Professional Documents
Culture Documents
Oleh : 1.Dwi Pudji R 2.Arief Fauzi 3.Gilang Maulana D 4.Budi Setiawan 5.Guntur Satrio P
PRINCIPLE OF COMPETENCE
Merupakan kemampuan untuk menciptakan sebuah produk yang mempunyai ciri dan karakter sebagai sebuah nilai, dengan mendayagunakan seluruh bahan/ material, tool atau peralatan, dan skill atau ketampilan, serta mampu mengkomunikasikan informasi yang terkandung bagi orang yang akan memanfaatkannya
Principle Of Comptence
Art and Science Based Handicap Specialisation Competence Through Practice Continuous Learning and Computers Competence And Ethics
Dalam merancang suatu produk( dalam hal ini arsitektur), diperlukan lebih dari satu disiplin ilmu, pada umunya dibagi atas 2 hal yang mendasar, desain sebagai subjek sebuah karya seni, dan desain sebagai sarana untuk mentransfer teknologi menjadi sebuah produk yang berguna.
Sebuah karya arsitektur seperti gambar diatas, tidak mungkin bisa berdiri dengan hanya mengandalkan keahlian arsiteknya saja, butuh disiplin ilmu lain, khusunya di bidang civil engineering untuk penghitungan konstruksi bangunannya.
Specialisation
Desain mempunyai karakteristik ataupun ciri ciri yang berbeda untuk setiap obyek yang akan didesain, oleh karena itu setiap designer mempunyai spesialisasi sendiri2 berdasarkan field, atau keahliannya
Dua bangunan diatas mempunyai karakter yang berbeda, dikarenakan arsiteknya mempunyai pendekatan berbeda dalam mendesain bangunan, yang satu pendekatan ke unsur sekitar/ yang satu lagi lebih kepada pendekatan struktur dan teknologi.
Semua aspek yang dibutuhkan dalam merancang sebuah produk tidak bisa begitu saja diabaikan, hal terbaik yang mungkin dilakukan oleh desainer adalah learning by doing/ belajar dari pengalaman yan telah diperoleh, selain dari analisa2 teori tentunya.
Contoh : Mahasiswa arsitektur tidak hanya melulu dijejali tentang hal yang berhubungan dengan estetika, namun juga konstruksi dan penghitungan sederhana, beserta penerapannya kelak di lapangan.
Ada kalanya seorang disainer dianggap sudah mencapai puncak tertinggi dari karirnya, dan dianggap sudah tidak melakukan dapat perkembangan lagi atas dirinya,jika demikian diperlukan suatu proses yang disebut continuous learning atau belajar berkelanjutan. Mempelajari hal baru yang dilahirkan oleh disainer2 junior bukan berarti menunjukan ketidakmampuan, tetapi lebih kepada kesadaran akan adanya kekurangan di setiap diri manusia.
Komputer telah merubah banya hal dalam mendesain suatu produk, komputer membebaskan desainer dari batasan2 yang sebelumnya selalu membatasi kreativitas desainer
Kualitas Soft Skill desainer berperan vital, khususnya bila desainer tersebut bekerja dalam tim. Kualitas seperti kepercayaan, rasa hormat kepada ide orang lain,penghargaan akan pencapaian orang lain, dan sikap mau mengakui kesalahan tidak hanya diperoleh dari sekolah formal, tetapi juga diperoleh dari kehidupan sehari hari dan juga bergantung kepada orang yang telah bertanggung jawab mengembangkan desainer2 muda, bisa saja seorang dosen/mentor, atau bahkan atasan dalam bekerja.