You are on page 1of 27

SHAFT, SCREW/THREAD, RIVET

Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Elemen Mesin

Disusun oleh : Fauzi Widyawati 210 133 004

POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANDUNG 2013

SHAFT
1. Definisi poros (shaft)

Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya. (Josep Edward Shigley, 1983). Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga melalui putaran mesin. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakra tali, puli sabuk mesin, piringan kabel, tromol kabel, roda jalan, dan roda gigi, dipasang berputar terhadap poros dukung yang tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar. Untuk merencanakan sebuah poros, perlu diperhitungkan gaya yang bekerja pada poros di atas antara lain: gaya dalam akibat beratnya (W) yang selalu berpusat pada titik gravitasinya. Gaya (F) merupakan gaya luar arahnya dapat sejajar dengan permukaan benda ataupun membentuk sudut dengan permukanan benda. Gaya F dapat menimbulkan tegangan pada poros, karena tegangan dapat rimbul pada benda yang mengalami gayagaya. Gaya yang timbul pada benda dapat berasal dari gaya dalam akibat berat benda sendiri atau gaya luar yang mengenai benda tersebut. Baik gaya dalam maupun gaya luar akan menimbulkan berbagai macam tegangan pada kontruksi tersebut. 2. Macam-macam poros 2.1. Berdasarkan Jenis Pembebanannya 2.1.1. Gandar Gandar merupakan poros yang tidak mendapatkan beban puntir, fungsinya hanya sebagai penahan beban, biasanya tidak berputar. Contohnya seperti yang dipasang pada roda-roda kereta barang, atau pada as truk bagian depan.

Gambar 1. Poros Gandar

2.1.2. Spindle Poros spindle merupakan poros transmisi yang relatip pendek, misalnya pada poros utama mesin perkakas dimana beban utamanya berupa beban puntiran. Selain beban puntiran, poros spindle juga menerima beban lentur (axial load). Poros spindle dapat digunakan secara efektif apabila deformasi yang terjadi pada poros tersebut kecil dan bentuk serta ukuran porosnya harus teliti.

Gambar 2. Spindle 2.1.3. Poros transmisi Poros transmisi berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik salah satu elemen mesin ke elemen mesin yang lain. Poros transmisi lebih dikenal dengan sebutan shaft. Shaft akan mengalami beban puntir berulang, beban lentur berganti ataupun kedua-duanya. Poros transmisi mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur yang akan meneruskan daya ke poros melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau sproket rantau, dan lain-lain.

Gambar 3. Poros transmisi

2.2. Berdasarkan Bentuknya 2.2.1. Poros lurus

Gambar 4. Poros lurus 2.2.2. Poros engkol Poros engkol merupakan bagian dari mesin yang dipakai untuk merubah gerakan naik turun dari torak menjadi gerakan berputar. Poros engkol yang kecil sampai yang sedang biasanya dibuat dari satu bahan yang ditempa kemudian dibubut, sedangkan yang besar-besar dibuat dari beberapa bagian yang disambung-sambung dengan cara pengingsutan. Didalam praktek dikenal 2 macam poros engkol yaitu : a. Poros engkol tunggal Poros ini terdiri dari sebuah poros engkol dan sebuah pen engkol. Kedua-duanya diikat menjadi satu oleh pipi engkol yang pemasangannya menggunakan cara pengingsutan. Pipi engkol biasanya dibuat daripada baja tuang, sedangkan pen engkolnya dari pada baja St.50 atau St.60. jarak antara sumbu pen engkol dengan sumbu poros engkol adalah setengah langkah torak.

Gambar 5. Poros engkol tunggal

b. Poros engkol ganda Poros engkol ini mempunyai 2 buah pipi engkol terdiri dari satu bahan sedang pemasangan poros engkolnya adalah dengan sambungan ingsutan. Porosporos engkol ini bahan dibuat dari besi tuang khusus. Disamping harga pembuatannya lebih ringan, besi tuang itu mempunyai sifat dapat menahan getarangetaran.

Gambar 6. Poros engkol ganda

3.

