You are on page 1of 20

Asuhan keperawatan pada sistem perkemihan dengan gangguan Pyelonefritis

By kelompook 9

Definisi
Pielonefritis adalah infeksi bakteri pada piala (pielum) ginjal, tubulus, dan jaringan interstisil dari salah satu atau kedua ginjal.(muttaqin, 2011)

Bakteri meliputi eschercia coli,proteus, dan steplococus aureus. 2. Infeksi saluran kemih terutama pada saat berkemih akibat batu saluran kemih, refluk vesiko ureter dan penurunan imunitas pada proses penuaan, serta peningkatan kadar glukosa dalam urin pada pasien diabetes miletus di mana akan menyebabkan pertumbuhan bakteri lebih besar.
1.

Etiologi

1. 2.

Adanya keletihan. Sakit kepala, nafsu makan rendah dan berat badan menurun. Adanya poliuria, haus yang berlebihan, azotemia, anemia, asidosis, proteinuria, pyuria, dan kepekatan urin menurun. Kesehatan pasien semakin menurun, pada akhirnya pasien mengalami gagal ginjal. Ketidaknormalan kalik dan adanya luka pada daerah korteks. Ginjal mengecil dan kemampuan nefron menurun dikarenakan luka pada jaringan. Tiba-tiba ketika ditemukan adanya hypertensi

3.

4. 5. 6. 7.

Manifestasi klinis

Invasi bakteri seperti eschercia ecolli menyebabkan infeksi pada parenkim ginjal. Bakteri ini bersifat uropatogenik menempel pada sel efitel, dan mampu bertahan dari pembersihan aliran urine. Invasi bakteri ini melekat pada epitel dan memicu respons peradangan pad atubolointrstisial Bila pertahanan host terganggu sehingga meningkatkankemungkinan infeksi. Beberapa faktor yang berperan untuk meningkatkan kondisi infeksi, meliputi :

Obstruksi saluran kemih Refluks vesicoureteral Pengosongan kandung kemih tidak lengkap Penggunaan obat spermisida Diabetes melitus Atrofi mukosa vagina prostatitis Agen organismeyang mampu menguraikan urea sehingga terjadi perubahan pH secara signifikan misalnya (proteus, E. Coli, Klebsiela, Pseudimonas, sthapilococcus), dan kehamilan.

Patofisiologi

J:\print\phatway.docx

Phatway

1.
2. 3.

4.
5.

Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan

urine bakteriologi radiologi ultrasonografi Kultur urine

Pemeriksaan penunjang

1.

2.

3.

Nekrosis papila ginjal. Sebagai hasil dari proses radang, pasokan darah pada area medula akan terganggu dan akan diikuti nekrosis papila guinjal, terutama pada penderita diabetes melitus atau pada tempat terjadinya obstruksi. Fionefrosis. Terjadi apabila ditemukan obstruksi total pada ureter yang dekat sekali dengan ginjal. Cairan yang terlindung dalam pelvis dan sistem kaliks mengalami supurasi, sehingga ginjal mengalami peregangan akibat adanya pus. Abses perinefrik. Pada waktu infeksi mencapai kapsula ginjal, dan meluas ke dalam jaringan perirenal, terjadi abses perinefrik.

Komplikasi

Pengkajian a. Data biografi 1. Identitas pasien:lebih sering di temukan pada wanita dewasa di banding dengan pria, dan faktor pencetus adalah pekerjaan yang berat dan wanita hamil. 2. Identitas penanggungjawab

Konsep asuhan keperawatan

Riwayat Keluhan

kesehatan utama : nyeri punggung dibawah dan disuria. Riwayat penyakit sekarang: masuknya bakteri ke kandung kemih sehingga menyebabkan infeksi. Riwayat penyakit dahulu: mungkin pasien pernah mengalami penyakit seperti ini sebelunnya. Riwayat penyakit keluarga: ISK bukanlah penyakit keturunan.

Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan: kurangnya pengetahuan pasien tentang pencegahan. Pola istirahat dan tidur: istirahat dan tidur pasien mengalami gangguan karena gelisah dan nyeri. Pola eliminasi: pasien cenderung mengalami disuria dan sering kencing. Pola aktivitas: aktivitas pasien mengalami gangguan karena rasa nyeri yang kadang datang. Pola nutrisi dan metabolisme: anoreksia, mual, muntah Pola aktivitas dan latihan: mudah lelah, malaise

TD: normal / meningkat Nadi: normal/ meningkat Respirasi: normal/ meningkat Temperatur: normal/ meningkat Insfeksi :Tidak ada pembesaran

1.

Tanda-tanda vital

pada supra pubi, tidak ada kelainan pada genetalia eksterna. Didapatkan hanya hematuria, piuria, dan urgensi. Palpasi Sering didapatkan distensi kandung kemih. Perkusi perkusi pada sudut kostoverterba memberika stimulus nyeri lokal disertai suatu perjalanan nyeri kepinggang dan perut Auskultasi Tidak ditemukan adanya bruit ginjal

Pemeriksaan fisik

1.

2.

3.

4.

Nyeri dan ketidaknyamanan berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan struktur urinasius lain. Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan respons inflamasi saluran kemih, iritasi salutran kemih. Hipertermi berhubungan dengan respons sistemik sekunder dari infeksi pada fileum dan parenkim ginjal. Resiko kekambuhan infeksi saluran kemih berhubungan dengan tidak terpajannya pemenuhan informasi, misniterpasi, kesalahan sumber informasi, rencana perwatan rumah.

Diagnosa

Dx 1 Tujuan :nyeri berkurang/hilang atau teradaptasi Kriteri hasil: 1. Secara subjektif melaporjan nyeri berkurang atau dapat di adaptasi, dengan skala nyeri 0-1. 2. Dapatmengidentifikasi aktivitas yang menurunkan nyeri. 3. Klien tidak gelisah

Intervensi

Intervensi 1. Jelaskan dan bantu klien dengan tindakan pereda nyeri non farmakologi dan non invasif. r/: pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan non farmakologi lainnya menunjukan keefektifan dalam mengurangi nyeri.

2. lakukan Atur posisi

manajmen nyeri keperawatan: fisilogis r/ posisi fisiologis akan meningkatkanasupan oksigen ke jaringan yang mengalami iskemia skunder dari inflamasi . istirahat kan klien r/ istirahat akan menurunkan kenbutuhan oksigen jaringan perifer sehingga akan meningkatkan suplai darah ke jaringan. Ajarkan teknik relaksasi pernapasan dalam dan teknik distraksi pada saat nyeri. r/ meningkat kan supan oksigen dapt menurunkan nyeri dan teknik distraksi dapat menurunkan stimulus internal dengan mekanisme peningkatan produksi endofrin dan enkefalin yang dapat memblok reseptor nyeri untuk tidak di kirimkan ke korteks serebri sehnigga menurunkan persepsi nyeri.

3. tingkatkan pengetahuan tentang sebab- sebab nyeri dan menghubungkan berapa lama nyeri akan berlangsung. r/ pengetahuan yang di dapat akan membantu mengurangi nyerinya dan dapat membantu mengembangkan kepauhan klien terhadap rencana trapiutik. 4. Observasi tingkat nyeri dan respon motorik klien 30 menit setelah pembetrian obat analgetik u/ menkaji efektivitasnya serta setiap 1-2jam setelah tindakan perawatan selama 1-2 hari. r/ pengkajian yang optimal akan mendapatkan data yang objektiv untuk mencegah kemungkinan komplikasi dan melakukan intervensi yang tepat.

5. Kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik r/ analgetik akan memblok lintasan nyeri sehingga nyeri akan berkurang.

Gangguan pemenuhan eliminasi urine teratasi. Penurunan skala nyeri. Suhu tubuh dalam rentang normal Terpenuhi asupan nutrisi harian tubuh Penurunan tingkat kecemasan

Evaluasi

You might also like