You are on page 1of 15

Case Report

Penyakit Jantung Rematik


[Type the document subtitle]
Oleh

Ghina Yona Nurmufthi (0918011045) Iqbal Tafwid (09180110)

Pembimbing dr. Asrizal,.Sp.J SMF ILMU PENYAKIT DALAM RSU Hi. Abdul Moeloek Bandar Lampung

KEPANITERAAN KLINIK UNIVERSITAS LAMPUNG MARET 2013


STATUS PENDERITA
1 |Case Report : Penyakit Jantung Rematik

Nomor Rekam Medis Ruangan

: 183747 : Kelas B 2

Tanggal dan Pukul Masuk RSAY : 28 Juni 2012, pukul 20.30 I. Anamnesis a. Identitas Nama Pasien Jenis Kelamin Umur Pekerjaan Agama Suku Alamat b. Riwayat Penyakit Keluhan utama : Nyeri sendi Keluhan tambahan : demam Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang ke RSUD Ahmad Yani dengan keluhan nyeri sendi pada kedua sendi lutut dan kedua sendi sikunya. Gejala ini disertai dengan demam dan muncul sejak 5 hari yang lalu. Pasien mengaku jika sendinya dipegang akan terasa sakit dan sekarang sulit untuk digerakkan atau berjalan. Kekakuan sendi pada pagi hari atau malam hari disangkal. Nyeri dirasakan sepanjang hari. Adanya gerakangerakan tanpa disadari pada wajah dan anggota gerak tubuh disangkal. Adanya nyeri pada dada disangkal. Riwayat trauma disangkal. Keluhan tersebut belum pernah diobati. : Tn. M : Laki-laki : 15 Tahun : Pelajar : Islam : Jawa : Purwodadi

2 |Case Report : Penyakit Jantung Rematik

Riwayat penyakit dahulu : Dalam anamnesis diketahui kira-kira 3 minggu yang lalu pasien menderita radang tenggorokan dan sembuh setelah berobat ke puskesmas. Riwayat adanya penyakit jantung disangkal

Riwayat penyakit keluarga : Dikeluarga os tidak ada yang mengalami keluhan serupa

II.

Pemeriksaan Fisik a. Status Present (Tanggal 28 Juni 2012) Keadaan umum Kesadaran Tekanan Darah Suhu Frekwensi Nadi Frekwensi nafas Berat badan b. Status General KEPALA Bentuk : bulat, simetris Rambut : hitam, lurus, tidak mudah dicabut Kulit Mata : anikterik, rash (-), eritema (-) : mata tidak cekung, palpebra edem -/-, konjungtiva anemis : Tampak sakit sedang : compos mentis : 110/70 mmHg : 38,0 oC peraksila : 92 x/ menit :28 x/ menit : 40 kg

-/-, sclera ikterik -/-, kornea dan lensa jernih, reflex cahaya (+/+), air mata ada. Telinga : bentuk normal, simetris, liang lapang, serumen (-/-)
3 |Case Report : Penyakit Jantung Rematik

Hidung : bentuk normal, septum deviasi (-), pernapasan cuping hidung (-), secret (-) Mulut : sianosis (-), mukosa bibir basah, lidah bersih, faring tidak

hiperemis, T1-T1 LEHER Bentuk : simetris Trachea : di tengah KGB : tidak membesar

THORAKS Bentuk : simetris, kanan dan kiri Retraksi otot pernafasan JANTUNG Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi PARU ANTERIOR Pergerakan Pergerakan nafas simetris Fremitus taktil kiri=kanan Sonor Vesivuler +/+ Ronki -/Wheezing -/nafas simetris Fremitus taktil kiri=kanan Sonor Vesivuler +/+ Ronki -/Wheezing -/POSTERIOR Pergerakan Pergerakan nafas simetris Fremitus taktil kiri=kanan Sonor Vesivuler +/+ Ronki -/Wheezing -/nafas simetris Fremitus taktil kiri=kanan Sonor Vesivuler +/+ Ronki -/Wheezing -/: iktus kordis tampak di ics 5 : iktus kordis teraba di ics 5 : batas jantung kesan normal : BJ I dan II regular murni :-

Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

ABDOMEN Inspeksi : dinding perut sejajar dada, simetris

4 |Case Report : Penyakit Jantung Rematik

Palpasi Perkusi

: hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan abdomen (-) : timpani

Auskultasi : bising usus (+) normal GENITALIA EKSTERNA Kelamin : laki-laki, tidak diperiksa

