You are on page 1of 7

BAB I

A.

Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang sudah dipaparkan diatas, maka dapat ditentukan beberapa rumusan masalah, antara lain adalah: 1. 2. 3. 4. Apa yang dimaksud dengan moral dan etika? Apa permasalah yang terjadi saat ini pada generasi muda? Faktor apa saja yang membuat lunturnya moral dan etika generasi muda? Bagaimana solusi untuk menindak lanjuti/mengatasi permasalahan ini?

B.

Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka dapat diambil beberapa penjelasan tentang tujuan penulisan makalah ini, antara lain adalah: 1. Mengetahui makna dan penjelasan tentang moral dan etika 2. Dapat memberi pengetahuan tentang masalah yang ada di masyarakat atau kalangan remaja saat ini. 3. Dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat menjadikan lunturnya moral generasi muda, serta agar orang tua dapat meminimalkan hal-hal yang dapat menjadikan lunturnya moral dan etka generasi muda. 4. Mengerti bagaimana solusi/cara untuk menindak lanjuti masalah lunturnya moral dan etika generasi muda.

Moral dan Etika

BAB II
PEMBAHASAN A. Pengertian

Pada dasarnya, kata Moral dan Etika mempunyai makna yang sama yang berarti adat kebiasaan atau tradisi. Perilaku ber-moral adalah perilaku yang mengikuti kode moral kelompok masyarakat tertentu. Dan perilaku tidak bermoral berarti perilaku yang gagal mematuhi harapan kelompok sosial tersebut. Ketidakpatuhan ini bukan karena ketidakmampuan memahami harapan kelompok tersebut, tetapi lebih disebabkan oleh ketidaksetujuan terhadap harapan kelompok sosial tersebut, atau karena kurang merasa wajib untuk mematuhinya. Perilaku di luar kesadaran moral adalah perilaku yang menyimpang dari harapan kelompok sosial yang lebih disebabkan oleh ketidakmampuan yang bersangkutan dalam memahami harapan kelompok sosial. Perkembangan moral bergantung pada perkembangan intelektual seseorang. Sebagai contoh: Saat kita mengatakan bahwa perbuatan pengedar narkotika itu tidak bermoral, sebenarnya perbuatan orang itu hanya melanggar nilai-nilai dan normanorma etis yang berlaku dalam masyarakat itu sendiri.

Moral dan Etika

B.

Permasalahan Pada Generasi Muda Saat Ini

Perubahan cepat dalam teknologi informasi telah merubah sebagian besar masyarakat dunia, terutama yang tinggal diperkotaan dan khususnya kelakuan kaum remaja. Sebagaimana diketahui dengan adanya kemajuan informasi di satu sisi remaja merasa diuntungkan dengan adanya media yang membahas seputar masalah dan kebutuhan mereka, sedangkan di sisi lain media merasa kaum remajalah yang tepat menjadi konsumen dari berbagai produk yang ditawarkan. Seperti diketahui bersama bahwa media, berperan besar dalam pembentukan budaya masyarakat dan proses peniruan gaya hidup, tidak mengherankan pada masa sekarang adanya perubahan cepat dalam teknologi informasi menimbulkan pengaruh negatif, meskipun tidak menyeluruh. Sebagaimana yang diketahui, remaja Indonesia sekarang sudah bergaya kebarat-baratan dan bangga atas hal tersebut. Hal ini terlihat pada remaja mengikuti perkembangan mode dunia, mulai dari penampilan, gaya rambut, cara berpakaian, bahkan cara bicaranya yang kasar. Melalui pengaruh ini, remaja diajarkan untuk hidup boros dan menjadi tidak kritis terhadap persoalan sosial yang terjadi dimasyarakat karena terbuai dengan perkembangan zaman. Lebih jauh lagi, kerusakan moral remaja juga dapat dilihat dari berbagai kasus yang menimpa anak-anak muda sekarang ini. Seperti halnya kasus tawuran yang mungkin sudah dimaklumi oleh beberapa kalangan masyarakat; juga tidak kalah penting kasus-kasus seperti pencurian, penganiayaan, bahkan pemerkosaan juga tidak lepas dari kondisi moral yang sudah lebih dari rusak itu. Disamping itu, krisis moral juga tidak hanya mewabah pada kaum remaja saja. Bahkan juga sampai pada orang tua, guru, aparatur negara, bahkan tokoh masyarakat juga tidak luput dari virus tersebut. Sebagai contoh: Banyaknya kasus pemerkosaan yang beriitanya sudah wara-wiri di berbagai media massa, seperti kasus pemerkosaan anak di bawah umur yang dilakukan oleh guru sekolahnya sendiri yang membuat anak tersebut sampai meninggal dunia. Juga banyak kasus/skandal lain yang tidak kalah terkenalnya yang membuat moral bangsa Indonesia kita ini semakin pantas untuk dipertanyakan. Seolah tidak mau ketinggalan, para aparatur negara, pejabat publik, dan juga tokoh masyarakat seolah-olah berlomba-lomba dalam hal membuat skandal baik dalam hal wanita maupun uang. Sebagai contoh: kasus Wisma Atlet yang melibatkan banyaknya aparatur negara, pejabat publik, dan banyak lainnya yang tidak ter-ekspose oleh media. Juga tidak kalah pentingnya kasus Aceng Fikri, dan bahkan skandal seorang anggota DPR-RI CCTV sedang membuka situs Porno dari tablet yang di tangannya. Juga masih banyak kasus maupun skandal lain yang tidak bisa dipaparkan satu-persatu dalam makalah ini.

