You are on page 1of 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

S DENGAN GASTROENTERITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN GASTROENTERITIS DI BP. DESA WARU KULON PUCUK KAB.LAMONGAN

KELOMPOK II

Disusun oleh : 1. Benny caesaria ummah 2. Ferry nur nasyroh 3. Laily syahadah MZ 4. Lukman effendi 5. Rohmawati (09.02.01.0507) (09.02.01.0515) (09.02.01.0523) (09.02.01.0525) (09.02.01.0540)

6. Yulinda wachida Rohmah (09.02.01.0548)

S1 KEPERAWATAN

STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN 2011


BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Penyakit diare sering disebut dengan Gastroenteritis, yang masih merupakan masalah masyarakat indonesia. Dan diare merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak di negara berkembang. Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (Mansjoer Arief dkk, 1999) Diperkirakan angka kesakitan berkisar antara 150-430 per seribu penduduk setahunnya. Dengan uapaya yang sekaranag telah dilaksanakan, angka kematian di RS dapat ditekan menjadi kurang dari 3%. Dengan demikian di Indonesia diperkirakan ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunnya. Sebagian besar antara 70-80% dari penderita adalah anak dibawah umur 5 tahun (kurang lebih 40 juta kejadian). Sebagian dari penderita (1-2%) akan jatuh kedalam dehidrasi dan apabila tidak segera ditanggulangi dengan benar akan berakibat buruk. Untuk itu saya tertarik membuat Asuhan Keperawatan Kepada Ny.S umur 23 tahun dengan Gastroenteritis di Balai Pengobatan AS SYIFA Desa Waru Kulon Pucuk Lamongan.

1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam proses asuhan Keperawatan nyata serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah pada Ny.S dengan Gastroenteritis atau diare. 1.2.2 Tujuan khusus 1) Untuk mengetahui gambaran tentang kasus Gastroenteritis yang dialami oleh pasien Ny.S. 2) Untuk mengetahui alternatif pengobatan pada pasien dengan Gastroenteritis.

1.3 Metode pembahasan 1.3.1 Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan kasus nyata pada klien dengan Gastroenteritis di Balai Pengobatan AS SYIFA Desa Warukulon Pucuk Lamongan. 1.3.2 cara mendapatkan data : 1) Wawancara langsung dengan pasien atau keluarga pasien 2) Melakukan pengamatan langsung dan pemeriksaan fiisik 1.3.3 Studi Kepustakaan Yaitu dengan mempelajari buku-buku sumber yang berhubungan dengan kasus yang dialami.

1.4 Sistematika Penulisan Dalam asuhan keperawatan pada Ny S dengan Gastroenteritis BAB 1 : Pendahuluan BAB 2 : Tinjauan Pustaka BAB 3 : Tinjauan Kasus BAB 4 : Pembahasan BAB 5 : Penutup DAFTAR PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (Mansjoer Arief dkk, 1999) Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam, virus dan parasit yang patogen (Whaley dan wangs, 1995) 2.2 Etiologi Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu : a) Faktor infeksi Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare meliputi : 1) Infeksi Bakteri : vibrio E.coli Salmonella, Shigella, Campyio bacter, Aeromonas 2) Infeksi virus : Enteriviru ( virus echo, coxsacle, poliomyelitis ), Adenovirus, Astrovirus, dll 3) Infeksi parasit : Cacing (ascaris, trichuris, oxyguris) Protozoa (entamoeba histoticia, trimonas hominis), Jamur (candida albacus) Infeksi parental adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut (OMA), Bronco pneumonia, dan sebagainya. b) Faktor Malabsorbsi 1) Malabsorbsi karbohidrat 2) Malabsorbsi Lema c) Faktor Makanan Makanan yang tidak bersih, basi, beracun dan alergi terhadap makanan.

2.3 Patogenesis Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare. 1) Gangguan asmotik Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan mengakibatkan tekanan asmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan sehingga timbul diare. 2) Gangguan sekresi

Akibat adanya rangsangan toksin pada dinding uterus sehingga akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus. 3) Gangguan motilitas usus Hiperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Bila peristaltik menurun akan menyebabkan bakteri tumbuh berlebihan, sehingga timbul diare juga.