Hal penting perancangan poros 3.1. Kekuatan poros Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban lentur (bending moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan lentur. Dalam perancangan poros perlu memperhatikan beberapa faktor, misalnya : kelelahan, tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan bila menggunakan poros bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada poros tersebut. Poros yang dirancang tersebut harus cukup aman untuk menahan beban-beban tersebut. 3.2. Kelakuan poros Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman dalam menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas), getaran mesin (vibration) dan suara (noise). Oleh karena itu disamping memperhatikan kekuatan poros, kekakuan poros juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan ditransmisikan dayanya dengan poros tersebut. 3.3. Putaran kritis Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran (vibration) pada mesin tersebut. Batas antara putaran mesin yang mempunyai jumlah putaran normal dengan putaran mesin yang menimbulkan getaran yang tinggi disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada

turbin, motor bakar, motor listrik, dll. Selain itu, timbulnya getaran yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Jadi dalam perancangan poros perlu mempertimbangkan putaran kerja dari poros tersebut agar lebih rendah dari putaran kritisnya. 3.4. Korosi Apabila terjadi kontak langsung antara poros dengan fluida korosif maka dapat mengakibatkan korosi pada poros tersebut, misalnya propeller shaft pada pompa air. Oleh karena itu pemilihan bahan-bahan poros (plastik) dari bahan yang tahan korosi perlu mendapat prioritas utama. 3.5. Material poros Poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang berat pada umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses pengerasan kulit (case hardening) sehingga tahan terhadap keausan. Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel, baja khrom nikel molebdenum, baja khrom, baja khrom molibden, dll. Sekalipun demikian, baja paduan khusus tidak selalu dianjurkan jika alasannya hanya karena putaran tinggi dan pembebanan yang berat saja. Dengan demikian perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis proses heat treatment yang tepat sehingga akan diperoleh kekuatan yang sesuai.

4.

Perhitungan pada poros 4.1. Pembebanan tetap a. Poros yang hanya terdapat momen puntir saja.

b. Poros yang hanya terdapat momen lentur saja.

c. Poros dengan kombinasi momen lentur dan momen puntir. Jika pada poros tersebut terdapat kombinasi antara momen lentur dan momen puntir maka perancangan poros harus didasarkan pada kedua momen tersebut. Banyak teori telah diterapkan untuk menghitung elastic failure dari material ketika dikenai momen lentur dan momen puntir, misalnya : 1. Maximum shear stress theory atau Guests theory Teori ini digunakan untuk material yang dapat diregangkan (ductile), misalnya baja lunak (mild steel). 2. Maximum normal stress theory atau Rankines theory Teori ini digunakan untuk material yang keras dan getas (brittle), misalnya besi cor (cast iron).

Pada pembahasan selanjutnya, cakupan pembahasan akan lebih terfokus pada pembahasan baja lunak (mild steel) karena menggunakan material S45C sebagai material poros. Terkait dengan Maximum shear stress theory atau Guests theory bahwa besarnya maximum shear stress pada poros dirumuskan :

Tegangan geser yang diizinkan untuk pemakaian umum pada poros dapat diperoleh dari berbagai cara, salah satu cara diantaranya dengan menggunakan perhitungan berdasarkan kelelahan puntir yang besarnya diambil 40% dari batas kelelahan tarik yang besarnya kirakira 45% dari kekuatan tarik. Jadi batas kelelahan puntir adalah 18% dari kekuatan tarik, sesuai dengan standar ASME. Untuk harga 18% ini faktor keamanan diambil sebesar . Harga 5,6 ini diambil untuk bahan SF dengan kekuatan yang dijamin dan 6,0 untuk bahan S-C dengan pengaruh masa dan baja paduan. Faktor ini dinyatakan dengan .

Selanjutnya perlu ditinjau apakah poros tersebut akan diberi alur pasak atau dibuat bertangga karena pengaruh konsentrasi tegangan cukup besar. Pengaruh kekasaran permukaan juga harus diperhatikan. Untuk memasukan pengaruh ini kedalam perhitungan perlu diambil faktor yang dinyatakan dalam yang besarnya 1,3 sampai 3,0 (Sularso dan Kiyokatsu suga, 1994: 8). 4.2. Pembebanan berubah-ubah Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan mengenai pembebanan tetap (constant loads) yang terjadi pada poros. Dan pada kenyataannya bahwa poros justru akan mengalami pembebanan puntir dan pembebanan lentur yang berubah-ubah. Dengan mempertimbangkan jenis beban, sifat beban, dll. yang terjadi pada poros maka ASME (American Society of Mechanical Engineers) menganjurkan dalam perhitungan untuk menentukan diameter poros yang dapat diterima (aman) perlu memperhitungkan pengaruh kelelahan karena beban berulang.

