You are on page 1of 25

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang, lipang dan hewan sejenis lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, termasuk berbagai bentuk simbiosis dan parasit. Hampir dari 90% dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda. Arthropoda memiliki beberapa karakteristik yang membedakan dengan filum yang lain yaitu : Tubuh bersegmen; segmen biasanya bersatu menjadi dua atau tiga daerah yang jelas, anggota tubuh bersegmen berpasangan (Asal penamaan Arthropoda), simetri bilateral, eksoskeleton berkitin; secara berkala mengalir dan diperbaharui sebagai pertumbuhan hewan, ekskresi melintas keluar lewat anus, respirasi dengan insang atau trakhea dan spirakel, tidak ada silia atau nefridia. Empat dari lima bagian (yang hidup hari ini) dari spesies hewan adalah arthropoda, dengan jumlah di atas satu juta spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal Cambrian. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, serta termasuk berbagai bentuk simbiotis dan parasit.[1] B. Tujuan Mengamati hewan-hewan yang tergolong Arthopoda serta mendeskripsikan dan menyusunnya dalam suatu klasifikasi

[1] Arthropoda. http. File://id.wikipedia.org/wiki/Artropoda. (Diakses pada tanggal 1 Juli 2011).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Serangga adalah hewan-hewan bersegmen dengan eksoskeleton berkitin, dan alat-alat tambahan bersegmen. Segmentasi itu nampak jelas secara eksternal. Jumlah jenis dalam filum ini lebih banyak dari jumlah jenis dari semua filum lainnya. Baik laut , air tawar, maupun habitat terestial di diami oleh serangga. Coelom pada Arthopoda tereduksi. Homocoel merupakan sebagian dari sistem sirkulasi. Jenis kelamin terpisah. Namun demikian, pada jenis-jenis tertentu reproduksi parthenogenesis merupakan karakteristiknya. Sirkulasi terjadi karena gerakan pulsasi jantung dorsal. Pernapasan dengan trakea selalu dicirikan dengan adanya porus berpasangan pada tiap segmen.[1] Arthopoda berasal dari bahasa Yunani yaitu arthos, sendi dan podos, kaki oleh karena itu cir-ciri utama hewan yang termasuk dalam filum ini adalah kaki yang tersusun atas ruas-ruas. Jumlah spesies anggota filum ini adalah terbanyak dibandingkan dengan filum lainnya yaitu lebih dari 800.000 spesies. Contoh anggota filum ini antara lain kepiting, udang, serangga, labalaba, kalajengking, kelabang, dan kaki seribu, serta spesies-spesies lain yang dikenal hanya berdasarkan fosil. Habitat hewan anggota filum arthopoda di air dan di darat.[2] Ciri-ciri umum yang dimiliki arthopoda adalah tubuhnya simetri bilateral, terdiri atas segmen-segmen yang saling berhubungan dibagian luar dan memiliki tiga lapisan germinal sehingga merupakan hewan tripoblastik. Tubuhnya memiliki kerangka luar dan dibedakan atas

kepala, dada, serta perut yang terpisah atau bergabung menjadi satu. Setiap segmentubuh memiliki sepasang alat gerak atau tidak ada. Respirasinya menggunakan paru-paru buku, trakea, atau dengan insang. Pada spesies terestial bernapas menggunakan trakea atau pada arachinida menggunakan paru-paru buku atau menggunakan keduanya yaitu paru-paru dan trakea. Ekskresi dengan menggunakan tubukus Malpighi atau kelenjar koksal. Saluran pencernaan sudah lengkap, terdiri atas mulut, usus, dan anus, sarafnya merupakan system saraf tangga tali. Berkelamin terpisah, fertilisasi terjadi secara internal, dan bersifat ovipar. Perkembangan individu baru terjadi secara langsung melalui stadium larva.[3] Sejak tahun 1990 banyak ahli zoology membagi kelompok Arthopoda menjadi filum Onychophora, filum Trilobita, filum Chelicerata, filum Uniramia, dan filum Crustacea. Pemisahan ini terutama berdasarkan perbedaan dalam hal struktur dan susunan kaki serta apendik yang lain, sebagaimana perbedaan embriologi dan anatomi dalamnya. Bahkan berdasarkan evolusinya, Crustacea dan Uniramia berasal dari kelompok nenek moyang bentuk cacing yang berbeda.[4] Filum Arthoppda dibagi menjadi empat subfilum yaitu Trilobita, Chelicerata, Onychophora, dan Mandibulata. Semua anggota Trilobitasudah punahtetapi kemungkinan masih ada yang dapat dijumpai pada Arthopoda primitif. Subfilum yang pertama yaitu Trilobita merupakan arthopoda laut yang primitive dan sangat melimpah pada masa Paleozoic, terdiri dari 4000 spesies. Tubuh berukuran 10-675 mm, terbagi atas dua alur memanjang menjadi tiga cuping. Tubuh dilindungi oleh cangkang bersegmen yang keras. Kepala jelas terdiri atas empat segmen tubuh, memiliki sepasang antenula, empat pasang apendik biramus dan sepasang mata majemuk. Contoh anggota subfilum ini adalah Triarthus eatoni. Subfilum yang kedua yaitu Chelicerata, tubuhnya dibedakan atas dua bagian yaitu sefalotorak (prosoma) dan abdomen

