You are on page 1of 2

Definisi Sistem saraf adalah suatu struktur yang terdiri dari komponen-komponen sel saraf (neuron).

Pada umumnya sistem saraf berfungsi untuk mengatur, misalnya kontraksi otot, perubahan alat-alat tubuh bagian dalam yang berlangsung dengan cepat, dengan kecepatan sekresi beberapa kelenjar endokrin. Sistem saraf pada manusia memiliki sifat mengatur yang sangat kompleks dan khusus (Artini, 2011). Sistem saraf manusia terbagi atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat (central nervous system) adalah bagian yang mengatur kerja saraf tepi yang terdapat di otak (brain), batang otak (brain stem), dan sumsum belakang (spinal cord). Sistem saraf tepi merupakan kumpulan saraf yang merupakan lanjutan dari otak dan spinal cord. Sel-sel saraf ini membawa impuls dari dan ke saraf pusat. Berdasarkan impuls saraf yang dibawa sistem saraf tepi dibagi menjadi sistem saraf aferen (membawa impuls ke saraf pusat) dan eferen (yang membawa impuls ke efektor). Sedangkan, berdasarkan asalnya sistem saraf tepi dibagi menjadi saraf sum-sum tulang belakang (spinal) dan saraf otak (cranial) (Artini, 2011). Sistem saraf tepi manusia terdiri dari sistem sadar atau somatik (somatic nervouss ystem) dan tidak sadar atau otonom (autonomic nervous system). Sistem saraf somatik meliputi semua unsur dan jaringan saraf yang dapat disadari, diatur, atau dirasakan oleh seseorang (Sloane, 1994). Sistem saraf otonom terbagi menjadi dua macam, yaitu saraf simpatik dan parasimpatik. Sistem saraf parasimpatik disebut dengan cholinergic karena diaktivasi oleh acetylcholin yang dihasilkan oleh post ganglion. Sedangkan sistem saraf simpatik disebut adrenergic karena umumnya post ganglion meleparkan norepineprin. Sistem saraf parasimpatik umumnya disebut sebagai housekeeping system yang menyebabkan organ (jantung, organ pencernaan) dalam dapat bekerja secara normal (homeostatis). Sistem saaraf simpatik bekerja dalam keadaan stres sehingga disebut dengan fight or flight system. Kondisi stres ini ditandai dengan peningkatan detak jantung, tekanan darah, dilatasi bronchioles pada paru dan lain sebagainya (Artini, 2011). Jadi, secara singkat, sistem saraf otonom mengatur aktivitas organ tubuh. Dalam menjalankan fungsinya sistem simpatis dan sistem parasimpatis bekerja saling mengimbangi. Sistem simpatis bersifat katabolik dan parasimpatis bersifat anabolik (Sloane, 1994).

Artini, N. P. J. 2011. Anatomi Sistem Saraf Manusia. Singaraja: Pendidikan Sains, Universitas Pendidikan Ganesha. Sloane, E. Alih bahasa : Widyastuti, P. 1994. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

You might also like