You are on page 1of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

Bagian Ke Sembilanpuluh

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 1 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

Sekarang dengarkanlah O Janamejaya, suatu kejadian menarik yang telah terjadi pada waktu upacara itu baru saja ditutup, yaitu setelah semua para Brhmaa dan rakyat seluruhnya, termasuk yang cacat dan buta, menerima sejumlah harta sesuai dengan keperluannya, yaitu ketika orangorang masih bergembira karena semuanya mendapatkan apa saja yang diinginkannya. Pada waktu itu raja Yudhihira menerima hujan bunga karena perbuatannya itu. Dan tiba-tiba, muncul di tempat itu seekor binatang, sejenis rubah. Tubuhnya besar, sebelah bagian dari tubuhnya berbulu keemasan. Kemunculannya itu disertai dengan suara keras bergemuruh di angkasa. Rupa-rupanya, binatang itulah yang bunyinya sangat dahsyat sehingga semua binatang yang berada di tempat itu gemetar ketakutan. Binatang yang biasanya berkeliaran

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 2 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

di lubang-lubang ular untuk mencari mangsa itu kini muncul dan dapat berkata-kata seperti manusia. Binatang itu berseru sebagai berikut : Hai raja-raja sekalian Upacara besar-besaran ini sungguh tidak ada artinya jika dibandingkan dengan sebutirpun tepung gandum yang dipersembahkan oleh Brhmaa dermawan di Kuruketra yang sedang melaksanakan sumpah Unccha! Mendengar seruan rubah ajaib ini. Semua Brhmaa yang nadir ditempat itu menjadi heran. Mereka mendekati rubah itu, dan setelah dekat, seorang Brhmaa mengajukan pertanyaan : Hai rubah, dari manakah anda datang ini? Dan apa alasanmu maka berani memberikan penilaian terhadap upacara raja bijaksana dan dermawan pengetahuan ini? Anda ini mempunyai kemampuan apakah dan berapa mendalamkah anda tentang upacara? Apakah sebenarnya keyakinan anda?

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 3 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

Siapa anda sebenarnya, maka berani mencela upacara yang Kami selenggarakan ini? Kami sudah menyelenggarakan upacara ini seteliti mungkin sesuai dengan garis-garis yang ditentukan oleh Kitab Suci. Apa yang patut dilakukan, sudah kami lakukan dengan sebaikbaiknya, sesuai dengan pedoman dan juga tidak bertentangan dengan akal dan pikiran. Upacara; itu sudah diselenggarakan berdasarkan berbagai pedoman tentang penyelenggaraan upacara kurban. Siapa-siapa yang patut dipuja, telah dipuja dalam upacara ini. Pemujaan itu pun dilakukan berdasarkan Kitab Suci Weda. Kurban tuangan sudah dituangkan ke dalam api kurban dengan disertai pengucapan mantra-mantra dan rumus-rumus yang pasti. Apapun yang patut dihadiahkan, sudah dihadiahkan, sedekah sudah dibagi-bagikan dengan keikhlasan serta kerendahan hati. Para pendeta dan semua

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 4 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

Brhmaa sudah menerima bahagian mereka bahkan secara berkelimpahan. Para katriya sudah dipuaskan hatinya dengan melakukan pertempuran-pertempuran yang sukar dan jujur. Roh-roh leluhur sudah dipuaskan dengan melakukan upacara rddha. Para Waiya dipuaskan dengan memberikan perlindungan secukupnya juga kepadanya. mereka. Kaum wanitapun dra dipuaskan hatinya dengan memenuhi apapun keinginan Golongan dipuaskan hatinya dengan kata-kata manis dan kasih sayang. Masyarakat banyak dan golongangolongan lain juga sudah mendapat bagiannya dan semua yang tersisa setelah upacara selesai. Semua keluarga istana beserta sanak saudaranya sudah dipuaskan hatinya dengan tingkah laku dan budi luhur yang diperlihatkan oleh raja. Para Dewapun mendapatkan kepuasannya dengan persembahan-persembahan libasi yang

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 5 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

dituangkan ke dalam api pemujaan, yaitu dengan menuangkan minyak mentega murni ditambah dengan perbuatan-perbuatan lain yang dapat memberikan berkah. Para pengikut dan rakyat kerajaan ini merasa puas karena cukup mendapat perlindungan. Karena itu, wahai rubah akti, berkatalah dengan sebenarnya. Ucapkanlah kebenaran saja di hadapan para Brhmaa yang nadir di sini. Ucapkan sesuatu yang tidak bertentangan dengan Kitab Suci dan juga tidak menyalahi kenyataan. Sesungguhnyalah para Brhmaa di sini ingin sekali mendapat penjelasan itu. Kejujuran anda patut dipuji. Hai rubah bijaksana, perwujudan anda yang ajaib itu memanglah merupakan perwujudan mahluk dari alam Kedewataan. Anda telah muncul di sini, di tengah-tengah para Brhmaa. Kami semuanya menuntut, sebenarnya agar anda anda ini! menjelaskan Sambil siapa tersenyum-

