan basa, sangat ditentukan oleh kemampuan menghasilkan ion OH-. Semakin banyak ion OH- yang dihasilkan, semakin kuat sifat basanya. Jumlah ion H+ atau ion OH- yang dihasilkan ditentukan oleh nilai derajat ionisasi (), yang dirumuskan sebagai berikut: = mol zat yang terionisasi mol zat yang dilarutkan Untuk asam/basa kuat Untuk asam/basa lemah : mendekati 1 :0<<1

a. Asam Kuat Asam kuat merupakan senyawa elektrolit kuat. Di dalam air, senyawa ini dapat menghasilkan ion H+ secara sempurna, yaitu seluruh molekul asam

Pendalaman Materi Kimia

12

membentuk ion. Jumlah mol zat yang terionisasi sama dengan jumlah mol zat mula-mula. Dengan demikian, harga derajat ionisasi sama dengan satu ( = 1). Dalam penulisan reaksi ionisasi asam kuat, digunakan satu anak panah yang menyatakan bahwa seluruh asam kuat terionisasi. Perhatikan reaksi berikut. HCl (aq) H2SO4 (aq) HClO4
(aq). +

H+ (aq) +

Cl- (aq)
(aq),

2H+(aq) + SO42-(aq) HI
(aq),

Contoh senyawa asam kuat lainnya adalah HBr

HNO3

(aq),

dan

Konsentrasi ion H yang dihasilkan dan koefisien senyawa asalnya. [H+] = a x Ma

Konsentrasi ion H+ dapat dihitung emnggunakan persamaan berikut.

Keterangan : a Ma b. Basa Kuat

= jumlah atom H yang dilepas = kemolaran asam

Basa kuat merupakan senyawa elektrolit kuat. Di dalam air, senyawa ini menghasilkan ion OH- secara sempurna, yaitu seluruh molekul basa membentuk ion ( = 1). Dalam penulisan ionisasi basa kuat, digunakan satu anak panah yang menunjuk ke arah yang menyatakan bahwa seluruh basa kuat terionisasi. Perhatikan contoh reaksi ionisasi basa kuat berikut. NaOH (aq) Ba(OH)2 (aq) Sr(OH)2
(aq).

Na+ (aq) + Ba2+ (aq)


(aq),

OH- (aq) RbOH


(aq),

+ 2OH- (aq) Ca(OH)2


(aq),

Contoh basa kuat lainnya adalah KOH

dan

Konsentrasi ion OH- yang dihasilkan dapat dihitung secara

stoikiometri sesuai dengan koefisien ion OH-. Konsentrasi ion OH- dihitung menggunakan rumus berikut. [OH-] = b x Mb Keterangan : b Mb = jumlah gugus OH yang diikat = kemolaran basa

Pendalaman Materi Kimia

13

c. Asam Lemah Senyawa asam lemah merupakan elektrolit lemah sehingga di dalam air dapat terionisasi, tetapi tidak sempurna. Harga derajat ionisasi asam lemah berkisar antara mol dan satu ( 0 < < 1 ). Senyawa ini terionisasi tidak sempurna sehingga masih ada molekul yang tidak terionisasi. Reaksinya merupakan reaksi kesetimbangan. Penulisan reaksi ionisasi asam lemah digunakan dua anak panah dengan arah bolak balik. Perhatikan contoh reaksi berikut. CH3COOH (aq) HF (aq) H2S (aq) CH3COO- (aq) + H+ (aq) H+ (aq) + F- (aq) H+ (aq) + HS- (aq)

d. Basa Lemah Seperti asam lemah, basa lemah merupakan senyawa elektrolit lemah yang akan mengalami reaksi ionisasi tidak sempurna ( 0 < < 1 ). Perhatikan reaksi berikut. NH4OH (aq) NH4+ (aq) + OH- (aq)