Moral dan Etika

C.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Menurunnya Moral Dan Etika Generasi Muda

Terjadinya penurunan moral tersebut pada hakikatnya tidak terlepas dari faktor internal (keluarga). Karena dari dalam keluargalah faktor utama yang dapat menghambat atau setidaknya seorang anak dapat dikendalikan. Misalnya saja dengan bimbingan dan arahan dari orang tua, seorang anak diberi nasihat-nasihat yang baik tidak hanya pada saat berkumpul bersama saja, namun di sela-sela waktu yang ada hendaknya diberi arahan yang baik. Namun terasa tidak adil kalau semua kasus ini kita limpahkan pada orang tua saja, yang diniliai tidak mampu mendidik anaknya dengan baik. Tetapi, perlu juga diperhatikan faktor seperti lingkungan, sekolah, acara TV yang sudah tidak mendidik dan juga internet yang tergolong bebas dalam mengakses apapun. Seperti banyaknya kasus kekerasan pada anak yang dilakukan oleh sekolah yang berpotensi mengganggu mentalitas dan kejiwaan anak tersebut yang berujung pada rusaknya moral anak itu sendiri. Dalam hal ini ada beberapa hal yang mempengaruhi menurunnya moral dan etika pada generasi muda , yaitu: 1. Longgarnya pegangan terhadap agama

Sudah menjadi fenomena dari dunia maju, dimana segala sesuatu hampir dapat dicapai dengan ilmu pengetahuan, sehingga keyakinan beragam mulai terdesak, kepercayaan kepada Tuhan tinggal simbol, larangan-larangan dan suruhan-suruhan Tuhan tidak diindahkan lagi. Dengan longgarnya pegangan seseorang pada ajaran agama, maka hilanglah kekuatan pengontrol yang ada didalam dirinya. Dengan demikian satu-satunya alat pengawas dan pengatur moral yang dimilikinya adalah masyarakat dengan hukum dan peraturanya. Namun biasanya pengawasan masyarakat itu tidak sekuat pengawasan dari dalam diri sendiri. Karena pengawasan masyarakat itu datang dari luar, jika orang luar tidak tahu, atau tidak ada orang yang disangka akan mengetahuinya, maka dengan senang hati orang itu akan berani melanggar peraturan-peraturan dan hukum-hukum yang ada. Dan apabila dalam masyarakat itu banyak orang yang melakukuan pelanggaran moral, dengan sendirinya orang yang kurang iman tadi akan mudah pula meniru melakukan pelanggaran-pelanggaran yang sama. Tetapi jika setiap orang teguh keyakinannya kepada Tuhan serta menjalankan agama dengan sungguh-sungguh, tidak perlu lagi adanya pengawasan yang ketat, karena setiap orang sudah dapat menjaga dirinya sendiri, tidak mau melanggar hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan Tuhan. 2. Kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh Orang tua, sekolah maupun masyarakat.

Pembinaan moral yang dilakukan oleh orang tua seharusnya dilakukan sedini mungkin sebelum anak tersebut dirasuki oleh ideologi yang tidak baik yang berujung pada hancurnya moral anak tersebut. Pembinaan moral pada anak di rumah bukan dengan cara menyuruh anak menghapalkan rumusan tentang baik dan buruk, melainkan harus dibiasakan. Zakiah Darajat mangatakan, moral bukanlah suatu pelajaran yang dapat dicapai dengan mempelajari saja, tanpa membiasakan hidup bermoral dari sejak kecil. Moral itu tumbuh dari tindakan kepada pengertian dan tidak sebaliknya. Seperti halnya di rumah, sekolahpun seharusnya ikut andil dalam pembentukan karakter anak didik dengan baik dan benar. Moral dan Etika 4

Mengingat bahwa sekolah merupakan tempat yang paling bisa diandalkan dalam hal tersebut setelah orang tua itu sendiri. Selanjutnya masyarakat juga turut ikut serta dalam proses pembentukan karakter seseorang. Karena cepat atau lambat, anak tersebut harus bergaul dan beradaptasi di masyarakat tersebut guna menyesuaikan diri. 3. Adanya kesempatan untuk berbuat kriminal.

Mengingat negara Indonesia adalah negara yang besar dan luas, mungkin harus dimaklumi kalau pelaksanaan hukum-hukum yang ada belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Sehingga, anak muda yang memendam jiwa kriminal dalam dirinya mempunyai banyak kesempatan untuk melakukan hasrat yang ada dalam jiwanya. Sehingga memicu dan menginspirasi anak-anak muda yang lain untuk melakukan hal yang sama. 4. Belum adanya kemauan yang sungguh-sungguh dari pemerintah.