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 6 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

senyum, rubah itu menjawab : Wahai para Brhmaa mulia, apa yang hamba katakan itu tidak salah. Juga bukan karena kesombongan hamba mengucapkan kata-kata itu. Apa yang hamba katakan itu mungkin sudah diketahui pula oleh para Brhmaa semua! O para Brhmaa pendeta utama, sesungguhnyalah upacara ini tidak dapat menyamai berkah yang telah diterima oleh keluarga Brhmaa tertentu yang telah mempersembahkan satu prastha tepung gandum. Hamba harus mengatakan hal ini dihadapan paduka sekalian O Brhmaa. Dengarkanlah kesaksian hamba ini. Hamba hendak menjelaskan apa sebenarnya yang terjadi dengan diri paduka sekalian. Sungguh luar bisa kebaikan yang akan menyusul kejadian hari ini. Kejadian ini telah hamba saksikan sendiri dan akibatnya, hamba sendiripun akan merasakannya. Tetapi terlebih dahulu, hamba

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 7 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

akan

menceriterakan

suatu

kejadian

yang

dialami oleh seorang Brhmaa budiman dan dermawan yang bermukim di padang Kuru. Brhmaa itu sedang menjalankan tapa-brata yang disebut Unccha, hidup seperti burung merpati, mencari makan dengan memungut gandum dari ladang-ladang setelah yang empunya ladang itu selesai memetik hasil gandum seluruhnya. Gandum yang tersisa itulah dikumpulkan dengan tekun dan susah payah. Karena perbuatannya itu, akhirnya Brhmaa itu mendapat tempat tertinggi di alam Surga. Dan tidak hanya dirinya sendiri, melainkan keluarganyapun mendapat tempat di Surga pula. Keluarga Brhmaa itu terdiri dari isteri, anak laki-laki dan seorang putri menantu. Karena perbuatan mulia Brhmaa pertapa itulah maka sebelah badan hamba berwarna keemasan ini.

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 8 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

Wahai para Brhmaa mulia, sekarang hamba akan menjelaskan apakah buah-buah kebaikan Brhmaa yang didapatkan yang oleh seorang ikhlas dengan

mempersembahkan sekelumit bagian saja dari kekayaan yang didapatkan dengan jujur. Di suatu tempat, di padang Kuru, yang juga telah menjadi tempat pertapaan orang-orang bijaksana, hiduplah seorang Brhmaa yang sedang melakukan tapa-brata yang disebut Unccha. Brhmaa itu hidup di sana dengan seorang isteri dan anaknya laki-laki dan seorang putri menantunya yang semuanya melakukan tapa-brata yang sama. Jiwanya bersih, paca indranya terkendali, dan mereka hidup seperti burung kakak tua. Waktu makan mereka sudah ditetapkan, yaitu hanya pada bagian keenam dari satu hari. (Patut diketahui bahwa pada jaman dahulu, satu hari 12 jam itu, telah dibagi menjadi

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 9 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

8 bagian saja). Apabila pada bagian keenam itu mereka tidak mendapatkan makanan, merekapun terus berpuasa untuk sepanjang hari itu, dan baru akan makan keesokan harinya pada bagian keenam pula. Pernah pada suatu saat, bencana paceklik melanda seluruh negeri. Pada saat-saat seperti itu, tidak ada sebutir gandum pun tersisa di dalam rumah Brhmaa itu. Tumbuhtumbuhan yang dapat dimakan semua sudah mati kekeringan. Mereka sudah tidak mempunyai apa-apa lagi untuk dimakan pada saat-saat yang ditentukan untuk makan. Hal ini sudah berlangsung berhari-hari lamanya. Semua anggota keluarga itu sangat menderita. Tetapi, merupakan kewajiban mereka untuk menunaikan tugas-tugasnya setiap matahari mencapai hari dengan sebaikpuncaknya, Brhmaa baiknya. Pada suatu hari di bulan Jaistha, di saat dengan keluarganya memetik bulir-bulir gandum