2.4 Penggolongan Diare 2.4.1 Diare Akut Adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari. a) Penularan 1) Transmisi orang keorang melalui aerosolisasi 2) Tangan yang terkontaminasi (clostridium diffale) b) Penyebab 1) Faktor penyebab yang mempengaruhi adalah penetrasi yang merusak sel mukosa 2) Faktor penjamu adalah kemampuan pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme c) Manifestasi klinis Pasien sering mengalami muntah, nyeri perut akibat diare akibat infeksi dan menyebabkan pasien merasa haus, lidah kering, turgor kulit menurun karena kekurangan cairan. 2.4.2 Diare Kronik Adalah diare yang berlangsung lebih dari 3 minggu bagi orang dewasa dan 2 minggu bagi bayi dan anak.

2.5 Patofisiologi Dipengaruhi dua hal pokok yaitu konsistensi feses dan motilitas usus gangguan proses mekanik dan enzimatik disertai gangguan mukosa akan mempengaruhi pertukaran air dan elektrolit sehingga mempengaruhi konsistensi feses yang terbentuk.

2.6 Komplikasi Akibat diare karena kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut : a) Dehidrasi b) Renjatan hipofolomi c) Hipokalemi d) Hipoglikemi e) Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik f) Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama atau kronik) 2.7 Pengobatan Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain (gula,air tajin, tepung beras dan sebagainya). 1) Obat anti sekres a) Asetosal, dosis 25 mg/th,dengan dosis minimum 30 mg b) Klorpromazin, dosis 0,5-1 mg/kg BB/hr 2) Obat spasmolitik Seperti papaverin, ekstrak beladona, opinum loperamid, tidak untuk mengatasi diare akut lagi. 3) Antibiotik Tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas, bula penyebab kolera, diberikan tetrasiklin 25-50 mg/kg BB/hr. Juga diberikan bila terdapat penyakipenyerta seperti : OMA, faringitis, bronkitis, atau bronkopneumonia ( Ngastiyah, 1997 : 149)

2.8 Penatalaksanaan 2.8.1 Medik Dasar pengobatan diare adalah pemberian cairan, dietetik (cara pemberian makanan) dan obat-obatan. Pemberian cairan

Pemberian cairan pada pasien diare dengan mempertahankan derajat dehidrasi dan keadaan umum. 1) Cairan per oral Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan per oral beberapa cairan yang berisikan NaCL,NaHCO3,KCL dan Glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan/sedang, kadar Natrium 50-60 mEg/1 formula lengkap sering disebut oralit. Sebagai pengobatan sementara yang dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya air gula dan garam (NaCL dan sukrosa) atau air tajin yang diberi garam dan gula. 2) Cairan parental Pada umumnya digunakan cairan Ringel laktat (RL) yang pemberiannya bergantung pada berat ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai umur dan berat badannya (Ngastiyah, 1997 : 146)

BAB 3 TINJAUAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN MRS No Ruangan : 09 Mei 2011 :5 Jam : 16.00 WIB Jam : 18.00 WIB

Pengkajian tanggal : 10 Mei 2011

A.Identitas Pasien : Ny. S : Perempuan : 23 Tahun : Ds.Waru kulon pucuk : islam : Swasta : Jawa

ma pasien

s kelamin

ur

mat

ma

erjaa

u bangsa

gnosa medic : Gastroenteritis : Tn. F : Swasta : Ds. Waru Kulon Pucuk : Islam : SMP

g bertanggung jawab

ma

erjaan

mat

ma

didikan

b. Dengan pasien : Ayah

B. Riwayat Kesehatan I. Keluhan Utama : Demam, diare, disertai muntah : Klien mengatakan bahwa badannya terasa lemas, demam, disertai muntah. II. Riwayat Penyakit Sekarang Ibu mengatakatan badannya panas 2 hari yang lalu, BAB 5x/hari warna kuning kehijauan bercampur lendir, dan disertai dengan muntah 2x/hari, lalu dibawa ke Balai Pengobatan AS SYIFA Desa Waru Kulon Pucuk Lamongan. III. Riwayat Penyakit Dahulu

