You are on page 1of 5

PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN Hakikat dan Strategi Pembelajaran Belajar adalah proses perubahan perilaku untuk memperoleh pengetahuan,

kemampuan, dan sesuatu hal baru serta diarahkan pada suatu tujuan. Belajar juga merupakan proses berbuat melalui berbagai pengalaman dengan melihat, mengamati dan memahami sesuatu yang dipelajari. Belajar dapat dilakukan secara individu (seseorang melakukannya sendiri) atau dengan keterlibatan orang lain. Pembelajaran yang efektif adalah proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus pada hasil yang dicapai peserta didik, melainkan bagaimana proses pembelajaran yang efektif mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan, dan mutu serta dapat memberikan perubahan perilaku yang diaplikasikan dalam kehidupan. Dalam interaksi kegiatan pembelajaran dikelas, guru mempunyai peranan yang sangat penting. Ia harus berusaha secara terus-menerus membantu peserta didik menggali dan mengembangkan potensinya. Salah satu cara guru membantu peserta didik adalah dengan memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran merupakan suatu rencana, cara pandang, dan pola pikir guru dalam mengorganisasikan isi pelajaran, penyampaian pelajaran, dan pengelolaan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran memiliki kaitan erat dengan bagaimana mempersiapkan materi, metode apa yang digunakan untuk menyampaikan materi, dan bagaimana bentuk evaluasi yang tepat guna meningkatkan efektivitas pembelajaran. Dalam mengembangkan strategi pembelajaran, guru perlu mempertimbangkan beberapa hal yang memungkinkan terciptanya pembelajaran efektif. Beberapa hal yang dimaksud sebagaimana dikatakan Dick & Carey, terdapat lima komponen strategi pembelajaran, yaitu : 1. Kegiatan Pembelajaran Langkah memudahkan guru dalam pelaksanaan kegiatan mengajarnya, yaitu mengurutkan kegiatan pembelajaran, bagaimana ia memulainya, menyajikannya, dan menutup pelajaran. Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam pembelajaran. kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa, memusatkan perhatian siswa agar siswa bisa mempersiapkan dirinya untuk menerima pelajaran. Biasanya, langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah memberikan gambaran singkat tentang isi pelajaran dan penjelasan tentang tujuan pembelajaran. Komponen berikutnya adalah penyajian. Komponen ini merupakan inti dari kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran ini, siswa akan diberi pengetahuan baru. Selain pemberian pengetahuan baru oleh pendidik, pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa juga dikembangkan pada tahap ini. Langkah-langkah yang biasanya dilakukan oleh guru adalah menguraikan materi pelajaran, memberikan contoh, dan memberikan latihan yang disesuaikan dengan materi pelajaran. Komponen ketiga dalam pembelajran adalah penutup. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap penguasaan materi pelajaran yang telah diberikan. 2. Penyampaian Informasi Penyampaian informasi yang dimaksud adalah penyampaian yang berupa materi pelajaran. Penyampaian materi tidak akan direspons oleh siswa secara baik tanpa diawali dengan pendahuluan yang menarik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyampaian materi adalah urutan penyampaian, ruang lingkup materi yang disampaikan, dan jenis materi. Materi yang akan diajarkan harus mempunyai keruntutan, artinya materi A.

pelajaran yang akan disampaikan berkaitan dengan materi sebelumnya. Ruang lingkup materi dan jenis materi tentunya sudah ada perencanaan sebelumnya dalam silabus maupun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 3. Partisipasi Siswa Berdasarkan prinsip student centered maka peserta didik merupakan pusat dari suatu kegiatan belajar. Prinsip ini menekankan bahwa proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila siswa secara aktif melakukan latihan-latihan secara langsung. Beberapa hal penting yang berhubungan dengan partisipasi siswa, sebagai berikut: Latihan dan praktek, seharusnya dilakukan setelah siswa diberi informasi tentang suatu pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentu. Umpan balik, setelah siswa menunjukan perilaku tertentu sebagai hasil belajarnya maka guru memberikan umpan balik terhadap hasil belajar tersebut. Tes, digunakan oleh guru untuk mengetahui : Apakah tujuan pembelajaran khusus telah tercapai atau belum Apakah pengetahuan, sikap, dan keterampilan telah benar-benar dimiliki oleh peserta didik atau belum Kegiatan lanjutan atau dikenal dengan istilah follow up, kegiatan tindak lanjut dapat dilakukan dalam bentuk pembelajaran remidi, pengayaan, dan memberikan tugas. Setiap penggunaan strategi pembelajaran dalam proses belajar mengajar tentunya memiliki tujuan yang hendak dicapai. Menurut Gagne dalam The Conditions of Learning and Theory of Instruction, tujuan strategi pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut : Mengoptimalkan pembelajaran pada aspek afektif; Afektif berhubungan dengan nilai yang dalam konteks ini adalah suatu konsep yang berada dalam pikiran manusia yang sifatnya tersembunyi, tidak dalam dunia empiris. Mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran;Dalam proses pembelajaran terkadang siswa bersifat pasif sehingga hanya memperoleh kemampuan intelektual saja. Idealnya, sebuah proses pembelajaran menghendaki hasil belajar yang seimbang antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Beberapa jenis strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran menurut Kurniawan dalam tulisannya Berbagai Jenis Strategi Pembelajaran, sebagai berikut: a. Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Pembelajaran langsung merupakan bentuk dan pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru. Fokus utama strategi ini adlah kemampuan akademik siswa. Metode pembelajaran dengan kuliah dan demonstrasi merupakan bentuk strategi pembelajaran langsung. Strategi Pembelajaran (Cooperative Learning) Adalah strategi pembelajaran yang menekankan pada proses kerja sama dalam suatu kelompok untuk mempelajarisuatu materi akademik yang spesifik sampai tuntas. Strategi Elaborasi Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan proses penambahan rincian informasi sehingga informasi baru akan lebih bermakna. Beberapa bentuk strategi elaborasi, antara lain pembuatan catatan dan analogi. Strategi Organisasi Merupakan strategi yang dapat membantu siswa meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan baru dengan struktur pengorganisasian baru. Bentuk strategi organisasi adalah outlining, yaitu membuat garis besar.