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 10 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

di sebuah ladang gandum. Mereka kepanasan, kelaparan dan payah sekali bekerja keras. Sebenarnyalah pada saat itu semua bahan makanan untuk keluarga itu habis semua. Keluarga Brhmaa itu telah melewatkan satu hari itu dengan penderitaan yang teramat sangat, Pada suatu hari, setelah bagian keenam dari satu hari itu tiba, mereka berhasil mengumpulkan satu prastha gandum. Gandum itu ditumbuk halus agar dapat dijadikan Satu. Setelah selesai mengucapkan doa-doa di dalam hati dan menuangkan kurban tuangan ke dalam api suci, Brhmaa itu membagi gandum yang sedikit itu menjadi empat bagian yang sama, dan masingmasing mendapat bagian tepung satu Kudawa. Pada saat mereka siap untuk bersantap, tiba-tiba muncul di tempat itu seorang tamu. Melihat tamu datang, mereka menyambut dengan gembira. Mereka menerima tamunya itu dengan

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 11 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

penuh

hormat,

mengajukan

pertanyaan-

pertanyaan dengan sopan dan perasaan bahagia. Semua mereka itu memang berhati bersih, mengendalikan dirinya dengan baik sekali, penuh keyakinan dan menguasai dorongan nafsunya. Mereka terbebas dari semua perbuatan yang dapat menyakiti dan sudah menundukkan kemarahannya. Mereka mengembangkan sifat kasih-sayang; dan tidak pernah merasa sakit hati melihat kebahagiaan orang lain. Tidak sombong, tidak menakut-nakuti, dan sama sekali tidak pernah marah. Sesungguhnyalah mereka sudah menepati tugas dan kewajibannya selaku pertapa. Dalam pembicaraan mereka itu, pertapa itu memperkenalkan diri serta menuturkan tapa bratayang dijalankannya, Tamu dirinya juga pula. warga Tamu dan itu keluarganya. yang datang itupun

memperkenalkan

nampaknya kelelahan dan kelaparan. Mereka

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 12 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

masuk ke dalam pondok dan langsung Brhmaa pertapa itu menawarkan suguhan dengan ucapan seperti berikut : Terimalah suguhan Arghya kami dan ini, terimalah air pembasuh kaki paduka. Silakan duduk di atas hamparan kua yang tersedia dan semoga paduka sudi menikmati Saktu yang kami kumpulkan. Saktu ini halal O yang mulia, terimalah suguhan kami ini seadanya! Brhmaa yang baru datang itu menerima satu Kudawa Saktu yang disajikan dan langsung menyantapnya. Tetapi Brhmaa itu masih menunjukkan perasaan kelaparannya. Karena itu, Brhmaa yang melakukan brata Unccha itu berpikir-pikir, dimanakah akan dicari makanan yang dapat mencukupkan tamunya ini? Tiba-tiba isteri Brhmaa itu berkata : Kakanda, persembahkanlah kepada tamu kita itu bagian hamba. Cukupkanlah terlebih dahulu Brhmaa mulia itu sebelum beliau

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 13 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

meninggalkan kita melanjutkan perjalanannya! Tetapi Brhmaa pertapa itu tidak tega untuk mengambil bahagian isterinya, karena isterinya yang sudah tua itu sudah terlalu menderita akibat dari kelaparan dan lebih-lebih telah bekerja keras. Isterinya itu kurus kering, tinggal kulit pembalut tulang, tubuhnya gemetar lemah. Brhmaa itu menolak untuk menyuguhkan bagian isterinya, katanya : Adindaku, binatangbinatang, bahkan ulat dan serangga sekalipun, masih melindungi betinanya. Karena itu aku melarang adinda mengucapkan kata-kata itu. Adalah kewajiban isteri memperlakukan suaminya dengan penuh kecintaan, menyediakan makanan dan menjaga nama baik suami. Segala sesuatu yang berkenaan dengan agama, kesenangan dan kekayaan, perawatan yang teliti, dan memberikan keturunan untuk kelanjutan kehidupan warga dan bangsa, semuanya itu,

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 14 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

merupakan tugas wanita selaku isteri. Dan sebenarnyalah bahwa berkah bagi suami dan para leluhurnya tergantung dari tingkah laku sang isteri. Para istri mengetahui suaminya berdasarkan perbuatan yang dilakukan oleh suaminya itu. Laki-laki yang tidak mampu melindungi isterinya, namanya akan tercela, baik disini maupun di dunia sana. Ia akan jatuh ke alam Neraka! Laki-laki yang gagal melindungi isterinya akan jatuh meskipun sebelumnya ia sudah mencapai kedudukan cemerlang, namun ia akan terjatuh ke lembah nista serta tidak pernah mendapat kebahagiaan di alam yang manapun juga! Setelah mendengar kata-kata suaminya itu, isterinya menjawab : O suamiku, junjunganku! Kegiatan keagamaan itu terjalin erat sekali dengan kekayaan dan keadaan. Kakanda ambillah bahagian hamba! Semoga kakanda puas dan sudi menerimanya!