MRS

pengkajian

Ibu mengatakan bahwa dahulu pernah sakit Diare 8x/hari tiap 1-2 jam sekali warna kuning, disertai muntah, badan panas dan tidak mau makan. IV. Riwayat Penyakit Keluarga Ibu mengatakan dalam anggota keluarga ada yang perna mengalami sakit diare seperti yang di alami klien. V. Riwayat Sosial Ibu mengatakan bahwa tinggal di lingkungan yang berdebu dan padat penduduknya dan ingin sekali cepat sembuh dan pulang kerumah.

C. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum Kesadaran TTV : klien lemah, panas, muntah dan diare : composmentis : Tensi 80/50 mmHg, Nadi 112x/mnt, suhu 390 C,RR 22x/mnt

Pemeriksaan Head to toe Kepala : Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada benjolan,kulit kepala bersih. Mata Mulut : Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah muda, sklera putih, mata cowong. : Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, lidah bersih.

a.

b.

c.

d.

Hidung : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada polip. Telinga : Simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ad serumen. Leher : Tidak ada pembesaran kenjar tyroid, limphe, tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada kaku kuduk. g. Dada

e.

f.

Inspeksi

: dada simetris, bentuk bulat datar, pergerakan dinding dada simetris, tidak ada retraksi otot bantu pernapasan.

Palpasi Perkusi

: Tidak ada benjolan mencurigakan : paru-paru sonor, jantung dullnes

Auskultasi : Irama nafas teratur, suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan. h. Perut Inspeksi : simetris Auskultasi : Peristaltik meningkat 40x/mnt Palpasi : Turgor kulit tidak langsung kembali dalam 1 detik

Perkusi

: Hipertimpan,perut kembung

Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang (kyfosis, lordosis, skoliosis) tidak ada nyeri gerak. Genetalia : jenis kelamin perempuan, tidak odem, tidak ada kelainan, kulit perineal kemerahan Anus : Tidak ada benjolan mencurigakan,kulit daerah anus kemerahan.

Ekstremitas : Lengan kiri terpasang infus, kedua kaki bergerak bebas, tidak ada odem.

D. Pengkajian Fungsional Gordon 1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan Keluarga mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat. 2. Pola nutrisi dan metabolik Makan : Ny. S tidak nafsu makan, makan hanya 3 sendok, tapi sebelum sakit diare mau

menghabiskan 1 porsi makan. Minum : Ny. S minumnya tidak terlalu banyak. 3. Pola Eliminasi BAK BAB :5x/hari :5x/hari warna kuning kehijauan bercampur lendir

4. Pola aktifitas dan latihan Pasien merasa lemah dan mengeluh kesakitan 5. Pola istirahat tidur Pasien sering mengeluh tentang sulit untuk tidur 6. Pola persepsi sensoris dan kognitif Pasien sudah mengenal dengan orang-orang di sekilingnya 7. Pola hubungan dengan orang lain Pasien sudah saling mengenal orang-orang disekitarnya 8. Pola reproduksi / seksual Klien berjenis kelamin perempuan, tidak mengalami gangguan genetalia 9. Pola persepsi diri dan konsep diri Klien ingin sembuh dengan cepat 10. Pola mekanisme koping Jika pasien tidak enak badan, maka akan mengeluh kesakitan

11. Pola nilai kepercayaan / keyakinan Keluarga semua beragama islam, keluarga yakin semuanya sudah diatur oleh Allah SWT. Pemeriksaa Serologi/ Imunologi Jenis pemeriksaan Tes widal -O -H -PA -PB - (Negatif) 1/80 - (Negatif) -(Negatif) Negatif Negatif Negatif Negatif Hasil Pemeriksaan Nilai Normal

Therapy : 1. Infus RL 15 tpm (750 cc) : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang. 2. Injeksi Novalgin 3x1 amp (metampiron 500 mg/ml) : Golongan Analgesik 3. Injeksi Ulsikur 3x1 amp (simetidina 200mg/ 2ml) : Antasida dan Ulkus 4. Injeksi Cefotaxime 3x1 amp (sefotaksim 500mg/ml) : Antibiotik.