Dengan menggunakan prinsip penurunan yang sama seperti pada perhitungan konsentrasi ion H+ dalam asam lemah, diperoleh persamaan berikut. [OH-] = Kb x Mb (1 ) Pada umumnya, senyawa basa lemah memiliki harga yang sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Dengan demikian, persamaan umum yang biasa digunakan untuk menghitung konsentrasi OH- adalah [OH-] = Kb x Mb Derajat ionisasi basa lemah dihitung menggunakan rumus berikut. = [OH-] Mb Adapun hubungan dengan Kb dapat dituliskan sebagai berikut. =

Pendalaman Materi Kimia

14

D. Rangkuman Asam kuat bereaksi dengan air menghasilkan larutan yang mengandung ion hidronium (H3O+) dan anion dari asam. Kekuatan asam basa dapat juga ditentukan dari pH larutan dengan konsentrasi yang sama. pH asam kuat lebih kecil dibandingkan pH asam lemah, sedangkan pH basa kuat lebih besar dibandingkan dengan pH basa lemah. Asam kuat dalam air menghasilkan ion H + secara sempurna sehingga memiliki harga pH kecil (berkisar 1-2). Adapun asam lemah dalam air menghasilkan ion H+ secara tidak sempurna sehingga memiliki pH besar (berkisar (3-5). Kekuatan asam ditentukan oleh kemampuan menghasilkan ion H +. Semakin banyak ion H+ yang dihasilkan, semakin kuat sifat asamnya. Begitu juga kekuatan basa, sangat ditentukan oleh kemampuan menghasilkan ion OH-. Semakin banyak ion OH- yang dihasilkan, semakin kuat sifat basanya. Jumlah ion H+ atau ion OH- yang dihasilkan ditentukan oleh nilai derajat ionisasi (). E. Latihan Jawablah pertanyaan ini dengan benar? 1. Tentukan asam konjugat dari HCO3-. 2. Tentukan pasangan asam-basa konjugasi dari reaksi: HSO4- + CO32SO42- + HCO3-

Pendalaman Materi Kimia

15

BAB IV REAKSI ASAM BASA DAN PERHITUNGANNYA

Indikator Keberhasilan: Peserta mampu mencontohkan reaksi asam basa dan perhitungannya.

A. Reaksi-Reaksi Asam Basa a. Reaksi Larutan asam dan larutan basa Larutan asam akan menghasilkan garam dan air jika direaksikan dengan larutan basa. Asam + Basa Garam + Air

Perhatikan reaksi-reaksi asam basa berikut ini. HCl (aq) + NaOH (aq) 2HCl (aq) + Ba(OH)2 (aq) H2SO4 (aq) + 2NaOH (aq) H2SO4 (aq) + Ba(OH)2 (aq) HNO3 (aq) + KOH (aq) CH3COOH (aq) + NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O (l) BaCl2 (aq) + H2O (l) Na2SO4 (aq) + 2H2O (l) BaSO4 (s) + 2H2O (l) KNO3 (aq) + H2O (l) CH3COONa (aq) + H2O (l)

b. Reaksi Oksida Asam dan Larutan Basa Oksida asam merupakan senyawa antara unsur nonlogam dan oksigen. Oksida asam dan air bereaksi membentuk larutan asam. Oksida asam + air SO3 (g) + H2O (l) Cl2O7 (aq) + H2O (l) N2O5 (aq) + H2O (l) H2SO4 (aq) 2HClO4 (aq) 2HNO3 (aq) asam

Pendalaman Materi Kimia

16

Selanjutnya, larutan asam yang terbentuk dengan larutan basa bereaksi menghasilkan garam dan air. Secara keseluruhan, reaksi antara oksida asam dan basa berlangsung sebagai berikut. Oksida asam + basa Perhatikan reaksi-reaksi berikut. SO3 (g) + 2NaOH (aq) Cl2O7 (aq) + 2KOH (aq) N2O5 (aq) + Ba(OH)2 (aq) SO3 (g) + Ca(OH)2 (aq) Na2SO4 (aq) + H2O (l) 2KClO4 (aq) + H2O (l) Ba(NO3)2 (aq) + H2O (l) CaSO4 (aq) + H2O (l) garam + air

c. Reaksi Oksida Basa dan Larutan Asam Oksida basa bereaksi dengan air membentuk larutan basa. Oksida basa merupakan senyawa antara unsur logam dan oksigen. Oksida basa + H2O basa