5.

Beban pada poros Umumnya dari baja karbon jenis S-C Baja paduan untuk putaran tinggi dan beban berat. Ex: baja khrom, baja khrom nikel, dsb. Baja karbon dengan treatmen. Untuk perencanaan yang baik, bisa berdasar pada klasifikasi umum diatas (but not recommended) , lebih baik lagi rujuklah pada standar yang ada.

Daftar Pustaka http://kacamata91.blogspot.com/2012/04/elemen-mesin-definisi-poros-shaft.html http://karnen22.blogspot.com/2012_10_01_archive.html http://staff.unila.ac.id/suudi74/files/2012/09/Materi-I-Elmes-2.pdf

RIVET
1. Definisi rivet Paku keling adalah sebuah batang pendek berbentuk selinder pada bagian kepala berbentuk bulat, bagian selinder pada paku disebut tangkai atau badan dan bagian bawah tangkai adalah ekor. Seperti ditunjukan dalam gambar 1.1 Penyambungan dengan paku keling dilakukan untuk menyambung pelat secara permanen. Sambungan ini biasanya diaplikasikan pada struktur baja, tangki, boiler, pesawat terbang dan alat-alat rimah tangga. Bahan paku keling yang biasanya digunakan adalah baja, kuningan, aluminium dan tembaga. Untuk sambungan yang membutuhkan kekuatan dan kerapatan, seperti pada boiler dan lambung kapal, digunakan paku keling dari baja.

Gambar 1 Pemakaian paku keling ini digunakan untuk : - Sambungan kuat dan rapat, pada konstruksi boiler( boiler, tangki dan pipa-pipa tekanan tinggi ). - Sambungan kuat, pada konstruksi baja (bangunan, jembatan dan crane ). - Sambungan rapat, pada tabung dan tangki ( tabung pendek, cerobong, pipa-pipa tekanan). - Sambungan pengikat, untuk penutup chasis ( mis ; pesawat terbang). Sambungan paku keling ini dibandingkan dengan sambungan las mempunyai keuntungan yaitu : a. Sambungan keling lebih sederhana dan murah untuk dibuat. b. Pemeriksaannya lebih mudah c. Sambungan keling dapat dibuka dengan memotong kepala dari paku keling tersebut. 2. Metoda Pengelingan Fungsi paku pada sambungan paku keling adalah untuk membuat hubungan yang kuat dan rapat. Kekuatan diperlukan untuk menjaga agar sambungan tidak rusak. Sedangkan kerapatan diperlukan, selain untuk kekuatan juga untuk menjaga agar tidak terjadi kebocoran, seperti pada boiler atau lambung kapal. Jika dua pelat akan disambung dengan paku keling seperti dilihat pada gambar 1.2 (a) lubang pada plate di pukul, dilebarkan dan dib or, pemukulan adalah metode termudah dan ini digunakan untuk plate yang relative tipis dialam struktur pekerjaan. Jika pemukulan ini merusak bahan disekitar lubang, maka yang digunakan aldalah pengeboran, ini banyak di gunakan untuk pekerjaan bejana tekan. Pada sambungan untuk struktur dan bajana tekan, diameter lubang pelat biasanya 1,5 mm lebih besar dari diameter nominal paku.

Gambar 2

Pelat di bor bersaman dan kemudian dipisahkan untuk menghilangkan kotoran atau dipotong agar memiliki sebuah celah antara pelat. Paku yang telah dipanaskan dimasukan kedalam lubang kedua pelat, kemudian ujungnya di bentuk menyerupai kepala paku, pembentukan kepala pak ini dapat dilakukan dengan menggunakan palu atau cetakan. Pada saat dipukul diameter batang palu akan membesar dan mengisi lubang pelat secara penuh. Sehingga menghasilkan sambungan yang tepat dan kuat. Seperti pada gambar 1.2 3. Jenis-jenis kepala paku keling Berdasarkan standar Indian Institusi disarankan mengikuti type kepala paku setempel tekan yang biasanya dikerjakan untuk struktur pada cetakan.