EKSTREMITAS Superior : Sendi pada siku dekstra dan sinistrra : kalor (+), dolor (+), rubor (+), tumor (+), fungsi laesa (+). Eritema (-), nodul subkutan (-), edem pitting (-), akral hangat (+) : Sendi pada lutut dekstra dan sinistrra : kalor (+), dolor (+), rubor (+), tumor (+), fungsi laesa (+). Eritema (-), nodul subkutan (-), edem pitting (-), akral hangat (+) Inferior

III. Pemeriksaan penunjang a. Tanggal 28 Juni 2012 Darah lengkap : Wbc Rbc Hgb Hct Mcv Mch Mchc Plt LED : 12500 rb/ul : 3,7 jt/ul : 13,0 gr/dl : 37,8% : 72 : 23,5 : 32,6 : 364 : 75 mm/jam

b. Tanggal 29 Juni 2012 CRP : 5 mg/liter

5 |Case Report : Penyakit Jantung Rematik

ASTO EKG

: Positif : interval P-R tidak memanjang

Resume : Anamnesis : Laki-laki, pelajar, 15 tahun : 3 minggu SMRS : radang tenggorokan 5 hari SMRS : Poliarthritis pada kedua sendi lutut dan kedua sendi siku dekstra dan sinistra ; demam Pemeriksaan fisik : Suhu : 38,0 oC peraksila Sendi pada siku dekstra dan sinistrra : kalor (+), dolor (+), rubor (+), tumor (+), fungsi laesa (+). Sendi pada lutut dekstra dan sinistrra : kalor (+), dolor (+), rubor (+), tumor (+), fungsi laesa (+). Pemeriksaan penunjang : IV. Wbc LED CRP ASTO : 12500 rb/ul : 75 mm/jam : 5 mg/liter : Positif

Diagnosis kerja: Demam rematik

V.

Penatalaksanaan : Tirah baring selama 2 minggu IvFd RL XX gtt/menit makro Antibiotik : Benzatin Penisilin G 1,2 juta unit IM satu kali

6 |Case Report : Penyakit Jantung Rematik

Anti inflamasi : natrium salisilat 4 x 1000 mg PO selama 2 minggu kemudian 4x750mg selama 4 minggu

Antipiretik : PCT 3x500 mg (k/p)

Pencegahan sekunder : Benzatin Penisilin G 1,2 juta unit IM setiap 4 minggu sekali selama 5 tahun.

VI.

Prognosis Quo ad vitam : Dubia

Quo ad Functionam : Dubia Quo ad Sanationam : Dubia

PEMBAHASAN Penyakit Jantung Reumatik

A. Definisi

7 |Case Report : Penyakit Jantung Rematik

Penyakit jantung reumatik (PJR) adalah salah satu komplikasi yang membahayakan dari demam reumatik. Penyakit jantung reumatik adalah sebuah kondisi dimana terjadi kerusakan permanen dari katup-katup jantung yang disebabkan oleh demam reumatik. Katup-katup jantung tersebut rusak karena proses perjalanan penyakit yang dimulai dengan infeksi tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus hemoliticus tipe A (contoh: Streptococcus pyogenes), bakteri yang bisa menyebabkan demam reumatik. Sebanyak kurang lebih 39 % pasien dengan demam reumatik akut bisa terjadi kelainan pada jantung mulai dari gangguan katup, gagal jantung, perikarditis (radang selaput jantung), bahkan kematian. Dengan penyakit jantung reumatik yang kronik, pada pasien bisa terjadi stenosis katup (gangguan katup), pembesaran atrium (ruang jantung), aritmia (gangguan irama jantung) dan gangguan fungsi ventrikel (ruang jantung). Penyakit jantug reumatik masih menjadi penyebab stenosis katup mitral dan penggantian katup pada orang dewasa di Amerika Serikat. B. Etiologi Penyebab terjadinya penyakit jantung reumatik diperkirakan adalah reaksi autoimun (kekebalan tubuh) yang disebabkan oleh demam reumatik. Infeksi streptococcus hemolitikus grup A pada tenggorok selalu mendahului terjadinya demam reumatik baik demam reumatik serangan pertama maupun demam reumatik serangan ulang. C. Gejala Klinis Demam reumatik merupakan kumpulan sejumlah gejala dan tanda klinik. Demam reumatik merupakan penyakit pada banyak sistem, mengenai terutama jantung, sendi, otak dan jaringan kulit. Tanda dan gejala akut demam reumatik bervariasi tergantung organ yang terlibat dan derajat keterlibatannya. Biasanya gejala-gejala ini berlangsung satu sampai enam minggu setelah infeksi oleh

8 |Case Report : Penyakit Jantung Rematik

Streptococcus. Gejala klinis pada penyakit jantung reumatik bisa berupa gejala kardiak (jantung) dan non kardiak. Gejalanya antara lain:

Manifestasi kardiak dari demam reumatik


o

(infeksi dan peradangan jantung) adalah komplikasi paling serius dan kedua paling umum dari demam reumatik (sekitar 50 %). Pada kasus-kasus yang lebih lanjut, pasien dapat mengeluh sesak nafas, dada terasa tidak nyaman, nyeri dada, edema (bengkak), batuk atau ortopneu (sesak saat berbaring).