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 15 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

Kebenaran, kesenangan, berkah keagamaan, dan Surga, sebagaimana yang bisa didapatkan dengan sifat-sifat kebaikan, bagi kaum wanita, sangat tergantung dari penilaian sang suami terhadap dirinya itu. Dalam perbuatan pengadaan keturunan, pihak isteri menyediakan sel telur, darah dan tempat. Pihak ayah memberikan benih-benihnya. Suami merupakan dewa tertinggi bagi isterinya. Hanya karena mendapat berkah suaminyalah, maka si isteri mendapat kesenangan dan keturunan yang baik sebagai hadiahnya. Paduka tidak lain dari pati hamba, karena kakanda telah melindungi hamba. Kakanda junjunganku tidak lain dari Bhartri bagi hamba, karena paduka telah menghidupkan hamba. Dan lagi, paduka pemberi kebahagiaan bagi hamba, karena sudah menghadiahkan seorang putra kepada hamba. Mengingat jasa-jasa kakanda junjungan yang sedemikian banyaknya,

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 16 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

terimalah sekarang makanan bagian hamba dan suguhkanlah kehadapan tamu kita yang telah sudi berkunjung hari ini. Kakanda sendiripun sudah tua dan lemah, ditambah dengan keadaan alam yang telah menimpa kita di saat ini, paduka kakanda menjadi semakin tidak berdaya. Merana karena berpuasa dan telah menjadi kurus kering. Sedangkan untuk hari ini kakanda sendiri sudah menyuguhkan makanan bagian kakanda sendiri, mengapa puja hamba tidak diperkenankan mempersembahkan bagian hamba kehadapan paduka dan selanjutnya disajikan kepada tamu kita yang mulia? Karena isterinya bersikeras itu, maka diambilnyalah gandum bagian isterinya itu dan langsung disajikan kepada tamunya, katanya : O Brhmaa mulia, terimalah juga persembahan kami ini! Tamu Brhmaa itu menyambutnya dan segera menyantap saktu yang memang hanya sedikit

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 17 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

itu. Rasa lapar Brhmaa itu belum juga mau berkurang Nampak jelas bahwa tamu itu masih menghendaki makanan. Melihat keadaan ini, Brhmaa pertapa Unccha itu kembali berpikir. Sedang berpikir-pikir itu, anaknya mengucapkan kata-kata berikut : Wahai ayahanda junjungan kami, ambillah bagian hamba untuk disajikan kehadapan tamu kita yang mulia ini. Hamba yakin kalau perbuatan hamba ini akan besar manfaatnya. Silakan ayahanda, terimalah! Paduka selaku ayah hamba memang patut menuntut agar hamba tetap memelihara dan menjaga diri paduka. Menjaga dan memelihara orang tua merupakan salah satu kewajiban utama yang selamanya harus dilakukan oleh orang baik-baik! Memelihara ayah sudah uzur merupakan kewajiban yang disucikan! Inilah sebuah dari antara ruti-ruti yang dikenal di Tiga Dunia. Dengan sisa kehidupan yang masih

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 18 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

ada ini padukapun dapat menyempurnakan tapa brata. Hawa-hawa yang dikenal dengan kelompok Pra merupakan dewata mulia yang bermukim di dalam diri semua mahluk hidup, karena itu hambalah yang patut menjaga agar paduka yang uzur dan lemah tetap hidup. Paduka terimalah saktu bagian hamba untuk menyempurnakan tapa-brata paduka! Ucapan anaknya itu dijawab oleh ayahnya dengan katakata sebagai berikut : Anakku, meskipun seandainya umurmu sekarang sudah mencapai seribu tahun, bagi diriku tetap ananda hanyalah seorang anak-anak. Memang, seorang ayah dapat mencapai sukses melalui anak-anaknya. O anakku budiman, aku tahu bagaimana hebatnya perasaan lapar yang diderita oleh anak-anak. Aku ini sudah tua. Bagaimana pun juga, aku akan berhasil menjaga hawa kehidupan itu agar tetap mengalir di dalam tubuhku. Terhadap hal

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 19 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

ini jangan anakku khawatir! Makanlah bagianmu agar engkau tetap kuat. Meskipun aku sudah tua dan lemah, tetapi perasaan lapar tidak menyakitkan aku lagi. Bertahun-tahun lamanya aku telah berlatih dan melakukan puasa. Sekarang aku telah terbebas dari perasaan takut untuk menghadapi kematian! Anaknya yang berbhakti itu menjawab : Hamba anak paduka! ruti menyatakan bahwa anak itu disebut putra, karena seorang ayah dapat diselamatkan oleh anaknya itu. Sedangkan ayah itu sendiri dapat lahir kembali pada anaknya! Karena itu selamatkanlah diri paduka dengan menggunakan diri paduka juga yang sekarang berwujud diri hamba ini! Ayahnya termenung dan menjawab : Sesungguhnyalah dalam perwujudan, ananda sangat serupa dengan diriku ini. Demikian juga dalam tingkah laku

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 20 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

dan

pengendalian

diri.