Na2O (s) + H2O (l) K2O (s) + H2O (l) BaO (s) + H2O (l) CaO (s) + H2O (l)

2NaOH (aq) 2KOH (aq) Ba(OH)2 (aq) Ca(OH)2 (aq)

Selanjutnya, larutan basa yang terbentuk akan bereaksi dengan larutan asam akan menghasilkan garam dan air. Secara keseluruhan, reaksi antara oksida asam dan basa berlangsung sebagai berikut. Oksida basa + asam Perhatikan reaksi-reaksi berikut. Na2O (s) + 2HCl (aq) K2O (s) + H2SO4 (aq) 2NaCl (aq) + H2O (l) K2SO4 (aq) + H2O (l) garam + air

Pendalaman Materi Kimia

17

BaO (s) + 2HNO3 (aq) CaO (s) + 2 HBr (aq)

Ba(NO3)2 (aq) + H2O (l) CaBr2 (aq) + H2O (l)

B. Perhitungan Stoikiometri Reaksi Asam-Basa Jika suatu larutan asam dicampurkan dengan suatu larutan basa, akan dihasilkan garam dan air. Campuran reaksi akan memiliki harga pH yang bervariasi bergantung pada jenis asam dan basa yang dicampurkan. a. Perhitungan Reaksi Pencampuran Larutan Asam-Basa Reaksi pencampuran asam kuat dan basa kuat memberikan tiga kemungkinan hasil reaksi, yaitu asam kuat dan basa kuat habis bereaksi, asam kuat berlebih dan basa kuat habis bereaksi, serta asam kuat habis bereaksi dan basa kuat berlebih. 1). Asam Kuat dan Basa Kuat Habis bereaksi Jika asam kuat dan basa kuat yang dicampurkan keduanya habis bereaksi, setelah reaksi hanya akan terdapat garam dan air. Pada kondisi ini, larutan bersifat netral dengan pH = 7. Keadaan ini akan tercapai jika perbandingan jumlah mol pereaksi sesuai dengan perbandingan koefisien reaksinya. Contoh soal. Jika 100 mL larutan HCl 0,1 M dan 100 mL larutan NaOH 0,1 M dicampurkan, tentukan pH campuran tersebut dan jumlah garam NaCl (Mr = 58,5) yang terbentuk. Jawab: Jumlah mmol HCl = volume HCl X kemolaran HCl = 100 mL x 0,1 M = 10 mmol Jumlah mmol NaOH = Volume NaOH x kemolaran NaOH = 100 mL x 0,1 M = 10 mmol. Persamaan reaksi: HCl (aq) + NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O (l)

Pendalaman Materi Kimia

18

Perbandingan jumlah mmol HCl dan NaOH sesuai dengan perbandingan koefisiennya sehingga kedua pereaksi tepat habis bereaksi. Hasil reaksi memiliki pH = 7. Jumlah mmol NaCl = jumlah mmol HCl = jumlah mmol NaOH = 10 mmol. Massa NaCl = jumlah mmol NaCl x Mr NaCl = 10 mmol x 58,5 mg mmol-1 = 585 mg Jadi, pH campuran = 7, dan massa garam NaCl = 585 mg.

2). Salah Satu Pereaksi Berlebih Pada reaksi antara asam kuat dan basa kuat, apabila salah satu pereaksi berlebih, pada akhir reaksi akan diperoleh garam, air, dan sisa asam kuat/basa kuat. Nilai pH campuran hasil reaksi akan bergantung pada jenis pereaksi yang berlebih. Campuran akan bersifat asam apabila asam kuat berlebih dan bersifat basa bila basa kuat berlebih. Contoh soal. Jika 500 mL larutan HBr 0,1 M dan 500 mL larutan NaOH 0,2 M dicampurkan, tentukan pH campuran dan jumlah garam NaBr (Mr = 103) yang dihasilkan. Jawab. Jumlah mmol HBr = volume HBr x kemolaran HBr = 500 mL x 0,1 M = 50 mmol. Jumlah mmol NaOH= volume NaOH x kemolaran NaOH = 500 mL x 0,2 M = 100 mmol Persamaan reaksi: HBr (aq) + NaOH (aq) NaBr (aq) + H2O (l)

