You are on page 1of 30

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PARKINSON Disusun oleh kelompok 2 Agnes Dopo Albertson Dee Fedwarto

Ndruru

Resa Rukmana

Desy Indah Lestari

Riry Santha Melsy

Dina Siagian

Ruth Theresia

Donny Alexander L

Tamrin Sitompul

Dwi Natalia Rustanti

Tresiani Herawan

Esterina Banu

PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG 2012 i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin. Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena hanya berkat rahmat, hidayah pendahuluandengan PARKINSON. judul : dan karunia-Nya penulis berhasil menyelesaikan laporan ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan laporan pendahuluan ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi penggunaan tata bahasa dan tata tulisan, sehingga kiranya masih banyak yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak guna penyempurnaan penulian laporan pendahuluan ini.

Besar harapan penulis, semoga apa yang penulis sajikan dalam laporan pendahuluan ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi diri sendiri dan umumnya bagi semua pihak yang membacanya.

Bandung, Oktober 2012

Penulis

ii

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1 B. Tujuan Peneliatian ........................................................................................................ 2 C. Metode Penelitian ......................................................................................................... 2 D. Sistemaktika Penulisan ................................................................................................. 3 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Definisi Parkinson...................................................................................................... 4 B. Etiologi Parkinson...................................................................................................... 4 C. Patofisiologi Parkinson............................................................................................... 5 D. Tanda dan Gejala........................................................................................................ 7 E. Pemeriksaan Penunjang.............................................................................................. 7 F. Penatalaksanaan.......................................................................................................... 7 G. Kemungkinan data fokus............................................................................................ 9 H. Analisa Data.............................................................................................................. 14 I. Diagnosa Keperawatan............................................................................................... 16 J. Rencana Asuhan Keperawatan................................................................................... 17

BAB III KESIMPULAN................................................................................. ............... 23 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 24

iii

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Keperawatan gerontik atau keperawatan gerontologik adalah spesialis keperawatan lanjut usia yang menjalankan peran dan tanggung jawabnya teradap tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan ilmu pengetahuan, keahlian, keterampilan, tekhnologi dan seni dalam merawat untuk meningkatkan fungsi optimal lanjut usia secara komprehensif. Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif yang bersifat kronis progresif,merupakan penyakit terbanyak kedua setelah demensia Alzheimer. Penyakit ini memiliki dimensi gejala yang sangat luas sehingga baik langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kualitas hidup penderita maupun keluarga. Pertama kali ditemukan oleh seorang dokter inggris yang bernama James Parkinson pada tahun 1887. Penyakit ini merupakan suatu kondisi ketikaseseorang mengalami ganguan pergerakan.

Tanda-tanda khas yang ditemukan pada penderita diantaranya resting tremor, rigiditas, bradikinesia, dan instabilitas postural. Tanda-tanda motorik tersebut merupakan akibat daridegenerasi neuron dopaminergik pada system nigrostriatal. Namun, derajat keparahan defisitmotorik tersebut beragam. Tanda-tanda motorik pasien sering disertai depresi, disfungsi kognitif, gangguan tidur, dan disfungsi autonom. Penyakit Parkinson terjadi di seluruh dunia, jumlah penderita antara pria dan wanitaseimbang. 5 10 % orang yang terjangkit penyakit parkinson, gejala awalnya muncul sebelumusia 40 tahun, tapi rata-rata menyerang penderita pada usia 65 tahun. Secara keseluruhan, pengaruh usia pada umumnya mencapai 1 % di seluruh dunia dan 1,6 % di Eropa, meningkatdari 0,6 % pada usia 60 64 tahun sampai 3,5 % pada usia 85 89 tahun.Penyakit Parkinson dimulai secara samar-samar dan berkembang secara perlahan. Pada banyak penderita, pada mulanya Penyakit Parkinson muncul sebagai tremor (gemetar) tangan ketika sedang beristirahat, tremor akan berkurang jika tangan digerakkan secara sengaja danmenghilang selama tidur. Stres emosional atau kelelahan bisa memperberat tremor. Padaawalnya tremor terjadi pada satu tangan, akhirnya akan mengenai tangan lainnya, lengan dantungkai.Tremor juga akan mengenai rahang, lidah, kening dan kelopak mata.
1

Penderita penyakit parkinson mengalami kesulitan dalam memulai suatu pergerakan danterjadi kekakuan otot. Jika lengan bawah ditekuk ke belakang atau diluruskan oleh orang lain,maka gerakannya terasa kaku. Kekakuan dan imobilitas bisa menyebabkan sakit otot dan kelelahan.

B.

Tujuan Penulisan a. Tujuan Umum Untuk mempelajari secara langsung tentang asuhan keperawatan pada klien dengan kasus parkinson deases. b. Tujuan Khusus 1) Mampu melakukan proses keperawatan dari pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi pada klien parkinson. 2) Mampu mendokumentasikan hasil dengan akurat dan bertanggung jawab. 3) Mampu mengindentifikasai faktor penghambat dan faktor penunjang dalam melaksanakan asuhan keperawatan 4) Mampu mengkritisi masalah dan pemberian/penyelesaian masalah pada klien parkinson.

