PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

ANALISA FAKTOR FAKTOR BUDAYA ORGANISASI DALAM KAIZEN YANG MEMPENGARUHI TERHADAP KINERJA KARYAWAN.

TESIS PASCA SARJANA

DISUSUN OLEH :
NETTY MERDIATY 66011114

LATAR BELAKANG PEMILIHAN JUDUL

1. ORDE BARU PADA ERA 70-AN TELAH BERHASIL MENYUSUN GAGASAN YANG DISEBUT HUBUNGAN INDUSTRIAL ( HIP ). YAITU MENATA HUBUNGAN ANTARA PELAKU DALAM PROSES PRODUKSI BARANG DAN JASA YANG DIDASARKAN PADA JIWA DALAM PANCASILA, YANG MEMBERI TEKANAN KEPADA:KEMITRAAN ANTARA PEKERJA/BURUH, PENGUSAHA, DAN PEMERINTAH. 2. MISI YANG INGIN DICAPAI HIP ADALAH TERCIPTANYA KETENANGAN DALAM BEKERJA DAN BERUSAHA, PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KESEJAHTERAAN, SERTA PENINGKATAN HARKAT DAN MARTABAT PEKERJA/BURUH.

3. PT. VONEX YANG BERDIRI PADA MASA TERSEBUT, PADA SAAT ITU KEBIJAKAN INTERNALNYA TELAH MENCIPTAKAN BUDAYA KERJA JAUH MELAMPAUI POLA PIKIR HIP YANG BERPENGARUH POSITIF TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN, WALAUPUN POLA YANG DITERAPKAN BERBEDA ISTILAH, BANGSA JEPANG MENYEBUTNYA DENGAN ISTILAH KAIZEN 4. BERDASARKAN HAL ITU, YANG MENARIK UNTUK DITELITI ADALAH FAKTOR APA YANG MENJADIKAN BUDAYA KAIZEN DEMIKIAN BERPENGARUH TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN.

LATAR BELAKANG MASALAH

PERKEMBANGAN PASAR GLOBAL SERTA KEMAJUAN ILMU & TEKNOLOGI TANTANGAN STRATEGIS DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA. SDM SEBAGAI ASET STRATEGIS PERLU DIKELOLA DGN BAIK. FILOSOFI & MISI PERUSAHAAN ELEMEN STRATEGIS BUDAYA ORGANISASI. BUDAYA ORGANISASI MEMILIKI PENGARUH BESAR TERHADAP DORONGAN UNTUK BERPRESTASI KINERJA KARYAWAN SANGAT MENENTUKAN KINERJA SECARA KESELURUHAN

PEMBATASAN DAN IDENTIFIKASI MASALAH PENELITIAN BERDASARKAN URAIAN LATAR BELAKANG MASALAH, DIDALAM LINGKUNGAN KERJA PT. VONEX- INDONESIA TERDAPAT PERSOALAN YANG TIMBUL BERKAITAN DENGAN MASALAH BUDAYA KERJA. UNTUK LEBIH MENGARAHKAN KEPADA PEMBAHASAN, MAKA PENELITIAN MENGIDENTIFIKASIKAN MASALAH YANG PERLU DIBAHAS LEBIH LANJUT, YAITU :

1. TERDAPAT PENGARUH SECARA SIMULTAN BUDAYA ORGANISASI DALAM KAIZEN, HUBUNGAN INDUSTRIAL, GKM, HS TERHADAP KINERJA, 2. TERDAPAT PENGARUH SECARA PARSIAL HUBUNGAN INDUSTRIAL TERHADAP
KINERJA

3. TERDAPAT PENGARUH SECARA PARSIAL GKM TERHADAP KINERJA.

4. TERDAPAT PENGARUH SECARA PARSIAL HUBUNGAN SOSIAL TERHADAP
KINERJA

RUMUSAN MASALAH
1 APAKAH TERDAPAT PENGARUH SECARA SIMULTAN BUDAYA ORGANISASI DALAM KAIZEN , HUBUNGAN INDUSTRIAL, GKM, HUBUNGAN SOSIAL .? APAKAH ADA PENGARUH SECARA PARSIAL HUBUNGAN INDUSTRIAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN ? APAKAH ADA PENGARUH SECARA PARSIAL GKM TERHADAP KINERJA KARYAWAN? APAKAH TERDAPAT PENGARUH SECARA PARSIAL HUBUNGAN SOSIAL TERHADAP KINERJA?

