You are on page 1of 26

BY : DIA FAWZIAH NOLA TISER NOPRIHADI SUCI RAHMINA LISMAN

Urolithiasis atau Batu ginjal merupakan batu pada saluran kemih (urolithiasis)

gangguan aliran urin gangguan metabolik infeksi saluran kemih dehidrasi idiopatik

Batu saluran kemih dapat menimbulkan penyulit berupa obstruksi dan infeksi saluran kemih. Manifestasi obstruksi pada saluran kemih bagian bawah adalah retensi urine atau keluhan miksi yang lain sedangkan pada batu saluran kemih bagian atas dapat menyebabkan hidroureter atau hidrinefrosis. Batu yang dibiarkan di dalam saluran kemih dapat menimbulkan infeksi, abses ginjal, pionefrosis, urosepsis dan kerusakan ginjal permanen (gagal ginjal)

Teori

nukleasi: Batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu atau sabuk batu (nukleus). Partikelpartikel yang berada dalam larutan kelewat jenuh akan mengendap di dalam nukleus itu sehingga akhirnya membentuk batu. Inti bantu dapat berupa kristal atau benda asing saluran kemih.

Teori

matriks: Matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin, globulin dan mukoprotein) sebagai kerangka tempat mengendapnya kristal-kristal batu. Penghambat kristalisasi: Urine orang normal mengandung zat penghambat pembentuk kristal yakni magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar salah satu atau beberapa zat ini berkurang akan memudahkan terbentuknya batu dalam saluran kemih.

Batu Kalsium Hiperkasiuria Hiperoksaluria Hiperurikosuria Hipositraturia Hipomagnesiuria

Batu Struvit Batu struvit disebut juga batu sebagai batu infeksi karena terbentuknya batu ini dipicu oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan pemecah urea (uera splitter seperti: Proteus spp., Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas dan Stafilokokus) yang dapat menghasilkan enzim urease dan mengubah urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak.

Batu Urat Batu asam urat meliputi 5-10% dari seluruh batu saluran kemih, banyak dialami oleh penyakit mieloproliferatif, pasein dengan obat sitostatika dan urikosurik (sulfinpirazone, thiazide dan salisilat). Kegemukan, alkoholik dan diet tinggi protein mempunyai peluang besar untuk mengalami penyakit ini. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya batu asam urat adalah: urine terlalu asam (pH kurang dari 6, volume urine kurang dari 2 liter/hari atau dehidrasi dan hiperurikosuria.

Keluhan yang disampaikan pasien tergantung pada letak batu, besar batu dan penyulit yang telah terjadi. Pada pemeriksaan fisik mungkin didapatkan nyeri ketok di daerah kosto-vertebra, teraba ginjal pada sisi yang sakit akibat hidronefrosis, ditemukan tanda-tanda gagal ginjal, retensi urine dan jika disertai infeksi didapatkan demam/menggigil.

Pembuatan

foto polos abdomen Pemeriksaan pieolografi intra vena (PIV) Ultrasongrafi dikerjakan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan PIV seperti pada keadaan alergi zat kontras, faal ginjal menurun dan pada pregnansi.

Batu yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih harus segera dikeluarkan agar tidak menimbulkan penyulit yang lebih berat. Indikasi untuk melakukan tindakan pada batu saluran kemih adalah telah terjadinya obstruksi, infeksi atau indikasi sosial. Batu dapat dikeluarkan melalui prosedur medikamentosa, dipecahkan dengan ESWL, melalui tindakan endo-urologi, bedah laparoskopi atau pembedahan terbuka.

Menghindari

dehidrasi dengan minum cukup, upayakan produksi urine 2-3 liter per hari Diet rendah zat/komponen pembentuk batu Aktivitas harian yang cukup medikamentosa

Pengkajian Adapun yang harus dikaji pada klien urolitiasis adalah : Aktivitas istirahat Sirkulasi Eliminasi Makanan/cairan Nyeri/ kenyamanan Keamanan Penyuluhan pembelajaran

Diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan frekuensi/dorongan kontraksi ureteral. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal atau ureteral. Resiko tinggi terhadap kekuranganm volume cairan berhubungan dengan mual/muntah. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang terpajang/mengingat, salah interpretasi informasi.