Dalam

beberapa

kesempatan, aku telah mengamat-amati dirimu. Karena itu, dengarkanlah keputusanku! Akan kuterima makanan yang semestinya menjadi bagianmu itu! Dengan gembira ia mengambil bagian anaknya dan langsung disuguhnya kehadapan Brhmaa itu. Dan setelah bagian itu habis disantap tamunya, namun perasaan lapar tamu itu belum terpuaskan juga. Melihat keadaan ini, perasaan malu menyelinap ke dalam diri Brhmaa pertapa itu karena ia tidak punya apaapa lagi untuk disuguhkan. Tetapi segera putri menantunya menghadap, menyembah dengan hormatnya seraya mengucapkan kata-kata berikut : Melalui putra paduka O ayahanda nan suci, hamba akan mendapatkan seorang putra. Terimalah persembahan hamba berupa makanan

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 21 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

yang sedikit ini dan haturkanlah kehadapan tamu paduka yang hadir hari ini. Berkah karunia paduka, berbagai jenis keindahan yang kekal bisa hamba nikmati. Melalui cucunya, seseorang dapat mencapai alam di mana kesengsaraan dan kedukaan tidak menyiksa lagi. Seperti halnya segi tiga akti yang diawali dengan Agama atau Dharma, atau segi tiga akti dari api suci, terciptalah segi tiga akti pula yang disusun oleh alam-alam kekekalan di Surga dan hamba menyadari, hal itu tergantung ke pada anak, cucu dan cicit. Anak itu memang sepantasnya disebut putra, karena anak itulah yang dapat membebaskan ayahnya dari semua hutanghutangnya. Melalui anak dan cucu orang itu selamanya dapat menikmati kesenangan alamalam yang disediakan bagi orang baik-baik!

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 22 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

Ayah mertuanya menjawab : Sungguh mulia hatimu O anakku! Memandangi dirimu yang dirusak oleh angin dan panas, kecantikanmu pudar, kurus dan hampir pingsan menahan lapar, betapa aku tega berbuat dosa dengan melanggar hukum-hukum kebenaran, menyita makanan yang seharusnyalah menjadi hakmu? Anakku, engkau seorang isteri yang membawa keberuntungan, janganlah anakku mengucapkan kata-kata itu, demi kebahagiaan keluarga kita ini. Berdosalah keluarga yang memperlakukan sebagaimana putri menantunya O wanita tidak mulia, mestinya.

bagaimana aku tega melihat ananda, sesore ini belum memakan apapun juga dan ikut berpuasa? Sesungguhnyalah ananda seorang wanita suci, berbudi luhur dan pertapa. Aduhai, betapa kamu sangat menderita. Penderitaan itu telah kau jalani hari demi hari. Ananda sudah terlalu

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 23 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

menderita

untuk

seorang Tetapi,

wanita. apalah

Adalah dayaku? dirimu

kewajibanku untuk melindungi engkau untuk selama-lamanya. Terpaksa aku hanya memandangi

sengsara, menjadi kurus karena berpuasa! Putri menantu itu menjawab : Padukalah sekarang yang menjadi junjungan hamba, bagi diri hamba ini, paduka seorang yang tertua dari antara keluarga hamba yang paling tua. Paduka Dewata tertinggi dari antara dewa-dewa yang hamba puja-puja! Karena itu O junjungan, terimalah persembahan hamba. Dengan tubuh hamba, dengan nafas kehidupan hamba, dengan upacaraupacara, dengan semuanya itu hamba hanya mempunyai satu tujuan, yaitu melayani dan menyenangkan atasan hamba. Atas doa restu paduka. O Brhmaa mulia, hambapun akan mendapatkan tempat selayaknya, yang penuh dengan kebahagiaan, di alam-alam yang akan

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 24 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

datang! Dalam mencapai cita-cita hamba inilah paduka sepatutnya terus-menerus membimbing hamba. Ketahuilah O ayahanda Brhmaa, hamba selamanya taat serta menyerahkan diri kepada paduka. Jangan paduka dengan menyita menolak kebahagiaan hamba

persembahan hamba ini. Hamba mohon agar tepung yang sedikit ini dapat paduka terima, dan hamba akan sangat berbahagia karenanya! Ayah mertuanya menjawab : O wanita suci, berkat perbuatan ananda hari ini, ananda selamanya cemerlang dalam kejayaan! Sedemikian teguh ananda memegang sumpah, sedemikian tekun ananda memuja, lebih-lebih, cita-cita ananda adalah menghormati dan mentaati orang yang lebih tua! Karena itu O ananda, aku terima saktu yang seharusnya menjadi bagianmu itu. Anak baik seperti kamu