HBr dan NaOH memiliki koefisien reaksi yang sama besar, tetapi jumlah mmol HBr lebih kecil daripada jumlah mmol NaOH. Dalam hal ini, senyawa yang habis bereaksi adalah senyawa yang memiliki jumlah mmol yang lebih kecil (HBr). Jumlah mmol NaOH sisa = 100 mmol - 50 mmol = 50 mmol

Pendalaman Materi Kimia

19

[NaOH]sisa =

= 5 x 10-2 M

[OH-] = [NaOH]sisa = 5 x 10-2 M pOH = -log [OH-] = -log 5 x 10-2 = 2 log 5 pH = 14 pOH = 12 + log 5 = 12,7 jumlah mmol NaBr = jumlah mmol HBr = 50 mmol. Massa NaBr = jumlah mmol NaBr x Mr NaBr = 50 mmol x 103 mg mmol-1 = 5.150 mg = 5,15 g Jadi, pH campuran = 12,7 dan dihasilkan 5,15 g NaBr.

b. Perhitungan Campuran Reaksi Derajat keasaman atau pH suatu larutan dapat diubah sesuai dengan kebutuhan. Salah satu caranya dengan menambahkan senyawa basa atau asam. Dengan perhitungan kimia, jumlah senyawa basa atau asam yang harus ditambahkan dapat diperkirakan. Untuk itu, pelajarilah contoh soal campuran reaksi berikut ini dengan harga pH yang diketahui. Contoh soal. Suatu larutan dengan volume 100 mL memiliki pH = 2. Berapa jumlah NaOH padatan yang harus ditambahkan agar pH larutan bertambah menjadi 4? Volume larutan dianggap tidak berubah akibat penambahan NaOH dan Mr NaOH = 40. Jawab. Keadaan awal: pH = 2 [H+] = 10-2 M Jumlah mmol H+ = volume x kemolaran H+ = 100 mL x 10-2 M = 1 mmol Keadaan akhir: pH = 4

Pendalaman Materi Kimia

20

[H+] = 10-4 M Jumlah mmol H+ = volume x kemolaran H+ = 100 x 10-4 = 0,01 mmol. Jumlah mmol H+ yang bereaksi = jumlah mmol H+ awal jumlah mmol H+ akhir = 1 mmol 0,01 mmol = 0,99 mmol Ion H+ bereaksi dengan NaOH berdasarkan persamaan reaksi berikut. H+ (aq) + NaOH (aq) Na+ (aq) + H2O (l) = 0,99 mmol Massa NaOH = jumlah mmol NaOH x Mr NaOH = 0,99 mmol x 40 mg mmol-1 = 39,6 mg. Jadi, NaOH yang harus ditambahkan sebanyak 39,6 mg. D. Rangkuman Jika suatu larutan asam dicampurkan dengan suatu larutan basa, akan dihasilkan garam dan air. Campuran reaksi akan memiliki harga pH yang bervariasi bergantung pada jenis asam dan basa yang dicampurkan. Reaksi pencampuran asam kuat dan basa kuat memberikan tiga kemungkinan hasil reaksi, yaitu asam kuat dan basa kuat habis bereaksi, asam kuat berlebih dan basa kuat habis bereaksi, serta asam kuat habis bereaksi dan basa kuat berlebih. Jika asam kuat dan basa kuat yang dicampurkan keduanya habis bereaksi, setelah reaksi hanya akan terdapat garam dan air. Pada kondisi ini, larutan bersifat netral dengan pH = 7. Keadaan ini akan tercapai jika perbandingan jumlah mol pereaksi sesuai dengan perbandingan koefisien reaksinya. Jumlah mmol NaOH= jumlah mmol H+

Pendalaman Materi Kimia

21

Pada reaksi antara asam kuat dan basa kuat, apabila salah satu pereaksi berlebih, pada akhir reaksi akan diperoleh garam, air, dan sisa asam kuat/basa kuat. Nilai pH campuran hasil reaksi akan bergantung pada jenis pereaksi yang berlebih. Campuran akan bersifat asam apabila asam kuat berlebih dan bersifat basa bila basa kuat berlebih.

