You are on page 1of 4

Abstrak

FAKTOR HUBUNGAN PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN DERMATOSIS AKIBAT KERJA PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA TEMPE DI KELURAHAN PASAR MINGGU 2
oleh
Damar Sajiwo1, Bramantya WU1, Viki Adrian1, Yudhistira2,Ratna3 1 Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti 2 Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti 3 Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Latar Belakang: Dermatosis akibat kerja adalah segala kelainan kulit yang timbul pada waktu bekerja atau disebabkan oleh pekerjaan, istilah dermatosis lebih tepat dari pada dermatitis, sebab kelainan kulit akibat kerja tidak usah selalu suatu peradangan, melainkan juga tumor atau alergi. Presentasi dermatosis akibat kerja dari seluruh penyakit-penyakit akibat kerja sekitar 50%-60%, maka dari itu penyakit tersebut pelu mendapatkan perhatian yang cukup. Adapun ciri dari dermatosis itu sendiri adalah kulit mengelupas, berwarna kemerah-merahan disertai rasa gatal pada kulit. Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain cross sectional. Responden penelitian diambil dengan Judgmental sampling dan didapat 75 pekerja industri tempe di di RT 05, 06, 07, dan 08 RW 02 Kelurahan Pasarminggu 2. Data diambil dengan metode wawancara menggunakan instrument kuesioner. Data yang didapatkan berupa data karakteristik responden, faktor yang berhubungan dengan terjadinya dermatosis akibat kerja. Data tersebut kemudian dianalisis dengan uji chi square / uji fisher. Hasil: Penelitian ini menunjukkan dari 70 responden, 14 responden mengalami Dermatosis akibat kerja (20%). Hasil analisa statistik didapatkan Ada hubungan antara jam kerja (p = 0,006), bagian kerja (p = 0, 012), terpapar air limbah (p = 0.012) dan tingkat pendidikan perajin (p = 0,000) dengan kejadian dermatosis akibat kerja pada perajin tempe di Kelurahan Pasar Minggu 2. Tidak ada hubungan antara usia (p = 0,458), jenis kelamin (p = 0, 141), masa kerja (p = 0, 714), hygiene (p = 0, 212), pengetahuan perajin (p = 0, 390) dan alat pelindung diri (p = 0, 714) dengan kejadian dermatosis akibat kerja pada perajin tempe di Kelurahan Pasar Minggu 2. i

Kesimpulan: Ada hubungan antara jam kerja, terpapar air limbah , bagian kerja, dan tingkat pendidikan perajin dengan kejadian dermatosis akibat kerja pada perajin tempe di Kelurahan Pasar Minggu 2.. Kata Kunci: Dermatosis akibat kerja, tempe, hiperkes

ii

Abstrak
FAKTOR HUBUNGAN PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN DERMATOSIS AKIBAT KERJA PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA TEMPE DI KELURAHAN PASAR MINGGU 2
oleh
Damar Sajiwo1, Bramantya WU1, Viki Adrian1, Yudhistira2,Ratna3 1 Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti 2 Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti 3 Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Latar Belakang: Dermatosis akibat kerja adalah segala kelainan kulit yang timbul pada waktu bekerja atau disebabkan oleh pekerjaan, istilah dermatosis lebih tepat dari pada dermatitis, sebab kelainan kulit akibat kerja tidak usah selalu suatu peradangan, melainkan juga tumor atau alergi. Presentasi dermatosis akibat kerja dari seluruh penyakit-penyakit akibat kerja sekitar 50%-60%, maka dari itu penyakit tersebut pelu mendapatkan perhatian yang cukup. Adapun ciri dari dermatosis itu sendiri adalah kulit mengelupas, berwarna kemerah-merahan disertai rasa gatal pada kulit. Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain cross sectional. Responden penelitian diambil dengan Judgmental sampling dan didapat 75 pekerja industri tempe di di RT 05, 06, 07, dan 08 RW 02 Kelurahan Pasarminggu 2. Data diambil dengan metode wawancara menggunakan instrument kuesioner. Data yang didapatkan berupa data karakteristik responden, faktor yang berhubungan dengan terjadinya dermatosis akibat kerja. Data tersebut kemudian dianalisis dengan uji chi square / uji fisher. Hasil: Penelitian ini menunjukkan dari 70 responden, 14 responden mengalami Dermatosis akibat kerja (20%). Hasil analisa statistik didapatkan Ada hubungan antara jam kerja (p = 0,006), bagian kerja (p = 0, 012), terpapar air limbah (p = 0.012) dan tingkat pendidikan perajin (p = 0,000) dengan kejadian dermatosis akibat kerja pada perajin tempe di Kelurahan Pasar Minggu 2. Tidak ada hubungan antara usia (p = 0,458), jenis kelamin (p = 0, 141), masa kerja (p = 0, 714), hygiene (p = 0, 212), pengetahuan perajin (p = 0, 390) dan alat pelindung diri (p = 0, 714) dengan kejadian dermatosis akibat kerja pada perajin tempe di Kelurahan Pasar Minggu 2. iii

Kesimpulan: Ada hubungan antara jam kerja, terpapar air limbah , bagian kerja, dan tingkat pendidikan perajin dengan kejadian dermatosis akibat kerja pada perajin tempe di Kelurahan Pasar Minggu 2.. Kata Kunci: Dermatosis akibat kerja, tempe, hiperkes

iv

You might also like