3.2 ANALISA DATA Nama pasien : Ny. S No. Ruangan :5

Umur Data

: 23 tahun Masalah keperawatan Etiologi

DS : klien mengatan berak Gangguan keseimbangan Output yang berlebihan kuning bercampur lendir DO : Turgor kulit menurun, mulut kering, malas makan DS : Pasien mengatakan Gangguan rasa nyaman Hiperperistaltik bahwa kembung DO : setelah dilakukan perkusi distensi, diketahui klien klien tampak mengalami perut (nyeri) kehijauan cairan

menahan kesakitan. Peristaltik : 40x/ menit Skala nyeri : P : sebelum dan sesudah BAB Q : nyeri seperti teremas R : pada regio epigastrium S : skala nyeri 5 T : sering DS : klien mengatakan Gangguan pola eliminasi Infeksi bakteri bahwa klien BAB berkali- BAB kali DO :klien tampak lemas, mata cowong.

3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan keseimbangan cairan b/d output yang berlebihan 2. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) b/d hiperperistaltik 3. Gangguan eliminasi BAB : diare b/d infeksi bakteri

3.4 INTERVENSI

No. Dx 1

Tujuan dan KH Setelah Dilakukan 1.

Intervensi pantau tanda kekurangan 1.

Rasional Menentukan selanjutnya Mengetahui cairan keseimbangan intervensi

Tindakan Keperawatan cairan 2x24 Jam dengan 2. observasi/catat hasil intake 2.

Tujuan : volume cairan output cairan dan tubuh elektrolit dalam 3.

anjurkan klien untuk banyak 3. Mengurangi kehilangan cairan 4. Meningkatkan partisipasi dalam

seimbang minum

(kurangnya cairan dan 4. elektrolit terpenuhi) Dengan KH : 5.

jelaskan pada ibu tanda perawatan kekurangan cairan berikan terapi sesuai advis : Infus RL 15 tpm 5. mengganti cairan yang keluar dan mengatasi diare

Turgor kulit cepat kembali.

Mata kembali normal Membran basah mukosa

Intake output seimbang

Setelah tindakan 2x24

dilakukan 1.

Teliti keluhan nyeri, cacat 1. Identifikasi karakteristik nyeri & yang berhubungan

keperawatan intensitasnya (dengan skala0- factor jam dengan 10). Anjurkan klien

merupakan suatu hal yang amat untuk penting untuk memilih

Tujuan : rasa nyaman 2. terpenuhi,

klien menghindari allergen

intervensi yang cocok & untuk

terbebas dari distensi 3.

Lakukan kompres hangat mengevaluasi ke efektifan dari

abdomen dengan KH : Klien

pada daerah perut

terapi yang diberikan. 2. Mengurangi bertambah beratnya penyakit. Dengan kompres abdomen hangat, akan

tidak 4. Kolaborasi

menyeringai kesakitan.Klien mengungkapkan verbal (-) Wajah rileks Skala nyeri 0-3 -

Berikan obat sesuai indikasi Steroid oral, IV, & inhalasi 3.

Analgesik : injeksi novalgin distensi 3x1 amp (500mg/ml)

mengalami relaksasi, pada kasus

Antasida dan ulkus : injeksi peradangan akut/peritonitis akan ulsikur 3x1 amp (200mg/ menyebabkan 2ml) 4. infeksi. Kortikosteroid untuk mencegah reaksi alergi. 5. Analgesik untuk mengurangi nyeri. penyebaran

Setelah

Dilakukan 1. Mengobservasi TTV

1.

kehilangan cairan yang aktif terus menerus akan

Tindakan Keperawatan 2. Jelaskan pada pasien tentang secar 2x24 Jam dengan penyebab dari diarenya

mempengaruhi TTV Klien dapat mengetahui

Tujuan : Konsistensi 3. Pantau leukosit setiap hari 2 BAB lembek, frekwensi 4.

