You are on page 1of 12

KONSEP DASAR MEDIS/KEPERAWATAN I. MEDIS A.

Defenisi Fraktur adalah suatu patahan tulang atau salah satu organ tubuh tertembus dan cenderung untuk mengalami kontaminasi dan infeksi. Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Smeltzer S.C & Bare B.G, 2001) atau setiap retak atau patah pada tulang yang utuh (Reeves C.J, Roux G & Lockhart R, 2001). B. Jenis fraktur 1. 2. 3. Complete fraktur (fraktur komplet), patah pada seluruh garis tengah tulang,luas dan melintang. Biasanya disertai dengan perpindahan posisi tulang. Closed frakture (simple fracture), tidak menyebabkan robeknya kulit, integritas kulit masih utuh. Open fracture (compound frakture / komplikata/ kompleks), merupakan fraktur dengan luka pada kulit (integritas kulit rusak dan ujung tulang menonjol sampai menembus kulit) atau membran mukosa sampai ke patahan tulang. Fraktur terbuka digradasi menjadi: o Grade I: luka bersih dengan panjang kurang dari 1 cm. o Grade II: luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif. o Grade III: sangat terkontaminasi, dan mengalami kerusakan jaringan lunak ekstensif. Greenstick, fraktur dimana salah satu sisi tulang patah sedang sisi lainnya membengkok. Transversal, fraktur sepanjang garis tengah tulang. Oblik, fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang. Spiral, fraktur memuntir seputar batang tulang. Komunitif, fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen. Depresi, fraktur dengan frakmen patahan terdorong ke dalam (sering terjadi pada tulang tengkorak dan wajah). Kompresi, fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang). Patologik, fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit (kista tulang, paget, metastasis tulang, tumor). Avulsi, tertariknya fragmen tulang oleh ligamen atau tendo pada prlekatannya. Epifisial, fraktur melalui epifisis. Impaksi, fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang lainnya. C. Klasifikasi Fraktur Fraktur terbuka: Kulit bagian luar rusak atau robek disebabkan oleh tulang yang yang merobek kulit atau pukulan langsung Fratur tertutup: kulit tidak rusak dan tidak ada luka yang terjadi disekitar fraktur B. Etiologi - Akibat pukulan luka (jatuh atau kecelakaan) - Keretakan phatologis atau osteoporosis - Akibat trauma - Dislocation (cerai sendi)

4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.

C. Patofisiologi

Patahan tulang Kelemahan otot Keretakan patologis jaringan Osteoporosis tulang Trauma Luka pada Ligament kontinuitas

D. Tanda dan Gejala 1. Rasa sakit karena spasme otot 2. Bengkak atau edema secara cepat akibat penimbunan cairan serous dari lokasi fraktur dan aliran darah masuk jaringan 3. Kehilangan fungsi /pergerakan 4. Gerakan yang tidak normal 5. Perubahan bentuk 6. Pendarahan E. Penatalaksanaan - Amati keadaan umum pasien - Atasi syok karena dapat berakibat fatal - Hilangkan nyeri dengan memberikan suntikan morfin dan analgetik - Beri minum air hangat dan selimuti untuk menghangatkan tubuh pasien. - Immobilisasi anggota gerak yang patah dengan bidai atau papan maupun tongkat kayu - Jika ada perdarahan maka tourniquet, setelah itu pasien diistrahatkan. Pengobatan pada trauma terbuka beberapa: 1. Pembalutan luka dengan segera 2. Pemasangan giff 3. Profilaksis antibiotik (pengobatan antibiotik untuk mencegah infeksi 4. Debridement luka untuk membersihkan kotoran, benda asing 5. Stabilitasi fraktur F. Pemeriksaan Dignostik Pemeriksaan rongent: menentukan lokasi /luasnya fraktur Scan tulang tomogram: memperlihatkan fraktur untuk mengidentifikasi jaringan lunak. Arteriogram dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai Hitunglah darah lengkap : HT mungkin meningkat Kreatinin: trauma otot meningkatkan beban kreatinin Profil koagulasi: perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah Komplikasi Fraktur a.Komplikasi awal - Syok

kerusakan

Sindrom emboli lemak Sindrom Kompartemen Nekrosis avaskulas Trombo emboli, ansatas

