You are on page 1of 6

Penatalaksanaan Penatalaksanaan yang terpenting adalah mengetahui dimana letak kelainannya, kemudian gagal ginjal ditatalaksana sampai fungsinya

kembali. 1. Penatalaksanaan secara umum adalah : Diagnosa dan tatalaksana penyebab Kelainan pre renal. Dilakukan pengkajian klinis meliputi faktor pencetus, keseimbangan cairan dan status dehidrasi. Kemudian diperiksa konsentrasi natrium urin, volume darah dikoreksi, diberikan diuretik, dipertimbangkan pemberian inotropik, dan dopamin. Kelainan pasca renal. Dilakukan pengkajian klinis meliputi apakah kandung kemih penuh, ada pembesaran prostat, gangguan miksi atau nyeri pinggang. Dicoba memasang kateter urin, selain untuk mengetahui adanya obstruksi juga untuk pengawasan akurat dari urin dan mengambil bahan pemeriksaan. Bila perlu dilakukan USG ginjal. Kelainan ginjal. Dilakukan pengkajian klinis, urinalisa, mikroskopik urin, dan pertimbangkan kemungkinan biopsies ginjal, arteriografi atau tes lainnya. Penatalaksanaan gagal ginjal Mencapai dan mempertahankan keseimbangan natrium dan air. Masukan natrium dibatasi hingga 60 mmol/hari dan cairan cukup 500 ml/hari di luar kekurangan hari sebelumnya atau 30 ml/jam diluar jumlah uring yang

dikeluarkan jam sebelumnya. Namun keseimbangan harus terus diawasi. Memberikan nutrisi yang cukup. Bisa melalui suplemen tinggi kalori hiperalimentasi intravena. Mencegah dan memperbaiki hiperkalemia. Dilakukan perbaikan asidosis, pemberian glukosa dan insulin intravena, penambahan kalium, pemberian kalsium intravena pada kedaruratan jantung dan dialysis. Mencegah dan memperbaiki infeksi, terutama ditujukan terhadap infeksi saluran napas dan nosokomial. Demam harus segera dideteksi dan diterapi. Kateter harus segera dilepas bila diagnosis obstruksi kandung kemih dapat disingkirkan. Mencegah dan memperbaiki perdarahan saluran cerna. Feses diperiksa untuk adanya perdarahan dan dapat$ dilakukan endoskopi. Dapat pula dideteksi
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat

atau

dari kenaikan resio ureum/kreatinin, disertai penurunan hemoglobin. Biasanya antagonis histamin H (misalnya ranitidin) diberikan pada pasien sebagai profilaksis. Dialisis dini atau hemofiltrasi sebaiknya tidak dapat ditunda sampai ureum tinggi, hiperkalemia, atau terjadi kelebihan cairan. Ureum tidak boleh melebihi 30 - 40 mmol/liter. Secara umum continous haemofiltration dan dialysis peritoneal paling baik dipakai diruang intensif, sedangkan hemodialisis intermiten dengan kateter subklavia ditujukan untuk pasien lain dan sebagai tambahan untuk pasien katabolik yang tidak adekuat dengan dialysis peritoneal atau hemofiltrasi.

Pengkajian 1. Aktifitas dan istirahat : a. Gejala : Kelitihan kelemahan malaese b. Tanda : Kelemahan otot dan kehilangan tonus. 2. Sirkulasi Tanda : Hipotensi atau hipertensi (termasuk hipertensi maligna, eklampsia, hipertensi akibat kehamilan). Disritmia jantung, Nadi lemah/halus hipotensi

ortostatik(hipovalemia). DVI, nadi kuat,Hipervolemia). Edema jaringan umum (termasuk area periorbital mata kaki sakrum). Pucat, kecenderungan perdarahan. 3. Eliminasi a. Gejala : Perubahan pola berkemih, peningkatan frekuensi, poliuria (kegagalan dini), atau penurunan frekuensi atau oliguria (fase akhir) Disuria, ragu-ragu, dorongan, dan retensi (inflamasi atau obstruksi, infeksi) Abdomen kembung diare atau konstipasi. Riwayat HPB, batu atau kalkuli b. Tanda : Perubahan warna urine contoh kuning pekat,merah, coklat, berawan. Oliguri (biasanya 12-21 hari) poliuri (2-6 liter/hari). 4. Makanan atau Cairan

Kumpulan tugas, semoga bermanfaat

a. Gejala : Peningkatan berat badan (edema) ,penurunan berat badan (dehidrasi). Mual, muntah, anoreksia, nyeri uluhati Penggunaan diuretik b. Tanda : Perubahan turgor kulit atau kelembaban. Edema (Umum, bagian bawah). 5. Neurosensori a. Gejala : Sakit kepala penglihatan kabur. b. Tanda : Gangguan status mental, contoh penurunan lapang perhatian,

ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran (azotemia, ketidak seimbangan elektrolit atau asam basa. Kejang, faskikulasi otot, aktifitas kejang. 6. Nyeri atau Kenyamanan a. Gejala : Nyeri tubuh , sakit kepala b. Tanda : Perilaku berhati-hati atau distrkasi, gelisah. 7. Pernafasan a. Gejala : nafas pendek b. Tanda : Takipnoe, dispnoe, peningkatan frekuensi, kusmaul, nafas amonia, batuk produktif dengan sputum kental merah muda (edema paru). 8. Keamanan a. Gejala : adanya reaksi transfusi b. Tanda : demam, sepsis (dehidrasi), ptekie atau kulit ekimosis, pruritus, kulit kering. 9. Penyuluhan atau Pembelajaran Gejala: riwayat penyakit polikistik keluarga, nefritis herediter, batu urianrius, malignansi., riwayat terpapar toksin,(obat, racun lingkungan), Obat nefrotik penggunaan berulang Contoh : aminoglikosida, amfoterisisn, B,anestetik vasodilator, Tes diagnostik dengan media kontras radiografik, kondisi yang terjadi bersamaan tumor di saluran perkemihan, sepsis gram negatif, trauma atau cedera kekerasan , perdarahan, cedera listrik, autoimun DM, gagal jantung atau hati.

Diagnosa Keperawatan Diagnosa I : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik. NOC: Setelah dilakukan perawatan Selma 3x24 jam diharapkan mampu: a. Pain control
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat

1) Mengenal penyebab nyeri (4) 2) Tindakan pencegahan (4) 3) Melaporkan gejala-gejala kepada tenaga-tenaga professional (4) 4) Melakukan control nyeri (4) b. Pain destructive effects: efek yang merusak 1) Nafsu makan berkurang 2) Kesulitan makan 3) Gangguan eliminasi c. Pain level atau tingkat nyeri 1) Melaporkan nyeri 2) Frekuensi nyeri 3) Ekspresi muka saat nyeri 4) Melindungi bagian tubuh yang sakit NIC a. Pemberian analgetik 1) Menentukan lokasi nyeri, karakteristik, kualitas dan berat nyeri sebelum memberikan pengobatan 2) Cek catatan medis jenis obat, dosis dan frekuensi pemberian analgesik 3) Kaji adanya alergi obat evaluasi kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam pemilihan jenis analgesic rute dan dosis yang akan digunakan b. Penurunan cemas 1) Jelaskan hasil yang diharapkan dari perilaku pasien 2) Pahami perspektif pasien terhadap kondisi yang penuh stress 3) Berikan informasi yang actual terkait diagnose pengobatan dan prognosa 4) Temani pasien untuk meningkatkan rasa aman dan menurunkan ketakutan c. Manajemen pengobatan 1) Tentukan dan monitor obat yang dibutuhkan, dan berikan sesuai resep dokter 2) Konsultasikan dengan tenaga kesehatan lain untuk meminimalkan jumlah dan frekuensi obat yang dibutuhkan untuk mencapai efek terapeutik.

Diagosa 2 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorpsi makanan karena faktor biologi.
Kumpulan tugas, semoga bermanfaat

NOC : Setelah dilakukan perawatan 3x24 jam, pasien diharapkan : 1. Status nutrisi Asupan nutrisi dengan skala sedang Pengukurn biokimia darah dengan kondisi normal 2. Kontrol berat badan Menjaga pola makan yang disarankan Memprtahankan keseimbangan cairan Memahami tanda dan symptom ketidak seimbangan elektrolit NIC : 1. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan tentang diet pasien 2. Monitor toleransi terhadap diet 3. Timbang secara rutin massa urin 4. Monitor asupan dan pengeluaran urin 5. Monitor status hidrasi 6. Monitor hasil lab yang relevan dengan retensi cairan 7. Monitor TTV 8. Monitor adanya retensi cairan 9. Monitor konsumsi cairan dan hitung intake kalori 10. Monitor warna dan kuantitas berat jenis urin 11. Monitor nilai elektrolit serum dan urin 12. Monitor serum albumin dan kadar protein total 13. Monitor tingkat osmolarotas sarum dan urin 14. Berikan cairan sesuai kebutuhan

Diagnosa 3 : Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kelebihan intake cairan. NOC Setelah diberikan perawatan 3X 24 jam diharapkan klien dapat a. Keseimbangan elektrolit atau asam basa 1) 2) Peningkatan denyut jantung DRH (5) Irama denyut jantung DRH (5)

Kumpulan tugas, semoga bermanfaat

3) 4) 5)

Sodium serum DBN (5) BUN DBN(5) Bikarbonat serum DBN (5)

b. Keseimbangan cairan 1) Tekanan darah DRH (5) 2) Keseimbangan intake dan out put selama 24 jam (4) 3) Berat jenis urin 4) Hematokrit 5) Elektrolit NIC a. Manajemen elektrolit 1) Monitor adanya pengeluaran cairan yang mengandung banyak elektrolit 2) Berikan diet yang tepat bagi pasien dengan tidak keseimbangan elektrolit 3) Tunjukan kepada pasien dan keluarga tentang modifikasi diet spesifik secara tepat. 4) Ajari keluarga mengenai jenis, penyebab dan pengobatan ketidak seimbangan elektrolit. b. Manajemen cairan 1) Monitor tanda- tanda vital 2) Monitor respon pasien terhadap terapi elektrolit c. Monitoring cairan 1) Tentukan riwayat jumlah dan tipe caran dan kebiasaan eliminasi 2) Tentukan kemungkunan factor resiko ketidak seimbangan cairan 3) Monitor intake out put 4) Monitor TD, denyut jantung, dan status respiratori

Kumpulan tugas, semoga bermanfaat

You might also like