You are on page 1of 3

Abstrak Myoma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang

menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilah fibromioma, leimioma atau fibroid. Penyebab yang pasti dari mioma uteri sampai saat ini belum diketahui. Factor resiko mioma uteri : walaupun tidak ada bukti bahwa estrogen menyebabkan mioma, pertumbuhan mioma tergantung pada kadar estrogen. Sekresi estrogen yang terus menerus, terutama jika tidak diselingi oleh kehamilan dan laktasi diduga sebagai faktor resiko utama yang melatar belakangi pertumbuhan mioma. Faktor genetik mungkin turut mempredisposisi terjadinya mioma uteri, karena sering dijumpai riwayat mioma pada keluarga penderita mioma uteri. Patogenesis : etiologi sampai kini belum pasti. Mioma geburt termasuk mioma submukosa, berada dibawah endometrium dan menonjol kedalam rongga uterus. Myoma ini dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui saluran serviks. Pasien wanita 70 tahun Pasien datang dengan keluhan sejak 3 hari yang lalu keluar daging dari jalan lahir, ppv (+) berwarna merah kecoklatan dan tidak terasa nyeri. Gangguan BAK: sulit BAK, retensi urin ().Sebelumnya pasien periksa ke RS DKT kemudian di rujuk ke Rumah Sakit. Kata kunci : Mioma geburt, bertangkai, wanita Kasus

Pasien wanita 70 tahun Pasien datang dengan keluhan sejak 3 hari yang lalu keluar daging dari jalan lahir, ppv (+) berwarna merah kecoklatan dan tidak terasa nyeri. Gangguan BAK: sulit BAK, retensi urin (-).Sebelumnya pasien periksa ke RS DKT kemudian di rujuk ke RS SALATIGA. Riwayat penyakit yang sama sebelumnya disangkal, HT, DM disangkal. Riwayat keluarga dengan penyakit serupa disangkal. Pada pemeriksaan VT, u/v tenang, dinding vagina licin, teraba massa tumor di OUE diameter 5 cm, konsistensi kenyal, nyeri tekan (-), darah (+), parametrium kanan kiri lemas. Pemeriksaan Inspekulo: tidak dilakukan karena massa tumor rapuh dan mudah berdarah. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan leucopenia dan anemia ringan. Diagnosis

Mioma submukosa ( myomgeburt ) Terapi

Pasien dirawat inapkan dilakukan pemasangan infus RL 20 tpm dan infus D5% untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh, antibiotik : injeksi cefotaxime Na 1 gram setiap 12 jam selama 3 hari dan dilakukan pemuntiran myoma dan kuretase.

Diskusi

Myoma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilah fibromioma, leimioma atau fibroid. Penyebab yang pasti dari mioma uteri sampai saat ini belum diketahui. Beberapa peneliti menduga mioma tumbuh dari sel neoplastik tunggal (monoklonal) sel-sel otot yang normal, dari sel-sel otot imatur dalam miometrium atau dari sel-sel embrional di dinding pembuluh darah uterus. Factor resikom mioma uteri : walaupun tidak ada bukti bahwa estrogen menyebabkan mioma, pertumbuhan mioma tergantung pada kadar estrogen. Sekresi estrogen yang terus menerus, terutama jika tidak diselingi oleh kehamilan dan laktasi diduga sebagai faktor resiko utama yang melatar belakangi pertumbuhan mioma. Faktor genetik mungkin turut mempredisposisi terjadinya mioma uteri, karena sering dijumpai riwayat mioma pada keluarga penderita mioma uteri. Patogenesis : etiologi sampai kini belum pasti. Mioma geburt termasuk mioma submukosa, berada dibawah endometrium dan menonjol kedalam rongga uterus. Myoma ini dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui saluran serviks. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik ginekologi, maka kelainan pada pasien ini dapat didiagnosis sebagai Myomageburt. Dari anamnesis diperoleh adanya perdarahan pervaginam yang dialami sejak 3hari SMRS tanpa disertai nyeri, gangguan berkemih. Perdarahan terjadi diluar siklus haid biasanya (metroraghia) yang merupakan tanda khas pada myomageburt.Selain itu Dari pemeriksaan ginekologis Pemeriksaan VT : u/v tenang, dinding vagina licin, teraba massa tumor di OUE diameter 5 cm, konsistensi kenyal, nyeri tekan (-), darah (+), parametrium kanan kiri lemas. Dimana dari teori diketahui bahwa mioma submukosa berada dibawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus. Mioma submukosum dapat tumbuh bertangkai menjadi polip kemudian dilahirkan melalui serviks (myomgeburt). Beberapa faktor yang menjadi penyebab perdarahan antara lain: a. Pengaruh ovarium sehinga terjadilah hiperplasi endometrium sampai adenokarsinoma endometrium. b. c. Permukaan endometrium yang lebih luas dari pada biasanya Atrofi endomerium diatas myoma submukosum

d. Myometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang myoma diantara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik. Kesimpulan

1. Mioma geburt termasuk mioma submukosa, berada dibawah endometrium dan menonjol kedalam rongga uterus. Myoma ini dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui saluran serviks. 2. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik ginekologi, maka kelainan pada pasien ini dapat didiagnosis sebagai Myomageburt. Dari anamnesis diperoleh adanya perdarahan pervaginam yang dialami sejak 3hari SMRS tanpa disertai nyeri, gangguan berkemih. Perdarahan terjadi diluar siklus haid biasanya (metroraghia) yang merupakan tanda khas pada myomageburt.Selain itu Dari pemeriksaan ginekologis Pemeriksaan VT : u/v tenang, dinding vagina licin, teraba massa tumor di OUE diameter 5 cm, konsistensi kenyal, nyeri tekan (-), darah (+), parametrium kanan kiri lemas. 3. Beberapa faktor yang menjadi penyebab perdarahan antara lain: pengaruh ovarium sehinga terjadilah hiperplasi endometrium sampai adenokarsinoma endometrium, permukaan endometrium yang lebih luas dari pada biasanya, atrofi endomerium diatas myoma submukosum, myometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang myoma diantara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik.

Referensi 1. Baziad A. Pengobatan medikamentosa mioma uteri dengan analog GnRH. Dalam : Endokrinologi ginekologi edisi kedua. Jakarta : Media Aesculapius FKUI, 2003:; 151 - 156 2. Crow J. Uterine febroids : Histological features. In : Shaw RW, eds. Advances in reproductive endocrinology uterine febroids. England New Jersey : The Parthenon Publishing Group, 1992; 21 33 3. Oedosaputro MS. Tumor jinak alat genital.Dalam: Sarwono Prawiroharjo,edisi kedua.Ilmu Kandungan.Yayasan Bina Pustaka.Jakarta:1994;338-345 4. Schwartz MS. Epidermiology of uterine leiomyomata. In : Chesmy M, Heather, Whary eds. Clinical Obstetric and Ginecology. Philadelphia : Lippincott Williams and Willkins, 2001 ; 316 318 5. Thomas EJ. The aetiology and phatogenesis of fibroids. In : Shaw RW. eds. Advences in reproduktive endocrinology uterine fibroids. England New Jersey : The Phartenon Publishing Group, 1992 ; 1 8 6. Williams, 1995, Obstetri, Edisi 18, Cetakan I, EGC, Jakarta.

You might also like