You are on page 1of 2

Pembahasan Secara klinis kasus diatas dikategorikan sebagai tonsilofaringitis kronis eksaserbasi akut, yaitu infeksi gabungan antara

tonsilitis dan faringitis yang terjadi secara berulang. Hal ini sesuai dengan temuan anamnesis dan pemeriksaan fisik, yaitu keluhan pasien nyeri telan sejak 2 hari yang lalu dirasa dan bertambah sakit saat makan dan minum dan demam sejak 3 hari yang lalu. Selama kurun waktu 1 tahun pasien mengalami hal serupa sebanyak 5x. Pasien merupakan perokok aktif. Dari pemeriksaan tenggorok didapatkan ukuran tonsil T2 T2, Hiperemis, permukaan tidak rata, kripte melebar, detritus (+). Pada dinding faring posterior didapatkan oedem, mukosa hiperemis, dan ada jaringan granulasi. Tonsilitis Kronis secara umum diartikan sebagai infeksi atau inflamasi pada tonsila palatina yang menetap lebih dari 3 bulan. Etiologi penyakit ini dapat disebabkan oleh serangan ulangan dari tonsilitis akut yang mengakibatkan kerusakan permanen pada tonsil, atau sempurna. Tonsilitis kronis dapat juga terjadi akibat pengobatan yang tidak tepat sehingga penyakit pasien menjadi kronis. Faktor-faktor yang menyebabkan kronisitas antara lain: terapi antibiotika yang tidak tepat dan adekuat, gizi atau daya tahan tubuh yang rendah sehingga terapi medikamentosa kurang optimal, dan jenis kuman yang tidak sama antara permukaan tonsil dan jaringan tonsil. Kuman penyebabnya sama dengan tonsilitis akut tetapi kadang-kadang kuman berubah menjadi kuman gram negative. Jenis kuman yang sering adalah Streptokokus beta hemolitikus grup A (SBHGA). Selain itu terdapat Streptokokus pyogenes, Streptokokus grup B. Pada Tonsilitis Kronis tonsil dapat terlihat normal, namun ada tanda-tanda spesifik untuk menentukan diagnosa seperti plika anterior yang hiperemis, pembesaran kelenjar limfe, dan bertambahnya jumlah kripta pada tonsil. Tonsilitis kronik dapat menimbulkan beberapa gejala baik lokal maupun sistemik. Gejala lokal seperti nyeri tenggorok atau rasa tidak enak di tenggorok, nyeri telan ringan, kadangkerusakan ini dapat terjadi bila fase resolusi tidak

kadang merasa seperti ada benda asing di tenggorok, dirasakan kering di tenggorok, napas berbau. Gejala sistemik timbul akibat adanya absorbsi toksin atau bakteri ke dalam sirkulasi darah. Gejala dapat berupa malnutrisi, nafsu makan berkurang, anemia, badan lesu (sering mengantuk), sakit kepala, nyeri otot dan sendi. Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang disebabkan oleh virus (40 60%) bakteri (5 40%), alergi, trauma, toxin, dll. Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi inflamasi lokal. Infeksi bakteri grup A sterptokokus -hemolitikus dapat menyebabkan kerusakanjaringan ang hebat, karena bakteri ini melepaskan toxin ekstraselular yang dapat menimbulkan demam reumatik. Kerusakan katup jantung, glomerulonefritis akut karena fungsi glomerulus terganggu akibat terbentuknya kompleks antigen antibodi. Infeksi grup A streptokokus hemolitikus merupakan penyebab faringitis akut pada orang dewasa(15%) dan pada anak (30%) Gejala dan tanda pada faringitis yaitu nyeri kepala yang hebat, muntah kadang- kadang disertai demam dengan suhu yang tinggi, jarang disertai batuk. Pada pemeriksaan tampak tonsil membesar, faring dan tonsil hiperemis dan terdapat eksudat permukaannya. Beberapa hari kemudian timbul bercak petechiae pada palatum dan faring. Kelenjar limfa leher anterior membesar, kenyal dan nyeri pada penekanan. Pengelolaan untuk tonsilofaringitis kronis eksaserbasi akut pada kasus ini adalah antibiotik diberikan terutama bila penyebabnya adalah grup A sterptokokus hemolitikus, yaitu amoksisilin 3 X 500 mg. Analgesik antipiretik, parasetamol 3X 500 mg. Kemudian diberikan edukasi (1) Menjelaskan kepada pasien bahwa pasien menderita penyakit tonsilofaringitis kronis eksaserbasi akut.(2) Menjelaskan kepada pasien bahwa pasien disarankan untuk melakukan tonsilektomi setelah peradangan mereda dikarenakan penyakit ini sudah berulang ulang (1 tahun kambuh 5 kali). (3) Menjelaskan kepada pasien untuk menjaga kebersihan mulut. (4) Menjelaskan kepada pasien untuk menghindari makanan dan minuman yang terlalu panas dan terlalu dingin, juga yang pedas, dan gorengan.

You might also like