MAKSUD,TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

MAKSUD : MENYUSUN DAN MENJELASKAN SUATU FENOMENA DAN PENGARUH TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI YAITU HUBUNGAN INDUSTRIAL, GKM, SERTA HUBUNGAN SOSIAL. MENGANALISIS PENGARUH : 1.HUBUNGAN INDUSTRIAL, GKM DAN HUBUNGAN SOSIAL TERHADAP KINERJA. 2. SECARA PARSIAL HUBUNGAN INDUSTRIAL TERHADAP KINERJA. 3. SECARA PARSIAL GKM TERHADAP KINERJA. 4. SECARA PARSIAL HUBUNGAN SOSIAL TERHADAP KINERJA. PRAKTIS : SEBAGAI ALTERNATIF PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN MASUKAN BAGI PENELITIAN MEMPERKAYA ILMU. LANJUT DAN

TUJUAN

KEGUNAAN :

TEORITIS :

METODA PENELITIAN
1. METODE PENELITIAN YANG DIGUNAKAN ADALAH PENELITIAN DESKRIPTIF (DESCRIPTIVE ANALYSIS). . METODE SURVEY. PENDEKATAN

2.

ANALISIS DILAKUKAN SECARA KUANTITATIF YAITU MENJELASKAN HUBUNGAN KAUSAL ANTARA VARIABEL-VARIABEL MELALUI PENGUJIAN HIPOTESA

1.Budaya Jepang

1.1 Kaizen

3.Mix Budaya Kerja Perusahaan

4.Kinerja Perusahaan

Mempertahankan & Mengembangkan Pasar

2.Budaya Nasional

2.2 GKM,PMT & HI

POPULASI DAN SAMPEL (UNIT ANALISIS PENELITIAN )

POPULASI DALAM PENELITIAN INI ADALAH SELURUH KARYAWAN PT VONEX INDONESIA YANG BERKEDUDUKAN DI BANDUNG, YANG BERJUMLAH 400 ORANG DENGAN ASUMSI RESPONDEN YANG DITELITI BERSIFAT HOMOGEN.

TEKNIK PENENTUAN SAMPLE BERDASARKAN POPULASI DENGAN MENGGUNAKAN RUMUS ISSAAC DAN MICHAEL (SUGIYONO, 2005 : 79) SEBAGAI BERIKUT :

2 NPQ s 2 d N 1 2 NPQ
SIMBOL S N 2 P D JUMLAH SAMPEL JUMLAH POPULASI = 400 DERAJAD KEBEBASAN (dk) = 1 Q = 0,5 DERAJAT KESALAHAN = 0,05 PENJELASAN

POPULASI DAN SAMPEL (UNIT ANALISIS PENELITIAN )

Tabel 1.1. Populasi dan Sampel PT Vonex Indonesia
Sumber : Data PT Vonex 2009 (diolah)

NO 1 2 3 4

BAGIAN ASM/COS Drawing Spinning Finishing

JUMLAH POPULASI 100 80 90 60

% 25,0 20,0 22,5 15,0

JUMLAH SAMPEL 46 37 42 28

Hank/AP Total

70 400

17,5 100,0

33 186

METODA PENGUMPULAN DATA & PENGOLAHANNYA

METODE PERHITUNGAN DILAKUKAN DENGAN POLA REGRESI BERGANDA
DIMAKSUDKAN UNTUK MENGETAHUI PENGARUH VARIABEL-VARIABEL BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN. ADAPUN PERSAMAAN REGRESI LINIER BERGANDA (NURGIYANTORO, 2000:276) .

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + y X1 X2 x3 VARIABEL TERIKAT (KINERJA KARYAWAN) VARIABEL HUBUNGAN INDUSTRIAL VARIABEL GKM VARIABEL HUBUNGAN SOSIAL

a b1..b3

KONSTANTA KOEFISIEN REGRESI

RESIDU

LANDASAN TEORI

VARIABEL BUDAYA ORGANISASI

MASAAKI IMAI (KAYZEN 1994 : XVIII ): KAIZEN ADALAH SUATU CARA PENGENDALIAN PERUSAHAAN DENGAN BERORIENTASI KEPADA PEMIKIRAN PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN PERUSAHAAN UNTUK MENCAPAI HASIL YANG BAIK DENGAN MEMPERHATIKAN PROSES IMAI, 2001:94).GUGUS KENDALI MUTU DIDEFINISIKAN SEBAGAI KELOMPOK KECIL YANG SECARA SUKARELA MELAKSANAKAN AKTIVITAS KENDALI MUTU DI DIMANA ANGGOTANYA BEKERJA (

VARIABLE GKM

LANDASAN TEORI
VARIABLE H.I SUWARTO (2000);
BAHWA HUBUNGAN INDUSTRIAL DAPAT DIARTIKAN SEBAGAI SISTEM HUBUNGAN YANG TERBENTUK ANTARA PARA PELAKU PROSES PRODUKSI BARANG DAN/ATAU JASA.