Kaji pola eliminasi klien penyebab dari diarenya. 3 Berguna untuk mengetahui

1 kali perhari dengan setiap hari KH : 5. Kolaborasi

penyembuhan infeksi Untuk mengetahui konsistensi

Tanda vital dalam -

Konsul ahli gizi untuk 4 diet

batas normal (N: 120- memberikan

sesuai dan frekuensi BAB 5 Metode makan dan kebutuhan didasarkan pada

60 x/mnt, S; 36-37,50 c, kebutuhan klien. RR : < 40 x/mnt ) Leukosit : 4000 amp (500mg/ml) 11.000 Hitung jenis leukosit : 1-3/2-6/50-70/20-80/28 3.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Nama pasien : Ny. S

Antibiotik: cefotaxime 3x1 kalori kebutuhan.

No.ruangan

:5

Umur TGL/ JAM Selasa, 10/5 11 16.00 NO. Dx 1,2,3 -

: 23 tahun IMPLEMENTASI Mengkaji keluhan pasien RESPON PS DS : Klien mengatakan bahwa berkali-kali, muntah, dan TTD

Mengobservasi TTV setiap 8 BAB jam

perut kembung. DO : Turgor kulit menurun, mulut kering, mata cowong, dan

menahan kesakitan TD = 80/50 mmHg, S = 390 C, N= 112, tampak lemah ,RR 22x/mnt

DS : klien mengatakan akan 16.15 1 Menentukan kekurangan cairan Memasang infus RL 15 tpm tanda-tanda minum yang banyak DO :Turgor kulit berkurang, mulut kering,disertai

mukosa muntah.

DS : expesi wajah klien sedikit 16.25 1,2 Memberikan obat: Injeksi Novalgin 1 amp Injeksi Ulsikur 1 amp Injeksi Cefotaxime 1 amp Menganjurkan untuk klien banyak minum DS : 21.00 1,2 : Ny. S keluarga Menganjurkan klien untuk DO istirahat dan melakukan kooperatif kompres hangat pada daerah perut DS : rileks DO : keluarga kooperatif,dan

akan memberikan banyak minum agar klien tidak dehidrasi

Rabu11/5/11 06.30

1,3 -

Mengobservasi TTV Mengganti infus RL 15 tpm Mengkaji pola eliminasi klien

DO : TD = 100/70, S = 380, N = 100x/mnt, RR = 20x/mnt

Memberikan obat: 07.30 2,3 Injeksi Novalgin 1 amp Injeksi Ulsikur 1 amp Injeksi Cefotaxime 1 amp DS : DO : Keluarga kooperatif

Observasi/catat output cairan 08.50 1,3

hasil

intake DS : Klien mengatakan akan

Menganjurkan makan dalam makan dalam porsi kecil tapi sering. porsi sedikit tapi sering. DO : Keluarga kooperatif Menyuruh pasien banyak DS : pasien mengatakan akan

minum agar tidak dehidrasi 11.30 1,2 -

Jelaskan pada keluarga tanda- minum sesering mungkin DO : Ny. S keluarga kooperatif tanda kekurangan cairan DS : DO : Ny. S keluarga

Memberikan obat: 14.00 3,2 Injeksi Dexa 1 amp Injeksi Ulsikur 1 amp Injeksi Cefotaxime 1 amp

kooperatif

Kamis, 12/5/11 06.00 1,2,3

Mengopservasi TTV Mengganti cairan infus + drip Neurobio

DS : DO : TD = 100/70, S = 370, N = 100x/mnt, RR = 22x/mnt

Menganjurkan makan dalam

DS : klien mengatakan akan makan dalam porsi kecil tapi

06.30

porsi dikit tapi sering

sering. DO : keluarga kooperatif

DS : Mengopservasi 08.00 1,3 dehidrasi tanda tanda DO : Turgor kulis sedikit

membaik , mukusa mulut lembab, muntah berkurang. berkurang,diare

DS Memberikan obat 08.30 2,3 Injeksi Ulsikur 1 amp Injeksi Cefotaxime 1 amp

:pasien mengatakan nyeri

saat disuntik DO : Obat masuk tidak ada tanda alergi

DS : Observasi leukosit 10.00 3 DO : Leukosit : 8600/mm3 Hitung jenis leukosit : 1-3/2-6/5070/20-80/2-8

3.6 EVALUASI KEPERAWATAN

No. Dx 1.

