You are on page 1of 4

abu, 27 Maret 2013

Aqidah, Syariah dan Akhlak


PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN AQIDAH DALAM ISLAM 1. Pengertian Aqidah Aqidah secara bahasa berasal dari kata ( ???) yang berarti ikatan. Secara istilah adalah keyakinan hati atas sesuatu. Kata 'aqidah' tersebut dapat digunakan untuk ajaran yang terdapat dalam Islam, dan dapat pula digunakan untuk ajaran lain di luar Islam. Sehingga ada istilah aqidah Islam, aqidah nasrani; ada aqidah yang benar atau lurus dan ada aqidah yang sesat atau menyimpang. Dalam ajaran Islam, aqidah Islam (al-aqidah al-Islamiyah) merupakan keyakinan atas sesuatu yang terdapat dalam apa yang disebut dengan rukun iman, yaitu keyakinan kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta taqdir baik dan buruk. Hal ini didasarkan kepada Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Shahabat Umar bin Khathab r.a. yang dikenal dengan 'Hadits Jibril'. 1. Kedudukan Aqidah dalam Islam Dalam ajaran Islam, aqidah memiliki kedudukan yang sangat penting. Ibarat suatu bangunan, aqidah adalah pondasinya, sedangkan ajaran Islam yang lain, seperti ibadah dan akhlaq, adalah sesuatu yang dibangun di atasnya. Rumah yang dibangun tanpa pondasi adalah suatu bangunan yang sangat rapuh. Tidak usah ada gempa bumi atau badai, bahkan untuk sekedar menahan atau menanggung beban atap saja, bangunan tersebut akan runtuh dan hancur berantakan. Maka, aqidah yang benar merupakan landasan (asas) bagi tegak agama (din) dan diterimanya suatu amal. Allah swt berfirman, ?????? ????? ???????? ??????? ??????? ???????????? ??????? ???????? ????????????? ??????????? ??????? ???????. Artinya: "Maka barangsiapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya (di akhirat), maka hendaklah ia beramal shalih dan tidak menyekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya." (Q.S. al-Kahfi: 110) Allah swt juga berfirman, ???????? ??????? ???????? ??????? ????????? ??? ???????? ?????? ?????????? ????????????? ???????? ?????????????? ????? ?????????????. Artinya: "Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-nabi sebelummu, bahwa jika engkau betul-betul melakukan kesyirikan, maka sungguh amalmu akan hancur, dan kamu benarbenar akan termasuk orang-orang yang merugi." (Q.S. az-Zumar: 65) Mengingat pentingnya kedudukan aqidah di atas, maka para Nabi dan Rasul mendahulukan dakwah dan pengajaran Islam dari aspek aqidah, sebelum aspek yang lainnya. Rasulullah saw berdakwah dan mengajarkan Islam pertama kali di kota Makkah dengan menanamkan nilai-nilai aqidah atau keimanan, dalam rentang waktu yang cukup panjang, yaitu selama kurang lebih tiga belas tahun. Dalam rentang waktu tersebut, kaum muslimin yang merupakan minoritas di Makkah mendapatkan ujian keimanan yang sangat berat. Ujian berat itu kemudian terbukti menjadikan keimanan mereka sangat kuat, sehingga menjadi basis atau landasan yang kokoh bagi perjalanan perjuangan Islam selanjutnya. Sedangkan pengajaran dan penegakan hukum-hukum syariat dilakukan di Madinah, dalam rentang waktu yang lebih singkat, yaitu kurang lebih selama sepuluh tahun. Hal ini menjadi pelajaran bagi kita mengenai betapa penting dan teramat pokoknya aqidah atau keimanan dalam ajaran Islam. SUMBER, METODE DAN CARA PENGAMBILAN AQIDAH ISLAM 1. Sumber-sumber Aqidah Islam Aqidah Islam adalah sesuatu yang bersifat tauqifi, artinya suatu ajaran yang hanya dapat ditetapkan dengan adanya dalil dari Allah dan Rasul-Nya. Maka, sumber ajaran aqidah Islam adalah terbatas pada al-Quran dan Sunnah saja. Karena, tidak ada yang lebih tahu tentang Allah kecuali Allah itu sendiri, dan tidak ada yang lebih tahu tentang Allah, setelah Allah sendiri, kecuali Rasulullah saw. 1. Metode Memahami Aqidah Islam dari Sumber-sumbernya Menurut Para Shahabat

Generasi para shahabat adalah generasi yang dinyatakan oleh Rasululah sebagai generasi terbaik kaum muslimin. Kebaikan mereka terletak pada pemahaman dan sekaligus pengamalannya atas ajaran-ajaran Islam secara benar dan kaffah. Hal ini tidak mengherankan, karena mereka adalah generasi awal yang menyaksikan langsung turunnya wahyu, dan mereka mendapat pengajaran dan pendidikan langsung dari Rasulullah saw. Setelah generasi shahabat, kualifikasi atau derajat kebaikan itu diikuti secara berurutan oleh generasi berikutnya dari kalangan tabi'in, dan selanjutnya diikuti oleh generasi tabi'ut tabi'in. Tiga generasi inilah yang secara umum disebut sebagai generasi salaf. Rasulullah bersabda tentang mereka, ?????? ???????? ??????? ????? ?????????? ???????????? ????? ?????????? ???????????? Artinya: "Sebaik-baik manusia adalah generasi pada masaku, lalu generasi berikutnya, lalu generasi berikutnya" (H.R. Bukhari dan Muslim) Generasi salaf yang shalih (al-salaf al-shalih) mengambil pemahaman aqidah dari al-Quran dan sunnah dengan metode mengimani atau meyakini semua yang diinformasikan (ditunjukkan) oleh kedua sumber tersebut. Dan apa saja yang tidak terdapat dapat dalam kedua sumber itu, mereka meniadakan dan menolaknya. Mereka mencukupkan diri dengan kedua sumber tersebut dalam menetapkan atau meniadakan suatu pemahaman yang menjadi dasar aqidah atau keyakinan. Dengan metode di atas, maka para shahabat, dan generasi berikutnya yang mengikuti mereka dangan baik (ihsan), mereka beraqidah dengan aqidah yang sama. Di kalangan mereka tidak terjadi perselisihan dalam masalah aqidah. Kalau pun ada perbedaan, maka perbedaan di kalangan mereka hanyalah dalam masalah hukum yang bersifat cabang (furu'iyyah) saja, bukan dalam masalahmasalah yang pokok (ushuliyyah). Seperti ini pula keadaan yang terjadi di kalangan para imam madzhab yang empat, yaitu Imam Abu Hanifah (th. 699-767 M), Imam Malik (tahun 712-797), Imam Syafi'i (tahun 767-820), dan Imam Ahmad (tahun 780-855 M). Karena itulah, maka mereka dipersaksikan oleh Rasulullah saw sebagai golongan yang selamat, sebagaimana sabda beliau, ????? : ??? ????? ???????? ???????????? Artinya: "Mereka (golongan yang selamat) adalah orang-orang yang berada di atas suatu prinsip seperti halnya saya dan para shahabat saya telah berjalan di atasnya." (H.R. Tirmidzi) SYARIAH syariah dalam bahasa arab memiliki 2 makna. yang pertama adalah jalan air, yang kedua adalah tempat berkumpulnya air. jalan air tidak di sebut syariah jika jalan itu tidak mudah di lalui air. di namakan syariah karena kemudahan dan tidak adanya rintangan yang menghalangi mengalirnya air. Secara bahasa, syariah juga memiliki makna sekitar 20 puluhan makna, diantaranya : jalan yang lurus, agama, manhaj, manhaj yang lurus, kebaikan, madzhab dan lain sebagainya. 1. Pengertian Secara Istilah Secara istilah, syariah mempunyai dua makna, pertama makna umum dan kedua makna khusus. Makna pertama adalah agama, yaitu apa-apa yang Allah tetapkan untuk hamba-hamba-Nya dan mengutus utusan dengan kitab-kitab untuk menyampaikannya dan untuk menunjukkan manusia kepada kebaikan akhlak, muamalah dan dalam hubungan dengan Sang Pencipta. dengan makna ini, syariah bermakna agama secara keseluruhan yang mencakup dasar dan bagian-bagiannya. sebagaimana firman Allah : ?????? ?????? ???? ???????? ??? ?????? ???? ?????? ????????? ??????????? ???????? ????? ?????????? ???? ???????????? ???????? ???????? ???? ????????? ???????? ????? ????????????? ????? ?????? ????? ?????????????? ??? ??????????? ???????? ??????? ????????? ???????? ???? ??????? ????????? ???????? ???? ??????? Artinya : "Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya.

Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya)." (QS Asy-Syura : 13) Setiap nabi dan rosul di perintahkan untuk menegakkan agama Allah, yaitu menegakkan tauhid dengan meng-esa-kan Allah. dan dengan ini, maka syariah berarti dasar agama. Makna kedua adalah makna yang khusus, yaitu hukum-hukum syariah amaliyah (fiqih). dengan makna ini, syariah di sebut untuk bagian-bagian agama yang termasuk di dalamnya masalahmasalah ibadah. dengan makna ini juga berarti syariah tidak sama dengan syariah yang lainnya. Allah berfirman : ????????????? ???????? ?????????? ?????????? ?????????? ????? ?????? ???????? ???? ?????????? ????????????? ???????? ????????? ?????????? ????? ???????? ??????? ????? ????????? ????????????? ?????? ??????? ???? ???????? ??????? ????????? ???????? ???????? ???????????? Artinya : "Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian[1] terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu[2], Kami berikan aturan dan jalan yang terang." (QS Al-Maidah : 48) Dan agama berarti hukum-hukum dan aturan-aturan. dan hukum syariah di bagi menjadi tiga : Hukum Syariah I'tiqadiyah (Tauhid), Hukum Syariah Akhlaqiah (Tahdzib), dan Hukum Syariah Amaliyah (Fiqih). 2. Hubungan Makna Bahasa dan Istilah Kita perhatikan antara makna syariah secara bahasa dan istilah. secara bahasa syariah memiliki makna air atau jalan air. sedangkan dalam istilah adalah agama yang mencakup dasar-dasarnya dan bagian-bagiannya. maka hubungan antara keduanya ialah bahwa air adalah sumber kehidupan jasad dan badan bagi manusia dan seluruh makhluk hidup. sedangkan syariah adalah sumber kehidupan jiwa dan ruh. 3. Perbedaan Undang-Undang dan Syariah Walaupun syariah dan undang-undang buatan manusia sama-sama di tujukan untuk kemaslahatan rakyat banyak, dan untuk mengatur setiap segi kehidupan, juga untuk iahmenjamin keamanan bagi seluruh masyarakatnya. akan tetapi hukum syariah memiliki perbedaan yang nyata dengan undangundang yang di buat oleh manusia. diantaranya adalah : - Bahwa hukum syariah di turunkan oleh Allah Sang Pencipta dan Pengatur alam semesta dan bukan dari hasil pikiran manusia yang terbatas. Allah maha mengetahui semua kebutuhan setiap makhluk, sampai daun yang terjatuh pun adalah ketetapannya. maka tidak mungkin syariah yang di turunkan tidak sesuai dengan kemaslahatan makhluk-Nya. - Hukum syariah lebih menitik beratkan pada pendidikan manusia secara akhlak. memperbaiki dan mengembangkan sumber daya manusia dengan akhlak yang mulia, dengan ini kesadaran setiap manusia akan sangat berdampak pada keadaan kehidupannya. oleh karena itu, iming-iming yang

Allah tawarkan adalah berupa pahala, bukan sebuah benda nyata yang dalam di pegang dengan tangan dan dapat di gunakan di kehidupan dunia. Sedangkan undang-undang ciptaan manusia bersifat memaksa dan yang berpengaruh adalah kekuatannya, kekuatan undang-undang (pemerintah) lemah tidak seorangpun mempraktekkannya. dan jika kekuatan itu kuat, maka semua rakyat tunduk. - Hukum syariah juga berkonsentrasi pada masalah menjalin hubungan antara hamba dan Rabbnya. jika seorang hamba bisa menjalin hubungan yang baik dengan Rabbnya, maka otomatis hubungannya dengan sesama hamba juga baik. jika hubungan dengan sesama hamba tidak baik, berarti hubungan dengan Rabbnya tidak sebaik kelihatannya. Dan undang-undang ciptaan manusia hanya mengatur hubungan dengan sesama saja. dan hubungan antar manusia itu tergantung keadaan dan suasana, setiap waktu bisa berubah. 1. Maksudnya: Al Quran adalah ukuran untuk menentukan benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam kitab-kitab sebelumnya. 2. Maksudnya: umat Nabi Muhammad -sholallahu 'alaihi wasallam- dan umat-umat yang sebelumnya.

You might also like