PIHAK-

PIHAK YANG TERKAIT DI DALAM HUBUNGAN INI TERUTAMA ADALAH PEKERJA, PENGUSAHA, DAN PEMERINTAH. DALAM PROSES PRODUKSI PIHAK-PIHAK YANG SECARA FISIK SEHARI-HARI TERLIBAT LANGSUNG ADALAH PEKERJA/BURUH DAN PENGUSAHA, SEDANG PEMERINTAH

TERLIBAT DI DALAM HAL-HAL TERTENTU.

VARIABLE SOSIAL

FRIEDLANDER DAN THACKERAY, 1982; PAYNE, 1991; DALAM (JOHNSON, 1984; DUBOIS DAN MILEY, 1992; SUHARTO, 1997). PEKERJAAN SOSIAL INDUSTRI ATAU PEKERJAAN SOSIAL DI PERUSAHAAN (OCCUPATIONAL SOCIAL WORK) MERUPAKAN PROFESI YANG SANGAT PENTING DALAM PEMBERIAN PELAYANAN SOSIAL, BAIK YANG BERSIFAT PENCEGAHAN, PENYEMBUHAN MAUPUN PENGEMBANGAN.

LANDASAN TEORI VARIABEL KINERJA MENURUT HASIBUAN 1991:49 KINERJA ADALAH SUATU HASIL KERJA YANG DICAPAI SESEORANG DALAM MELAKSANAKAN TUGASTUGAS YANG DIBEBANKAN KEPADANYA YANG DIDASARKAN ATAS

KECAKAPAN, PENGALAMAN, DAN KESUNGGUHAN SERTA WAKTU.

LANDASAN TEORI VARIABEL KINERJA DHARMA, 1991:5, KINERJA ADALAH SESUATU YANG

DIKERJAKAN ATAU PRODUKSI/JASA YANG DIHASILKAN ATAU DIBERIKAN SESEORANG ATAU SEKELOMPOK ORANG KINERJA MENGACU PADA PENYELESAIAN TUGAS YANG DIBERIKAN KEPADA KARYAWAN. KINERJA ADALAH KUANTITAS DAN KUALITAS PEKERJAAN YANG DISELESAIKAN OLEH INDIVIDU.

1. PT.VONEX INDONESIA SEBAGAI PERUSAHAAN PENANAMAN MODAL ASING DALAM HAL INI JEPANG, TELAH MENERAPKAN UPAYA PENCIPTAAN BUDAYA KERJA BERDASARKAN KONSEP KAIZEN, YAITU SUATU KONSEP BISNIS DENGAN PENDEKATAN PADA PERBAIKAN PROSES DAN MENEMPATKAN KARYAWAN SEBAGAI SUMBER DAYA UTAMA DIDALAM PROSES PRODUKSI. PADA TAHUN 1974 PEMERINTAH ORDE BARU MELAHIRKAN GAGASAN MENGENAI KONSEP HUBUNGAN INDUSTRIAL PANCASILA (HIP) YANG DISUSUN BERDASARKAN PERTIMBANGAN SOSIALBUDAYA DAN NILAI NILAI TRADISIONAL INDONESIA. 2. SECARA BUDAYA, JEPANG MENGEMBANGKAN PENGENDALIAN MUTU, DENGAN SYSTEM KAIZEN PENGENDALIAN MUTU ADALAH GERAKAN YANG DIPUSATKAN PADA PENYEMPURNAAN KEGIATAN MANAJER PADA SEMUA TINGKATAN, GERAKAN INI KHUSUS MENGENAI : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) Pemastian mutu. Pengurangan Biaya Memenuhi Jatah Produksi Memenuhi Jadwal Pengiriman Keamanan. Pengmbangan Produk Baru. Peningkatan Produktivitas. Manajemen Pemasok

KERANGKA BERPIKIR

KERANGKA BERPIKIR
3. SITUASI SOCIAL PADA LINGKUNGAN PT. VONEX INDONESIA, MERUPAKAN PERPADUAN DARI FALSAFAH, KEBIASAAN DUA BANGSA YANG HAL TERSEBUT DI TERAPKAN SECARA FORMAL DALAM SATU KONSEP USAHA SEHINGGA HAL TERSEBUT MENCIPTAKAN SATU BUDAYA KERJA YANG SANGAT BERPENGARUH . 4. BUDAYA KERJA PT.VONEX INDONESIA MERUPAKAN KONSTRUKSI SOSIAL UNSUR-UNSUR BUDAYA DUA BANGSA YAITU INDONESIA DAN JEPANG SEPERTI NILAI-NILAI, KEYAKINAN, DAN PEMAHAMAN, YANG DIANUT OLEH SEMUA ANGGOTA KELOMPOK .