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 25 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

ini tidak boleh dikecewakan. Sebenarnyalah ananda seorang putri paling utama dalam hal menunaikan kewajiban Dharma! Sambil mengucapkan kata-kata itu, Brhmaa pertapa itu lalu mengambil tepung gandum serta menyajikannya kehadapan tamunya. Brhmaa tamunya itu menerima makanan itu dengan wajah berseri-seri tanda puas dan gembira. Sebenarnyalah tamunya itu, yang tidak lain dari Sanghyang Dharma sendiri yang telah turun menyamar menjadi seorang Brhmaa kelaparan, merasa sangat puas lalu berkata : O pendeta utama, sungguh aku sangat puas dengan penyambutan ikhlas yang telah anda lakukan. Anda telah menyuguhkan kepada diriku sesuatu yang suci serta diperoleh dengan kejujuran. Inilah namanya persembahan yang dilakukan sesuai dengan peraturan kebenaran.

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 26 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

Persembahan itu sekarangpun sudah mulai berbuah di alam Surga, tempat yang penuh dengan kesenangan dan kebahagiaan. Saksikanlah O pendeta, bunga-bunga sudah mulai berjatuhan bagaikan hujan dari langit! Para i dari alam Kedewataan, disertai oleh Dewa-dewa, Gandharwa, mahluk-mahluk utusan dewata, semuanya memuji-muji perbuatan anda. Para i yang sudah manunggal di alam Brahman, duduk di dalam kereta menjenguk ke luar untuk memperhatikan wajah anda. O Brhmaa utama, berangkatlah sekarang juga ke alam Surga. Para Pitri yang sewarga dengan anda semuanya sudah diselamatkan berkat perbuatan anda hari ini. Yang lain, yang belum mencapai tingkat Pitri, semuanya sudah diselamatkan pula. Keselamatan untuk selamalamanya! Anda sudah menempuh kehidupan Brahmcrya, sudah melakukan kehidupan

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 27 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

selaku orang dermawan, sudah melakukan pengurbanan-pengurbanan, brata, menyebar Mengingat semuanya melakukan itu, anda tapapatut cinta-kasih dengan tulus.

mendapatkan kedudukan di alam Surga. Dengan baik sekali anda sudah menunaikan tapa-brata, dijalankan dengan penuh rasa pengabdian. Persembahan yang anda lakukan hari ini sangat memuaskan para Dewa O Brhmaa suci. Lebih-lebih anda melakukan persembahan pada musim yang sukar seperti saat ini. Walaupun demikian, anda telah melakukannya dengan penuh ketulusan. Karena itu, tidak ada tempat yang patut diberikan kepada anda, kecuali alam Surga! Perasaan lapar yang teramat sangat dapat memusnahkan kebijaksanaan, dapat melenyapkan segala pengertian. Orang yang kecerdasannya dikuasai oleh perasaan lapar, dapat kehilangan semua sifat baik yang

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 28 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

dimilikinya. Karena itu, orang yang mampu menundukkan perasaan laparnya, akan berhasil pula menguasai alam Surga. Kebenaran meninggalkan memberi. dan Keadilan tidak tidak ia akan suka

seseorang

selama

Dengan

mengutamakan

kepentingan pribadi, dengan membebaskan diri dari keterikatan terhadap anak dan isteri, anda ternyata lebih mengutamakan Kebenaran. Mencari harta kekayaan merupakan suatu

kegiatan yang kecil sekali pahalanya. Adalah perbuatan memberi kepada orang yang patut menerima, yang mempunyai pahala yang besar. Lebih besar lagi pahalanya, apabila pemberian itu dilakukan pada saat yang tepat. Lebih-lebih, jika pemberian itu dilakukan berdasarkan pengabdian, itulah pemberian atau persembahan yang akan menghasilkan pahala yang berlipat

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 29 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

ganda. Pintu masuk ke alam Surga itu memang tidak mudah dilihat. Apabila tidak diperhatikan dengan sungguh-sungguh, pintu masuk itu tidak akan kelihatan. Palang pintu itu adalah nafsu untuk memiliki. Palang itu akan semakin kuat menutup, apabila nafsu kemilikan dan kecintaan terhadap kemewahan keduniawian semakin besar. Sesungguhnyalah bahwa pintu ke surga itu tidak dapat didekati. Orang yang sudah menundukkan nafsunya, para kemarahan Brhmaa dan yang dorongan memiliki

kekuatan tapa-brata, dan selalu siap memberi sesuai dengan kemampuannya, tentu akan berhasil melihat pintu rahasia itu. Sudah dikatakan, bahwa orang yang punya seribu memberi seratus, punya seratus diberikan sepuluh dan bagi orang tidak punya apa-apa, cukup menyuguhkan seteguk air. Nilai perbuatan itu sama dan berkah yang diterimapun sama.