4.

5.

Material Paku keling Bahan paku keling pada umumnya bermaterial baja sesuai dengan Standar Internasional : 1148 1997 Paku keling untuk ketel uap harus berbahan yang sesuai dengan standar internasioanl : 1990-1962 Jenis Sambungan Paku keling 5.1. Kampuh Bilah Tunggal Dikeling Tunggal
F F

Bila paku tersebut mendapat pembebanan seperti terlihat pada gambar, maka seluruh penampang dari paku tersebut akan putus tergeser bila tidak mampu menahan gaya luar yang diberikan pada kedua ujung plat tersebut. Tegangan yang terjadi pada penampang bahan yaitu :

Tegangan Geser :

F ( N / mm 2 ) A

Bila diameter paku adalah (d), maka luas penampang yang akan putus adalah :

A
Sehingga :

.d 2
4

F F 4F 2 A .d .d 2 4

Maka diameter paku keling :

4.F . g

5.2.

Kampuh Bilah Tunggal Dikeling Tunggal Satu baris Bila kampuh bila tunggal dikeling tungga satu baris seperti terlihat pada gambar. Dimana tegangan yang terjadi, pada paku keling yaitu : F g A Plat tersebut akan terpisah bila gaya luar (F) mampu memutuskan kedua luas penampang paku. Bila jumlah paku (z) buah maka plat tersebut akan terpisah jika gaya (F) luar tidak mampu memutuskan sebanyak luas penampang paku.

Untuk luas penampang paku yang akan putus pada sistem pada sistem sambungan jenis ini sama dengan jumlah paku yang dipergunakan ( z = n) yaitu :

A = n x luas penampang paku yang putus.

A n.
Sehingga :

.d 2
4
F 4F 2 .d n. .d 2 n. 4

F A

Maka diameter paku keling :

4.F n. . g

5.3.

Kampuh bilah tunggal dikeling ganda.

Untuk jenis sambungan kampuh bilah tunggal di keling ganda seperti terlihat pada gambar, maka kedua plat tersebut terpisah bila mampu memutuskan dua baris penampang, jika jumlah paku (n) buah maka paku terasabut akan putus tergeser, maka yang terjadi pada bahan adalah tegangan geser. A = n x luas penampang paku yang putus.

A n.
Sehingga :

.d 2
4

F A

F 4F 2 .d n. .d 2 n. 4

Maka diameter paku keling :

4.F n. . g

5.4.

Kampuh Bilah Ganda Dikeling Tunggal

Sistem penyambung kampuh bilah berganda dikeling tunggal seperti terlihat pada gambar, maka kedua plat tersebut akan terpisah, bila gaya luar mampu memutuskan dua luas penampang setiap paku keling tersebut, maka banyak luas penampang paku yang akan di putus ( n ) adalah : n = 2. z Karena paku tersebut putus tergeser , maka tegangan gesernya adalah : A = n x luas penampang paku yang putus, oleh karena n = 2.z maka :

A n.
Sehingga :

.d 2
4

2.z

.d 2
4

.d 2
2

F A

F 2F 2 .d z. .d 2 z. 2

Maka diameter paku keling :

2.F z. . g

6.

Kegagalan paku berkeling Paku berkeling akan menjadi gagal apabila: 6.1. Merobek sisi pelat Sebuah paku akan menjadi gagal apabila merobek sisi pelat sebagaimana terlihat pada gambar 1.13. hal ini dapat dihindari dengan cara menjaga garis tepi, m =1.5d

Dimana d merupakan diameter keling. 6.2. Merobek pelat melalui garis-garis keling Mengacu pada tekanan renggang pada pelat utama, yang berakibat merobek pelat melalui garis-garis keling sebagaimana terlihat pada gambar 1-14. Dalam kasus ini, kita hanya memikirkan lebar jarak pelat, karena setiap keling mempunyai jarak yang sudah ditentukan.