Hari/tgl Selasa 10/5/2011 -

Catatan Perkembangan S : Kien mengatakan bahwa masih merasa lemas O : - Klien masih tampak lemas Aktifitas klien masih dibantu keluarganya A : Masalah belum teratasi P : Intervensi 1-4 dilanjutkan

TTD

2.

S : Klien mengatakan bahwa perutnya masih tersa sakit O : - Kien tampak menyeringai kesaklitan Klien terus memegangi perutnya Skala nyeri 3 A : Masalah belum teratasi P : Intervensi 1,3,4,5 dan 6 dilanjutkan

3.

S : klien mengatakan bahwa klien BAB berkali-kali,sudah mulai berkurang 2x/hari, masih merasa mual tapi tidak sampai muntah. O : - klien BAB 2x/hari - Turgor kulit kembali < 1 detik - Mata tidak cowong - Klien merasa mual sehingga tidak menghabiskan porsi makannya - Klien tidak muntah A : Masalah gangguan pola eliminasi BAB teratasi sebagian P : Pertahankan intervensi 1-4 dilanjutkan Kaji intak output cairan setiap 8 jam Pantau tanda-tanda dehidrasi

1.

Rabu 11/5/2011 -

S : Klien mengatakan bahwa merasa lebih sehat O : - Klien tampak lebih sehat Klien lebih mandiri dalam melakukan aktifitasnya Turgor kulit < 1 detik kembali Mata tidak cowong Mukosa mulut tidak kering A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan

2.

S : Kien mengatakan bahwa sakit perutnya sedikit berkurang

O : Klien menyeringai menahan sakit, skala nyeri 2 A : Masalah tertasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan

3. S : Klien mengatakan bahwa BAB sudah lembek 1-2/hari mual sudah berkurang, tidak muntah lagi. O : - Klien BAB 1-2x/hari, konsistensi sedikit lunak Klien menghabiskan makanannya Klien tidak muntah Turgor kulit kembali < 1 detik Mata tidak cowong Mukosa mulut tidak kering Klien minum 1000cc/hari A : Masalah teratasi sebagaian P : Intervensi 1-4 dilanjutkan

1.

Kamis 12/5/2011 -

S: Klien mengatakan bahwa perutnya sudah tidak sakit O : - Skala nyeri 0 Klien tidak menyeringai kesakitan A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan

S : Klien mengatakan bahwa sudah tidak merasa mual dan muntah, konsistensi BAB lunak. O : - Klien BAB dengan konsistensi lunak 2. Klien tidak merasa mual dan muntah Klien menghabiskan porsi makannya dan minum kurang lebih 1500cc/hari Jumlah leukosit normal A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

BAB 4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan Setelah melakukan Asuhan keperawatan pada Ny. S dengan Gastroenteritis didapatkan kesimpulan bahwa dalam pengkajian telah dilakukan anamnesa yang meliputi data subjektif dan

obyektif. Dari pengkajian tersebut diambil suatu diagnosa dan masalah berdasarkan data yang menunjang untuk diambil suatu diagnosa. Setelah melakukan pengkajian pada Ny. S didapatkan diagnosa bahwa Ny. S degan Gastroenteritis dengan masalah gangguan keseimbangan cairan dan resiko kerusakan integritas kulit. Intervensi yang diberikan disesuaikan dengan ketentuan yang ada, sedangkan dalam penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Evaluasi dilakukan setelah implementasi dilakukan. Dalam evaluasi Ny. S menunjukkan suatu kemajuan yaitu frekwensi BAB mulai berkurang, dehidrasi dapat ditangani, resiko kerusakan integritas kulit yang lebih parah tidak terjadi.

4.2 Kritik dan Saran

Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari kesalahan. Maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaa penulisan askep yang akan datang. Terima kasih

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Jilid II Edisi 3. Media Aesculapius : Jakarta Dongoes , Mariliynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC : Jakart Carpenito-moyet, Lynda juall. 2007, Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Jakarta: EGC

You might also like