(opisthosoma) (kecualiAcarina). Memiliki 6 pasang apendik. Tidak memiliki antenna atau manibula. Bagian-bagian mulut dan saluran pencernaan utamanya untuk fungsi penusuk, beberapa diantaranya memiliki kelenjar racun, respirasi menggunakan paru-paru buku, trakea atau insang. [5] Subfilum berikutnya adalah Onychophora, bentuk tubuhnya seperti cacing dengan 14-43 pasang kaki (lobopodia) rongga tubuhnya berupa homocoel. Memiliki kelenjar lumpur yang hasil sekresinya akan dikeluarkan melalui papilla oral untuk menangkap mangsa atau predator. Saluran pencernaannya lengkap. Enzim-enzim dilepaskan ke dalam mangsa selanjtnya zat-zat nutrisi dihisap. System saraf memiliki ganglion, kepala dan dua tali saraflongitudinal yang membentuk tali tangga. Jantung berbentuk tubular terletak di sebelah dorsal system sirkulasi terbuka. Subfilum terakhir adalah Mandibilata karakter special yang dimiliki anggota subfilum ini adalah mandibula dan antenna.[6]

[1] Tim Dosen. Penuntun Praktikum Zoologi Invetebrata. (Makassar: UIN Press). h., 22. [2] Yusminah Hala. Daras Biologi Umum II. (Makassar: UIN Press). h., 30. [3] Jutje S Lahay. Zoologi Invetebrata. (Makassar: Universitas Negeri Makassar). h., 140. [4] Sugiarti suwignyo. Avetebrata Air Jilid 2. (Bogor: Penebar Swadaya). h., 40. [5] Yusminah Hala. op cit. h.,31. [6] Ibid. h.,32

BAB III METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut :

Waktu Tempat

: Pukul 13.00 15.00 WITA : Laboratorium Zoologi lantai II Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Samata-Gowa

B. Alat dan Bahan 1. Alat Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop,lup, pinset, papan seksi. 2. Bahan Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah spesimen udang (Panaeus monodon).

C. Prosedur Kerja 1. Mengambil Panaeus (udang) yang utuh dan segar, dan merentangkan di meja preparat. 2. Mengamati bagian-bagian morfologi yang terdiri dari depan, yang merupakan persatuan dari kepala (capu) dan tthroaks, yang disebut sefalothroaks yang terdiri dari 13 segmen namun tidak terlihat jelas karena tertutupi oleh karapaks, adanya segmen tadi dapat ditunjukkan dengan 13 pasang anggota tubuh. Amati juga bagian dorsal dari karapaks, di ujung anterior terdapat rostrum, struktur yang runcing dan bergerigi. Mencatat berapa gigi atas dan gigi bawah dari rostrum.

3.

Bagian belakang disebut abdomen terdiri dari 6 segmen yang terlihat jelas. Semen terakhir mempunyai bagian yang runcing yang disebut kaki. Pada bagian kaki abdomen terdapat kaki renang yang disebut biramonus, yang terdiri dari koksa pendek basis yang agak panjang, endopit dan eksopodit. Seluruh kaki renang ada 6 pasang, lima pasang yang di depan disebut pleopoda, dan yang ke-enam berbentuk lebar yang disebut uropod. Amati rangka luar yang terdiri lapisan kitin arah dorsal tergum, lateral pleuron , dan bagian ventral sternum.

4. Insang terlindungi oleh branchiostegit, karena itu untuk mengamati bagian bawah branchiostegit harus dihilangkan dengan membuat potongan dengan gunting secara memanjang. Insang yang tadi terdapatnya pada segemen-segmen ang mengandung maksiliped atau kaki toraks. 5. Untuk organ reproduksi jantanyang disebut petasma yang terdapat pada pleopod pertama. Petasma ini merupakan modifikasi dari endopit. Sedangkan lubang genital jantan terletak pad koksa dari kaki troaks yang kelima. 6. Mengamati pula yang betina, disebut thelicum yang terdapat pada sternum, diantara koksa kiri dan kanan dari kaki torak ke-4 dan ke-5. Sedangkan lubang genitalnya terdapat pada bagian koksa dari kai toraks ke-3.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan 1. Morfologi Udang (Penaeus monodon)

Keterangan gambar : 1. Antenula 2. Rostrum 3. Mata 4. Throaks 5. Abdomen 6. Telson 2. Anatomi Udang (Penaeus monodon) 7. Ekor 8. Kaki renang 9. Periopad 10. Antena 11. Kaki jalan

Keterangan gambar : 1. Otak 2. Lambung 3. Jantung 4. Selaput jantung 5. Ostium 6. Testis 7. Usus 8. Anus 9. Arteri abdominal Sistem saraf 10. Ovarium 11. Kelenjar malpigian 12. Gigi 13. Rahang 10. Vas deferens 11. Circum oesophaeal 12. Ganglion 13. Kelenjar Pencernaan 14. Kelenjar Hijau