Pemerintah yang diketahui memiliki kekuasaan, uang, teknologi, sumber daya manusia dan sebagainya tampaknya belum menunjukan kemauan yang sungguh-sunguh untuk melakukan pembinaan moral bangsa. Hal yang demikian semaikin diperparah lagi oleh adanya ulah sebagian elit penguasa yang semata-mata mengejar kedudukan, peluang, kekayaan dan sebagainya dengan cara-cara tidak mendidik, seperti korupsi, kolusi dan nepotisme yang hingga kini belum adanya tanda-tanda untuk hilang. Mereka asik memperebutkan kekuasaan, mareri dan sebagainya dengan cara-cara tidak terpuji itu, dengan tidak memperhitungkan dampaknya bagi kerusakan moral bangsa. Bangsa jadi ikut-ikutan, tidak mau mendengarkan lagi apa yang disarankan dan dianjurkan pemerintah, karena secara moral mereka sudah kehilangan daya efektifitasnya. Sikap sebagian pejabat yang demikian itu semakin memperparah moral bangsa, dan sudah waktunya dihentikan. Kekuasaan, uang, teknologi dan sumber daya yang dimiliki pemerintah seharusnya digunakan untuk merumuskan konsep pembinaan moral bangsa dan aplikasinya secara bersungguh-sungguh dan berkesinambungan. Beberapa faktor lain yang menyebabkan menurunnya moral dan etika generasi muda saat ini adalah: a. Adanya hasrat melakukan tindakan-tindakan yang tidak bertanggungjawab oleh anak itu sendiri. b. Kurangnya pengawasan dan kurang tegasnya hukum yang ada di Indonesia sehingga tidak menimbulkan efek jera bagi para pelakunya. c. Kurangnya figur teladan bagi remaja zaman sekarang yang dapat menginspirasi-nya ke dalam halhal yang baik, kreatif dan inovatif. d. Himpitan ekonomi yang membuat para remaja stress dan butuh tempat pelarian.

Moral dan Etika

D.

Solusi Untuk Mengatasi Penurunan Moral Dan Etika Pada Generasi Muda

Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada pada generasi muda pada saat ini, diantaranya adalah: 1. Memilah dan memilih teman seharusnya sangat berguna. Mengingat lingkungan adalah salah satu faktor utama dalam pembentukan karakter. 2. Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang, terutama dalam mengenalkan pendidikan agama sejak dini. Perhatian dari orang tua juga sangat penting. Karena pada banyak kasus, kurangnya perhatian orang tua dapat menyebabkan dampak buruk pada sikap anak. 3. Membuat program-program pendidikan yang dinilai penting. Seperti belajar bersama antar sekolah, pesantren kilat, guna memperkecil kemungkinan terjadinya tawuran antar pelajar. 4. Diadakannya pembinaan moral dan akhlak, diharapkan, dengan bekal pembinaan moral dan akhlak yang baik dan kuat, mereka nantinya tidak mudah terjerumus dipengaruhi hal yang negatif lagi. 5. Membuat batas minimal hukuman (bukan hanya batas maksimal) bagi para pelaku kejahatan agar dapat menimbulkan efek jera. 6. Melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya positif, seperti ikut dalam suatu perkumpulan remaja masjid, ikut pengajian-pengajian rutin, pagelaran seni, serta olahraga, karena hal tersebut juga dapat meminimalkan untuk seorang anak terjun kedalam kegiatan-kegiatan yang sifatnya mubadzir (sia-sia), semua jenis kegiatan rutin, selama kegiatan tersebut bersifat positif serta dapat juga untuk mengukir prestasi. 7. Juga kekerasan pada anak yang dideritanya di sekolah, seharusnya di-minimaliris atau mungkin ditiadakan mengingat besarnya kemungkinan dapat mengganggu mentalitas dan kejiwaan pada anak tersebut.

Moral dan Etika

BAB III
PENUTUP A. Simpulan

Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Kerusakan moral ataupun etika adalah hal yang sangat relatif, maksudnya adalah kerusakan tersebut tergantung bagaimana persepsi orang tersebut mengenai moral itu sendiri. 2. Banyak faktor yang dapat merusak moral dan etika seseorang, namun tidak terlepas dari bagaimana orang tersebut menanggapinya, karena yang paling menguasai diri seseorang adalah orang itu sendiri. 3. Permasalah moral tidak semara-mata kesalahan orang tua, karena ideologi maupun pandanganpandangan yang ditanamkan oleh orang tua dapat berubah kapan saja, mengingat ideologi bukanlah hal yang permanen. 4. Kerusakan moral yang terjadi umumnya berawal dari kerusakan individu. Seperti yang digambarkan pada novel Pramoedya yang berjudul Korupsi. 5. Kemungkinan besar, permasalahan yang dialami oleh Indonesia masih dapat ditanggulangi jika Pemerintah memang bersungguh-sungguh.

Moral dan Etika

You might also like