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 30 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

Raja Rantidewa, ketika semua kekayaannya sudah Berkat lenyap, telah mempersembahkan itu O Brhmaa, semangkuk air dengan disertai pikiran jernih. persembahannya bagindapun mencapai alam surga. Sanghyang Dharma itu tidak pernah dapat dipuaskan dengan persembahan besar-besaran dan diisi dengan benda-benda kemewahan. Meskipun persembahan itu tidak berharga sekepingpun uang, apabila dipersembahkan dengan penuh keikhlasan didapatkan membawa dan yang dipersembahkan kejujuran, Nga, itu dengan berkah. jalan Raja maka telah

persembahan semacam itulah yang paling besar mempersembahkan seribu ekor sapi pilihan kepada para Brhmaa, dan seekor sapi yang dipersembahkan itu hasil curian, maka raja itu jatuh ke alam Neraka. Siwi, putra Usinara telah bersumpah untuk melakukan sejenis brata,

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 31 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

baginda itu telah mempersembahkan daging yang disayat dari tubuhnya sendiri, dan baginda itu sekarang sangat berbahagia di alam surga. Kekayaan itu saja bukan berkah namanya. Orang baik baru akan menerima berkah setelah berusaha sekuat tenaga, mempergunakan seluruh kemampuan yang ada padanya, didasari kesadaran kebenaran dan budi luhur. Dengan menyelenggarakan bermacam-macam upacara saja, orang tidak akan menerima berkah seperti misalnya orang mempersembahkan sedikit hartanya yang didapatkan dengan jerih-payah dan kejujuran. Pahala dan berkah akan lenyap apabila pemberian atau persembahan itu disertai dengan kemarahan. Dengan dorongan ingin mendapatkan kepunyaan orang lain, orang tidak mungkin dapat mencapai Surga. Orang yang mengetahui pahala-pahala sehubungan dengan tingkah laku kedarmawanan, yang ditunjang

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 32 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

oleh budi luhur dan tapa-brata, akan dapat menikmati kebahagiaan yang kekal itu. Karena itu O Brhmaa, dengan mempersembahkan satu prastha tepung gandum ini saja, maka pahala dan berkah yang anda terima akan jauh lebih besar daripada menyelenggarakan berkali-kali upacara Rjasya, ditambah dengan memberikan hadiahhadiah serta sedekah yang berlimpah-limpah seperti dilakukan dalam upacara Kurban Kuda. Dengan hanya satu prastha tepung gandum ini anda O Brhmaa, sudah mencapai alam Brahman. Berbagialah! Anda sungguh bijaksana! Baik, sekarang berangkatlah menuju alam Brahman yang terang berderang tanpa setitikpun noda kegelapan. Wahai Brhmaa, dikaulah yang terutama dari antara semua Brhmaa, sekarang akulah yang patut memuja paduka! Kereta yang tersedia di sini akan mengangkut diri paduka ke alam Brahman itu.

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 33 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

Silakan paduka naik ke atasnya! O Brhmaa, hamba ini Sanghyang Dharma! Lihat dan perhatikanlah perwujudanku! Paduka sudah menyelamatkan diri paduka! Dan prestasi yang paduka ciptakan hari ini, akan dikenal di seluruh alam untuk selama-lamanya! yang Berangkatlah pantas Setelah sekarang, ajaklah serta isteri, anak dan putri menantu menerima paduka, berkah semuanya itu! kekekalan

Sanghyang Dharma mengucapkan kata-kata itu, Brhmaa beserta keluarganya lalu berangkat ke alam Luhur dan Abadi! Setelah Brhmaa pertapa itu bersama-sama dengan isteri, putra dan putri menantunya berangkat menuju alam Surga, hambapun keluar dari dalam lubang. Dan kepala hamba berubah warnanya menjadi keemasan setelah hamba mencium bau tepung gandum itu dan juga

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 34 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

karena terkena uap air yang disediakan oleh Brhmaa itu kepada tamunya. Setelah bersentuhan dengan bunga-bunga kedewataan yang ditaburkan dari langit, terkena sisa-sisa tepung gandum itu, ditambah dengan pancaran kekuatan tapa-brata Brhmaa itu, maka sebelah tubuhku yang besar ini telah berubah warnanya. Lihatlah O para Brhmaa berkah dari persembahan yang dilakukan oleh Brhmaa pertapa itu. Sebahagian dari tubuh hamba yang sangat besar ini sinar menjadi keemasan. cemerlang Wahai memancarkan