Komplikasi Lambat - Tidak ada penyatuan - Nekrosis avasculer - Reaksi terhadap alat fiksasi interna II. Keperawatan A. Pengkajian. Aktivitas/istrahat Tanda: Keterbatasan /kehilangan fungsi pada bagian yang terkena Sirkulasi Tanda: Kehilangan darah: pembengkakan jaringan atau masa hematoma pada sisi cedera. Neurosensori Tanda: Deformitas lokal: angulasi abnormal, pemendekan, rotasi, krepitasi, spasme otot, terlihat kelemahan. Nyeri/keamanan Tanda: Nyeri berat tiba-tiba pada saat cidera, spasme/spasme otot (setelah immobilisasi) Keamanan Tanda: Laserasi kulit, konfulsi jaringan, perdarahan, perubahan warna, pembengkakan lokal (dapat meningkat secara tiba-tiba) B. Diagnosa Keperawatan Dx.1: Gangguan rasa nyaman nyeri berdasarkan dengan spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema dan cedera jaringan pada jaringan lunak ditandai dengan adanya keluhan nyeri distraksi. Intervensi: - Pertahankan immobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring, pembebat traksi - Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terkena - Tinggikan penutup tempat tidur, pertahankan liner terbuka pada ibu jari kaki - Evaluasi keluhan nyeri/ketidaknyaman, perhatikan lokasi, karakteristik, termasuk intensitas (skala 0-10) perhatikan petunjuk nyeri non verbal. Dx 2: Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka nyeri/ketidaknyamanan ditandai dengan ketidaknyamanan untuk bergerak: keterbatasan rentang gerak, penurunan kekuatan otot. Tujuan: Mempertahankan posisi fungsional, meningkatkan mobilitas pada tingkat yang paling tinggi yang mungkin. Intervensi: - Kaji derajat immobilitas yang dihasilkan oleh cedera/pengobatan dan perhatikan persepsi pasien terhadap immobilitas. - Dorong partisipasi pada aktivitas teraupetik/rekreasi. Pertahankan rangsangan lingkungan, contoh radio, koran, tv, dan lain-lain. - Dorong penggunaan latihan isometric mulai dari tungkai yang tidak sakit - Berikan papan kaki bebat pergelangan, gulungan trokenter tangan yang sesuai. - Tempatkan dalam posisi terlentang secara periodik, bila mungkin, bila traksi digunakan untuk menstabilkan fraktur. Rasionalisasi :

Pasien mungkin dibatasi oleh pandangan diri tentang keterbatasan fisik aktual, memerlukan informasi untuk meningkatkan kesehatan. - Memberikan kesempatan untuk mengeluarkan energi, memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan rasa kontrol diri/harga diri dan membantu menurunkan isolasi sosial. - Kontraksi otot isotonik tanpa menekuk sendi atau menggerakkan tungkai dan membantu mempertahankan kekuatan dan massa otot. - Berguna dalam mempertahankan posisi fungsional ekstremitas tangan, kaki dan mencegah komplikasi. - Menurunkan resiko kontraktur reaksi panggul. DX 3. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan primer : kerusakan kulit, trauma jaringan. Tujuan : Mencapai penyembuhan luka sesuai dengan waktu, bebas drainase. Intervensi : - Kaji sisi penyakit/kulit perhatikan keluhan peningkatan rasa terbakar atau adanya edema. - Berikan perawatan penyakit dan latihan mencuci tangan. - Instruksikan pasien untuk tidk menyebutkan sisi insersi - Tutupi pada akhir gips peritoneal dengan plastik. - Observasi luka atau pembentukan krepitasi, perubahan warna, kulit kecoklatan, bau drainase yang tidak enak/asam. Rasionalilasi : - Dapat mengidentifikasi timbulnya infeksi lokal/nekrosis jaringan yang dapat menimbulkan osteomiolitis. - Dapat mencegah kontaminasi silang dan mencegah infeksi - Menimbulkan kesempatan untuk kontaminasi - Gips yang lembab dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri.