B. Pembahasan a. Morfologi

Tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala dan bagian badan. Bagian kepala menyatu dengan bagian dada disebut cephalothorax yang terdiri dari 13 ruas, yaitu 5 ruas di bagian kepala dan 8 ruas di bagian dada. Bagian badan dan abdomen terdiri dari 6 ruas, tiap-tiap ruas (segmen) mempunyai sepasang anggota badan (kaki renang) yang beruas-ruas pula. Pada ujung ruas keenam terdapat ekor kipas 4 lembar dan satu telson yang berbentuk runcing .Bagian kepala dilindungi oleh cangkang kepala atau Carapace. Bagian depan meruncing dan melengkung membentuk huruf S yang disebut cucuk kepala atau rostrum. Pada bagian atas rostrum terdapat 7 gerigi dan bagian bawahnya 3 gerigi untuk P. monodon. Bagian kepala lainnya adalah : b. Anatomi Udang memiliki sepasang mata majemuk (mata facet) bertangkai dan dapat digerakkan., mulutnya terletak pada bagian bawah kepala dengan rahang (mandibula) yang kuat. Terdapat sepasang sungut besar atau antenna dan dua pasang sungut kecil atau antennula. Udang juga memiliki sepasang sirip kepala (Scophocerit) dan sepasang alat pembantu rahang (Maxilliped). Untuk alat gerak udang memiliki lima pasang kaki jalan (pereopoda), kaki jalan pertama, kedua dan ketiga bercapit yang dinamakan cheladan pada bagian dalam terdapat hepatopankreas, jantung dan insang. Bagian badan tertutup oleh 6 ruas, yang satu sama lainnya dihubungkan oleh selaput tipis. Ada lima pasang kaki renang (pleopoda) yang melekat pada ruas pertama sampai dengan ruas kelima, sedangkan pada ruas keenam, kaki renang mengalami perubahan bentuk menjadi ekor kipas (uropoda). Di antara ekor kipas terdapat ekor yang meruncing pada bagian ujungnya yang disebut telson. Organ dalam yang bisa diamati adalah usus (intestine) yang bermuara pada anus yang terletak pada ujung ruas keenam.

c.

Habitat Udang hidup disemua jenis habitat perairan dengan 89% diantaranya hidup diperairan laut, 10% diperairan air tawar dan 1% di perairan teresterial (Abele, 1982). Udang laut merupakan tipe yang tidak mampu atau mempunyai kemampuan terbatas dan mentolerir perubahan salinitas. Kelompok ini biasanya hidup terbatas pada daerah terjauh pada estuari yang umumnya mempunyai salinitas 30% atau lebih. Kelompok yang mempunyai kemampuan untuk mentolerir variasi penurunan salinitas sampai dibawah 30% hidup di daerah terestrial dan menembus hulu estuari dengan tingkat kejauhan bervariasi sesuai dengan kemampuan spesies untuk mentolerir penurunan tingkat salinitas.

d. Klasifikasi Adapun klasifikasi dari udang adalah sebagai berikut : Kingdom Filum Ordo Famili Genus Spesies : : : Animalia Arthhopoda Decapoda : : : Penaeidae Penaeus Penaeus monodon

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah organisme yang termasuk dalam phylum Arthopoda adalah udang, memiliki sepasang mata majemuk (mata facet) bertangkai dan dapat digerakkan., mulutnya terletak pada bagian bawah kepala dengan rahang (mandibula) yang kuat. Terdapat sepasang sungut besar atau antenna dan dua pasang sungut kecil atau antennula. Udang juga memiliki sepasang sirip kepala (Scophocerit) dan sepasang alat pembantu rahang (Maxilliped). Untuk alat gerak udang memiliki lima pasang kaki jalan (pereopoda), kaki jalan pertama, kedua dan ketiga bercapit yang dinamakan cheladan pada bagian dalam terdapat hepatopankreas, jantung dan insang.

B. Saran Adapun saran yang dapat saya berikan setelah melakukan praktikum ini adalah agar praktikan membawa lebih banyak spesimen agar organisme yang diamati lebih banyak.

DAFTAR PUSTAKA Artropoda. http. File://id.wikipedia.org/wiki/Artropoda. (pada tanggal 1 Juli 2011). Hala,Yusminah. Daras Biologi Umum II. Makassar: Alauddin Press. 2007. Jutje S Lahay. Zoologi Invetebrata. Makassar: Universitas Negeri Makassar. 2006. Suwignyo,Sugiarto. Avetebrata Air Jilid I1. Jakarta: Penebar Swadaya. 2005. Tim Dosen. Penuntun Praktikum Zoologi Invetebrata. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.2011.

