You are on page 1of 7

EPILEPSI

A PENGERTIAN Epilepsi adalah gejala lepas muatan listrik sebagian subtansi gresia otak yang berlangsung secara tiba-tiba, berlebih, cepat, tidak teratur dan bersifat sementara (Jackson / abad ke 19). Sedangkan menurut Suharno (1977) epilepsi adalah lepas muatan listrik sebagian substansi gresia otak yang berlangsung secara tiba-tiba, berlebihan tidak teratur, sementara dan berulangulang yang menimbulkan perubahan kesadaran atau tidak, dengan atau tanpa kejang-kejang atau gangguan fungsi otak lainnya. Perlu diketahui bukanlah suatu penyakit, tetapi suatu gejala yang dapat timbul suatu penyakit, yang serangannya dapat timbul jika terjadi aktivitas energi yang berlebihan dan mendadak dalam otak sehingga terganggunya kerja otak (Lily.D. Sidi Arta dalam pertemuan nasional Dwi Warsa II IDASI Oktober 1990) Jadi epilepsi merupakan suatu gejalal akibat lepasnya aktivitas elektrik yang periodik dan ekserik dari neoren serobrum yang dapat menimbulkan hilangnya kesadaran, gerakan involuntar, fenomena sensorik abnormal, kenaikan aktifitas atonomdan berbagai gangguan psikis (dr. Somekto Wibowo, Unit Penyakit Syaraf RSUP Dr. Sarjito). B 1 a b TANDA DAN GEJALA Grand Mal Terjadi pada semua umur Tanda dan Gejala : 1. Kesadaran segera menghilang dengan fase kejang tonik, lalu diikuti fase kejang klonik kemudian penderita tidur dalam 2. Semua otot berkonsentrasi saat kejang 3. Lama seluruh serangan 2 5 menit diikuti tidur selama 1 2 jam dan bangun dengan keluhan sakit kepala. 4. Saliva keluar secara berlebihan.

5. Pernafasan stridor/ngorok 2 a b Petit Mal Biasanya pada usia 4 12 tahun Tanda dan gejala : 6. Kesadaran menghilang sebentar yaitu 5 15 detik 7. Pandangan kosong 8. Kegiatan yang sedang dilakukan berhenti tiba-tiba 9. Kadang mata berkedip-kedip 10. Pasien agak terhuyung tetapi tidak terjatuh 3 a b Epilepsi Dapat terjadi pada semua umur Tanda dan gejala : 11. Gejala motorik, sensorik, vegetatif, dan psikis. 12. Rasa tidak enak di perut, mual, muntah. 13. Melongo, bengong, gerakan otomatisme, mengecap-ngecap. 14. Halusinasi pendengaran, visual, penciuman, dan ketakutan 15. Ditemukan aura berupa suatu yang naik dari perut, membui sesuatu yang tidak enak, dan lain-lain. 4 a b c C Status epilepsi Adalah keadaan pingsan yang disertai kejang terus menerus dimana sebelum penderita menjadi sadar sudah timbul kejang lagi. Secara umum disebut status konvilsivus, merupakan gawat yang harus segera diatasi. Kejang yang terus menerus harus segera dihentikan. Terjadi kejang dan hipersensitif saraf contex dan pusat limbik di hiphethalamus, membran cell lebih permeabel dan menjadi aktif oleh peningkatan suhu, hipoxia, hipolikemia, hipono. Ketika intensitas pelepasan melebihi ambang batas dan mendekati neuron yang normal dan masuk ke cortex cerebri, bangsal ganglia, talamus, batang otak. Pelepasan listrik dibelakang otak menyebabkan konbiksi otot dan PATOFISIOLOGI

mungkin kehilangan kesadaran. Exitasi dapat menjalar sampai syaraf tulang belakang. Akhirnya pelepasan listrik pada noerer korteks, telamus anterior, bangsl ganglia lambat karena diperhambat, dan terjadi fase kontraksi relaksi yang berulang. Neuron kelelahan dan kejang berhenti. Terjadi depresi CNS dan kerusakan kesadaran (tidur, bingung, lelah). Jika kejang lam menyebabkan hipoxia, akhirnya terjadi kerusakan otak. D PEMERIKSAAN PENUNJANG Untuk menentukan penyebab epilepsi, pemeriksaan fisik, dan neorologik, diperlukan juga pemeriksaan penunjang lainnya, yaitu : 1 Foto Thorax Indikasi : untuk mengetahui ada tidaknya proses diparu yang berkaitan dengan proses diotak. a b c 2 a b c Adakah Ca-primer paru yang menyebar ke otak? Adakah tuberkolosa paru yang menimbulkan tuberkolosa serebri? Adakah bronehiectasis yang berhubungan dengan abses serebri? Foto tengkorak Posterio-anterior dan Lateral kanan-kiri Indikasi : Kenaikan TIK Kalsifikasi Intraklanial Erosi tulang 16. Meatus akustikus internus pada neuroma akustikus 17. Sella turika pada adenoma hipofise d 3 Hiperestosis : misalnya pada meningioma Artiriografi Carotis dan Vertebralis Indikasi : proses desak ruang 18. kelainan vasculer 19. gangguan vascularasi 4 Computed Temography Scan (CT-Sean) Dengan CT-Sean dapat dilihat adanya kelainan-kelainan di otak.

Seperti : Tumor intrakronial, edema serebri, infark, pendarahan, dan lainlain. 5 EEG Dari EEG dapat diketahui ada tidaknya epilepsi, pragnosis epilepsi, sejak kapan epilepsi timbul dan lain-lain. E MANAJEMEN TERAPI Penatalaksanaan 1 2 3 4 5 medis dilakukan oleh para dokter dengan memberikan obat OAE (obat anti epilepsi), seperti : Carbonazepin untuk bangkitan tenik-klonik dan bangkitan parsial Valpreat untuk bangkitan teknik-klonik generalazed, lena, dan bangkitan myoklenik. Phenitoin untuk bangkitkan parsial dan general teknik-klonik (grand mal) Barbiturat untuk tipe grand mal type sadar Beberapa merk dagang yang dipergunakan di Indonesia yaitu dilatin, uptilan, luminal, rivoltril, mysoline, dan alin-lain (Mohammad Naharuddin, Jenie.1989) Penatalaksanaan keperawatan bertujuan untuk membantu klien dalam merespon serangan epilepsi agar dapat menjadi adaptif dan terhindar dari berbagai komplikasi : 1 a b Kontrol serangan dan mencegah serangan berulang Kenali aura sebelum terjadi serangan Anjurkan agar pasien atau keluarga mencatat kejadian serangan (jumlah, lama, waktu, pola tidur, atau makan) untuk membantu menentukan terapi. c d e 2 Tekankan pentingnya mendapatkan obat anti epilepsi yang teratur, dan tidak boleh menghentikan obat tanpa pengawasan doter. Jelaskan pada pasien efek dari obat anti epilepsi. Anjurkan pada pasien untuk periksa darah secara teratur. Perawatan sewaktu terjadinya serangan

mengamankan penderita, semua benda disekitarnya harus disingkirkan penderita tidak boleh ditinggal sendiri karena bisa terjadi bahaya fisik, aspirasi lidah tergigit.

b c

Jangan berusaha menahan kejang tonik-klorik Masukkan tongspatel ke dalam mulut. Jika lidah tak tergigit usaha mencegah tidak perlu. Dalam sikap terlentang lidah akan jatuh kebelakang, sehingga tidak akan keluar dari mulut dan menggigit lidah.

d e f g 3 a

Miringkan kepala pasien untuk mencegah aspirasi Longgarkan pakaian pasien Catat semua gejala dan tanda-tanda serangan Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antiseptik. Perawatan setelah serangan Untuk pasien tidak sadar 20. Jaga nafas tetap lancar 21. Jaga / monitor tanda-tanda vital 22. Cairan dan elektrolit ahrus diperhatikan, misal dengan infus atau diit cair per sonde

b c 4 a b c

Kaji apakah pasien dapat mengingat apa yang terjadi Beri rasa aman Meningkatkan harga diri Diskusikan pada pasien pendapat tentang penyakitnya. Kenali kekuatan atau keterampilan pasien agar pasien dapat hidup di masyarakat dengan baik. Dorong pasien mampu menggunakan kekuatan-kekuatan atau hal-hal yang positif pada dirinya sehingga dapat mengurangi stress.

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG LAZIM MUNCUL 1 2 3 Gangguan Perfusi jaringan cerebral Resiko aspirasi Resiko Injury

4 5

Gangguan konsep diri : harga diri yang rendah Kurang pengetahuan tentang penyebab penyakit

DAFTAR PUSTAKA Carpenito, L.J, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Jakarta : EGC Hadinanto, Soedomo, dkk, 1989, Epilepsi, FKU Dipenegoro, Semarang Nanda, 2000, Nursing Diagnosis, Definition and Clasification 2001 2002 , Philadelpia : Nanda Mardjono Mohar, dkk, 1990, Simposium Mengenal dan Memahami Epilepsi, Panitia Pertemuan Nasional Dwi Warsa II, IRASI, Yogyakarta Hudak & Gollo, 1996, Keperawatan Kritis Pendekatan Houstik Vol. III , EEC, Jakarta. RSUP Dr. Sardjito, 1994, Pedoman Pengkajian, Diagnosis, dan Perencanaan Keperawatan, Depkes, RI. Yogyakarta

You might also like