C.

Metode Penulisan Metode penulisan yang kami gunakan dalam penyusunan makalah ini adalah pola deskripsi, yakni menggambarkan, memaparkan serta menjelaskan kembali apa yang telah kami dapat dan telah kami pelajari sebelumnya dari berbagai sumber yang telah kami padukan menjadi satu rangkaian berdasarkan pemahaman kami, agar para mahasiswa juga dapat mengerti dan memahami tentang salah satu mata kuliah yang kami sajikan dalam survailans yang berkaitan dengan malnutrisi. Sebagai referensi untuk pembuatan makalah ini kami mengacu pada berbagai sumber yakni sebagai berikut : 1. Mencari bahan di perpustakaan berdasarkan sumber yang sesuai dengan materi 2. Menanyakan kepada pakar yang lebih memahami materi ini 3. Mencari ke internet , dll.

D.

SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan 1.3 Metode Penulisan 1.4 Sistematika Penulisan BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB III KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Parkinson Parkinson merupakan istilah dari suatu sindrom yang ditandai dengan tremor ritmik, bredikinesia, kekuatan otot, an hilangnya reflek-reflek postural (Muttaqin, 2008). Penyakit gangguan syaraf kronis dan progresif yang mengenai pusat otak yang bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengatur gerakan (Suzanne & Smaltzer, 2001).

B. Etiologi Parkinson Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak, tepatnya di substansi nigra. Suatu kelompok sel yang mengatur gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki (involuntary). Akibatnya, penderita tidak bisa mengatur/menahan gerakan-gerakan yang tidak disadarinya. Mekanisme bagaimana kerusakan itu belum jelas benar. Penyakit Parkinson sering dihubungkan dengan kelainan neurotransmitter di otak faktor-faktor lainnya seperti (Batticaca, 2008): 1. Defisiensi dopamine dalam substansia nigra di otak memberikan respon gejala penyakit Parkinson. 2. Etiologi yang mendasarinya mungkin berhubungan dengan virus, genetik, toksisitas, atau penyebab lain yang tidak diketahui.

C. Patofisiologi Parkinson

Faktor predisposisi lesi di substansia nigra: faktor usia, faktur, aterosklreotik, post ensafalitis, induksi obat, dan keracunan logam berat

Dopamin menipis dalam substansia nigra dan korpus striatum

Kehilangan kelola dari sustansia nigra

Globus palidus mengeluarkan impuls yang abnormal Impuls globus palidus ini tidak melakukan inhibisi terhadap korteks piramidalis dan ekstrapiramidalis Kerusakan kontrol gerakan foluntar yang memiliki ketangkasan sesuai dan gerakan otomatois

Aliran darah serebral regional menurun Manifestasi psikiatrik

Manifestasi otonom

Gangguan N. VIII

Tremor ritmi bradikaresia Perubahan otot wajah dan sikap tubuh

Ragiditas deserebrasi 5

Perubahan kepribadian, psikosis, demensia, dan konfusi akut.

Berkeringat, rasa lelah berlebihan dan otot terasa nyeri. Hipotensi postural.

Perubahan gaya berjalan, kekakuan dalam beraktifitas. Kesulitan menelan Hambatan mobilitas fisik.

Kognitif menurun, persepsi menurun, akut menurun. Kerusakan komunikasi verbal Koping individu tidak efektif

Gangguan pemenuhan nutrisi

Kurang perawatan diri

D. Tanda dan Gejala Gangguan gerakan, kaku otot, tremor menyeluruh, kelemahan otot, dan hilangnya refleks postural. Tanda awal meliputi kaku ekstremitas dan menjadi kaku pada bentuk semua gerakan. Pasien mempunyai kesukaran dalam memulai, mempertahankan, dan membentuk aktivitas motorik dan pengalaman lambat dalam menghasilkan aktivitas normal (Muttaqin, 2008).

Bersamaan dengan berlanjutnya penyakit, mulai timbul tremor, seringkali pada salah satu tangan dan lengan, kemudian ke bagian yang lain, dan akhirnya bagian kepala, walaupun tremor ini tetap unilateral. karakteristik tremor dapat berupa: lambat, gerakan membalik (pronasi-supinasi) pada lengan bawah dan telapak tangan, dan gerakan ibu jari terhadap jari-jari. Keadaan ini meningkat bila pasien sedang berkonsentrasi atau merasa cemas, dan muncul pada saat klien istirahat (Muttaqin, 2008).

Karakteristik penyakit ini mempengaruhi wajah, sikap tubuh, dan gaya berjalan. Terdapat kehilangan ayunan tangan normal. Akhirnya ekstremitas kaku dan menjadi terlihat lemah. Karena hal ini menyebabkan keterbatasan otot, wajah mengalami sedikit ekspresi di mana saat bicara wajah seperti topeng (sering mengedipkan mata), raut wajah yang ada muncul sekilas (Muttaqin, 2008).

E. Pemeriksaan Penunjang 1. EEG (biasanya terjadi perlambatan yang progresif) 2. CT Scan kepala (biasanya terjadi atropi kortikal difus, sulki melebar, hidrosefalua eks vakuo). Penyakit Parkinson merupakan penyakit kronis yang membutuhkan penanganan secara holistik meliputi berbagai bidang. Pada saat ini tidak ada terapi untuk menyembuhkan penyakit ini, tetapi pengobatan dan operasi dapat mengatasi gejala yang timbul.

F. Penatalaksanaan Pengobatan penyakit parkinson bersifat individual dan simtomatik, obat-obatan yang biasa diberikan adalah untuk pengobatan penyakit atau menggantikan atau meniru dopamin yang akan memperbaiki tremor, rigiditas, dan slowness. Perawatan pada penderita penyakit parkinson bertujuan untuk memperlambat dan menghambat perkembangan dari penyakit itu. Perawatan ini dapat dilakukan dengan pemberian obat
7

dan terapi fisik seperti terapi berjalan, terapi suara/berbicara dan pasien diharapkan tetap melakukan kegiatan sehari-hari. 1. Terapi Obat-Obatan Beberapa obat yang diberikan pada penderita penyakit Parkinson (Muttaqin, 2008; Suzanne & Smaltzer, 2001; Brugham & JoAnn, 2000): a) Antikolinergik Benzotropine ( Cogentin), trihexyphenidyl ( Artane). Berguna untuk mengendalikan gejala dari penyakit parkinson. Untuk mengaluskan pergerakan, mengontrol tremor dan kekakuan.

b) Carbidopa/levodopa Merupakan preparat yang paling efektif untuk menghilangkan gejala. c) Derivat dopamin-agonis-ergot berguna jika ditambahkan kedalam levodopa untuk mempelancar fluktasi klinis. d) Obat-obat antihistamin untuk menghilangkan tremor. Preparat antivirus, Amantandin hidroklorida, digunakan untuk mengurangi kekakuan,tremor dan bradikinestesia. e) Inhibitor MAO untuk menghambat pemecahan dopamine f) Obat-obat antidepresan

Selain terapi obat yang diberikan, pemberian makanan harus benar-benar diperhatikan, karena kekakuan otot bisa menyebabkan penderita mengalami kesulitan untuk menelan sehingga bisa terjadi kekurangan gizi (malnutrisi) pada penderita. Makanan berserat akan membantu mengurangi ganguan pencernaan yang disebabkan kurangnya aktivitas, cairan dan beberapa obat.

2.

Terapi Fisik Sebagian terbesar penderita Parkinson akan merasa efek baik dari terapi fisik. Pasien akan termotifasi sehingga terapi ini bisa dilakukan di rumah, dengan diberikan petunjuk atau latihan contoh diklinik terapi fisik. Program terapi fisik pada penyakit Parkinson merupakan program jangka panjang dan jenis terapi disesuaikan dengan perkembangan atau perburukan penyakit, misalnya perubahan pada rigiditas, tremor dan hambatan lainnya. Latihan fisik yang teratur, termasuk yoga, taichi, ataupun tari dapat bermanfaat dalam menjaga dan meningkatkan mobilitas, fleksibilitas, 8

keseimbangan, dan range of motion. Latihan dasar selalu dianjurkan, seperti membawa tas, memakai dasi, mengunyah keras, dan memindahkan makanan di dalam mulut.

G.

Kemungkinan data fokus 1. Anamnesis Anamnesis pada Parkinson meliputi identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, pengkajian psikososial. a) Identitas klien Meliputi naman, umur (lebih sering pada kelompok usia lanjut, pada usia 50an dan 60-an), jenis kelamin (lebih banyak pada laki-laki), pendidikan, alamat, pekerjaaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register dan diagnosa medis. b) Keluhan utama Hal yang sering menjadi alas an klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah gangguan gerakan, kaku otot, tremor menyeluruh, kelemahan otot dan hilangnnya refleks postular c) Riwayat penyakit sekarang Pada anamnesis klien sering mengeluhkan adanya tremor, seringkali pada salah satu tangan dan lengan, kemudian ke bagian yang lain dan akhirnya bagian kepala, walaupun tremor ini tetap unilateral. Karakteristik tremor dapat berupa: lambat, gerakan membalik (pronasi-supinasi) pada lengan bawah dan telapak tangan, serta gerakan ibu jari terhadap jaro-jari lain seolah-olah memiutar pil di antara jari-jari. Keadaan ini meningkat jika klien sedang berkonsentrasi atau merasa cemas dan muncul pada saat klien istirahat. Keluhan lainnya pada penyakit meliputi adanya perubahan pada sensasi wajah, sikap tubuh dan gaya berjalan. Adanya keluhan rigiditas deserbrasi, berkeringat, kulit berminyak dan sering dermatis peboroik, sulit menelan, konstipasi, serta gangguan kandung kemih yang diperberat oleh obat-obatan anti kolinergik dan hipertfofi prostat. d) Riwayat penyakit dahulu Pengkajian yang perlu ditanyakan meliputi adanya riwayat hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, anemia, penggunaan obat-obat antikoagulan,

aspirin, vasodilator dan penggunaan obat-obat antikolinergik dalam waktu yang lama. e) Riwayat penyakit keluarga Walaupun penyakit Parkinson tidak ditemukan hubungan sebab genetic yang jelas tetapi pengkajian adanya anggota generasi terdahulu yang menderita hipertensi dan diabetes mellitus diperlukan untuk melihat adanya komplikasi penyakit lain yang dapat mempercepat progresifnya penyakit. f) Pengkajian psikososiospritual Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien untuk menilai respon emosi klien terhadap penyakita yang dideritanya dan perubahan peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya, baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat. Apakah ada dampak yang timbul pada klien yaitu seperti ketakutan akan kecacatan, rasa cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara optimal, dan pandangan terhadapa dirinya yang salah (gangguan citra tubuh). Adanya perubahan hubungan dan peran karna klien mengalami kesulitan untuk berkomunikasi akibat gangguan bicara. Pola persepsi dan konsep diri didapatkan klien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah, dan tidak kooperatif. Peubahan yang terpenting pada klien dengan penyakit Parkinson adalah tanda depresi. Manifestasi mental muncul dalam bentuk penurunan kognitif,

persepsi, dan penurunan memori (ingatan). Beberapa manifestasi psikiatrik (perubahan kepribadian, psikosis, demensia, konfusi akut) umumnya terjadi pada lansia.

2. Pemeriksaan fisik Klien dengan penyakit Parkinson umunya tidak mengalami penurunan kesadaran. Adanya perubahan tanda-tanda vital, meliputi bradikardia, hipotensi dan penurunan frekuensi pernafasan. a) B1 Breathing Gangguan fungsi pernafasan berkaitan dengan hipoventilasi, inaktivitas, aspirasi makanan atau saliva, dan berkurangnya fungsi pembersihan saluran nafas.

10

1) Inspeksi umum. Didapatkan klien batuk atau penurunan kemampuan untuk batuk efektif, peningkatan produksi sputum, sesak nafas dan penggunaan otot bantu nafas. 2) Palpasi. Taktil premitus seimbang kanan dan kiri. 3) Perkusi. Adanya suara resonal pada seluruh lapangan paru. 4) Auskultasi. Binyi nafas tambahan seperti nafas berbunyi, stridor, ronki pada klien dengan peningkatan produksi secret dan kemampuan batuk yang menurun yang sering didapatkan pada klien dengan inaktivitas. b) B2 (Blood) Hipotensi postural : berkaitan dengan efek samping pemberian obat dan juga gangguan pada pengaturan tekanan darah oleh system persarafan otonom. Rasa lelah berlebihan dan otot terasa nyeri : otot-otot lelah karena rigiditas. c) B3 (Brain) Inspeksi umum : didapatkan perubahan pada gaya berjalan, tremor secara umum pada seluruh otot, dan kaku pada seluruh gerakan.

Pengkajian tingkat kesadaran Tingkat kesadaran klien biasanya compos mentis dan juga bergantung pada aliran darah serebrial regional menurun yang mengakibatkan perubahan pada status kognitif klien.

Pengkajian fungsi serebral Status mental : biasanya status mental klien mengalami perubahan yang berhubungan dengan penurunan status kognitif, penurunan persepsi, dan penurunan memori, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Pemeriksaan saraf kranial Pengkajian saraf cranial meliputi pemeriksaan saraf cranial I-XII. 1) Saraf I. Pada cidera tulang belakang, biasanya klien tidak memiliki kelainan dan gangguan fungsi penciuman. 2) Saraf II. Tes ketajaman penglihayan mengalami perubahan, dimana sesuai tingkat usia yang tua biasanya klien dengan penyakit Parkinson mengalami penurunan ketajaman penglihatan.

11

3) Saraf III, IV dan VI.

Gangguan saraf okulomotorius : sewaktu

melakukan konfergensi penglihatan menjadi kabur karena tidak mampu mempertahankan kontraksi otot-otot bola mata. Gerakan

kedua bola untuk menetapkan mata pada sesuatu tidak selalu berjalan searah, melainkan bisa juga berjalan kearah berlawanan. Gerakan bola mata yang sinkron dengan arah yang berlawanan hanyalah gerakan kedua bola mata kearah nasal. Dalam gerakan itu, bola mata kini bergerak ke kanan dan bola mata kanan bergerak ke kiri. Gerakan kedua bola mata kea rah nasal dinamakan gerakan konvergen, yang terjadi karena kedua otot rektus medialis (interbus) berkontraksi. 4) Saraf V. Pada klien dengan penyakit Parkinson umumnya didapatkan perubahan pada otot wajah. Adanya keterbatan otot wajah maka

terlihat ekspresi wajah mengalami penurunan dimana saat bicara wajah seperti topeng (sering mengedipkan mata). 5) Saraf VII. Persepsi pengecapan dalam batas normal. 6) Saraf VIII. Adanya tuli konduktif dan tuli persepsi berhubungan dan penurunan aliran darah regional, adanya

proses senilis

ketidakseimbangan tubuh. 7) Saraf IX dan X. Didapatkan kesulitan dalam menelan makanan. 8) Saraf XII. Tidak ada atrofi otot strenokleidomastoideus dan trapezius. 9) Saraf XII. Lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada fasikulasi, indra pengecapan normal.

Penyajian sistem motorik 1) Inspeksi umum, ditemukan perubahan pada gaya berjalan, tremor secaraumum pada seluruh otot dan kaku pada seluruh gerakan. Klien seringmengalami rigiditas deserebrasi. 2) Tonus otot ditemukan meningkat. 3) Keseimbangan dan koordinasi, ditemukan mengalami gangguan karenaadanya kelemahan otot, kelelahan, perubahan pada gaya berjalan, tremor secara umum pada seluruh otot dan kaku pada seluruh gerakan.

12

Pengkajian refleks Terdapat kehilangan refleks postural, apabila klien mencoba untuk berdiri,klien akan berdiri dengan kepala cenderung kedepan dan berjalan dengan gaya berjalan seperti didorong. Kesulitan dalam berputar dan hilangnya keseimbangan(salah satunya kedepan atau kebelakang) dapat menimbulkan sering jatuh.

Pengkajian sistem sensorik Sesuai berlanjutnya usia Klien dengan penyakit Parkinson mengalami penurunan terhadap sensasi sensorik secara progresif. Penurunan sensorik yang adamerupakan hasil dari neuropati. d) B4 (Bladder) Penurunan refleks kandung kemih perifer dihubungkan dengan disfungsi kognitif dan persepsi klien secara umum. Klien mungkin mengalami inkontinensia urine,ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk menggunakan urinal karena kerusakan kontrol

motorik dan postural. Selama periodeini, dilakukan kateterisasi intermiten dengan teknik steril. e) B5 (Bowel) Pemenuhan nutrisi berkurang yang berhubungan dengan asupan nutrisi kurangkarena kelemahan fisik umum, kelelahan otot dan adanya tremor menyeluruh. Kliensering mengalami konstipasi karena penurunan aktivitas. f) B6 (Bone) Adanya kesulitan untuk beraktivitas karena kelemahan, kelelahan otot, tremor secaraumum pada seluruh otot dan kaku pada seluruh gerakan menyebabkan masalah pada pola aktivitas dan pemenuhan aktivitas sehari-hari.Adanya gangguan keseimbangan dan koordinasi dalam melakukan pergerakankarena perubahan pada gaya berjalan dan kaku pada seluruh gerakan

memberikanrisiko pada trauma fisik bila melakukan aktivitas.

13

H. Analisa Data Data Data subjektif: - Klien mengatakan berat badanya menurun - Klien mengatakan kesulitan Perubahan otot wajah dan sikap tubuh Etiologi Tremor ritmi bradikaresia Masalah Keperawatan Gangguan pemenuhan nutrisi

mengunyah dan menelan. Data objektif: - Auskultasi, bising usus tidak terdengar. - Penurunan berat badan dari yang sebelumnya. - Otot wajah tampak kaku. - Klien tampak pucat dan lemah. Gangguan pemenuhan nutrisi Kesulitan menelan

Data subjektif: - Klien mengatakan sulit untuk menggerakkan tubuhnya - Klien mengatakan merasa lemah Data objektif: - Kekuatan otot menurun, dinilai dengan 1 - Pemeriksaan kesadaran GCS

Gangguan N. VIII

Hambatan mobilitas fisik

Ragiditas deserebrasi

Perubahan gaya berjalan, kekakuan dalam beraktifitas.

Hambatan mobilitas fisik.

motorik, dinilai 2 - Klien terlihat pucat dan lemah - Tremor saat melakukan aktivitas Data subjektif: - Klien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas sendiri Ragiditas deserebrasi Perubahan gaya berjalan, kekakuan dalam beraktifitas. Gangguan N. VIII Defisit perawatan diri

(mandi, berdandan, berpakaian) Data objektif: - Terlihat tidak rapi

Kurang perawatan diri 14

Data subjektif: - Keluarga mengatakan adanya kesulitan dalam berbicara. Data objektif: - Kata-kata sulit dipahami - Pelo - Wajah kaku

Aliran darah serebral regional menurun

Kerusakan komunikasi verbal

Manifestasi psikiatrik

Perubahan kepribadian, psikosis, demensia, dan konfusi akut.

Kognitif menurun, persepsi menurun, akut menurun.

Kerusakan komunikasi verbal Data subjektif: - Klien labil - Klien mengatakan takut jika terjadi kecacatan - Klien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan Data objektif: - Klien tampak gelisah Kognitif menurun, persepsi menurun, akut menurun. Perubahan kepribadian, psikosis, demensia, dan konfusi akut. Manifestasi psikiatrik mengatakan emosinya Aliran darah serebral regional menurun Koping tidak efektif

Koping individu tidak efektif

15

I.

Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan tremor dan perlambatan dalam proses makan, serta kesulitan mengunyah dan menelan. 2. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kekakuan dan kelemahan otot. 3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan tremor dan gangguan motorik. 4. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan volume bicara, perlambatan bicara, dan ketidakmampuan menggerakan otot-otot wajah. 5. Koping individu inefektif yang berhubungan dengan depresi dan disfungsi karena perkembangan penyakit.

16

J. Rencana Asuhan Keperawatan No 1. Diagnosa keperawatan Gangguan nutrisi kebutuhan berhubungan Tujuan Intervensi 1. Kaji kemampuan makan klien tindakan Rasional 1. Mulut yang kering, penurunan refleks batuk dan perubahan otot wajah menyebabkan klien mengalami

pemenuhan Tujuan umum: kurang tubuh dari Setelah dilakukan

yang keperawatan diharapkan tidak dengan terjadi gangguan pemenuhan 2. Observasi atau timbang berat badan.

kesulitan mengunyah dan menelan 2. Kekurangan intake nutrisi menunjang terjadinya masalah penurunan berat badan.

tremor dan perlambatan kebutuhan nutrisi. dalam proses makan, serta kesulitan mengunyah dan Tujuan khusus: menelan. Dalam kebutuhan terpenuhi. waktu 3x24 jam klien

3. Kaji sistem gastrointestinal yang meliputi suara bising usus,

3. Fungsi sistem gstrointestinal sangat penting untuk memasukan makanan.

nutrisi

perubahan dalam lambung seperti mual dan muntah, perubahan

Kriteria hasil: Mengetahui tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh, tidak ada penurunan bobot tubuh, mampu manghabiskan porsi makan yang disediakan.

pergerakan usus. 4. Manajemen kemampuan menelan. 4. Meningkatkan kemampuan klien

dalam menelan membantu pemenuhan nutrisi klien secara oral selain itu memudahkan masuknya makanan dan mencegah kelelahan. 5. Monitor pemakaian alat bantu. 5. Penggunaan alat-alat khusus

membantu klien untuk makan. 14

6. Kolaborasi lakukan pemeriksaan laboratorium yang diindikasikan seperti: serum transferin, BUN/ kreasinin dan glukosa. 2. Gangguan mobilitas fisik Tujuan umum: yang berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji mobilitas yang ada dan observasi terhadap peningkatan kerusakan dan kaji teratur fungsi motorik. 2. Lakukan program latihan

6. Memberikan informasi yang tepat tentang keadaan nutrisi yang

dibutuhkan klien.

1. Mengetahui

tingkat

kemampuan

kliendalam melakukan aktivitas.

kekakuan dan kelemahan keperawatan diharapkan dapat otot. meminimalkan mobilitas fisik. gangguan

2. Meningkatkan

koordinasi

dan

meningkatkan kekuatan otot. Tujuan khusus: Setelah dilakukan tindakan 3. Lakukan latihan postural

ketangkasan,dan mencegah kontraktur bila otot tidak digunakan. 3. Latihan postural untuk melawan dan leher

keperawatan selama 2x24 jam klien mampu melaksanakan 4. Ajarkan teknik berjalan khusus.

kecenderungan

kepala

tertarik ke depan dan ke bawah. 4. Teknik berjalan khusus dapat juga dipelajari untuk mengimbangi gaya berjalan menyeret dan kecenderungan

aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya.

Kriteria hasil: Klien dapat ikut serta dalam program latihan, tidak terjadi kontraktur sendi, bertambahnya 5. Anjurkankan mandi hangat dan masase otot.

tubuh condong ke depan. 5. Mandi hangat dan masase membantu otot-otot rileks pada aktivitas pasif dan aktif serta mengurangi nyeri otot

15

kekuatan

otot

dan

klien

akibat spasme otot akibat spasme yang mengakibatkan kekakuan. 6. Bantu klien melakukan latihan ROM, perawatan diri sesuai 6. Untuk memelihara fleksibilitas otot.

menunjukan tindakan mobilitas.

toleransi. 7. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien. 7. Peningkatan mobilisasi kemampuan ekstremitas dalam dpat

ditingkatkan dengan latihan fisik dari tim fisioterapis. 3 Defisit perawatan diri Tujuan umum: dilakukan klien defisit tindakan tidak perawatan 2. Bantu klien bila klien tidak dapat memenuhi kebutuhan ADL secara mandiri Tujuan khusus: Setelah dilakukan intervensi 3. Ajarkan dan dukung klien selama beraktivitas 1. Kaji kemampuan klien dalam melakukan ADL 1. Kemampuan klien dalam melakukan ADL menunjukkan kemandirian klien dalam merawat diri 2. Klien mungkin berkeinginan merawat diri sendiri, namun ketidakmampuan menyebabkan klien mengalami defisit perawatan diri 3. Dukungan terhadap aktivitas klien, membantu perawatan diri 4. Modifikasi lingkungan Kriteria: klien mampu 4. Lingkungan klien membantu klien meningkatkan kemampuan merawat klien meningkatkan

berhubungan tremor motorik. dan

dengan Setelah

gangguan keperawatan mengalami diri.

selama 2x24 jam perawatan diri klien dapat terpenuhi.

16

menunjukan

kemampuan

diri dan mencegah cidera dalam beraktivitas merawat diri 5. Kolaborasi: kkonsulkan dokter untuk terapi aktivitas 5. Terapi okupasi dapat membantu klien melengkapi kebutuhan khusus. untuk 1. Gangguan bicara ada pada banyak klien yang mengalami penyakit parkinson. Bicara mereka yang lemah, monoton, halus menuntuk kesadaran berupaya untuk bicara dengan lambat, dengan penekanan perhatian pada apa yang pemenuhan kebutuhan

merawat diri sesuai kemampuan, menunjukkan terpenuhinya

kebutuhan merawat diri

4.

Kerusakan verbal

komunikasi Tujuan umum: berhubungan Setelah dilakuakan klien tindkan mampu

1. Kaji

kemapuan

klien

berkomunikasi.

dengan penurunan volume keperawatan,

bicara, pelambatan bicara, berkomunikasi dengan baik. ketidak mengerakan wajah. mampuan otot-otot Tujuan khusus: Setelah dilakukan tindakan 2. Menentukan cara-cara komunikasi, seperti mempertahankan kontak

mereka katakan. 2. Mempertahankan membuat klien kontak mata akan selama

keperawatan selama 2x24 jam, klien mampu membuat teknik/ metode komunikasi yang dapat dimengerti sesuai kebutuhan dan meningkatkan berkomunikasi. kemmpuan

interes

mata, pertanyaan dengan jawaban ya atau tidak, menggunakan kertas dan pensil/ bolpoin, gambar atau papan tulis, bahasa isyarat, perjelas dari arti komunikasi yang disampaikan.

komunikasi. Jika klien dapat mengerakan kepala, mengedipkan mata atau senang dengan isyarat-isyarat sederhana, lebih baik dengan menggunakan pertanyaan ya/ tidak. Kemampuan menulis kadangkadang melelahkan klien, selain itu dapat mengakibatkan frustasi dalam emenuhi

Kriteria: Klien dapat berkomunikasi

17

dengan sumber kemampuan yang ada.

kebutuhan komunikasi. Keluarga dapat bekerjasama untuk membantu memenuhi klien. 3. Pertimbangkan bentuk komunikasi bila terpasang intravenus kateter. 3. Kateter intravena yang terpasang

ditangan akan mengurangi kebebasan menulis/ memberi isyarat.

4. Letakkan bel/ lampu panggilan di tempat yang mudah dijangkau, dan memberikan penjelasan cara

4. Ketergantungan klien pada ventilator akan lebih baik dan rileks, perasaan aman, dan mengerti bahwa selama menggunakan ventilator, perawat akan memenuhi segala kebutuhannya.

menggunakannya. Jawab panggilan tersebut dengan segera. Penuhi

kebutuhan klien. Katakan pada klien bahwa perawat siap membantu jika dibutuhkan. 5. Buat catatan dikantor perawatan tentang keadaan klien yang tidak dapat bicara. 6. Buat rekaman pembicaraan klien. 5. Mengingatkan staf keperawatan untuk berespon dengan klien selama

memberikan keperawatan. 6. Rekaman pembicaraan klien dalam pita kasiet secara periodik, hal ini dibutuhkan dalam memantau perkembangan klien. Amplifier kecil mambantu bila klien

18

kesulita dalam mendengar. 7. Anjurkan keluarga/ orang lain yang dekt dengan klien untuk berbicara dengan klien, memberi informasi tentang keluarga dan keadaan yang sedang trjadi. 7. Keluarga dapat merasakan akrab dengan klien berada dekat dengan klien selama berbicara, dengan pengalaman ini dapat membantu/ nyata mempertahankan merasakan kontak kehadiran

seperti

anggota keluarga yang dapat megurangi perasaan kaku. 8. Kolaborasi dengan ahli wicara. 8. Ahli terapi wicara dalam latihan petugas bahasa dapat

membantu peningkatan membantu untuk

membentuk perckapan dan dalam metoda

kesehatan

emngembangkan

komunikasi untuk memenuhi kebutuhan klien. 5. Koping efektif dengan disfungsi individu tidak Tujuan umum: dilakukan tindakan 1. Kaji perubahan gangguan persepsi dan hubungandengajan derajat 1. Menentukan bantuan individual dalam menyusun rencana perawatan atau

berhubungan Selama depresi

dan keperawatan, koping individu karena menjadi efektif.

ketidakmampuan. 2. Dukung kemampuan koping klien.

pemilihan intervensi. 2. Kepatuhan terhadap program latihan dan berjalan membantu perlambat kemajuan penyakit. Dukungan dan sumber bantuan

perkembangan penyakit.

19

Tujuan khusus: Setelah dilakukan tindakan

dapat

diberikan

melalui

ketekunan

berdoa dan penekanan keluar terhadap aktivitas dengan mempertahankan

keperawatan selama 1x24 jam, koping individu menjadi efektif. 3. Catat Kriteria: mampu menyatakan sekarat ketika atau klien menyatakan dan

partisipasi aktif. 3. Mendukung penolakan terhadap bagian tubuh atau perasaan negatif terhadap gambaran tubuh dan kemampuan yang menunjukkan kebutuhan dan intervensi serta dukungan emosional. 4. Pernyataan penolakan kembali realitas pengakuan tubuh, fakta bahwa terhadap 4. Membantu klien untuk melihat bahwa perawat menerima kedua bagian sebagai bagian dari seluruh tubuh. Mengizinkan klien untuk merasakan adanya harapan dan mulai menerima situasi baru.

mengingkari

atau mengomunikasikan dengan orang terdekat tentang situasi dan perubahan yang sedang terjadi, mampu menyatakan

menyatakan inilah kematian.

penerimaan diri terhadap situasi, mengakui, danmenggabungkan

mengingatkan tentang dapat

kejadian masih

perubahan kedalam konsep diri dengan cara yang akurat tanpa harga diri yang negatif.

menggunakan sisi yang sakit dan belajar mengontrol sisi yang sehat. 5. Beri dukungan psikologis secara menyeluruh.

5. Klien penyakit Parkinson sering merasa malu, apatis, tidak adekuat, bosan, dan merasa sendiri. Perasaan ini dapat

disebabkan akibat keadaan fisik yang lambat dan upaya yang besar dibutuhkan terhadap tugas-tugas kecil. Klien dibantu

20

dan didukung untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (seperti meningkatnya mobilitas). Karena Parkinson mengarah akan menunjukkan menarik diri dan depresi, klien harus aktif berpartisipasi dalam program terapi yang mencakup program sosial dan rekreasi. 6. Bantu dan ajarkan perawatan yang baik dengan memperbaiki kebiasaan. 6. Membantu meningkatkan perasaan harga diri dan mengontrol lebih dari satu area kehidupan. 7. Buat rencana program aktivitas 7. Program aktivitas pada keseluruhan hari mencegah waktu tidur yang terlalu banyak yang dapat mengarah pada tidak adanya keinginan beraktivitas dan apatis. Setiap upaya dibuat untuk mendukung klien keluar dari tugas-tugas termasuk mereka koping setiap dengan hari yang

harian padakeseluruhan hari.

kebutuhan untuk

dan

membentuk klien mandiri. Apapun yang dilakukan sewaktu hanya mencapai untuk tujuan keamanan dengan

21

meningkatnya kemampuan koping. 8. Anjurkan orang terdekat untuk 8. Menghidupkan kemandirian perkembangan kembali dan harga perasaan membantu diri serta

mengizinkan

klien

melakukan

sebanyak mungkin hal untuk dirinya.

memengaruhi proses rehabilitasi. 9. Dukung perilaku atau usaha seperti peningkatan minat atau partisipasi dalam aktivitas rehabilitasi. 10. Monitor gangguan tidur, peningkatan kesulitan konsentrasi, letargi dan penolakan. 9. Klien dapat beradaptasi terhadap

perubahan dan pengertian tentang peran individu masa mendatang. 10. Dapat depresi. mengindikasikan Depresi terjadinya terjadi

umumnya

sebagai pengaruh dari stroke yang memerlukan intervensi dan evaluasi lebih lanjut.

11. Kolaborasi

rujuk

pada

ahli

11. Dapat memfasilitasi perubahan peran yang penting untuk perkembangan fisioterapi, dan

neuropsikologi dan konseling bila ada indikasi

perasaan. psikoterapi,

Kerjasam terapi

obat-obatan,

dukungan partisipasi kelompok dapat menolong mengurangi depresi yang juga sering muncul pada keadaan ini.

22

BAB III KESIMPULAN

Penyakit

Parkinson

merupakan

penyakit

kronis

yang

membutuhkan

penanganan

secaraholistik meliputi berbagai bidang. Pada saat ini tidak ada terapi untuk menyembuhkan penyakitini, tetapi pengobatan dan operasi dapat mengatasi gejala yang timbul . Obat-obatan yang ada sekarang hanya menekan gejala-gejala parkinson, sedangkan perjalanan penyakit itu belum bisadihentikan sampai saat ini. Sekali terkena parkinson, maka penyakit ini akan menemanisepanjang hidupnya.Tanpa perawatan, gangguan yang terjadi mengalami progress hingga terjadi totaldisabilitas, sering disertai dengan ketidakmampuan fungsi otak general, dan dapat menyebabkan kematian.Dengan perawatan, gangguan pada setiap pasien berbedaberbeda. Kebanyakan pasien berespon terhadap medikasi. Perluasan gejala berkurang, dan lamanya gejala terkontrol sangat bervariasi. Efek samping pengobatan terkadang dapat sangat parah.

23

DAFTAR PUSTAKA

Batticaca, Fransisca. B. (2008). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan System Persyarafan. Jakarta : SalembaMedika

Brougham, Diane C. & JoAnn, Hackley. C. (2000). Keperawata Medical Bedah : Buku saku untuk Bruner dan Suddarth. Jakarta : EGC

Muttaqin, Arief. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta : SalembaMedika

Muttaqin, Arief. (2008). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta : SalembaMedika

Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC

24

You might also like