FORMAT PENGKAJIAN Nama : Heldi Nim : 051420006 Ruangan : Anggrek Tanggal masuk pasien : 11 Juni 2009 Tanggal pengkajian : 11 Juni 2009 I. Identitas data Nama : Tn. J Umur : 35 tahun Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Jln. Merdeka no. 23 Agama : Islam Penanggung jawab : Ny. F Informasi/somber data : Istri dan keluarga II. Keluhan utama : Nyeri pada bagian tangan sebelah kiri. III. Alasan masuk Rumah Sakit Klien masuk Ke RS karena nyeri yang dialami klien pada bagian tangan sebelah kiri yang disebabkan karena terjadinya kecelakaan sewaktu hendak berangkat mau pulang kerumah. Sehingga terjadi

kecelakaan dibagian tangan sebelah kiri klien, karena klien merasa kesakitan dan merasa lemas maka klien memutuskan untuk mendapatkan perawatan yang intensif di RS IV. Riwayat penyakit : Pada tanggal 11 Juni klien mengalami kecelakaan ketika klien mau pulang yang mengendarai Honda dengan saudaranya tiba-tiba ada Honda lain menabrak klien dari belakang, sehingga klien terjatuh kesebelah kiri sehingga tangani tidak dapat digerakkan dan klien pingsan. Penderita lansung dirawat di RS untuk mendapat pertolongan. V. Riwayat kesehatan masa lalu a. Saat kecil tidak ada/pernah mengalami suatu penyakit yang serius b. Pernah dirawat : Klien tidak pernah menderita suatu penyakit yang serius sehingga tidak pernah dirawat di RS. c. Pernah dioperasi : Klien tidak pernah menjalani operasi d. Obat-obatan yang digunakan bila sakit : Obat-obatan yang biasa digunakan klien seperti bodrex, antalgin, panadol. e. Riwayat alergi: Klien tidak mempunyai riwayat alergi terhadap obat-obatan, makanan, minuman dan terhadap cuaca. VI. Riwayat kesehatan keluarga Menurut klien keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit keturunan dan penyakit yang sama dengan klien.

Genogram:

Keterangan: : Laki-laki : Perempuan meninggal : Laki-laki : Perempuan : Klien : Tinggal serumah

-----------

VII. Riwayat psikososial spiritual a. Pola koping Sebelum : Baik karena tidak pernah menderita penyakit seperti ini Keadaan saat ini: Pola koping terganggu karena klien mengatakan aktifitas klien terbatas dan hanya berdoa pada Tuhan agar penyakitnya lekas sembuh. b. Pola stressor

Sebelum : Tidak ada factor stressor sebelum kejadian Keadaan saat ini : Saat ini klien merasa bosan di RS karena lamanya perawatan yang dialaminya. c. Konsep diri : Sebelum : Pasien dapat melakukan segala aktifitasnya tanpa bantuan orang lain Keadaan saat ini: Pasien menyadari bahwa dirinya sekarang amatlah lemah dan membutuhkan bantuan untuk beraktivitas. d. Pola komunikasi Sebelum; Pasien dapat berkomunikasi dengan baik Keadaan saat ini: Klien bisa diajak berkomunikasi e. Hubungan dengan anggota keluarga Sebelum: Baik, hubungan klien dengan anggota keluarga terjalin sangat harmonis. Keadaan saat ini: Baik, ditandai dengan suami dan anak-anak klien sering menjaga dan mengunjungi klien. f. Hubungan dengan masyarakat Sebelum: Baik, dimana klien sering mengikuti kegiatan dan perkumpulan masyarakat yang ada di lingkungan rumah klien. Keadaan saat ini: Baik, ditandai dengan tetangga klien banyak mengunjungi ke RS g. Aktivitas sosial Sebelum: Klien selalu beraktivitas dalam kegiatan perkumpulan sosialisasi dan lingkungan rumah klien ikut anggota STM Keadaan saat ini: Klien tidak dapat lagi mengikuti kegiatan karena penyakit yang di derita klien. h. Kegiatan keagamaan Sebelum: Klien adalah orang sangat rajin beribadah dan selalu mlakukan sholat 5 waktu Keadaan saat ini: Karena penyakit yang diderita klien maka klien tidak bisa melakukan sholat 5 waktu i. Harapan terhadap keadaan penyakitnya Sebelum: Merasa kwatir dan berharap penyakitnya akan sembuh Keadaan saat ini; Klien merasa yakin bahwa penyakitnya akan sembuh. VIII. Kebutuhan dasar a. Pola makan Sebelum: Pola makan klien 3x sehari dengan komposisi makan nasi 1 piring + ikan+ sayur + dan terkadang buah. Makanan kesukaan klien adalah mie goring, selera makan klien baik. Keadaan saat ini: Pola makan klien selama di RS kurang baik karena klien merasa kesakitan dengan penyakitnya sehingga nafsu makan berkuurang. b. Pola minum Sebelum: Pola minum, klien minum 7-8 gelas/hari Keadaan saat ini: Selama di RS klien mengkonsumsi air putih 6-7 gelas/hari. c. Pola eliminasi Sebelum: Frekuensi BAK klien 4-5 x sehari dengan jumlah 1000-1200 cc /hari, warna kuning jernih, bau khas amoniak dengan konsistensi lembek, warna kuning kecoklatan. d. Pola istrahat/tidur Sebelum: Tidur siang 2 jam /hari, tidur malam 7 jam /hari dan tidak pernah mengalami kesulitan tidur Keadaan saat ini: Klien tidur siang 3 jam /hari, tidur malam 5 jam/hari, klien tidak pernah mengalami kesulitan tidur. e. Aktivitas sehari-hari