Brhmaa, untuk merubah agar seluruh tubuh hamba berwarna sama cemerlangnya, tak jemujemunya hamba mengunjungi tempat-tempat pertapaan dan menghadiri setiap upacara yang diselenggarakan oleh raja-raja di berbagai negara. Tetapi tubuh hamba ini tidak berubah sedikitpun juga. Akhir-akhir ini hamba

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 35 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

mendengar yang

berita

bahwa karena

di

tempat

ini

diselenggarakan upacara oleh raja bangsa Kuru termashur kebijaksanaannya. Hamba telah datang, dengan harapan, semoga hambapun mendapatkan berkahnya sehingga tubuh hamba ini berwarna keemasan seluruhnya. Tetapi sampai saat penutupan ini, tubuh hamba belum berubah. O Brhmaa sekalian, itulah sebabnya hamba dengan lancang menyatakan bahwa upacara ini belum sebanding dengan persembahan satu prastha tepung gandum yang dilakukan oleh Brhmaa pertapa di Kuruketra itu! Dengan persembahan satu prastha tepung, tubuh hamba yang sebelah ini telah berubah cemerlang berwarna emas. Upacara besar dan megah ini sama sekali belum sebanding dengan persembahan segenggam tepung tersebut. Itulah pendapat serta keyakinan hamba!

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 36 of 37

Aswamedha Parwa Bagian Ke 90 -----------------------------------------------------------------------------------

Tetapi, setelah mengucapkan kata-katanya yang terakhir itu, rubah yang aneh itu lenyap dari pemandangan. Dan para Brhmaa kembali ke tempatnya masing-masing! Demikianlah O Janamejaya, hamba sudah menceriterakan sebuah peristiwa yang terjadi pada saat upacara Kurban Kuda itu dilangsungkan. Karena itu O raja, janganlah hendaknya paduka terpaku dan terikat oleh upacara. Berjuta-juta para i sudah mencapai alam Luhur hanya dengan menjalankan Yoga dan tapa-brata. Yang lebih utama dilakukan adalah tidak menyakiti mahluk lain, puas dan bersyukur, bertingkah laku baik, taat dan jujur, pengendalian diri, kebenaran dan Kedermawanan! Itulah semua yang lebih mulia daripada melakukan upacara!

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 37 of 37

You might also like

  • Candra Sengkala
    Candra Sengkala
    Document5 pages
    Candra Sengkala
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Mahoni
    Mahoni
    Document4 pages
    Mahoni
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Makalah SENAM AEROBIK
    Makalah SENAM AEROBIK
    Document9 pages
    Makalah SENAM AEROBIK
    Gusti Arya Yunedi
    100% (1)
  • Lontar Tatwa Ngemban Wong Bobot
    Lontar Tatwa Ngemban Wong Bobot
    Document63 pages
    Lontar Tatwa Ngemban Wong Bobot
    Gusti Arya Yunedi
    100% (1)
  • Pisang Cavendish
    Pisang Cavendish
    Document5 pages
    Pisang Cavendish
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Tanaman Pemakan Serangga DROSERA CAPENSIS
    Tanaman Pemakan Serangga DROSERA CAPENSIS
    Document3 pages
    Tanaman Pemakan Serangga DROSERA CAPENSIS
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Coelogyne
    Coelogyne
    Document3 pages
    Coelogyne
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Buah Maja
    Buah Maja
    Document6 pages
    Buah Maja
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Batang Tumbuhan
    Batang Tumbuhan
    Document3 pages
    Batang Tumbuhan
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Costus Woodsonii
    Costus Woodsonii
    Document7 pages
    Costus Woodsonii
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Buah Kesemek
    Buah Kesemek
    Document6 pages
    Buah Kesemek
    Gusti Arya Yunedi
    0% (1)
  • Anggur
    Anggur
    Document5 pages
    Anggur
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Bunga Matahari
    Bunga Matahari
    Document3 pages
    Bunga Matahari
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Duryudana
    Duryudana
    Document2 pages
    Duryudana
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • DURSASANA
    DURSASANA
    Document6 pages
    DURSASANA
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Akasia
    Akasia
    Document3 pages
    Akasia
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • GANESA
    GANESA
    Document2 pages
    GANESA
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • DURGA
    DURGA
    Document2 pages
    DURGA
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Gardapati
    Gardapati
    Document2 pages
    Gardapati
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • GANDAWATI
    GANDAWATI
    Document3 pages
    GANDAWATI
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • DURNA
    DURNA
    Document3 pages
    DURNA
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • DRUPADI
    DRUPADI
    Document2 pages
    DRUPADI
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Dewasrani
    Dewasrani
    Document3 pages
    Dewasrani
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Durmagati
    Durmagati
    Document2 pages
    Durmagati
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet