Professional Documents
Culture Documents
Iman Firmansyah,Sp PD
Leptospirosis
adalah penyakit infeksi akut yang dapat menyerang manusia dan hewan yang disebabkan kuman leptospira patogen dan digolongkan sebagai zoonosis Dikenal dengan berbagai nama :mud fever,slime fever,swamp fever,autumnal fever,infectious jaundice,field fever,cane cutter fever,canicola fever,nanukayami fever,7 days fever,dan lain lain
Tersebar
di seluruh dunia, disemua benua kecuali Antartika, namun terbanyak didapati di daerah tropis Di Indonesia leptospirosis ditemukan di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat. International Leptospirosis Society menyatakan Indonesia sebagai Negara dengan insidens leptospirosis tinggi dan peringkat ketiga dunia untuk mortalitas.
penyakit infeksi akut manusia & hewan leptospira patogen L interrogans/icterohaemorrhagica Kuman leptospira bersifat aquatic microorganism dan slow-growing anaerobes, bentuknya berpilin seperti spiral, tipis, organisme yang dapat bergerak cepat dengan kait di ujungnya dan 2 flagella periplasmik yang dapat menembus ke jaringan. Panjangnya 6-20 m dan lebar 0,1 m
Leptospirosis
Resiko
penularan Leptospira
Kelompok aktivitas Kelompok lingkungan
Anjing piaraan Ternak Genangan air hujan Lingkungan tikus Banjir
Kelompok pekerjaan
Petani & peternak Tukang potng hewan Penangkap/ penjerat hewan Dokter/Mantri hewan Pekerja selokan Pekerja perkebunan
Sering : demam, menggigil, sakit kepala, meningismus, anoreksia, mialgia, conjuctival suffusion, mual, muntah, nyeri abdomen, ikterus, hepatomegali, ruam kulit, fotophobi Jarang : pneumonitis, hemoptoe, delirium, perdarahan, diare, edema, splenomegali, atralgia, gagal ginjal, peroferal neuritis, pancreatitis, parotitis, epididimytis, hematemesis, asites, miokarditis
inkubasi penyakit ini berkisar antara 2 26 hari, biasanya 7 - 13 hari dan rata-rata 10 hari. Leptospira mempunyai 2 fase yang khas : 1. Fase leptospiremia/fase septikemia 2. Fase imun Terdapat pula fase penyembuhan/konvalesen
Masa
Fase
ditemukan leptospira dalam darah dan CSS Berlangsung secara tiba2 dengan sakit kepala di bagian frontal, rasa sakit otot yang hebat diikuti hiperestesi kulit,demam tinggi disertai menggiggil, mual dan/muntah disertai dengan mencret bahkan pada 25% kasus ditemukan adanya penurunan kesadaran Pada hari 3-4 dijumpai conjungtivitis dan photophobia. Kulit dijumpai adanya rash . Kadang dijumpai splenomegali,hepatomegali,serta limfadenopati
Pada
urine Titer antibodi demam jarang melewati 39 derajat celcius, 1-3 hari Gejala klinis pada fase leptospiremia muncul kembali, kadang-kadang disertai meningismus Conjungtivitis & uveitis dengan ikterus merupakan tanda patognomonis untuk leptospirosis
Demam
dan nyeri otot masih bisa dijumpai yang kemudian berangsur-angsur hilang.
Anamnesis
riwayat pekerjaan pasien, apakah termasuk kelompok orang dengan resiko tinggi seperti pekerja-pekerja di sawah, pertanian, perkebunan, peternakan, pekerja tambang, tentara, pembersih selokan, dan gejala klinis berupa demam yang muncul mendadak, nyeri kepala terutama dibagian frontal, nyeri otot, mata merah / fotophobia, mual atau muntah, dan lain-lain
PEMERIKSAAN
FISIK
Gejala klinik menonjol : ikterik, demam, mialgia, nyeri sendi serta conjungtival suffusion. Gejala klinik yang paling sering ditemukan : conjungtival suffusion dan mialgia. Conjungtival suffusion bermanifestasi bilateral di palpebra pada hari ke-3 selambatnya hari ke-7 terasa sakit dan sering disertai perdarahan konjungtiva unilateral ataupun bilateral yang disertai fotofobia dan injeksi faring, faring terlihat merah dan bercakbercak. Mialgia dapat sangat hebat, pemijatan otot betis akan menimbulkan nyeri hebat dan hiperestesi kulit.
Kelainan fisik lain:hepatomegali, splenomegali,kaku kuduk, rangsang meningeal, hipotensi, ronkhi paru dan adanya diatesis hemoragik. Perdarahan sering ditemukan pada leptospirosis ikterik dan manifestasi dapat terlihat sebagai petekiae, purpura, perdarahan konjungtiva dan ruam kulit. Ruam kulit dapat berwujud eritema, makula, makulopapula ataupun urtikaria generalisata maupun setempat pada badan, tulang kering atau tempat lain.
PEMERIKSAAN
1.
2.
3. 4.
PENUNJANG Pemeriksaan langsung mendeteksi keberadaan kuman leptospira atau antigennya Pemeriksaan langsung Px. antibodi terhadap kuman leptospira (MAT, ELISA, tes penyaring). Px. Darah Rutin Px. Urine
Leukositosis
normal atau menurun. Hitung jenis leukosit : peningkatan netrofil. Trombositopenia ringan. LED meninggi. Pada kasus berat ditemui anemia hipokrom mikrositik akibat perdarahan yang biasa terjadi pada stadium lanjut perjalanan penyakit
Perubahan
sedimen urine (leukosituria, eritrosit meningkat dan adanya torak hialin atau granuler). Leptospirosis ringan proteinuria Leptospirosis berat azotemia
GGA
Perdarahan
Pencegahan Therapy
Kuratif
Regimen
Doksisiklin 2 x 100 mg/oral atau Ampisillin 4 x 500-750 mg/oral atau Amoxicillin 4 x 500 mg/oral
Penicillin G 1,5 juta unit/6jam i.m atau Ampicillin 1 g/6jam i.v atau Amoxicillin 1 g/6jam i.v atau Eritromycin 4 x 500 mg i.v
2.
Kemoprofilaksis
Prognosis tergantung dari keganasan kuman,daya tahan dan keadaan umum penderita,usia, gagal multi organ, dan pemberian antibiotik dengan dosis yang adekuat Kebanyakan pasien leptospirosis sembuh Kematian biasanya akibat sekunder dari faktor pemberat seperti gagal hati, gagal ginjal, perdarahan dan terlambatnya pasien mendapat pengobatan
Manusia:
terutama orang-orang yang berisiko tinggi dapat menggunakan alat proteksi seperti sepatu boot,sarung tangan, dan penutup muka saat bekerja, selainitu dapat juga diimunisasi, edukasi, menjaga personalhigiene yang baik . Hewan: mengontrol populasi hewan pengerat,menjaga sanitasi dan imunisasi hewan ternak danpiaraan.