Sebelum: Sebagai seorang ibu, klien bekerja sebagai seorang ibu rumah tangga Keadaan saat ini: Klien hanya bisa istrahat di tempat tidur karena kondisi badannya yang lemah dan paha sebelah kiri fraktur sehingga aktivitasnya masih dibantu oleh keluarga atau perawat. f. Personal hygiene Sebelum: Klien mandi 3 x/hari, gosok gigi, cuci rambut dan potong kuku 1x/minggu dan tidak ada hambatan untuk melaksanakan personal hygiene. Keadaan saat ini: Klien mandi 1x/hari, dibantu oleh perawat, cuci rambut dan gosok gigi 1x/hari. IX. Pemeriksaan fisik 1.a. Keadaan umum Vital sign - TD : 120/80 mmHg - Polls : 78 x/i - RR : 24 x/i - Temp : 37 C - TB : 165 cm - BB : 68 Kg - Berat ideal : 54 Kg 6 Kg - Sensori : compos mentis b. Kulit Kulit berwarna coklat, bersih tidak bersisik dan tidak dijumpai adanya kelainan pada kulit. c. Kepala Bentuk kepala bulat, kulit kepala tampak bersih, tidak dijumpai adanya luka ataupun benjolan pada kepala d. Rambut Rambut lurus berwarna hitam, tidak dijumpainya adanya ketombe. e. Mata Posisi bola mata simetris, sclera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemia, tajam penglihatan baik, dan tidak dijumpai adanya peradangan. g. Telinga Bentuk simetris, dapat mendengarkan gesekan rambut di daerah mastoid, tidak dijumpai adanya peradangan. h. Hidung Fungsi penciuman baik, dapat membedakan aroma bau-bauan, tidak dijumpai adanya perdarahan. Gigi Keadaan gigi bersih, jumlah gigi lengkap 32 buah, tidak ada caries dan tidak dijumpai alat Bantu seperti gigi palsu. j. Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada peningkatan tekanan vena jugularis. k. Dada Bentuk dada simetris, suara pernapasan vesikuler, tidak ada suara tambahan, tidak ada nyeri dada, tidak sesak napas, riwayat penyakit paru tidak ada. 2. Sistem pernapasan Klien tidak mengalami sesak napas, frekuensi pernapasan 24 x/I, ekspansi dada simetris, suara napas vesikuler, tidak ada batuk, tidak ditemukan adanya suara tambahan. 3. System kardiovaskuler TD: 120/80 mmHg, Nadi 78 x/i, suara jantung regular, tidak ada riwayat penyakit jantung i.

