You are on page 1of 1

ABSTRAK

Windy Sulung Putra Wibowo, 05 193 016, Jurusan Ilmu Politik, Fisip, Universitas Andalas dengan judul skripsi: PERAN BADAN KEHORMATAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PADANG DALAM MENEGAKKAN KODE ETIK. Pembimbing I: Dr. Sri Zulchairiyah, MA dan, Pembimbing II: Indah Adi Putri, S.IP, M.Si. Skripsi ini terdiri dari 89 halaman dengan 23 referensi buku, 3 Skripsi dan peraturan-peraturan lainnya. Penelitian ini mendeskripsikan tentang Peran Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Padang Dalam Menegakkan Kode Etik. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh peran Badan Kehormatan DPRD Kota Padang dalam menegakkan dan menyelesaikan kasus pelanggaran kode etik yang telah dituangkan dalam Peraturan DPRD Kota Padang No. 01 tahun 2010 tentang Tata Tertib DPRD Kota Padang dan Peraturan DPRD Kota Padang No. 189.13/ DPRD-PDG/ 2008 tentang Tata Kerja dan Beracara Badan Kehormatan DPRD Kota Padang. Dalam Penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi. Sementara teknik keabsahan data yang digunakan peneliti yaitu triangulasi sumber. Pemilihan Informan dilakukan dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini mengacu pada teori struktural fungsional yang disampaikan Almond. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Badan Kehormatan merupakan salah satu alat kelengkapan tetap DPR maupun DPRD. Badan Kehormatan bertugas mengawasi anggota DPRD dan memiliki wewenang memberikan sanksi kepada anggota DPRD yang telah melanggar kode etik dan tata tertib DPRD. Hal ini dilakukan agar lembaga DPRD tetap patut dan layak sebagai lembaga yang mewakili rakyat didaerah. Badan Kehormatan DPRD Kota Padang saat ini belum dapat bertugas sesuai fungsinya dengan baik, karena keputusan sanksi Badan Kehormatan DPRD Kota Padang belum bersifat akhir sebelum dibawa kedalam rapat sidang paripurna untuk disetujui. Di dalam rapat sidang paripurna sering terjadi lobi-lobi politik untuk melemahkan sanksi yang telah dikeluarkan Badan kehormatan DPRD Kota Padang sehingga sampai saat ini penyelesaian kasus pelanggaran kode etik oleh anggota DPRD Kota Padang masih belum jelas. Seperti pada penyelesaian kasus penandatanganan sepihak dana bantuan gempa Masrul Rajo Intan yang rekomendasi sanksinya tidak mencapai kuorum pada sidang paripurna dan kasus Maidestal Hari Mahesa yang telah merusak aset gedung DPRD Kota Padang karena tidak setuju dengan tindakan Sekretaris DPRD. Kata Kunci: Fungsional Struktural, Badan Kehormatan DPRD Kota Padang, Kode Etik
i

You might also like