Ketahanan yang dimiliki oleh pelat melawan sobekan dikenal dengan istilah ketahanan sobekan atau kekuatan sobekan atau nilai sobekan dari sebuah pelat. Misal p = jarak keling, d = diameter keling, t = ketebalan pelat, ft= daya renggang materi pelat, Kita ketahui bahwa area sobekan per lebar jarak, At = (p-d)t Ketahanan sobekan atau tarikan dibutuhkan untuk merobek pelat per lebar jarak, Pt = ft . At = ft (p-d)t

6.3. Menggunting keling

Pelat-pelat dihubungkan oleh keling-keling menggunakan tekanan renggang pada keling, dan jika keling tersebut tidak dapat menolak tekanan, maka akan menggunting pelat sebagaimana terlihat pada gambar 1.15. Perlu dicatat bahwa keling-keling tersebut merupakan guntingan tunggal dalam sambungan berimpit dan penutup ganda las menumpu sebagaimana terlihat pada gambar 1.16. Ketahanan yang diberikan oleh keling dikenal dengan istilah ketahanan sobekan atau kekuatan sobekan atau nilai sobekan keling Daftar Pustaka http://www.crayonpedia.org/mw/METODE_PENYAMBUNGAN._Ambiyar http://id.scribd.com/doc/76253272/3/B-Metode-Pengelingan

SCREW AND THREAD


1. Pendahuluan Sambungan Ulir digunakan pada sambungan yang tidak permanen. Sambungan ulir adalah sambungan yang menggunakan kontruksi ulir untuk mengikat dua atau lebih komponen permesinan. Sambungan Ulir merupakan jenis dari sambungan semi permanent (dapat dibongkar pasang). Sambungan ulir terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu baut dimana memiliki ulir di bagian luar dan Mur dimana memiliki ulir di bagian dalam. 2. Fungsi Sambungan Ulir Dilihat dari kontruksi yang memiliki ulir (yang dapat di bongkar pasang) sambungan ulir memiliki fungsi teknis utama, yaitu: Digunakan pada bagian mesin yang memerlukan sambungan dan pelepasan tanpa merusak bagian mesin. Untuk memegang dan penyesuaian dalam perakitan atau perawatan. 3. Jenis-Jenis Dan Bentuk Ulir 3.1.British standard whitworth (BSW) threat Mata Ulir berbentu segitiga. Aplikasi : untuk menahan vibrasi, automobile 3.2.British Association (BA) threat Mata Ulir berbentuk segitiga dengan puncak tumpul Aplikasi : Untuk mengulir pekerjaan yang presisi.

British standard whitworth (BSW) threat

British Association (BA) threat

3.3.American national standard thread Standar nasional Amerika dimana memiliki puncak datar. Ulir ini digunakan untuk tujuan umum misalnya pada baut, mur, dan sekrup.

3.4.Unified standard thread Tiga negara yakni, Inggris, Kanada dan Amerika Serikat melakukan perjanjian untuk sistem ulir sekrup yang sama yaitu dengan sudut termasuk 60, dalam rangka memfasilitasi pertukaran mesin. Ulir ini memiliki puncak dan akar yang bulat, seperti ditunjukkan pada Gambar berikut.

American national standard thread 3.5.Square threat Mata Ulir berbentuk Segiempat. Aplikasi : power transmisi, machine tools, valves. 3.6.Acme threat Mata Ulir berbentuk Trapesium Aplikasi : cutting lathe, brass valves.

Unified standard thread

Square threat

Acme threat

3.7.Knuckle threat Mata ulir berbentu bulat, merupakan modifikasi dari ulir persegi. Ulir ini digunakan untuk pekerjaan kasar, biasanya ditemukan di sambungan gerbong kereta api, dan botol kaca.

3.8.Ulir Metrics Merupakan ulir standar India dan mirip dengan ulir BSW. Ini memiliki sudut 60 . Profil dasar ulir ditunjukkan pada Gambar. 5.9 dan profil desain mur dan baut ditunjukkan pada Gambar berikut.

4.