Struktur Morfologi Filum Antrophoda

A. TUJUAN 1. Mengetahui struktur morfologi filum antrophoda. B. DASAR TEORI Hewan merupakan makhluk hidup yang mampu beradaptasi di berbagai lingkungan. Mereka dapat hidup di laut, air tawar, kutub, dan padang pasir (gurun). Berdasarkan kerangka tulang belakangnya hewan di kelompokkan menjadi dua kelompok utama, yaitu invertebrata(hewan yang tidak bertulang belakang) dan vertebrata(bertulang belakang). Berdasarkan persamaan dan perbedaannya, kelompok hewan invertebrata di kelompokkan ke dalam beberapa filum. Hewan-hewan tersebut di kelompokkan ke dalam 9 filum, yaitu: a. Porifera b. Coelenterata c. Platyhelminthes d. Nemathelminthes e. Annelida f. Mollusca g. Arthropoda h. Echinodermata i. Chordata (Laila,2007) Pada percobaan kali ini kita akan membahas mengenai filum Arthropoda. Arthropoda berasal dari bahasa Yunani yaitu arthros yang artinya sendi dan podos yang artinya adalah kaki yang tersusun atas ruas-ruas. Sifat hidup filum ini bervariasi, ada yang hidup bebas, tetapi ada juga yang bersifat parasit pada organisme lain.(Kastawi,2005) Ciri-ciri umum yang dimiliki anggota filum arthropoda adalah: 1. Tubuh simetri bilateral, terdiri atas segmen-segmen yang saling berhubungan dibagian luar, dan memiliki tiga lapisan germinal(germlayers) sehingga merupak hewan tripoblastik. (zoologi vertebrata) 2. Tubuh memiliki kerangka luar dan dibedakan atas kepala, dada, serta perut yang terpisah atau bergabung menjadi satu. (Kastawi,2005)) 3. Setiap segmen tubuh memiliki sepasang alat gerak atau tidak ada.

4. Respirasi dengan menggunakan paru-paru buku, trakea atau dengan insang. Pada spesies terestrial bernafas menggunakan trakhea atau pada arachnida menggunakan paru-paru buku atau menggunakan keduanya.(Kastawi,2005) 5. Ekskeresi dengan menggunakn tubulus malpighi atau kelenjar koksal. .(Kastawi,2005) 6. Saluran pencernaan sudah lengkap, terdiri atas mulut, usus dan anus. .(Kastawi,2005) 7. Sistem peredaran darah berupa sistem peredaran darah terbuka, beredar melalui jantungorgan dan jaringanhemocoel (sinus) ke jantung lagi.(Kastawi,2005) 8. Sarafnya merupakan sistem saraf tangga tali.(Kastawi,2005) 9. Berkelamin terpisah, fertilisasi terjadi secara internal, dan bersifat ovipar. Perkembangan individu baru terjadi sevara langsung atau melalui stadium larva.(Kastawi,2005)Pembagian tubuh pada arthropoda kemungkinan seperti annelida yang memiliki dinding tubuh yang berotot dan tubuh tidak terbagi menjadi daerah tertentu, pada crustaceae, Insecta, Chilopoda, dan Diplopoda tubuh dibedakn menjadi tiga daerah yang jelas yaitu kepala dada dan abdomen atau kepala dan dada yang bergabung menjadi cefalotoraks.(Kastawi,2005)Tubuh dibungkus oleh zat kitin, yang berfungsi sebagai kereangka luar atau eksoskeleton.(Kastawi,2005) Bedaraskan perbedaan dan persaman struktur tubuhnya, arthropoda di kelompokkan menjadi lima kelas, yaitu kelas Crustaceae, Insecta, Arachnida, dan Myriapoda. .(Kastawi,2005) 1. Kelas Crustaceae Crustaceae dikenal sebagai hewan aquatik krena sebagin besar anggota hidupnya di air. Misalnya, di laut, air tawar,dan tempat-tempat yang lembab. Crustaceae yang hidup di sebagian besar merupakan zooplankton. Ukuran tubuh Crustaceae bervariasi ada yang kecil (plankton) samapi dengan ukuran yang besar seperti kepiting dan udang.Ciri-ciri kelas crustaceae adalah tubuh terdiri atas kepala dan dada yang tersusun menjadi satu (cefalotoraks), dan perut(abdomen). Kulit terdiri dari zat kitin dan zat kapur yang berfungsi sebagai eksoskeleton. Pada bagian kepala dan dada terdapat lapisan kulit yang keras, disebut karapaks. Memilki dua pasang antena. Pada umumnya, memiliki satu pasang kaki pada setiap ruas tubuh. Pada udang dan kepiting terdapat lima pasang kaki jalan. Bernafas dengan insang dan ada juga yang yang menggunakan permukaan tubuhnya. Alat ekskresi berupa sepasang badan yang disebut greenland (kelenjar hijau), terletak pada bagian ventral dari cefalotoraks di depan esofagus. Bereproduksi secara kawin, jenis kelamun terpisah. Sistem saraf berupa tangga tali. Alat pencernaan dilengkapi dengan mulut, esofagus, lambung, usus dan anus. Sistem peredaran darah terbuka. (Laila,2007)

Pada udang terdapat statosista (alat keseimbangan) yang terletak di dasar ruas pada masing-masing antenula.Klasifikasi Crustaceae dapat dibedakan menjadi dua sub kelas, yaitu: a. Subkelas Entomostraca Subkelas ini anggotanya terdiri dari udang-udang kecil yang hidup sebagai zooplankton. Subkelas ini dikelompokkan menjadi beberapa ordo antara lain Branchiopoda, Ostracoda, Cirripedia, dan Branchiura. (Laila,2007) b. Subkelas Malacostraca Malacostraca meliputi sekitar tiga permpat jumlah jenis crustaceae yang banyak dikenal orang. Malacostraca dikelompokkan menjadi beberapa ordo, antara lain Isopoda. Stomatopoda, dan Dekapoda. (Laila,2007)