INTERVENSI 1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan frekuensi/dorongan kontraksi ureteral. NOC : ACUTE PAIN Kriteria hasil: klien tampak rileks, mampu beristirahat dengan tenang.

NIC : PAIN MANAGEMENT Catat lokasi lamanya intensitas (skala 0-10) dan penyebaran. Perhatikan tanda nonverbal, contoh peningkatan TD dan nadi, gelisah, merintih, menggelepar. Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya melaporkan ke staff terhadap perubahan kejadian/karakteristik nyeri.

Berikan

tindakan nyaman, contoh pijatan punggung dan lingkungan istirahat. Bantu atau dorong penggunaan nafas berfokus, bimbingan imajinasi dan aktivitas terapeutik. Dorong atau bantu ambulasi sering sesuai indikasi dan tingkatan pemasukan cairan sedikitnya 3-4 L/hari dalam toleransi jantung. Perhatikan keluhan peningkatan/ menetapnya nyeri abdomen.

2. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal atau ureteral. NOC : Kriteria hasil klien tidak mengalami tanda-tanda obstruksi.

NIC Awasi pemasukan dan pengeluaran serta karakteristik urine Tentukan pola berkemih pasien dan perhatikan variasi Dorong meningkatkan pemmasukan cairan Periksa semua urine. Selidiki keluhan kandung kemih penuh; palpasi untuk distensi suprapublik. Perhatikan penurunan keluaran urine, adanya edema periorbital/tergantung. Observasi perubahan status mental, prilaku atau tingkat kesadaran.

3. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual/muntah NOC : fluid balance Dengan kriteria hasil : 1) TTV stabil, BB normal, nadi perifer normal 2) Membrane mukosa lembab 3) Turgor kulit membaik

NIC : FLUID MANAGEMENT Awasi pemasukan dan pengeluaran cairan Catat insiden muntah, diare. Perhatikan karakteristik dan frekuensi muntah dan diare, juga kejadian yang menyertai atau mencetuskan. Tingkatkan pemasukan cairan 3-4 liter/hari dalam toleransi jantung. Awasi tanda vital. Evaluasi nadi, pengisian kapilar, turgor kulit dan membran mukosa. Timbang berat badan tiap hari.

Batu

saluran kemih (urolitiasis) adalah adanya batu pada saluran kemih yang bersifat idiopatik, dapat menimbulkan statis dan infeksi.Mengacu pada adanya batu (kalkuli) pada traktus urinarius. Urolitiasis mengacu pada adanya batu (kalkus) di traktus urinarius. Batu terbentuk di traktus urinarius ketika konsentrasi substansi tertentu seperti kalsium oksalat, kalsium fosgat, dan asam urat meningkat.

Penangan

batu saluran kemih dilakukan dengan pengenalan sedini mungkin tatalaksana awal yang dilakukan adalah evaluasi faktor resiko batu saluran kemih. Terapi diberikan untuk mengatasi keluhan dan mencegah serta mengobati gangguan akibat batu saluran kemih. Pengambilan batu dapat dilakukan dengan pemebdahan atau litotripsi dan terpenting adalah pengenalan faktor resiko sehingga diharapkan dapat memberikan hasil pengobatan dan memberikan pencegahan timbulnya batu saluran kemih yang lebih baik.

Agar tidak terjadi peningkatan penyakit urolitiasis atau batu kandung kemih diharapkan melakukan pencegahan sedini mungkin dengan cara membatasi konsumsi kalsium oksalat, kalsium fosfat dan memperbanyak minum. Untuk asuhan keperawatan yang diberikan pada klien urolitiasis diutamakan pada menghilangkan nyeri, mempertahankan fungsi ginjal adekuat, mencegah komlikasi dan memberikan informasi tentang proses penyakit atau prognosis dan kebutuhan pengobatan.

You might also like