5. PT. VONEX INDONESIA.MENERAPKAN MANAJEMEN DENGAN SYSTEM KAIZEN, DIMANA FAKTOR BUDAYA KAIZEN DIPENGARUHI OLEH HUBUNGAN INDUSTRIAL, PENGENDALIAN MUTU DAN KONDISI SOSIAL DI TEMPAT KERJA. HUBUNGAN INDUSTRIAL YANG TERJADI DI LINGKUNGAN PERUSAHAAN TIDAK SELAMNYA BERJALAN DENGAN BAIK, WALAUPUN SECARA KONSEP BUDAYA KERJA DAN PEMAHAMAN MANAJEMEN TERHADAP LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL CUKUP BAIK , BAHKAN MEMASUKAN UNSUR UNSUR KEBIASAAN DARI LINGKUNGAN SETEMPAT.

6. SAAT INI HUBUNGAN INDUSTRIAL DI INDONESIA SEDANG MEMASUKI BABAK BARU, SUATU ERA TRANSISI PROSES DEMOKRATISASI DAN TRANSPARANSI DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG MENYERTAI PERUBAHAN-PERUBAHAN TERSEBUT TERNYATA TELAH MENGUBAH SIKAP DAN PERILAKU PEKERJA/BURUH DALAM MENYAMPAIKAN ASPIRASINYA. 7. DENGAN BERBAGAI KONDISI EKTERNAL YANG TERJADI BAIK DARI PENGARUH KETENTUAN PERUNDANG UNDANGAN MAUPUN BUDAYA MASYARAKAT SETEMPAT AKAN SANGAT BERPENGERAHU TERHADAP KONDISI INTERNAL PERUSAHAAN, SEHINGGA BISA BERPENGARUH TERHADAP BUDAYA KERJA PERUSAHAAN. 8. AKIBAT DARI PENGARUH TERSEBUT, TIDAK MENUTUP KEMUNGKINAN AKAN MENGGANGU KEPADA PENGENDALIAN MUTU DIMANA PENGENDALIAN MUTU INI MERUPAKAN UPAYA PELIBATAN KARYAWAN UNTUK SELALU MEMPERBAIKI SITUASI SEHINGGA DIKENAL DENGAN ISTILAH GUGUS KENDALI MUTU.

9. NAMUN KONDISI INTERNAL PT.VONEX INDONESIA DAPAT MENGATASI HAL ITU, BAHKAN BENCMARK BAGI PERUSAHAAN LAINNYA DALAM SATU KAWASAN.

7. BERDASARKAN KERANGKA BERPIKIR TERSEBUT SERTA DILANDASI OLEH TEORI BUDAYA ORGANISASI, GKM , HUBUNGAN INDUSTRIAL, HUBUNGAN SOSIAL INDUSTRI SERTA KINERJA, MAKA MENJADI RELEVAN UNTUK MENELITI :

FAKTOR FAKTOR BUDAYA ORGANISASI DALAM KAIZEN YANG MEMPENGARUHI TERHADAP KINERJA KARYAWAN.

HIPOTESIS
BERDASARKAN RUMUSAN MASALAH SERTA TUJUAN PENELITIAN PADA PENJELASAN SEBELUMNYA, MAKA SECARA SPESIFIK DAPAT DIJELASKAN SEBAGAI BERIKUT

SECARA SIMULTAN FAKTOR HUBUNGAN INDUSTRIAL, GKM DAN HUBUNGAN SOSIAL BERPENGARUH POSITIF DAN SIGNIFIKAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PT VONEX-INDONESIA DI BANDUNG.
SECARA PARSIAL FAKTOR HUBUNGAN INDUSTRIAL BERPENGARUH POSITIF DAN SIGNIFIKAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PT VONEXINDONESIA DI BANDUNG

SECARA PARSIAL FAKTOR GKM BERPENGARUH POSITIF DAN SIGNIFIKAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PT VONEX-INDONESIA DI BANDUNG SECARA PARSIAL FAKTOR HUBUNGAN SOSIAL BERPENGARUH POSITIF DAN SIGNIFIKAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PT VONEX-INDONESIA DI BANDUNG.