Tipe Umum Penyambungan Ulir 4.1. Through bolt Merupakan jenis penyambungan yang digunakan untuk menyambung dua bagian atau lebih dengan cara dijepit menggunakan mur dan baut. Lubang material yang akan disambung harus sesuai dengan ukutan baut sehingga beban yang dapat ditahan oleh baut dapat maksimal.

4.2. Tap Bolt Merupakan jenis penyambungan dua buah material atau lebih dimana salah satu ujung mur mengikat pada material dan ujung lainnya diikat dengan baut, seperti yang ditunjukkan pada Gambar berikut ini.

4.3.Studs Merupakan jenis penyambungan dua buah material atau lebih dimana mur diikat langsung pada material, seperti ditunjukkan pada Gambar dibawah ini.

5.

Standard Dimensions of Screw Threads

6.

Jenis jenis tegangan Tegangan pada ulir disebabkan karena : 6.1.Tegangan internal atau tegangan sisa dikarenakan penambahan gaya pada saat pengencangan ulir a. Tegangan tarik dikarenakan pengencangan baut Bila sampel diberikan beban awal sehingga cukup tegang tetapi tidak mengalami kemuluran, maka dapat dikatakan bahwa bahan dalam keadaan standard initial tension. Baut dirancang berdasarkan tegangan tarik langsung dengan faktor keamanan yang besar. initial tension baut berdasarkan eksperimen, dapat ditemukan melalui hubungan : = 2840 (digunakan untuk sambungan pada penggunaan zat cair ) Dimana : Pi = initial tension baut (N) d = diameter nominal (mm) ketika sambungan tidak membutuhkan sekencang ketika untuk sambungan pada fluida, maka initial tension dalam baut dapat dikurangi menjadi setengah dari nilai di atas, yaitu : = 1420 (digunakan pada sambungan pada pengunaan non zat cair)

Diketahui juga initial tension pada baut :

Baut diameter kecil dapat saja gagal dalam proses pengencangan, sehingga baut diameter lebih kecil (kurang dari M 16 atau M 18) tidak diperbolehkan digunakan dalam sambungan pada fluida. Jika baut awalnya pada kondisi tanpa tegangan, maka beban aksial maksimum yang aman yang dapat diterapkan pada baut adalah : P = tegangan ijin luas penampang (area tegangan) area tegangan dapat diperoleh dari Tabel 5.1 atau dapat juga dicari dengan menggunakan hubungan :

Dimana : A = stress area (luas bidang tarik) t = tegangan ijin (Pa) dp = diameter pitch (mm) dc = diameter minor (mm) b. Tegangan geser torsional Tegangan geser torsi selama pengencangan dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan torsi, yaitu :

Dimana : = tegangan geser torsi, T = torsi yang diterapkan, dan dc = diameter minor (mm) c. Tegangan geser sepanjang ulir Tegangan geser pada sekrup (s) diperoleh dengan menggunakan hubungan :

Dimana : P = beban maksimum b = lebar ulir n = jumlah ulir tegangan geser pada mur adalah:

Dimana d adalah diameter mayor 6.2.Tegangan dikarenakan beban eksternal a. Tegangan Tarik Baut biasanya membawa beban searah sumbu baut yang mengakibatkan tegangan tarik pada baut. Jika dc = diameter minor, dan t = tegangan tarik yg dijinkan Beban eksternal yang diterapkan adalah,

Jika sambungan menggunakan n baut, maka :

b. Tegangan Geser Kadang-kadang, baut digunakan untuk mencegah gerakan relative dari dua atau lebih bagian, seperti dalam kasus kopling flens, sehingga menyebabkan tegangan geser pada baut. Tegangan geser ini sedapat mungkin untuk dihindari. Jika d = diameter mayor baut, dan n = Jumlah baut. Beban geser yang dialami oleh baut adalah :

Dimana T = torsi

c. Tegangan kombinasi Hubungan antara tegangan tarik dengan tegangan geser adalah : Tegangan geser maksimum :

Tegangan tarik maksimum :

6.3.Kombinasi dari keduanya Apabila terjadi kombinasi beban internal dan eksternal, maka beban tersebut dijumlahkan sesuai dengan arahnya yang menyebabkan terjadinya tegangan masing- masing. Daftar Pustaka http://id.scribd.com/doc/47730382-ELEMEN-MESIN-ULIR

You might also like