Pada pemeriksaan fisik, karditis (peradangan pada jantung) umumnya dideteksi dengan ditemukannya bising jantung (gangguan bunyi jantung) atau takikardia (jantung berdetak > 100x/menit) diluar terjadinya demam.

Manifestasi kardiak lain adalah gagal jantung kongestif dan perikarditis (radang selaput jantung).

Pasien dengan diagnosis demam reumatik akut harus dikontrol sesering mungkin karena progresifitas penyakitnya.

Murmur (bising jantung) baru atau perubahan bunyi murmur. Murmur yang didengar pada demam reumatik akut biasanya disebabkan oleh insufisiensi katup (gangguan katup).

Gagal jantung kongestif


o

Gagal jantung dapat terjadi sekunder akibat insufisiensi katup yang berat atau miokarditis (radang pada sel otot jantung).

Perikarditis Gejala umum non kardiak dan manifestasi lain dari demam rematik akut antara lain:
o

Poliartritis (peradangan pada banyak sendi) adalah gejala umum dan merupakan manifestasi awal dari demam reumatik (70 75 %). Umumnya artritis (radang sendi) dimulai pada sendi-sendi

9 |Case Report : Penyakit Jantung Rematik

besar di ekstremitas bawah (lutut dan engkel) lalu bermigrasi ke sendi-sendi besar lain di ekstremitas atas atau bawah (siku dan pergelangan tangan). Sendi yang terkena akan terasa sakit, bengkak, terasa hangat, eritem dan pergerakan terbatas. Gejala artritis mencapai puncaknya pada waktu 12 24 jam dan bertahan dalam waktu 2 6 hari (jarang terjadi lebih dari 3 minggu) dan berespon sangat baik dengan pemberian aspirin. Poliartritis lebih umum dijumpai pada remaja dan orang dewasa muda dibandingkan pada anak-anak.
o

Khorea Sydenham, khorea minor atau St. Vance, dance mengenai hampir 15% penderita demam reumatik. Manifestasi ini mencerminkan keterlibatan sistem syaraf sentral pada proses radang. Penderita dengan khorea ini datang dengan gerakangerakan yang tidak terkoordinasi dan tidak bertujuan dan emosi labil. Manifestasi ini lebih nyata bila penderita bangun dan dalam keadaan stres. Penderita tampak selalu gugup dan seringkali menyeringai. Bicaranya tertahan-tahan dan meledak-ledak. Koordinasi otot-otot halus sukar. Tulisan tangannya jelek dan ditandai oleh coretan ke atas yang tidak mantap dengan garis yang ragu-ragu. Pada saat puncak gejalanya tulisannya tidak dapat dibaca sama sekali. Erithema marginatum merupakan ruam yang khas untuk demam reumatik dan jarang ditemukan pada penyakit lain. Karena kekhasannya tanda ini dimasukkan dalam manifestasi minor. Kelainan ini berupa ruam tidak gatal, makuler dengan tepi erithema (kemerahan) yang menjalar dari bagian satu ke bagian lain mengelilingi kulit yang tampak normal, terjadi pada 5% penderita. Gangguan ini berdiameter 2,5 cm dan paling sering ditemukan pada batang tubuh dan tungkai bagian atas, tidak melibatkan muka. Erithema ini timbul sewaktu-waktu selama sakit, meskipun yang tersering adalah pada stadium awal, dan biasanya terjadi hanya pada penderita demam reumatik dengan karditis.

10 | C a s e R e p o r t : P e n y a k i t J a n t u n g R e m a t i k

Nodul subkutan. Frekuensi manifestasi ini menurun sejak beberapa dekade terakhir, dan kini hanya ditemukan pada penderita penyakit jantung reumatik khronik. Frekuensinya kurang dari 5%, namun pada penjangkitan di Utah nodulus subkutan ditemukan pada sampai 10% penderita. Nodulus (benjolan) ini biasanya terletak pada permukaan sendi, terutama ruas jari, lutut, dan persendian kaki. Kadang-kadangg nodulus ini ditemukan pada kulit kepala dan di atas tulang belakang. Ukurannya bervariasi dari 0,5 sampai dengan 2 cm serta tidak nyeri dan dapat digerakkan secara bebas; biasanya kecil dan menghilang lebih cepat. Kulit yang menutupi tidak pucat atau meradang. Nodulus ini muncul hanya sesudah beberapa minggu sakit dan kebanyakan hanya ditemukan pada penderita dengan karditis. Manifestasi lain dari demam reumatik antara lain nyeri perut, epistaksis (mimisan), demam dengan suhu di atas 39 C dengan pola yang tidak karakteristik, pneumonia reumatik yang gejalanya mirip dengan pneumonia karena infeksi.

