You are on page 1of 1

Create Ourselves Business

Semakin kompleks suatu masalah kadang kita cenderung untuk menghindari atau dengan kata lain menghindarinya. Pernahkah kita merasa seperti itu? Sebagian besar orang pasti pernah merasakannya, tidak terkecuali para pedagang sukses yang kita ketahui. Ya, sebut saja lagi-lagi Robert T.Kiyosaki, Warren Buffet tak kalah terkenal. Para pedagang dari bumi pertiwi macam Aburizal Bakrie ,Tung Desem Waringin, dan masih banyak lagi anak bangsa yang berjuang menjadi pedagang yang sesungguhnya. Kenapa rasa takut itu ada? Padahal suatu hal yang komleks merupakan buah hibridisasi dari suatu kesederhanaan hal kecil. Itulah fitrah manusia dan bukti kedilan Allah Swt.. Kita diciptakan dengan berbagai sifat negatif dengan tujuan agar bisa mengambil pelajaran dan bisa belajar mensyukuri apa yang telah kita terima. Bisakah kita seperti mereka? Jawabannya pasti bisa. Ingat kawan, pasti bisa. Ingat saja di dunia ini yang bisa bermain bola bukan hanya David Bechkam tapi orang pedalaman Afrika, sampai orang pesisir kota seperti Bandung ini pun bisa bermain bola. Kuncinya hanya tiga. Belajar, berkarya, dan bekerja keras sesuai mental para pedagang. Dilandasi dengan rasa percaya diri yang cukup dicampur semangat pantang menyerah dan mengerjakan hidup dengan semangat 3B diatas pasti akan membuat diri kita sukses. Apakah teman-teman ada yang sudah bercita-cita ingin mempunyai suatu perusahaan kelak, atau toko buku. Cita-cita atau impian bagai garis finish suatu lari marathon yang ingin kita capai. Butuh waktu, tenaga, dan pengorbanan. Tapi jangan takut. Mulailah dari sekarang dengan usahausaha kecil yang merupakan first step from a thousand steps. Jika merasa berat, share saja dengan orang lain. Tidak ada hukum yang melarang kita mewujudkan impian bersama-sama. Beranilah membuat sistem bisnis sendiri yang bisa kita kontrol sendiri. Nikmatilah proses berbisnis yang akan membuat kita tersenyum atau malah marah sekalipun, tak masalah. Nikmati saja dan ambil pelajarannya. Mulailah ambil kertas. Lakukan brainstorm dan buat business plan kita sendiri. Tuangkan semua ide. Perkirakan kemampuan kita dengan bisnis yang ingin kita jalani. Jangan takut ide bernis pasti akan beranak pinak jika kita fokus. Dari mulai ingin menjual buku, kita bisa membuka jasa penyampulan buku, atau malah membuat buku sendiri. Pertimbangkan apakah bisnis yang kita jalani itu beresiko. Terdapat perbedaan antara beresiko dan resiko. Bereiko patut kita hindari, tapi jika itu punya resiko kita harus hadapi itu. Beresiko berarti bertindak tanpa berpikir,cermat, dan kritis. Sedangkan resiko adalah kemungkinan buruk yang kita ketahui tentang suatu bisnis yang dengan mengetahuinya kita akan bisa bersiap untuk menghadapi resiko itu. Contoh: memberi diskon pada pelanggan 30% sedang sebelumnya harga dinaikkan 30%. Yang kita anggap untung padahal beresiko rugi, membuat deal dengan pihak lain yang dalam sekejap menguntungkan padahal justru memperlambat pertumbuhan bisnis kita. Beda dengan kita terjun menjual makanan kita mengetahui ada resiko merugi tapi kita punya strategi untuk menghindarinya dengan melakukan pendekataan personal dengan para pelanggan. Itulah bedanya. Resiko harus dihadapi. Terakhir jadikan teman sebagai partner dan guru anda. Belajarlah dengan yang lebih berpengalaman. Bagi yang telah berpengalaman, munculnya pesaing baru merupakan cambuk untuk terus belajar. Ayo kawan mulailah buat sistem bisnismu sendiri! Kembangkan! Dan sadar atau tidak, akan ada perubahan besar di dalam diri teman-teman. M.F.H

You might also like