Professional Documents
Culture Documents
Maksi Kelas A
Page 2
Maksi Kelas A
Page 3
Maksi Kelas A
Page 4
Menurut Prinsip cost, cost perolehan atau cost historis merupakan dasar penilaian yang memadai untuk mengakui perolehan semua barang dan jasa, expense, cost dan equitas. Dengan kata lain, item dinilai dengan harga pertukaran pada saat harga barang tersebut dibeli & dicatat dalam laporan keuangan pada nilai atau porsi amortisasi nilai barang. Cost menunjukkan harga pertukaran atau imbalan moneter yang diberikan untuk memperoleh barang atau jasa. Jika imbalan terdiri dari assetnon moneter, harga pertukaran adalah ekuivalen kas atas aset atau jasa yang diterima. Prinsip cost dijustifikasi oleh postilate objektivitas & Maksi Kelas A Page 5
Prinsip revenue menspesifikasi: Sifat komponen-komponen revenue Aliran masuk aset bersih yang berasal dari penjualan barang atau jasa Aliran keluar barang atau jasa dari perusahaan kepada pelanggan Produk perusahaan yang dihasilkan dari penciptaan barang atau jasa oleh perusahaan selama periode waktu tertentu Pegukuran revenue Revenue di ukur dalam pengertian nilai pertukaran produk atrau jasa dalam sebuah transaksi yang lugas. Terdapat 2 interpretasi revenue yang muncul dari konsep revenue ini, yaitu: Potongan tunai dan berbagai pengurangan dalam harga tetap, seperti kerugian piutang yang tidak tertagih Untuk transaksi non kas, nilai pertukaran = nilai pasar yang wajar barang atau jasa yang diberikan atau yang diterima, mana yang lebih mudah & jelas dalam menghitungnya Waktu pengakuan revenue Umumnya diakui bahwa revenue & income yang diperoleh dalam semua tahap siklus operasi (yaitu selama penerimaan order, produksi, penjualan dan penagihan) 3. Prinsip Penandingan
Menyatakan bahwa expenses harus di akui pada periode yang sama dengan revenue, yaitu: Revenue diakui dalam periode tertentu sesuai dengan proinsip revenue, dan expense yang terkait kemudian diakui. Hubungan antara revenue & expense tergantung pada satu dari 4 kriteria: 1) Penandingan langsung cost yang telah terpakai dengan revenue 2) Penandingan langsung cost yang telah terpakai dengan periode terjadinya 3) Alokasi cost selama periode yang mendapatkan manfaat
Maksi Kelas A
Page 6
Kegunaan informasi keuangan tergantung pada tingkat reliabilitas prosedur pengukuran yang digunakan. Karena menjamin reliabilitas maksimum adalah sangat sulit, akuntan telah menggunakan prisip objektivitas untuk menjustifikasi pemilihan prosedur pengukuran yang digunakan. Prinsip objektivitas, bagaimanapun, telah menjadi subjek interpretasi yang berbeda: 1) Pengukuran objektivitas merupakan ukuran yang tidak bersifat personal 2) Pengukuran objektivitas merupakan pengukuran variabel 3) Pengukuran objektivitas merupakan hasil dari konsensus diantara kelompok pengamat atau pengukur tertentu 4) Ukuran penyebaran atas distribusi pengukuran digunakan sebagai indikator tingkat objektivitas suatu sistem pengukuran termaksud 5. Prinsip Konsistensi
Menyatakan bahwa peristiwa ekonomi yang serupa seharusnya dicatat dan dilaporkan secara konsisten dari periode ke periode. Prinsip ini berimplikasi bahwa prosedur akuntansi yang sama akan diterapkan dalam item serupa sepanjang waktu. Prinsip konsistensi tidak menghalangi perusahaan merubah prosedurakuntansi ketika hal tersebutdapat dibenarkan dengan perubahan keadaan, atau jika prosedur alternatif lebih baik 6. Prinsip Pengungkapan Penuh
Terdapat konsensus umum dalam akuntansi bahwa terdapat pengungkapan data akuntansi yang penuh(fully), wajar(fair), cukup(adquate). Pengungkapan penuh mensyaratkan bahwa laporan keuangan di desain & dibuat untuk menggambarkan secara akurat peristiwa akonomi yang telah mempengaruhi perusahaan untuk suatu periode dan memuat informasi yang memadai untuk membuat laporan bergunadan tidak menyesatkan bagi rata-rata investor. Secara lebih eksplisit, prinsip pengungkapan penuhberimplikasi bahwa tidak ada informasi penting atau kepentingan bagi rata-rata invastor, yang dihilangkan atau disembunyikan. 7. Prinsip Konsevatisme
Maksi Kelas A
Page 7
Menyatakan bahwa transaksi & peristiwa yang tidak memiliki dampak ekonomi sgnifikan dapat diatasi dengan cara yang paling tepat, apakah transaksi dan peristiwa tersebut sesuai dengan prinsip berterima umum atau tidak, dan tidak perlu diungkapkan. Matyerialitas berlaku sebagai ptunjuk implisit bagi akuntan(artinya apa yang seharusnya diumgkapkan dalam laporan keuangan, memungkinkan akuntan untuk memutuskan apa yang tak penting atau menjadi masalah dalam pencatatancost, keakuratan laporan keuangan, & relevansinya bagi pengguna) Prinsip materialitas kurang memiliki defenisi operasional. Kebanyakan defenisi materialitas menekankan pada peran akuntan dalam mengintepretasikanapa yang material dan yang tidak. Kriteria yang digunkan untuk menentukan materialitas: Menunjuk pada pendekatan besaran (size approach), keterkaitan besar item denganvariabel lain yang relevan. Jika jumlah dampak sekarang atau potensial 10 % dari jumlah laporan keuangan yang terkait, masalah tersebut dianggap material, tapi jika antara 5%-10& maka materialitasnya tergantung pada keadaan-keadaan yang melingkupinya. Pendekatan kriteria perubahan, mengevaluasi dampak item terhadap kecenderungan atau perubahan antara periode akuntansi. Suatu jumlah yang material tidak semata-mata karena alasannya besarnya jumlah, fakto-faktor lain meliputi serangkaian hal-hal berikut ini yang harus dipertimbangkan dalam membuat keputusan tentang materialitas, yaitu:
Sifat item, apakah item : Merupakan faktor masukan dalam penentuan net income Tidak biasa atau luar biasa Peristiwa atau kondisi bersyarat Dapat ditentukan berdasarkan fakta keadaan yang ada
Maksi Kelas A
Page 8
Prinsip keseragaman merujuk pada penggunaan prosedur yang sama oleh perusahaan yang berbeda. Tujuan yang diinginkan dalah mencapai komparabilitas laporan keuangan dengan mengurangi keanekaragaman yang tercipta karena penggunaaan prosedur akuntasi yang berbeda oleh perusahaan yang berbeda. Tujuan implisit keseragaman maupun fleksibilitas adalah melindungi penggun dan menyajikan data bermanfaat bagi pengguna.
Maksi Kelas A
Page 9