You are on page 1of 17

Oleh:

BAMBANG P, S.Kep, M.Kes

Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri. Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang diriya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain (Stuart & Sunden, 1995). Konsep diri tidak terbentuk sejak lahir namun dipelajari. Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial.

Penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis

Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menaksika kejadian yang megancam. Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu mengalami frustrasi

. Situasional Yaitu terjadi trauma yang tiba tiba, misal harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pemasangan kateter, pemeriksaan pemeriksaan perianal dll.), harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena di rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai

Kronik Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama

Data Subyektif : Merasa malu, merasa tidak sempurna, merasa minder, merasa banyak kekurangan dll Data Obyektif Tidak mampu mempertahankan kontak mata, expresi wajah murung, sering menunduk, nada bicara pelan/lambat, tampak ragu2 dalam melakukan sesuatu.

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Mampu menilai aspek positif diri Mampu mempraktekkan kemampuannya Mampu membuat jadwal harian terkait dengan pelaksanaan aspek positif diri secara bertahap

Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat. Tindakan : Bina hubungan saling percaya : Salam terapeutik, Perkenalan diri, Jelaskan tujuan inteniksi, Ciptakan lingkungan yang tenang, Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan). Beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaannya. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien. Katakan kepada klien bahwa ia adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.

Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

Tindakan : Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi pujian yang realistis. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan. Tindakan : Diskusikan bersama klien kemampuan yang masih dapat digunakan. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah

Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki.

Tindakan : Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan.

Tindakan : Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan. Beri pujian atas keberhasilan Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.

Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

Tindakan: Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

You might also like