E. Latihan Jawablah pertanyaan ini dengan benar! 1. Terdapat 200 mL larutan H2SO4 yang memiliki pH = 1. Berapa jumlah NaOH (Mr = 40) padatan yang harus ditambahkan agar pH larutan berubah menjadi 2? Perubahan volume akibat penambahan NaOH dianggap tidak terjadi.

Pendalaman Materi Kimia

22

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 1. Menurut Arrhenius, Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H+, sedangkan Basa ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion OH-. 2. Menurut Bronsted-Lowry Asam ialah proton donor, sedangkan basa adalah proton akseptor. 3. Teori asam basa Lewis menyatakan bahwa asam adalah zat yang dapat menerima pasangan elektron, sedangkan basa adalah zat yang dapat mendonorkan pasangan elektron. 4. Asam kuat bereaksi dengan air menghasilkan larutan yang mengandung ion hidronium (H3O+) dan anion dari asam. Kekuatan asam basa dapat juga ditentukan dari pH larutan dengan konsentrasi yang sama. pH asam kuat lebih kecil dibandingkan pH asam lemah, sedangkan pH basa kuat lebih besar dibandingkan dengan pH basa lemah. 5. Kekuatan asam ditentukan oleh kemampuan menghasilkan ion H+. Semakin banyak ion H+ yang dihasilkan, semakin kuat sifat asamnya. Begitu juga kekuatan basa, sangat ditentukan oleh kemampuan menghasilkan ion OH-. Semakin banyak ion OH- yang dihasilkan, semakin kuat sifat basanya. 6. Jika suatu larutan asam dicampurkan dengan suatu larutan basa, akan dihasilkan garam dan air. Campuran reaksi akan memiliki harga pH yang bervariasi bergantung pada jenis asam dan basa yang dicampurkan. 7. Pada reaksi antara asam kuat dan basa kuat, apabila salah satu pereaksi berlebih, pada akhir reaksi akan diperoleh garam, air, dan sisa asam kuat/basa kuat. Nilai pH campuran hasil reaksi akan bergantung pada jenis pereaksi yang berlebih.

Pendalaman Materi Kimia

23

8. Campuran akan bersifat asam apabila asam kuat berlebih dan bersifat basa bila basa kuat berlebih.

B. Tindak Lanjut Apabila guru ingin melaksanakan pendalaman materi Kimia, hendaknya terlebih dahulu membuat pemetaan analisa standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk mengetahui materi essensial, karena tidak semua pokok bahasan harus dilaksanakan pendalaman, dalam pelaksanaan pendalaman materi perlu memahami strategi dan metodologi pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan

Pendalaman Materi Kimia

24

DAFTAR PUSTAKA

Oxtoby, David W., et al, Kimia Modern, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2001 Rahmini, Sri, et al, Ilmu Pengetahuan Alam Kimia 1 Untuk SMP/MTs Kelas VII, PT. Aneka Ilmu, Semarang, 2007 Sutresna, Nana, Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI SMA/MA Program IPA, Penerbit Grafindo Media Pratama, Bandung, 2007 Departemen Agama RI, Badan Litbang dan Diklat, Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan, Modul Pendalaman Materi IPA Untuk Guru Madrasah Tsanawiyah, Modul 2, Jakarta, 2008 Departemen Agama RI, Badan Litbang dan Diklat, Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan, Modul Diklat Rumpun Bidang Pendidikan dan Akademik, Pendalaman Materi Kimia Aspek Asam dan Basa, Jakarta, 2009

Pendalaman Materi Kimia

25

You might also like