b.

c.

d.

e.

f.

g.

Strategi Pembelajaran Ekspositori Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada siswa agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Strategi Pembelajaran Inkuiri Merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Merupakan rangkaian aktifitas pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.melalui strategi pembelajaran berbasis masalah siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari, dan mengolah data serta akhirnya menyimpulkan. Perencanaan Pembelajaran

B.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Harjanto dalam bukunya Perencanaan Pengajaran bahwa perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam kerangka mencapai tujuan absah dan bernilai. Pengelolaan Guru Untuk menjadi seorang guru yang disenangi dan memberi semangat belajar siswa, selain dengan pengelolaan berbagai komponen pembelajaran, guru harus pintar dalam membuat strategi pembelajaran. Hendaknya guru juga menguasai berbagai kompetensi agar kemampuannya selalu optimal dalam melaksanakan proses pembelajaran dikelas. Ada beberapa kiat mengajar dengan efektif menurut Gordon Dryden, seorang pakar pendidikan dengan bukunya Revolusi Cara Belajar, sebagai berikut: Menciptakan kodisi yang benar, dapat dilakukan dengan cara : orkestrasikan lingkungan, ciptakan suasana positif bagi guru dan murid, dan visualisasikan tujuan. Presentasi yang benar, seorang guru dapat melakukannya dengan kiat guru menggunakan semua gaya belajar dan semua ragam kecerdasan, serta membuat dan memvisualisasikan pemetaan pikiran. Pikirkan, guru dapat melakukannya dengan berpikir kreatif, kritis konseprual, analisis, dan reflektif serta melakukan pemecahan masalah secara kreatif. Ekspresikan, dapat dilakukan dengan mempraktikan hal-hal yang sudah dipersiapkan, menciptakan permainan, lakon pendek, sandiwara untuk melayani semua gaya belajar dan semua ragam kecerdasan. Tinjau, evaluasi dan rayakan, tindakan yang dapat dilakukan berupa menyadari apa yang telah diketahui, mengevaluasin diri secara berkelanjutan. 2. Pengelolaan Siswa Pengelolaan siswa merupakan kegiatan atau tindakan guru dalam kerangka penyediaan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar berlangsung efektif. Tindakan tersebut dapat berupa tindakan yang bersifat pencegahan dan atau tindakan yang bersifat korektif. Tindakan yang bersifat pencegahan yaitu dengan jalan menyediakan kondisi, baik fisik maupun sosio-emosional sehingga terasa benar oleh siswa rasa kenyamanan dan keamanan untuk belajar. Sedangkan tindakan yang bersifat korektif merupakan tindakan terhadap tingkah laku yang menyimpang dan merusak kondisi optimal bagi proses belajar mengajar yang sedang beelangsung. Tindakan Pencegahan Tindakan ini dilakukan sebelum munculnya tingkah laku yang menyimpang dan mengganggu kondisi optimal berlangsungnya pembelajaran. 1.

Tindakan Penyembuhan (kuratif) Tindakan ini dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut. Mengidentifikasi masalah Menganalisis masalah Menilai alternatif pemecahan Melaksanakan monitoring

Dalam pengelolaan siswa, salah satu hal penting yang perlu diperhatikan adalah keberagaman karakteristik siswa. Guru harus memahami bahwa setiap siswa memiliki karakter yang berbeda-beda. Pengelolaan Pembelajaran Dalam pengelolaan pembelajaran, terdapat beberapa hal yang hendaknya diatur agar seluruh potensi dapat optimal, diantaranya melakukan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengerahan (actuacting), dan pengawasan (controlling). Dalam menetapkan langkah-langkah pengelolaan pembelajaran, seorang guru harus dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini sebagaiman ditetapkan oleh Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional bahwa guru harus memenuhi standar kompetensi yang terdiri dari tiga komponen, sebagai berikut. Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran, yang meliputi penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan interaksi belajar mengajar, penilaian prestasi peserta didik, dan pelaksanaan tindak lanjut dari penilaian. Komponen pengembangan potensi, yaitu pengembangan profesi Komponen kompetensi akademik 4. Pengelolaan Lingkungan Kelas pengelolaan kelas dalam proses pembelajaran mempunyai tujuan, diantaranya: menyediakan dan menggunakan fasilitas yang tersedia untuk berbagai kegiatan agar mencapai hasil yang baik, mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alatalat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa belajar. 5. Pengelolaan Waktu Pada kenyataannya, terkadang seorang guru yang mengajar tidak dapat mengendalikan waktu. Bahan pelajaran atau materi bisa jadi sudah selesai, tetapi waktu masih panjang. Kemungkinan lain bisa pula sebaliknya, waktu sudah habis tetapi bahan pelajaran belum tuntas. Oleh karena itu, dalam perangkat pembelajaran, yaitu RPP, seorang guru merumuskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran, lengkap dengan alokasi waktu, mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. 3.

Pengelolaan Media Pembelajaran Media pembelajaran memiliki peran yang penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media pembelajaran, proses pembelajaran sebagai proses komunikasi tidak dapat berlangsung secara maksimal. Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, media dalam proses belajar mengajar memiliki dua peranan penting, sebagai berikut. Media sebagai alat bantu mengajar atau disebut sebagai dependent media karena posisi media disini sebagai alat bantu (efektivitas). Media sebagai sumber belajar yang digunakan sendiri oleh peserta didik secara mandiri atau disebut dengan independent media.

6.

Ditinjau dari jenis-jenis media pembelajaran maka media jika dilihat dari bentuknya dibedakan menjadi media audio, media visual, dan media audio-visual. C. Strategi Pembelajaran yang Menyenangkan

Pembelajaran yang menyenangkan dapat diciptakan melalui penerapan berbagai strategi pembelajaran. Setiap siswa dapat menikmati proses pembelajaran yang menyenangkan jika lingkungan fisiknya kondusif untuk belajar. Merancang Pembelajaran yang Menarik Pembelajaran yang menarik dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan beban psikologis siswa. Selain itu, dapat mengefektifkan sekaligus mengefisienkan aktifitas belajar mengajar dikelas. Salah satu faktor terpenting dalam merancang dan menerapkan strategi pembelajaran menyenangkan adalah interaksi dan komunikasi yang menyenangkan antara pendidik dan peserta didik. Maka dari itu, strategi pembelajaran yang menyenangkan ditentukan oleh kemampuan guru dalam menciptakan interaksi dan komunikasi. 2. Menganekaragamkan Penyajian Guru harus mampu mengelola dan menyajikan kegiatan pembelajaran yang menarik bagi siswa. Apridayani dalam makalah Pengelolaan Pembelajaran menjelaskan ada beberapa langkah yang oerlu dilakukan oleh guru dalam menganekaragamkan penyajian pembelajaran, sebagai berikut. Memakai hal-hal baru dan humor Penggunaan humor untuk mengefektifkan dan membuat menarik proses pembelajaran juga harus mempertimbangkan ketepatan. Guru harus memilih humor yang tepat sesuai situasi dan kemampuannya. Pemilihan humor yang tepat tentunya dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dalam bentuk kata-kata, gambar karikatur, anekdot atau cerita lucu, film kartun, dan sebagainya. Menyusun proses penemuan dengan menggunakan proyek, percobaan, dan sumber teknologi. Melalui suatu perencanaan dan persiapan yang hati-hati, seorang guru dapat menciptakan suatu kegiatan yang mengikat perhatian pada pelajaran dan dalam suatu kebersamaan. Selain itu, dapat menolong mereka mempelajari proses keterampilan, kegiatan-kegiatan yang melibatkan percobaan, konstruksi, penyelidikan, dan sebagainya. Menciptakan Suasana Pembelajaran yang Menyenangkan Dalam suasana yang menyenangkan siswa akan bersemangat dan mudah menerima berbagai kebutuhan belajar. Dalam suasana yang menyenangkan pula siswa akan mampu mengikuti dan menangkap materi pelajaran yang sulit menjadi mudah. Kenyamanan yang didapatkan ketika tertawa akan memberikan kesempatan otak emosi atau memori untuk menyimpan informasi. Setidaknya ada enam langkah yang hendaknya dilakukan oleh seorang guru agar tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan, diantaranya adalah sebagai berikut : Menciptakan Suasana Ceria Ciptakan Humor Ringan Menggunakan Metode yang Bervariasi Teach to Learn Mendorong Siswa Terlibat Aktif Mengakhiri Pembelajaran dengan Kalimat-Kalimat Motivasi 3. 1.

You might also like