4. Sistem perncernaan Tidak dijumpai adanya mual dan muntah, nafsu makan menurun, bising usus ada dalam batas normal 5. Sistem perkemihan Tidak ditemukan adanya nyeri pada saat BAK, frkuensi BAK 2 x/hari, dengan jumlah 1000 cc/hari, berwarna kuning jernih 6. Sistem endokrin Klien tidak dijumpai adanya riwayat DM, klien mampu beradaptasi terhadap suasana dingin dan suasana panas. 7. Sistem muskuloskletal Adanya nyeri pada bagian lengan sebelah kiri dan terasa kebas dan tidak dapat digerakkan 8. Sistem reproduksi Kulit kelamin tampak bersih, tidak dijumpai adanya peradangan dan infeksi pada alat kelamin. 9. Sistem neurology Pasien dalam keadaan kesadaran compos mentis, tidak ditemukan kehilangan memori, klien masih mampu berorientasi dengan waktu, orang dan tempat, klien dapat merasakan suasana panas dan dingin. X. Pemeriksaan diagnostik/laboratorium Tanggal pemeriksaaan Jenis pemeriksaan Hasil 08Juni 2008 HT 35 % Leukosit 6,8.10/mm Trombosit 350.10/mm Photo roentgen (+) Hb 12 gr% XI. Penatalaksanaan Nama obat dosis Alovel 1x1 Methicopal 3x1 B6 3x1 FORMAT PENGKAJIAN Nama mahasiswa : Heldi Nim : 051420006 No Data 1. DS: Pasien mengalami nyeri pada tangan kiri DO: - Pasien tampak gelisah Ekspresi wajah meringis kesakitan - Adanya luka pada tangan kiri - Skala nyeri 5-6 DS: Pasien mengatakan badannya lemah 2. DO: Pasien tampak lemah karena pada tangan kiri terpasang pen. DS: Klien mengeluh nyeri DO: Klien tampak meringis kesakitan 3. Nama pasien : Tn. J Ruangan: Anggrek Penyebab Masalah Kerusakan pembuluh darah, Gangguan rasa nyaman jaringan otot dan syaraf pada nyeri tangan kiri

Kelemahan fisik

Intolensi aktifitas

Patah tulang terbuka pada tangan kiri

Resiko tinggi terjadinya infeksi

Masalah keperawatan sesuai dengan prioritas 1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kerusakan pembuluh darah, jaringan otot dan syaraf pada tangan kiri ditandai dengan pasien tampak gelisah, ekspresi wajah meringis kesakitan, adanya luka pada tangan sebelah kiri, skala nyeri 5-6. 2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan pasien istirahat total, tangan kiri terpasang pen. 3. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan tangan tulang terbuka pada tangan kiri ditandai dengan adanya luka didaerah tulang yang patah. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi 1. Gangguan Rasa nyeri Kaji tingkat rasa nyaman berkurang dan nyeri. nyeri rasa nyaman dapat terpenuhi. Jelaskan pada klien bahwa rasa sakit timbul dari luka yang dialaminya Atur posisi yang nyaman sesuai dengan keinginan pasien Lakukan perawatan luka dan tekhnik aseptik dan antiseptic Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat analgesic Kaji kebutuhan pasien

Rasionalisasi Untuk menentukan derajat nyeri Meningkatk an pengetahuan tentang proses terjadinya nyeri. Untuk mengurangi rasa nyeri

Kriteria hasil Nyeri berkurang tampak dari wajah klien tampak lebih rileks dan mengungkapka n rasa nyeri berkurang.

Untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka, untuk mempercepat penyembuhan. Dapat mengurangi rasa sakit dan nyeri Untuk mengetahui kebutuhan pasien yang sudah terpenuhi atau belum Agar pasien mempunyai semangat dalam memenuhi kebutuhannya tanpa dibantu oleh keluarga secara maksimal Mencegah trauma,

2. Intoleransi aktifitas. Kebutuhan aktifitas seharihari terpenuhi. -

Dorong pasien untuk melakukan aktifitas ringan yang dapat dilakukan sesuai dengan kemampuannya. Anjurkan keluarga untuk selalu dekat dengan pasien dan mengawasi keadaan pasien.

Pasien mengatakan dapat memenuhi kebutuhan secara mandiri.

Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan personal hygiene Beri diet tinggi protein, karbihidrat, vitamin dan mineral. - Ganti balutan dan luka perawatan dengan memeperhatikan tekhnik aseptic dan antiseptik Monitor vital sign

meringanka n beban pasien dalam memenuhi kebutuhannya Nutrisi diperlukan untuk mempercepat penyembuhan tulang Dengan merawat luka diharapkan infeksi tidak terjadi Maka dapat diketahui keadaan umum pasien Untuk mengetahui terjadinya infeksi Tindakan ini untuk mengetahui adanya robor, kolor, dolor, tumor dan fungsioksa pada luka Untuk mengetahui pengetahuan luka apakah sudah banyak kemajuan dalam penyembuhan Tindakan ini membantu mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam luka.

Infeksi terjadi 3. Resiko tinggi terjadi infeksi

tidak

Observasi luka terus menerus Pantau terhadap gejala dan tanda infeksi -

Pasien bebas dari tandatanda infeksi dan sembuh tanpa infeksi.

Lakukan langkah- langkah untuk mencegah infeksi -

Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat antibiotik

10

CATATAN PERKEMBANGAN No. Hari / No. Implementasi tanggal Dx 1. Senin I Mengkaji tingkat 09-06-09 kenyamanan os Memberi posisi yang nyaman Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy

Evaluasi S: Klien mengatakan nyeri pada paha kanan O: Klien tampak gelisah dan meringis kesakitan A: Masalah belum teratasi P: Rencana dilanjutkan I: Memberi posisi yang nyaman pada klien E: Masalah belum teratasi I: Rencana dilanjutkan S: Klien mengatakan badan terasa lemah O: Klien tampak lemas A: Masalah belum teratasi P: Rencana dilanjutkan I: Mendorong agar klien bergerak perlahan-lahan E: Masalah belum teratasi R: Rencana dilanjutkan S: Klien mengatakan nyeri O: Klien tampak gelisah dan meringis kesakitan A: Masalah belum teratasi P: Rencana dilanjutkan I: Membersihkan luka setiap hari dan mengganti perban E: Masalah belum teratasi R: Rencana dilanjutkan S: Klien mengatakan nyeri pada tangan kiri O: Klien tampak gelisah dan meringis kesakitan A: Masalah belum teratasi P: Rencana dilanjutkan I: Memberikan posisi yang nyaman pada klien

II

Mengkaji tingkat intoleransi aktivitas Memberikan dorongan agar klien bergerak secara perlahan-lahan - Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy - Mengkaji factor infeksi - Membersihkan luka setiap sore - Mengganti perban - Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi

III

2.

Selasa 10-06-09

Mengkaji tingkat kenyamanan klien : - Memberi posisi yang nyaman - Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi Mengkaji tingkat aktifitas intoleransi

11

- Memberikan dorongan agar klien bergerak secara perlahan-lahan - Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi II Mengkaji faktor infeksi - Membersihkan luka setiap sore Menggantikan perban - Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi Mengkaji tingkat kenyamanan klien III Memberi posisi yang nyaman Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi

E: Masalah sebagian teratasi R: Rencana dilanjutkan S: Klien mengatakan badannya terasa lemah O: Klien tampak lemah A: Masalah belum teratasi P: Rencana dilanjutkan I: Mendorong agar klien bergerak perlahan-lahan E: Masalah teratasi R: Rencana dilanjutkan S: Klien mengatakan nyeri pada luka O: Klien tampak meringis kesakitan A: Masalah belum teratasi P: Rencana dilanjutkan I: Membersihkan luka setiap hari dan mengganti perban E: masalah sebagian teratasi R: Rencana dilanjutkan S: Klien mengatakan nyeri pada tangan kiri berkurang O: Klien tidak gelisah dan tidak merasa kesakitan A: Masalah teratasi P: Rencana dihentikan I: Mendorong agar klien bergerak perlahan-lahan E: Masalah teratasi R: Rencana dihentikan S: Klien mengatakan nyeri pada luka berkurang O: Klien merasa tidak kesakitan A: masalah sebagian teratasi P: Rencana dihentikan I: Memberikan posisi yang nyaman pada klien E: Masalah sebagian teratasi R: Rencana dihentikan

3.

Rabu 11-06-09

I Mengkaji faktor infeksi Membersihkan luka setiap sore - Mengganti perban - Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi

II

12

You might also like