HIPOTESIS
HUBUNGAN INDUSTRIAL ( X1 ) GUGUS KENDALI MUTU ( X2 ) HUBUNGAN SOSIAL ( X3 ) KINERJA KARYAWAN (Y)

HASIL DAN PEMBAHASAN

ATAS HIPOTESIS DI ATAS DILAKUKAN DENGAN MENGGUNAKAN UJI STATISTIK t. STATISTIK INI DIPEROLEH DENGAN CARA SEBAGAI BERIKUT:

PENGUJIAN

b3 t yx 3 SE b3

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.15 RINGKASAN PENGUJIAN SIGNIFIKANSI KOEFISIEN REGRESI BERGANDA

1. HASIL PENGUJIAN DALAM TABEL 4.15 DI ATAS MENUNJUKKAN NILAI SIGNIFIKANSI STATISTIK UJI T PADA MASING-MASING KOEFISIEN REGRESI MEMPUNYAI NILAI SIGNIFIKANSI SAMA DENGAN 0,000, ARTINYA HO DITOLAK (HA DITERIMA) PADA TARAF = 0,05. 2. HAL INI MEMBUKTIKAN BAHWA VARIABEL HUBUNGAN INDUSTRIAL, GUGUS KENDALI MUTU
DAN HUBUNGAN SOSIAL BERPENGARUH DENGAN SIGNIFIKAN SECARA STATISTIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA TARAF KEPERCAYAAN 95%.

KESIMPULAN
1. SELURUH VARIABEL BUDAYA ORGANISASI (HUBUNGAN INDUSTRIAL, GUGUS KENDALI MUTU DAN HUBUNGAN SOSIAL) TERBUKTI SIGNIFIKAN BERPENGARUH KEPADA KINERJA KARYAWAN PT VONEX INDONESIA (F = 137,032; P-VALUE = 0,000). BESAR PENGARUH YANG DIBERIKAN OLEH VARIABEL HUBUNGAN INDUSTRIAL, GUGUS KENDALI MUTU DAN HUBUNGAN SOSIAL SECARA BERSAMA-BERSAMA (SIMULTAN) TERHADAP KINERJA KARYAWAN ADALAH SEBESAR 69,3%.

2. VARIABEL HUBUNGAN INDUSTRIAL TERBUKTI SIGNIFIKAN BERPENGARUH KEPADA KINERJA KARYAWAN PT VONEX INDONESIA (T = 6,934; P-VALUE = 0,000). BESAR PENGARUH VARIABEL HUBUNGAN INDUSTRIAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN ADALAH SEBESAR 20,7%. 3. VARIABEL GUGUS KENDALI MUTU TERBUKTI SIGNIFIKAN BERPENGARUH KEPADA KINERJA KARYAWAN PT VONEX INDONESIA (T = 12,822; P-VALUE = 0,000). BESAR PENGARUH VARIABEL GUGUS KENDALI MUTU TERHADAP KINERJA KARYAWAN ADALAH SEBESAR 47,2%.
4. VARIABEL HUBUNGAN SOSIAL TERBUKTI SIGNIFIKAN BERPENGARUH KEPADA KINERJA KARYAWAN PT VONEX INDONESIA (T = 5,946; P-VALUE = 0,000). BESAR PENGARUH VARIABEL HUBUNGAN SOSIAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN ADALAH 16,1%.

SARAN - SARAN
1. PEMBERIAN PENGHARGAAN KEPADA KARYAWAN MASIH KURANG, SEHINGGA PERUSAHAAN DISARANKAN UNTUK LEBIH MEMPERHATIKAN PEMBERIAN PENGHARGAAN KEPADA KARYAWAN YANG BERPRESTASI DAN DIUMUMKAN DI DEPAN KARYAWAN LAIN, HAL INI AKAN MEMOTIVASI KARYAWAN LAIN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI KERJA MEREKA. 2. HENDAKNYA PERUSAHAAN LEBIH MENDORONG KARYAWAN UNTUK SELALU MENETAPKAN TUJUAN DALAM MELAKUKAN KEGIATAN, SEHINGGA KARYAWAN AKAN MENGETAHUI APA YANG AKAN DICAPAI DENGAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN DENGAN BAIK.

3. DISARANKAN KEPADA PENELITI LAIN YANG AKAN MENGKAJI MASALAH KINERJA KAITANNYA DENGAN BUDAYA ORGANISASI, UNTUK MEMPERLUAS VARIABEL YANG DITELITI KARENA HASIL PENELITIAN MENUNJUKKAN MASIH TERDAPAT VARIABEL LAIN YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KINERJA KARYAWAN SEPERTI MOTIVASI, STRESS KERJA, LINGKUNGAN KERJA.

TERIMA KASIH