2. Kelas Insecta Anggota kelas insecta disebut juga heksapoda atau lebih dikenal sebagai serangga. Serangga merupakan kelas terbesar dalam filu arthropoda. Pada tubuh hewan anggota kelas ini dapat dibedakan dengan jelas antara kepala, dada, dan perut. Pada kepala terdapat antena, mulut dengan berbagai tipe, serta mata faset dan mata oselus. (Laila,2007). Beberapa macam tipe mulut pada serangga adalah sebagai berikut. a. Tipe mulut menggigit dan menusuk b. Tipe mulut mengisap c. Tipe mulut Menggigit dan menjilat d. Tipe mulut menggigit (Laila,2007) Pada bagian dada terdapat tiga pasang kaki. Sayap terletak pada segmen kedua dan ketiga dada. Pada bagian perut terdapat lebih kurang sebelas segmen. Segmen terakhir bermodifikasi menjadi alat genital. Alat pencernaan memanjang, mulai dari mulut samapai anus. Sistem peredaran darahnya terbuaka. Srangga bernafas dengan trakea, yaitu berupa berupa saluran bercabang-cabang sampai pada semua bagin tubuh bagian dalam. Alat eksresi terdiri ats dua atau lebih pembuluh, disebut pembuluh malpighi. Sistem saraf tangga tali, terdiri atas berupa ganglion pada tiap-tiap ruas. Indera penglihatan berupa mata-mata majemuk yang tersusun atas omatidia dan mata tunggal yang disebut oselus. Pada antena terdapat indera pembau yang disebut komoreseptor. Jenis kelamin pada hewan anggota filum ini adalah terpisah, yaitu jantan dan betina. Pembuahannya terjadi dalam tubuh (Laila,2007). Klasifikasi kelas pada insecta dikelompokkan menjadi dua yaitu, Subkelas Apterygota(memilki tipe mulut menggigit, dan dimana batas antara kepala, dada dan perut tidak jelas) dan subkelas Pterygota(kelompok serangga

yang memilki sayap). Subkelas Pterygota di kelompokkan lagi menjadi beberapa Ordo yaitu, Isoptera, Orthoptera, Hemiptera, Homoptera, Odonata, Coleoptera, Neuroptera, Lepidoptera, Diptera, hymnoptera, Siphonoptera. (Laila,2007) 3. Kelas Arachnida Nama kelas Arachnida berasal dari kata arachne = laba-laba. Arachnida pada umumnya hidup di darat, tetapi ada juga yang hidup dalam air. Ukuran tubuhnya mikroskopis sampai beberapa sentimeter panjangnya. Tubuhnya terdiri atas chepalothoraks dan abdomen serta tidak mempunyai antena. Jumlah matanya bervariasi dan biasanya mempunyai delapan mata sederhana (Laila,2007). Pada bagian depan chepalothoraksnya terdapat mulut yang mempunyai enam pasang alat tambahan, yaitu:

Sepasang pedipalpus (seperti kaki yang berakhir pada cakar) untuk memegang mangsanya Sepasang kelisera (berupa gunting dan capit) untuk melumpuhkan musuhnya

Empat pasang kaki untuk berjalan. (Sari,2010)

Hewan anggota kelas ini bernafas dengan paru-paru buku atau trakea atau dengan kedua-duanya. Ada beberapa Arachnida yang tidak memiliki alat penapasan khusus. Kelas Arachnida dibagi menjadi tiga Ordo yaitu: 1) Scorpionida

Mencakup segala macam kala, seperti kalajengking, kala buku dan kala labah-labah Pedipalpusnya berbentuk seperti capit besar, sedangkan kelisera-keliseranya kecil. (Sari,2010) 2) Arachnoida

Mencakup segala macam labah-labah Setiap labah-labah paling tidak membuat tiga macam benang untuk fungsi yang berlainan. (Sari,2010) 3) Acarina

Tubuhnya tidak berbuku-buku Mencakup caplak dan tungau (Sari,2010). Pada Arachnida system pernapasan berupa paru-paru yang terletak di daerah perut depan. Sistem pencernaan dimulai dari mulut, perut, usus halus, usus besar, kantung, feses dan anus. Alat

pencernaan dilengkapi dengan lima pasang usus buntu yang terletak di bagian depan dan hati di bagian abdomen. System reproduksi, terjadi secara seksual, yaitu dengan persatuan ovum dan sperma yang terjadi di dalam tubuh betinanya (fertilasi internal). Hewan jantan dan hewan betina terpisah (diesis). Ada ovipar, ovovivipar, dan vivipar. (Sari,2010) 4. Kelas Myriapoda Myriapoda (dalam bahasa yunani, myria = banyak, podos = kaki) merupakan hewan berkaki banyak.Hewan kaki seribu adalah salah satunya yang terkadang kita lihat di lingkungan sekitar kita. Hewan ini banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat. Terutama di tempat yang banyak mengandung sampah, misalnya di kebun dan di bawah batu-batuan (Diana,2008). Pembagian tubuh Myriapoda ini terdiri atas kepala (chepalo) dan perut (abdomen) tanpa dada (thoraks). Dibagian kepala terdapat satu pasang antena sebagai alat peraba dan sepasang mata tunggal (ocellus). Penambahan jumlah segmen terjadi pada setiap pergantian kulit. Alat gerak pada kelompok hewan chilopoda adalah satu pasang kaki di setiap segmen perut kaki, sedangkan pada Diplopoda terdapat dua pasang kaki pada tiap segmen perut, kecuali segmen terakhirnya(Sari,2010). System pernapasannya berupa satu pasang trakea berspirakel yang terletak di kanan kiri setiap ruas, kecuali pada Diplopoda terdapat dua pasang di tiap ruasnya. System pencernaan, saluran pencernaanya lengkap dan mempunyai kelenjar ludah. Chilopoda bersifat karnivor dengan gigi beracun pada segmen I, sedangkan Diplopoda bersifat herbivor, pemakan sampah atau daun-daunan. System reproduksi secara seksual, yaitu dengan pertemuan ovum dan sperma (fertilasi internal). Myriapoda ada yang vivipar dan ada yang ovipar. (Sari,2010) Kelas Myriapoda ini di bagi menjadi beberapa subkelas yaitu: 1) Subkelas Chilopoda yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Mencakup berbagai macam lipan (kelabang) Chilopoda memangsa hewan kecil dengan cara melumpuhkannya dengan gigi yang beracun. (Sari,2010) 2) Subkelas Diplopoda yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Mencakup berbagai macam lengkibang (luing) Diplopoda hidup di tempat-tempat lembab dan gelap Makanan hewan ini berupa sayur-mayur, vegetasi yang sudah mati atau lumut. (Sari,2010)

D. ANALISIS DATA Kunci Determinasi 1. a. bagian tubuh beruas ..............................................................2a,2b,2c b. bagian tubuh tidak beruas ...................................................................................... 2b 2. a. kepala, dada, dan perut .......................................................................................... 3a b. kepala dada dan perut ............................................................................................ 3b c. kepala dan perut ..................................................................................................... 3b 3. a. terdapat sayap ........................................................................................................ 4a,4b b. tidak terdapat sayap ............................................................................................... 5a,5b,5c 4. a. tipe sayap keras(bagian depan) dan membran(bagian belakang) .......................... 5a b. tipe sayap membran ............................................................................................... 5d,5e

5. a. tipe mulut penggigit (kelisera) ................................................................................ Myriapoda, laba-laba, orthoptera, coleoptera b. tipe mulut kelisera dan pedipalpus......................................................................... kalajengking c. tipe mulut mandibula dan maksila .......................................................................... udang, kepiting d. tipe mulut pengisap ................................................................................................ Lepidoptera e. tipe mulut pengisap dan penggigit ......................................................................... hymenoptera Berdasarkan kunci determinasi dapat diketahui bahwa subfilum Myriapoda memiliki beberapa ciri, yaitu memiliki tipe mulut penggigit(kelisera), tipe sayap keras pada bagian depan dan tipe membrane pada bagian belakang, dibagi atas tiga bagian yaitu kepala, dada, dan perut dengan tubuh beruas-ruas. Untuk kalajengking, ia termasuk subfilum arachnida. Berdasarkan kunci determinasi, ia memiliki beberapa ciri, yaitu memiliki tipe mulut kelisera dan pedipalpus, ia tidak memiliki sayap, pada tubuhnya terdapat ruas-ruas, dan hewan ini dibagi atas dua bagian, kepala dada dan perut. Untuk labalaba, ia termasuk dalam subfilum arachnida. Ia memiliki cirri-ciri yang sama dengan kalajengking, namun ada satu yang berbeda, yaitu terdapat pedipalpus pada kalajengking, sedangkan pada laba-laba tidak terdapat pedipalpus. Ia hanya memiliki tipe mulut penggigit(kelisera). Udang dan kepiting juga dalam satu subfilum yang sama yaitu subfilum crustacae, kedua hewan ini memiliki ciri yang sama, yaitu memiliki tipe mulut mandibula dan maksila, tidak memiliki sayap, pembagian tubuh terdiri atas dua bagian yaitu kepala dada dan perut. Pada orthoptera dan coleoptera terdapat persamaan tipe mulut, yaitu tipe mulut penggigit. Kedua ordo ini termasuk dalam subfilum insecta, selain memiliki cirri pada mulutnya, ia juga memiliki cirri-ciri lainnya yaitu memiliki tipe sayap keras pada bagian depan dan tipe membrane pada sayap belakang, selain itu tubuhnya dibagi atas tiga bagian, yaitu kepala, dada, dan perut. Dan tentu saja tubuhnya beruas. Untuk Lepidoptera dan hymenoptera, mereka juga terdapat dalam satu subfilu m yang sama namun ada satu yang membedakan antara mereka(berdasarkan kunci determinasi) yaitu pada tipe mulut. Pada Lepidoptera, tipe mulut yang dimiliki adalah pengisap. Sedangkan pada hymenoptera, tipe mulut yang dimiliki adalah tipe mulut pengisap dan penggigit. Dan untuk cirri-ciri lainnya, mereka memiliki kesamaan. Tubuh mereka sama-sama beruas, pembagian tubuh dalam tiga bagian, terdiri atas kepala, dada, dan perut. C. PEMBAHASAN 2. Kalajengking Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Filum: Upafilum: Animalia Arthropoda Chelicerata

Kelas: Upakelas: Ordo:

Arachnida Dromopoda Scorpiones

Berdasarkan klasifikasi diatas maka kita dapat melihat bahwa kalajengking termasuk anggota Filum Arthropoda dan pada kelas Arachnida, karena pada kalajengking memiliki segmen pada tubuhnya. Pembagian tubuhnya terdiri atas cephalotorax dan abdomen. Tidak memiliki sayap. Modifikasi alat mulut berupa kelisera dan pedipalpus. Ciri-ciri ini sesuai dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh kelas arachnida berdasarkan penjelasan dari Sari,2007. 3. Laba-laba Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Filum: Kelas: Ordo: Animalia Arthropoda Arachnida Araneae

Berdasarkan klasifikasi diatas maka kita dapat mengetahui bahwa laba-laba termasuk kedalam filum Arthropoda yaitu pada kelas Arachnida. Pada tubuh laba-laba tidak memiliki ruas tubuh. Pembagian tubuhnya terdiri dari cephalotorax dan abdomen. Tidak memilki sayap. Modofikasi mulutnya berupa kelisera (penggigit). Ciri-ciri ini sesuai dengan ciri-ciri yang ada pada Arachnida yang disebutkan oleh Sari,2010. 4. Kepiting Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Arthropoda

Kelas:

Crustacea

Subkelas: Malacostraca Ordo: Decapoda

Bersadarkan klasifikasi diatas maka Kepiting termasuk dalam filum Arthropoda yaitu kelas Crustaceae pada subkelas Malacostraca. Pada tubuhnya terdapat ruas. Pembagian tubuhnya terdiri dari cephalotorax dan abdomen. Tidak memiliki sayap. Hal ini sesuai dengan penjelasan oleh Laila, 2007 5. Udang Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Kelas: Arthropoda Crustacea

Subkelas: Malacostraca Ordo: Decapoda

Upaordo: Pleocyemata Infraordo: Caridea Berdasarkan klasifikasi diatas maka kita dapat mengetahui bahwa udang termasuk kedalam filum arthropoda, yatu pada kelas Crustaceae, dan pada subkelas Malacostraca. Pada tubuh udang terdapat ruas. Pembagian tubuhnya terdiri dari cephalotorax dan abdomen. Tidak memiliki sayap. Memiliki mulut dengan tipe mandibula. Ciri-ciri tersebut sesuai dengan yang dijelaskan oleh Laila, 2007. 6. Belalang Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia Filum: Kelas: Ordo: Arthropoda Insecta Orthoptera

Berdasarkan klasifikasi diatas maka kita dapat mengetahui bahwa Belalang termasuk anggota filum Arthropoda dalam kelas insecta dan ordo orthoptera. Pada tubuhnya terdapat ruas. Pembagian tubuhnnya terdiri dari cephal, torax dan abdomen. Karakteristik ini sesuai dengan yang dijelasakn oleh Laila, 2007. 7. Kumbang Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Filum: Kelas: Upakelas: Animalia Arthropoda Insecta Pterygota

Infrakelas: Neoptera Superordo: Endopterygota Ordo: Coleoptera

Berdasarkan klasifikasi di atas, kita dapat mengetahui bahwa kumbang termasuk dalam filum arthropoda, dalam kelas insecta, dan termasuk ordo coleoptera. Pada tubuhnya terdapat ruas, pembagian tubuhnya terdiri atas kepala, toraks, dan abdomen. Coleoptera memiliki sayap berbentuk perisai pada bagian depan dan berbentuk membran pada bagian belakang. Tipe mulut yang dimiliki

coleoptera adalah penggigit. Ciri-ciri ini sesuai dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh insecta yang dijelaskan oleh Laila,2007. 8. Lebah madu Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Kelas: Ordo: Famili: Bangsa: Genus: Arthropoda Insecta Hymenoptera Apidae Apini Apis

Berdasarkan klasifikasi di atas, lebah madu termasuk dalam filum arthropoda, kelas insecta, dan dalam ordo hymenoptera. Pada tubuhnya terdapat ruas, pembagian tubuhnya terdiri atas kepala, toraks, dan abdomen. Sayapnya berupa selaput/membran. Tipe mulutnya pengisap dan penusuk. Ciri-ciri ini sesuai dengan ciri-ciri insecta pada ordo Hymenoptera yang dijelaskan Laila,2007. 9. Kupu-kupu dan Ngengat Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Divisi: Filum: Kelas: Rhopalocera Arthropoda Insecta

Ordo:

Lepidoptera

Berdasarkan klasifikasi di atas, kupu-kupu dan ngengat termasuk dalam filum arthropoda, kelas insecta, dan ordo lepidoptera. Pada tubuhnya terdapat ruas, pembagian tubuhnya terdiri atas kepala, toraks, dan abdomen. Sayapnya berupa membran. Tipe mulutnya pada masa larva penggigit, sedangkan pada masa dewasa pengisap. Ciri-ciri ini sesuai dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh Insecta pada ordo Lepidoptera yang dikemukakan oleh Laila,2007. 10. Kelabang Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Arthropoda

Upafilum: Myriapoda Kelas: Chilopoda

Berdasarkan klasifikasi di atas, kelabang termasuk dalam filum arthropoda, subfilum myriapoda, dan kelas chilopoda. Pada tubuhnya terdapat ruas. Pada setiap ruas terdapat satu pasang kaki. Pembagian tubuhnya terdiri atas kepala dan abdomen. Kelabang ini tidak memiliki sayap. Tipe mulutnya penggigit. Karakteristik ini sesuai dengan karakteristik yang dimiliki oleh Hewan anggota kelas Chilopoda yang dikemukakan oleh Sari,2010. 11. Keluwing Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Arthropoda

Upafilum: Myriapoda Kelas: Diplopoda

Berdasarkan klasifikasi di atas, keluwing termasuk dalam filum arthropoda, subfilum myriapoda, dan kelas diplopoda. Pada tubuhnya terdapat ruas. Pada setiap ruas terdapat dua pasang kaki. Pembagian tubuhnya terdiri atas kepala dan abdomen. Keluwing tidak memiliki sayap. Tipe mulutnya penggigit. Karakteristik ini sesuai dengan karakteristik yang dimiliki oleh Hewan anggota kelas Chilopoda yang dikemukakan oleh Sari,2010. D. KESIMPULAN Hewan pada filum arthropoda yang kita memiliki banyak ruas. Dan pada setiap ruas ini sebagian terdapat kaki-kaki. Hal ini dikarenakan memang ciri utama dari arthropoda adalah adanya kaki pada ruas-ruas tubuhnya. Jadi Arthropoda adalah hewan yang mempunyai kaki bersendi-sendi (beruas-ruas). Tubuh crustacea dilindungi oleh kerangka luar yang sangat keras, tersusun dari kitin, dan dipersenjatai dengan sepasang capit. Tubuh Crustacea bersegmen (beruas) dan terdiri atas sefalotoraks (kepala dan dada menjadi satu) serta abdomen (perut). Bagian anterior (ujung depan) tubuh besar dan lebih lebar, sedangkan posterior (ujung belakangnya sempit). Pada bagian kepala terdapat beberapa alat mulut, yaitu: dua pasang antena, satu pasang mandibula (untuk menggigit mangsanya), satu pasang maksilla, dan satu pasang maksiliped (Irnaningtyas). Pada filum arachnida salah satu perbedaan yang terlihat mencolok yaitu bahwa pada laba-laba tidak memiliki ruas-ruas pada perutnya. Filum arachnida sebenarnya memiliki 3 filum, yaitu scorpionida, arachnoidea dan acarina. Anggota Arachnida meliputi kalajengking, laba-laba, tungau atau caplak. Salah satu ciri utama dari arachnida yaitu memiliki 4 pasang kaki yang berada pada kepala-dada. Namun pada kalajengking hanya ditemukan 3 pasang kaki, karena 1 pasang kaki lainnya telah berubah menjadi capit. Insecta sering disebut serangga atau heksapoda. Heksapoda berasal dari kata heksa berarti 6 (enam) dan podos berarti kaki. Heksapoda berarti hewan berkaki enam (Irmaningtyas). Insecta memiliki beberapa ciri-ciri khusus, yaitu: tubuh dapat dibedakan dengan jelas antara kepala, dada dan perut, dada (thorax) terdiri atas tiga ruas (prothorax, mesothorax dan metathorax), dan pada setiap segmen terdapat sepasang kaki Anggota terakhir dari arthropoda yaitu subfilum myriapoda. Dalam penggolongannya myriapoda dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas chilopoda dan kelas diplopoda.Dengan tubuh beruas-ruas dan setiap ruas mempunyai satu pasang atau dua pasang kaki. Tubuh dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala dan abdomen (perut). Hewan pada filum ini hanya memiliki kepala dan perut, namun tidak memiliki dada (thorax). Serta memiliki sepasang atau 2 pasang kaki pada setiap ruasnya (Irnaningtyas).

DAFTAR PUSTAKA

Diana.2008. phylum arthropoda.http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/12/phylum-arthropoda/ (diakses tanggal 14 November 2011)

Edi.2010. Kingdom-Animalia.http://www.scribd.com/doc/26835050/Kingdom-Animalia. (diakses tanggal 14 November 2011) Laila, Siti.2007.Biologi sains dalam kehidupan.surabaya:yudhistira. Manson.2009. myriapoda lipan kaki seribu.http://theo766hi.wordpress.com/2009/06/12/myriapodalipankaki-seribu/ (diakses tanggal 14 November 2011) Sari.2010. dunia hewan kingdom animalia. http://dunianyasari.blogspot.com/2010/11/dunia-hewan-kingdom-animalia.html (diakses tanggal 14 November 2011) Kastawi, Yusuf.2005.Zoologi Vertebrata.Malang:UM Press.

You might also like