You are on page 1of 4

ASUHAN KEPERAWATAN PADA URETHRITIS A.

TINJAUAN FISIOLOGI Urin setelah diproduksi oleh nefron ginjal kemudian dialirkan melalui urethra ke kandung kemih. Setelah dari kandung kemih urin dikeluarkan melalui urethra ke luar tubuh. Uretra pada laki-laki berbeda dengan perempuan. Uretra pada laki-laki: Uretra pada laki-laki panjangnya kurang lebih 20 cm dan memanjang dari kandung kemih ke ujung penis. Uretra pada lakilaki ada 3 bagian yaitu : 1. Uretra prostatika Uretra prostatika panjangnya kurang lebih 3 cm, terletak transversal, menerima 2 buah duktus ejakulatorius dan beberapa duktus kecil dari kelenjar prostat. 2. Urethra Membranosa Mempunyai panjang sekitar 2 cm, terletak arah tranversal sengan diafragma urogenital, lapisan fibrosa tepat dibawah prostat, ditutup oleh spinkter dari serat-serat otot. Disebut membranosa karena terdapat membran yang tipis. 3. Uretra Spongiosa Panjangnya kira-kira 15 cm, menjalar melalui korpus spongiosum dari penis sampai ke ujungnya. Urin didorong sepanjang uretra oleh kontraksi dari kandung kemih masuk kedalam urethra dan dikeluarkan oleh kontraksi spinkter yang mengintari urethra membranosa. Urethra pada Wanita Urethra pada wanita panjangnya kurang lebih 3 cm dan memanjang dari kandung kemih ke arah ostium urethra. Urethra ini menjalar tepat disebelah depan vagina. B. PENGERTIAN Urethriris adalah peradangan yang terjadi pada urethra. Urethritis ini ada 2 macam, yaitu : 1. Urethritis gonoreal Urethritis gonoreal merupakan urethritis yang disebabkan oleh Neisseria gonorhoeae dan ditularkan melalui hubungan seksual. 2. Urethritis nongonoreal Yaitu urethritis yang tidak berhubungan dengan Neisseria gonorhoeae, biasanya disebabkan oleh Klamidia trakomatik atau ureaplasma urelytikum.

C. ETIOLOGI Urethritis disebabkan oleh : 1. Neisseria gonorrhoeae Kuman ini ditularkan melalui hubungan seksual. 2. Klamidia

Materi KMB III/AKPER KUSUMA HUSADA/ Sumarni S.Kep,Ns/2007

3. Urethritis juga dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti stenosis distal uretra atau diuresis kurang. D. PATOFISIOLOGI Bakteri masuk ke dalam urethra dan berkembang disana. Hal tersebut mengakibatkan peradangan pada saluran urethra. Peradangan ini mengakibatkan rabas pada saluran kemih disertai purulen. Peradangan ini juga mengakibatkan piuria atau nyeri saat berkemih. Adanya peradangan ini juga mengakibatkan aliran urin sulit keluar sehingga memperberat nyeri. Urethritis pada laki-laki dapat mengenai jaringan di sekitarnya seperti periurethritis, prostatitis, epididimitis, dan striktur uretra. E. PATHWAYS
Neisseria gonorrhoeae Diuresis kurang Masuk lwt orifisium urethra eksterna Urethra Klamidia

Bakteri sulit keluar

Stenosis urettra distal

Bakteri berkembang Menekan saraf Peradangan pada urethra Leukosit meningkat Fagositosis, pengeluaran enzim lisosom

Menyebar ke Jaringan sekitar Periurethritis, Epidedimistis, prostatitis

Nyeri

Urin sulit keluar Disuria

Nekrosis jaringan

Piuria Striktur urethra Pembentukan jaringan parut

F. TANDA & GEJALA 1. Rabas Urethra Keluarnya cairan purulen dari orifisium uretra. 2. Disuria Rasa nyeri saat berkemih 3. Piuria Terdapatnya nanah dalam urin sebagai akibat dari bakteri yang mati bercampur dengan sel darah putih. 4. Rasa terbakar ketika urinasi/berkemih Terkadang ada beberapa pasien yang tidak merasakan gejala (asimtomatik).

Materi KMB III/AKPER KUSUMA HUSADA/ Sumarni S.Kep,Ns/2007

G. KOMPLIKASI 1. Penyebaran infeksi ke jaringan sekitar urethra Pada laki-laki urethritis dapat mengakibatkan penyebaran infeksi ke jaringan sekitar sehingga mengakibatkan periurethritis, prostatitis, epidedimitis. 2. Striktur uretra Striktur uretra terjadi karena kekakuan urethra akibat timbulnya jaringan parut dari proses peradangan. 3. Sterilitas Sterilitas dapat terjadi terutama pada laki-laki akibat obstruksi vasoepidedimial. H. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Urinalisis Pada pemeriksaan urin kemungkinan akan ditemukan piuria, terdapatnya bakteri dalam urin. 2. Kultur Urin Kultur urin dilakukan untuk mengetahui jenis bakteri yang menyebabkan urethritis. I. PENATALAKSANAAN 1. Farmakologi Pemberian antimikrobial untuk melawan kuman. Antimikrobial yang biasa diberikan adalah tetrasikin atau doksisiklin. Pada pasien yang tidak berespon atau alergi terhadap tetrasiklin, eritromisin mungkin dapat digunakan sebagai pengganti. 2. Pemeriksaan terhadap pasangan Pemeriksaan pasangan dilakukan untuk mengetahui adanya penyakit menular atau tidak.

J. ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian a. Kaji keluhan klien Klien kemungkinan akan mengeluh nyeri seperti rasa terbakar saat berkemih, keluar nanah atau cairan purulen dari saluran kencingnya. b. Pemeriksaan Fisik Terdapatnya nanah dari saluran kencing atau ujung penis (pada laki-laki). c. Pemeriksaan Penunjang Piuria, terdapat nanah pada urin, peningkatan SDP, terdapat bakteri dalam urin, ditemukan bakteri pada kultur urin. d. Riwayat Kesehatan Riwayat penyakit menular seksual, kebersihan saat melakukan hubungan seksual, riwayat berganti-ganti pasangan, kebersihan perineal hygiene. 2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

Materi KMB III/AKPER KUSUMA HUSADA/ Sumarni S.Kep,Ns/2007

a. Nyeri akut b.d proses inflamasi pada traktus urinarius. b. Cemas b.d kemungkinan berlanjutnya penyakit. 3. Intervensi keperawatan Ad. 1. Nyeri - Kaji kualitas dan kuantitas nyeri, perhatiakan respon klien terhadap nyeri - Diskusikan dengan klien metode yang biasa digunakan klien jika mengalami nyeri. - Berikan tindakan kenyamanan, misalnya dengan masase atau pijat ringan. - Anjurkan napas dalam dan relaksasi - Kolaborasi pemberian antimicrobial. - Kolaborasi pemberian analgesik jika diperlukan Ad. 2. Cemas b.d Kemungkinan berlanjutnya penyakit. Berikan pengertian dan support pada klien dan keluarga Anjurkan klien untuk mendiskusikan kecemasannya. Anjurkan klien untuk memeriksakan diri dan pasangannya untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit menular seksual. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan perineal sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual. Anjurkan klien untuk setia pada pasangannya. Jelaskan pentingnya pengobatan secara rutin dan berkelanjutan bagi kesembuhan klien. Anjurkan klien untuk melakukan test lab secara rutin.

Materi KMB III/AKPER KUSUMA HUSADA/ Sumarni S.Kep,Ns/2007

You might also like