Tromboemboli (sumbatan di pembuluh darah) bisa terjadi sebagai komplikasi dari stenosis mitral (gangguan katup). Anemia hemolitik kardiak bisa terjadi akibat pecahnya sel darah merah karena bergesekan dengan katup yang terinfeksi. Peningkatan penghancuran trombosit bisa juga terjadi.

Aritmia atrium (gangguan irama jantung) biasanya terjadi karena pembesaran atrium kiri karena gangguan pada katup mitral.

D. Penatalaksanaan Pengobatan terhadap DR ditujukan pada 3 hal yaitu 1). Pencegahan primer pada saat serangan DR, 2). Pencegahan sekunder DR, 3). Menghilangkan gejala yang menyertainya, seperti tirah baring, penggunaan anti inflamasi, penatalaksanaan gagal jantung dan korea. Pencegahan primer bertujuan untuk eradikasi kuman streptokokus pada saat serangan DR dan diberikan fase awal serangan. Pencegahan sekunder DR bertujuan untuk mencegah serangan
11 | C a s e R e p o r t : P e n y a k i t J a n t u n g R e m a t i k

ulangan DR, karena serangan ulangan dapat memperberat kerusakan katup katup jantung dan dapat menyebabkan kecacatan dan kerusakan katup jantung. Tetapi sayangnya preparat Benzatine Penisilin G saat ini sukar didapat dan tidak tersedia diseluruh wilayah Indonesia. Pada serangan DR sering didapati gejala yang menyertainya seperti gagal jantung atau korea. Penderita gagal jantung memerlukan tirah baring dan anti inflamasi perlu diberikan pada penderita DR dengan manifestasi mayor karditis dan artritis. Pada penderita DR dengan gagal jantung perlu diberikan diuretika, restriksi cairan dan garam. Penggunaan digoksin pada penderita DR masih kontroversi karena resiko intoksikasi dan aritmia. Pada penderita korea dianjurkan mengurangi stres fisik dan emosi. Penggunaan anti inflamasi untuk mengatasi korea masih kontroversi. Untuk kasus korea yang berat fenobarbital atau haloperidol dapat digunakan. Selain itu dapat digunakan valproic acid, chlorpromazin dan diazepam. Penderita PJR tanpa gejala tidak memerlukan terapi. Penderita dengan gejala gagal jantung yang ringan memerlukan terapi medik untuk mengatasi keluhannya. Penderita yang simtomatis memerlukan terapi surgikal atau intervensi invasif. Tetapi terapi surgikal dan intervensi ini masih terbatas tersedia serta memerlukan biaya yang relatif mahal dan memerlukan follow up jangka panjang. Penatalaksanaan demam reumatik aktif atau reaktivasi kembali diantaranya adalah : 1. Tirah baring dan mobilisasi (kembali ke aktivitas normal) secara bertahap. 2. Pemberantasan terhadap kuman streptokokkus dengan pemberian antibiotic penisilin atau eritromisin. Untuk profilaksis atau pencegahan dapat diberikan antibiotic penisilin benzatin atau sulfadiazine. 3. Antiinflamasi (antiperadangan). Antiperadangan seperti salisilat dapat dipakai pada demam reumatik tanpa karditis (peradangan pada jantung). E. Komplikasi Komplikasi yang sering terjadi pada Penyakit Jantung Reumatik (PJR) diantaranya adalah gagal jantung, pankarditis (infeksi dan peradangan di seluruh bagian jantung), pneumonitis reumatik (infeksi paru), emboli atau

12 | C a s e R e p o r t : P e n y a k i t J a n t u n g R e m a t i k

sumbatan pada paru, kelainan katup jantung, dan infark (kematian sel jantung).

KESIMPULAN

13 | C a s e R e p o r t : P e n y a k i t J a n t u n g R e m a t i k

DAFTAR PUSTAKA

1.

World Health Organization. WHO Rheumatic fever and rheumatic heart disease: report of a WHO expert consultation http://www.who.int/cardiovascular_diseases/resources/trs923/en/

2.

Sudoyo, dkk.2007.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid III.Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

3.

http://jantung.klikdokter.com/subpage.php?id=2&sub=71

14 | C a s e R e p o r t : P e n y a k i t J a n t u n g R e m a t i k

15 | C a s e R e p o r t : P e n y a k i t J a n t u n g R e m a t i k

You might also like